• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Tindakan Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap perencanaan tindakan Siklus II, peneliti melakukan kegiatan antara lain merencanakan pelaksanaan pembelajaran.

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu:

1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) sebagai acuan peneliti dalam melaksanakan penelitian.

2) Mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatan berbicara. Peneliti mencetak gambar-gambar yang didapatkan melalui download di internet.

3) Menyusun lembar observasi tentang kegiatan berbicara dengan media gambar yang berisi aspek-aspek penilaian yang meliputi kelancaran berbicara, berbicara menggunakan artikulasi yang jelas, dan berbicara menggunakan kalimat lengkap.

4) Menyiapkan kelengkapan peralatan berupa kamera untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

5) Menyiapkan lembar catatan lapangan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak terekam melalui lembar observasi.

Peneliti juga melakukan kegiatan lain pada tahap pelaksanaan tindakan Siklus II, yaitu perencanaan perbaikan terhadap beberapa masalah yang dihadapi pada saat pelaksanaan tindakan Siklus I. Perbaikan yang dilakukan adalah:

1) Media gambar yang digunakan diubah penampilannya agar lebih menarik perhatian anak-anak. Peneliti mencari gambar-gambar di internet serta mendownload gambar yang menarik agar sesuai dengan tema yang akan digunakan.

2) Pelaksanaan pembelajaran berbicara diperpanjang alokasi waktunya dari 30 menit menjadi 45 menit, supaya semua anak mendapat kesempatan dalam berbicara.

3) Peneliti membagi kelompok dengan memindahkan anak yang sering membuat kegaduhan dengan anak yang cenderung pendiam menjadi satu kelompok, dengan harapan anak dapat lebih tertib dan berkonsentrasi pada teman yang sedang berbicara.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan Siklus II masih dilakukan pada kegiatan awal proses pembelajaran, hanya alokasi waktunya ditambah. Setelah berbaris dan berdoa, anak masuk kelas dan duduk di kelompok yang telah dirubah oleh peneliti. Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan serta memberi motivasi supaya anak-anak menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan berbicara dengan media gambar. Pelaksanaan kegiatan Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dimana peneliti terlebih dahulu menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yaitu kegiatan berbicara menurut gambar.

Pada pelaksanaan kegiatan Siklus II, penyampaian materi dan penjelasan masih sama dengan tindakan pada Siklus I, hanya media gambar yang digunakan semula buatan peneliti sendiri diganti dengan gambar-gambar hasil dari mendownload di internet yang terlihat lebih menarik.

a) Pertemuan Pertama Siklus II

Pertemuan pertama Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 2 Juni 2014. Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegaitan berbicara. Pada pertemuan pertama Siklus II ini media gambar yang digunakan ada tiga gambar yaitu gambar gunung, gambar hutan, dan

gambar lautan. Gambar yang digunakan adalah gambar-gambar dari hasil mengunduh di internet.

Saat kegiatan berbicara pertemuan pertama Siklus II, anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan dengan gambar tersebut. Peneliti memperlihatkan gambar dan mengajak anak bercakap-cakap mengenai tiga gambar tersebut. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada anak kegiatan yang akan dilakukan yaitu setiap anak diberi tugas untuk berbicara mengenai gambar yang dipersiapkan kepada teman sekelompoknya. Peneliti memberi contoh berbicara sesuai dengan gambar. Pemberian contoh dari peneliti untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah dilakukan pekan lalu. Peneliti kemudian membagi tiga gambar untuk tiga kelompok. Setiap kelompok mendapat gambar yang berbeda. Selanjutnya setiap anak secara bergantian memegang gambar sambil berbicara mengenai gambar yang dipegang kepada teman sekelompok. Selanjutnya, peneliti memberi kesempatan kepada anak untuk berbicara mengenai gambar di depan teman sekelas. Selama kegiatan peneliti mengamati dan mendokumentasikan kegiatan.

Setelah selesai kegiatan, anak-anak dikondisikan kembali untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya di kegiatan inti. Pada akhir kegiatan peneliti mengulang kembali tentang kegiatan yang talah dilakukan. Peneliti memberikan penghargaan berupa stiker untuk anak-anak agar lebih semangat lagi mengikuti kegiatan.

