• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMLAH PENGEMUDI ANAK DI BAWAH UMUR YANG DITILANG OLEH POLISI SATUAN LALU LINTAS KOTA SALATIGA TAHUN 2013.

II. Tindakan Polisi Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Oleh Anak Di bawah Umur Sebagai Pengendara Kendaraan

Bermotor

Penanggulangan terhadap pelanggaran lalu lintas secara umum dilakukan dengan upaya preventif dan represif oleh aparat penegak hukum yaitu polisi serta dengan dukungan swakarsa masyarakat yang mengusahakan untuk memperkecil frekuensi terjadinya tindak pidana pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak di bawah umur. Polisi adalah hukum yang hidup, melalui polisi janji-janji dan tujuan-tujuan hukum untuk mengamankan serta melindungi masyarakat menjadi kenyataan.36 Dari hasil wawancara penulis dengan anak di bawah umur sebagai pengendara kendaraan bermotor terdapat faktor ketidakjeraan yang paling tinggi jumlah persentasenya, artinya anak terus menrus melakukan pelanggaran dikarenakan mereka menganggap bahwa sanksi yang diberikan oleh kepolisian membuat mereka merasa tidak jera. Oleh kerena itulah polisi harus mengambil suatu tindakan terhadap anak yang melakukan pelanggaran lalu lintas.

Polisi dalam menjalankan tugasnya sering menghadapi dilema yaitu mencari titik-titik pilihan antara hukum dan ketertiban. Pada saat-saat tersebut polisi harus menentukan pilihan dan dihadapkan dengan masalah diskresi. Diskresi sesungguhnya merupakan kelengkapan dari sistem pengaturan oleh

36

Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum, Penerbit Genta Publishing, Yogyakarta, 2009, h.113.

hukum itu sendiri. Sesungguhnya tindakan diskresi yang diambil oleh kepolisian lalu lintas kota salatiga merupakan bagian dari prinsip moral dan prinsip kelembagaan yaitu : (1) konsepsi moral akan memberikan kelonggaran kepada seseorang, sekalipun sudah melakukan kejahatan dan (2) tujuan institusional dari polisi akan lebih terjamin, apabila hukum tidak dijalankan dengan kaku sehingga menimbulkan rasa tidak suka dikalangan warga negara biasa yang patuh pada hukum.37 Artinya diskresi ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada anak dibawah umur yang telah melakukan pelanggaran lalu lintas untuk memperbaikinya sehingga tidak melakukan kembali pelanggaran-pelangaran tersebut, serta pada dasarnya Polri bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terperliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masayarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.38 Hal tersebut juga merupakan tugas pokok dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kinerja polisi lalu lintas di kota Salatiga sudah cukup maksimal khususnya dalam penegakan hukum dalam bidang lalu lintas namun polisi harus lebih bekerja keras lagi dalam mewujudkan ketertiban masayarakat dalam berlalu lintas khususnya bagi pengendara di bawah umur, sehingga apa yang menjadi tugas pokok kepolisian dapat terwujudkan didalam masyarakat.

37

Ibid, h. 132 38

Pasal 4 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Setiap penjabat kepolisian memiliki kewenangan untuk bertindak demi kepentingan umum berdasarkan penilaian sendiri yang dapat dipertanggungjawabkan. Didalam peraturan Undang-Undang No.2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia termuat didalam Pasal 18 yang

menyebutkan bahwa “untuk kepentingan umum pejabat Kepolisian Negara

Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak

menurut penilaiannya sendiri”. Namun tindakan diskresi ini tetap memerlukan

kontrol atau pengawasan dari diri anggota polisi serta pengawasan dari masyarakat. Selemah apapun sarana kontrol tersebut, dia tetap adalah sarana kontrol. Setindaknya ada hal-hal tertentu yang dapat dilakukan dengan itu misalnya, mengurangi potensi penyalahgunaan kekuasaan, tindakan sewenang- wenang, atau setidak-tidaknya meminimalisasi inefisiensi dan inefektivitas dalam tindakan-tindakan pemerintah (khususnya tindakan diskresi).39 Penulis berpendapat apabila tindakan diskresi yang dilakukan oleh kepolisian sudah sesuai dengan ketentuan maka tindakan diskresi tersebut merupakan salah satu cara yang tepat yang dilakukan oleh institusi kepolisian terhadap masyarakat khususnya kepada pengendara dibawah umur karena memberikan kesempatan kepada anak untuk tidak mengulanginya namun dilain sisi dapat juga berdampak negatif karena diskresi tersebut tidak memiliki efek jera yang bisa dirasakan oleh anak maka kemungkinan besar anak akan terus mengulangnya.