Hasil pelaksanaan kegiatan berbicara dengan media gambar pada pertemuan pertama Siklus II disajikan dalam Tabel 14 berikut ini:

Tabel 14. Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Anak pada Pertemuan Pertama Siklus II No. Nama Anak Kelancaran Berbicara Anak Berbicara Menggunakan Artikulasi yang Jelas Berbicara Menggunakan Kalimat Lengkap (S-P-O/S-P-K) Skor Total 3 2 1 3 2 1 3 2 1 1 Nay ¥ ¥ ¥ 9 2 Tas ¥ ¥ ¥ 6 3 Del ¥ ¥ ¥ 9 4 Sal ¥ ¥ ¥ 9 5 Lnt ¥ ¥ ¥ 7 6 Lis ¥ ¥ ¥ 8 7 Dea ¥ ¥ ¥ 7 8 Gra ¥ ¥ ¥ 6 9 Sry ¥ ¥ ¥ 9 10 Rdt ¥ ¥ ¥ 9 11 Agf ¥ ¥ ¥ 6 12 Dln ¥ ¥ ¥ 9 13 Nan ¥ ¥ ¥ 8 14 Kev ¥ ¥ ¥ 8 15 Brl ¥ ¥ ¥ 9 16 Ptr ¥ ¥ ¥ 9 17 Tit ¥ ¥ ¥ 8 18 Cit ¥ ¥ ¥ 5 19 Agn ¥ ¥ ¥ 9 20 Nst ¥ ¥ ¥ 9 21 Chl ¥ ¥ ¥ 9 Jumlah Total 16 5 13 8 14 5 2 168 Persentase 76,2 23,8 61,9 38,1 66,7 23,8 9,5 88,88

Berdasarkan Tabel 14 di atas, dapat diketahui kelancaran berbicara anak diperoleh data 16 anak atau 76,2% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 5 anak atau 23,8% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan sudah tidak ada lagi anak yang berkriteria tidak baik. Pada kemampuan berbicara menggunakan artikulasi yang jelas diperoleh 13 anak atau 61,9% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 8 anak atau 38,1% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang mempunyai kriteria tidak baik. Selanjutnya pada kemampuan berbicara anak menggunakan kalimat lengkap diperoleh 14 anak atau 66,7% dari jumlah anak yang memenuhi

kriteria baik, 5 anak atau 23,8% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria tidak baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui kemampuan bicara pada aspek kelancaran berbicara dan berbicara menggunakan artikulasi yang jelas terlihat semua anak sudah bisa mengikuti meskipun masih dibimbing dan tidak ada yang berkriteria tidak baik. Sedangkan pada kemampuan berbicara menggunakan kalimat lengkap masih ada yang berkriteria tidak baik. Kegiatan perlu dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui media gambar.

Catatan lapangan pada pertemuan pertama Siklus II yaitu anak-anak sudah lebih antusias dalam mengikuti kegiatan berbicara dan mulai termotivasi dalam berbicara mengenai gambar dengan teman kelompoknya.

b) Pertemuan Kedua Siklus II

Pertemuan kedua Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Juni 2014. Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan berbicara. Pada pertemuan kedua Siklus II ini media gambar yang digunakan ada tiga gambar yaitu gambar danau, gambar goa, dan gambar sungai. Gambar yang digunakan adalah gambar-gambar dari hasil mengunduh di internet.

Saat kegiatan berbicara pertemuan kedua Siklus II, anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan dengan gambar tersebut. Peneliti memperlihatkan gambar dan mengajak anak bercakap-cakap mengenai tiga gambar tersebut. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada anak kegiatan yang

akan dilakukan yaitu setiap anak diberi tugas untuk berbicara mengenai gambar yang dipersiapkan kepada teman sekelompoknya. Peneliti memberi contoh berbicara sesuai dengan gambar. Misalnya mengenai gambar sungai, stimulasi yang diberikan adalah berupa pertanyaan seperti, “pernahkah anak melihat sungai”, “apa saja yang dilihat disungai”, dan “apa yang bisa dilakukan di sungai”. Peneliti kemudian membagi tiga gambar untuk tiga kelompok. Setiap kelompok mendapat gambar yang berbeda. Selanjutnya setiap anak secara bergantian memegang gambar sambil berbicara mengenai gambar yang dipegang kepada teman sekelompok. Selanjutnya, peneliti memberi kesempatan kepada anak untuk berbicara mengenai gambar di depan teman sekelas. Selama kegiatan peneliti mengamati dan mendokumentasikan kegiatan.

Setelah selesai kegiatan, anak-anak dikondisikan kembali untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya di kegiatan inti. Pada akhir kegiatan peneliti mengulang kembali tentang kegiatan yang talah dilakukan. Peneliti memberikan penghargaan berupa stiker untuk anak-anak agar lebih semangat lagi mengikuti kegiatan.Peneliti bersama guru selalu memotivasi anak-anak untuk terus mengikuti kegiatan berbicara.

Hasil observasi pelaksanaan kegiatan berbicara dengan media gambar pada pertemuan kedua Siklus II disajikan dalam Tabel 15 berikut:

Tabel 15. Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Anak pada Pertemuan Kedua Siklus II No. Nama Anak Kelancaran Berbicara Anak Berbicara Menggunakan Artikulasi yang Jelas Berbicara Menggunakan Kalimat Lengkap (S-P-O/S-P-K) Skor Total 3 2 1 3 2 1 3 2 1 1 Nay ¥ ¥ ¥ 9 2 Tas ¥ ¥ ¥ 9 3 Del ¥ ¥ ¥ 9 4 Sal ¥ ¥ ¥ 9 5 Lnt ¥ ¥ ¥ 7 6 Lis ¥ ¥ ¥ 9 7 Dea ¥ v ¥ 8 8 Gra ¥ ¥ ¥ 8 9 Sry ¥ ¥ ¥ 9 10 Rdt ¥ ¥ ¥ 9 11 Agf ¥ ¥ ¥ 8 12 Dln ¥ ¥ ¥ 9 13 Nan ¥ ¥ ¥ 8 14 Kev ¥ ¥ ¥ 9 15 Brl ¥ ¥ ¥ 9 16 Ptr ¥ ¥ ¥ 9 17 Tit ¥ ¥ ¥ 8 18 Cit ¥ ¥ ¥ 7 19 Agn ¥ ¥ ¥ 9 20 Nst ¥ ¥ ¥ 9 21 Chl ¥ ¥ ¥ 9 Jumlah Total 19 2 18 3 17 4 180 Persentase 90,5 9,5 85,7 14,3 80,9 19,1 95,23

Berdasarkan Tabel 15 tersebut, dapat diketahui kelancaran berbicara anak diperoleh data 19 anak atau 90,5% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan sudah tidak ada lagi anak yang berkriteria tidak baik. Pada kemampuan berbicara menggunakan artikulasi yang jelas diperoleh 18 anak atau 85,7% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 3 anak atau 14,3% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang mempunyai kriteria tidak baik. Selanjutnya pada kemampuan berbicara anak menggunakan kalimat lengkap diperoleh 17 anak atau 80,9% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 4

anak atau 19,1% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang memiliki kriteria tidak baik.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa ada peningkatan kemampuan berbicara anak. Tidak ada lagi anak yang memiliki kriteria tidak baik meskipun masih ada beberapa anak masih berada pada kriteria kurang baik, sehingga masih memerlukan bimbingan serta motivasi.

Catatan lapangan pertemuan kedua Siklus II, anak yang bernama Tito sudah lancar dalam berbicara, tetapi dalam berbicara masih ada beberapa kalimat yang artikulasinya belum jelas, sehingga harus dibimbing dalam pengucapan artikulasinya.

c) Pertemuan Ketiga Siklus II

Pertemuan ketiga Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Juni 2014. Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegaitan berbicara. Pada pertemuan ketiga Siklus II ini media gambar yang digunakan ada tiga gambar yaitu gambar pegunungan, gambar air terjun, dan mata air. Gambar yang digunakan adalah gambar-gambar dari hasil mengunduh di internet.

Saat kegiatan berbicara pertemuan ketiga Siklus II, anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan dengan gambar tersebut. Peneliti memperlihatkan gambar dan mengajak anak bercakap-cakap mengenai tiga gambar tersebut. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada anak kegiatan yang akan dilakukan yaitu setiap anak diberi tugas untuk berbicara mengenai gambar yang dipersiapkan kepada teman sekelompoknya. Peneliti memberi contoh

berbicara sesuai dengan gambar. Misalnya mengenai gambar air terjun, stimulasi dalam berbicara yang diberikan adalah pertanyaan seperti, “pernahkah anak melihat air terjun”, “apa saja yang dilihat pada air terjun”, dan “dimana anak bisa melihat air terjun”. Peneliti kemudian membagi tiga gambar untuk tiga kelompok. Setiap kelompok mendapat gambar yang berbeda. Selanjutnya setiap anak secara bergantian memegang gambar sambil berbicara mengenai gambar yang dipegang kepada teman sekelompok. Selanjutnya, peneliti memberi kesempatan kepada anak untuk berbicara mengenai gambar di depan teman sekelas. Selama kegiatan peneliti mengamati dan mendokumentasikan kegiatan.