39

Krishna Djaya Darumurti, Kekuasaan Diskresi Pemerintah, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2012, h.102.

Faktor diambilnya diskresi dalam menangani para pelanggara lalu lintas khususnya anak sebagai pengendara adalah faktor pertimbangan beberapa mekanisme untuk menangani si pelanggar, baik dalam mengajukan berbagai pertanyaan, merespon situasi dengan baik dan menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.

Tindakan yang paling utama yang dilakukan oleh kepolisian lalu lintas terhadap anak dibawah umur sebagai pengendara kendaraan bermotor adalah upaya preventif. Upaya preventif yang dilakukan oleh Kepolisian Satuan Lalu Lintas kota Salatiga yaitu melakukan penyuluhan mengenai tertib lalu lintas. Penyuluhan dilakukan di setiap sekolah-sekolah yang berada di kota Salatiga dan diadakan setiap 1 (satu) bulan sekali. Penyuluhan ini dilakukan untuk memberikan pengetahun mengenai tertib lalu lintas. Langkah ini dilakukan dengan harapan agar dapat menekan jumlah pengguna kendaraan bermotor oleh anak. Penyuluhan ini dianggap cukup efektif untuk mengurangi tingginya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak dibawah umur di kota Salatiga. Kemudian melakukan razia, pihak kepolisan lalu lintas berwenang untuk menghentikan kendaraan bermotor, meminta keterangan kepada pengemudi dan atau melakukan tindakan lain menurut hukum secara bertanggung jawab. Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dapat dilakukan secara berkala atau incidental sesuai dengan kebutuhan.

Yang dimaksud dengan berkala atau yang dikenal dengan “razia” adalah

pemeriksaan yang dilakukan secara bersama-sama demi efisiensi dan efektifitas agar tidak terjadi pemeriksaan yang berulang-ulang dan merugikan masyarakat. Razia yang diadakan di kota Salatiga tidak hanya menjangkau masyarakat pada umumnya namun juga khusus pada anak sebagai pengendara sepeda motor. Selain

itu juga sebagai upaya preventif kepolisian lalu lintas kota Salatiga melakukan koordinasi terpadu dengan pihak orang tua/wali anak.

Penegakan Hukum merupakan tindakan kepolisian untuk edukasi, pencerahan, perlindungan dan pengayoman terhadap pengguna jalan lainnya yang terganggu aktifitasnya atau produktifitasnya akibat dari pelanggaran hukum dan untuk mewujudkan adanya kepastian hukum. Kegiatan dari 13 program Polri merupakan proses dan merupakan akuntabilitas kepada publik sebagai upaya untuk mengimplementasikan polisi masyarakat dalam fungsi lalu lintas. Dan kegiatan tersebut haruslah ditumbuh kembangkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Dari ke-13 (ketiga belas) program yang paling mendukung untuk mencegah sering terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara anak dibawah umur adalah mengoptimalkan penegakan hukum di kota Salatiga. AIPDA Sutopo mengatakan bahwa memang penegakan hukum di Kota Salatiga bukanlah perkara yang mudah. Setiap tahunnya pelanggaran lalu lintas selalu meningkat, namun kepolisian satuan lalu lintas Kota Salatiga terus berupaya dengan melakukan upaya preventif dan represif dalam penegakan hukum terhadap pengendara anak di bawah umur.

Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh polisi lalu lintas kota Salatiga terhadap anak sebagai pengendara merupakan salah satu upaya untuk memberantas dan meminimalkan jumlah pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak di bawah umur di kota Salatiga. Upaya pencegahan (preventif) merupakan usaha untuk mengadakan perubahan-perubahan yang bersifat positif terhadap terhadap kemungkinan terjadinya gangguan-gangguan dalam ketertiban

dan keamanan (stabilitas hukum).40 Mencegah adalah hal yang lebih baik daripada mencoba mendidik pelanggar menjadi baik.

Upaya represif yang dilakukan kepolisian lalu lintas kota Salatiga adalah upaya penindakan hukum dengan pemberian sanksi kepada anak sebagai pelanggar lalu lintas di kota Salatiga. Selama ini upaya represif yang dilakukan oleh polisi kepada anak sebagai pengendara dibawah umur yaitu dengan pemberian sanksi dalam bentuk pembayaran denda. Jadi, polisi lalu lintas Kota Salatiga terus-menerus melakukan tindakan preventif dan represif terhadap anak sebagai pengendara kendaraan bermotor dan juga mengambil tindakan diskresi sebagai tindakan yang maksimal untuk mewujudkan tugas pokok kepolisian.

III. Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Hukum Oleh Kepolisian