Setelah selesai kegiatan, anak-anak dikondisikan kembali untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya di kegiatan inti. Pada akhir kegiatan peneliti mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan. Peneliti memberikan penghargaan berupa makanan ringan untuk anak-anak karena telah semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan berbicara. Selama kegiatan dan sesudah kegiatan peneliti bersama guru selalu memberikan dorongan serta motivasi kepada anak-anak.

Hasil observasi pelaksanaan kegiatan berbicara menggunakan media gambar disajikan dalam Tabel 16 berikut ini:

Tabel 16. Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Anak pada Pertemuan Ketiga Siklus II No. Nama Anak Kelancaran Berbicara Anak Berbicara Menggunakan Artikulasi yang Jelas Berbicara Menggunakan Kalimat Lengkap (S-P-O/S-P-K) Skor Total 3 2 1 3 2 1 3 2 1 1 Nay ¥ ¥ ¥ 9 2 Tas ¥ ¥ ¥ 9 3 Del ¥ ¥ ¥ 9 4 Sal ¥ ¥ ¥ 9 5 Lnt ¥ ¥ ¥ 9 6 Lis ¥ ¥ ¥ 9 7 Dea ¥ ¥ ¥ 8 8 Gra ¥ ¥ ¥ 9 9 Sry ¥ ¥ ¥ 9 10 Rdt ¥ ¥ ¥ 9 11 Agf ¥ ¥ ¥ 9 12 Dln ¥ ¥ ¥ 9 13 Nan ¥ ¥ ¥ 8 14 Kev ¥ ¥ ¥ 9 15 Brl ¥ ¥ ¥ 9 16 Ptr ¥ ¥ ¥ 9 17 Tit ¥ ¥ ¥ 8 18 Cit ¥ ¥ ¥ 9 19 Agn ¥ ¥ ¥ 9 20 Nst ¥ ¥ ¥ 9 21 Chl ¥ ¥ ¥ 9 Jumlah Total 21 20 1 19 2 186 Persentase 100 95,2 4,8 90,5 9,5 98,41

Berdasarkan Tabel 16 di atas, dapat diketahui kelancaran berbicara anak diperoleh data 21 anak atau 100% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, dan sudah tidak ada lagi anak yang mempunyai kriteria kurang baik dan tidak baik. Pada kemampuan berbicara menggunakan artikulasi yang jelas diperoleh 20 anak atau 95,2% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 1 anak atau 4,8% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang mempunyai kriteria tidak baik. Selanjutnya pada kemampuan berbicara anak menggunakan kalimat lengkap diperoleh 19 anak atau 90,5% dari jumlah anak

yang memenuhi kriteria baik, 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang memiliki kriteria tidak baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa peningkatan yang terjadi sangat signifikan, terlihat dari sudah tidak ada lagi anak yang memenuhi kriteria tidak baik dari semua aspek yang dinilai.Rata-rata kemampuan berbicara anak melalui media gambar pada Siklus II diperoleh sebesar 94,16%. Hal ini memperlihatkan bahwa hasil yang sudah dicapai telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan.

Catatan lapangan pada pertemuan ketiga Siklus II yaitu, anak bernama Isnanta yang biasanya datang dengan marah-marah dan cemberut mau mengikuti kegiatan berbicara dengan lancar, hanya pada penggunaan kalimat lengkap masih memerlukan bimbingan.

c. Observasi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada Siklus II, maka diperoleh gambaran tentang hasil kemampuan berbicara anak melalui media gambar dengan kriteria berapa anak yang baik, berapa anak yang kurang baik dan berapa anak yang tidak baik.

Hasil kemampuan berbicara anak melalui media gambar pada pertemuan pertama diketahui bahwa dalam kelancaran anak diperoleh 16 anak atau 76,2% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 5 anak atau 23,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang memiliki krtiteria tidak baik. Pada kemampuan berbicara menggunakan artikulasi yang jelas diperoleh data 13 anak atau 61,9% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik,

8 anak atau 38,1% daru jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang memiliki kriteria tidak baik. Pada kemampuan berbicara anak menggunakan kalimat lengkap didapatkan 14 anak atau 66,7% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 5 anak atau 23,8% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria tidak baik.

Hasil kemampuan berbicara anak menggunakan media gambar pada pertemuan kedua diketahui bahwa dalam kelancaran berbicara anak diperoleh 19 anak atau 90,5% dari jumlah anak memenuhi kriteria baik, 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak anak yang memiliki kriteria tidak baik. Pada kemampuan berbicara menggunakan artikulasi yang jelas diperoleh data 18 anak atau 85,7% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 3 anak atau 14,3% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang memiliki kriteria tidak baik. Selanjutnya pada kemampuan berbicara menggunakan kalimat yang lengkap diperoleh 17 anak atau 80,9% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 4 anak atau 19,1% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang memiliki kriteria tidak baik.

Hasil kemampuan berbicara anak menggunakan media gambar pada pertemuan ketiga diketahui bahwa kelancaran berbicara anak diperoleh data 21 anak atau 100% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, dan sudah tidak ada anak yang memiliki kriteria kurang baik dan tidak baik. Pada kemampuan berbicara menggunakan artikulasi yang jelas diperoleh 20 anak atau 95,2% dari

jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 1 anak atau 4,8% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang memenuhi kriteria tidak baik. Selanjutnya pada kemampuan berbicara anak menggunakan kalimat lengkap diperoleh 19 anak atau 90,5% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria baik, 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak yang memenuhi kriteria kurang baik, dan tidak ada anak yang memenuhi kriteria tidak baik.

Peningkatan kemampuan berbicara anak melalui media gambar anak Kelompok A di TK Bener Tegalrejo Yogyakarta pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga Siklus II disajikan dalam Tabel 17 berikut ini:

Tabel 17. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Media Gambar pada Tindakan Siklus II No Nama Anak

Pertemuan I Pertemuan 2 Pertemuan 3

Skor Total /3

Skor Skor Skor

1 Nay 9 9 9 9 2 Tas 6 9 9 8 3 Del 9 9 9 9 4 Sal 9 9 9 9 5 Lnt 7 7 9 7,66 6 Lis 8 9 9 8,66 7 Dea 7 8 8 7,66 8 Gra 6 8 9 7,66 9 Sry 9 9 9 9 10 Rdt 9 9 9 9 11 Agf 6 8 9 7,66 12 Dln 9 9 9 9 13 Nan 8 8 8 8 14 Kev 8 9 9 8,66 15 Brl 9 9 9 9 16 Ptr 9 9 9 9 17 Tit 8 8 8 8 18 Cit 5 7 9 7 19 Agn 9 9 9 9 20 Nst 9 9 9 9 21 Chl 9 9 9 9 Jumlah Total 168 180 186 177,96 Persentase 88,88 95,23 98,41 94,16

Berdasarkan data di atas, hasil peningkatan kemampuan berbicara anak pada Siklus II diketahui bahwa ada peningkatan kemampuan berbicara

menggunakan media gambar. Rata-rata peningkatan kemampuan berbicara anak melalui media gambar pada saat Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II disajikan dalam Tabel 18 berikut ini:

Tabel 18. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Media Gambar pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

Keterangan Pratindakan Siklus I Siklus II

Skor Total 124 144,63 177,96

Persentase (%) 65,60 76,52 94,16

Berdasarkan data Tabel 18 di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan berbicara anak melalui media gambar pada waktu Pratindakan, tindakan Siklus I, dan pada tindakan Siklus II. Data dari hasil peningkatan kemampuan berbicara anak melalui media gambar disajikan dalam diagram pada Gambar 4 berikut ini:

Gambar. 4 Diagram Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Media Gambar pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil evaluasi seluruh kegiatan berbicara dengan media gambar sudah mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Anak-anak mengikuti

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

Pratindakan SiklusI SiklusII

Prese

n

tase

(%

)

Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Media Gambar pada Pratindakan, Siklus I dan Siklus II

kegiatan berbicara dengan media gambar dari awal sampai akhir dengan penuh antusias dan semangat. Anak-anak juga menyampaikan keinginannya untuk kembali melakukan kegiatan berbicara dengan gambar dipertemuan selanjutnya. Namun masih ada beberapa anak yang belum memenuhi kriteria baik.

Pada saat perbaikan dilakukan di Siklus II, peningkatan kemampuan berbicara dengan media gambar mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan sudah mencapai tingkat keberhasilan yang ditetapkan. Hasil pengamatan pada Siklus II menunjukkan bahwa hasil peningkatan kemampuan berbicara anak yang masuk kriteria baik telah mencapai lebih dari 80%, sehingga kegiatan berbicara dengan menggunakan media gambar dihentikan.

Dokumen terkait