• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers dalam Memberikan Perlindungan perlindungan Kemerdekaan Pers bag

BAB VI PERS ASING

2. Tindakan Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers dalam Memberikan Perlindungan perlindungan Kemerdekaan Pers bag

wartawan Kota Bandung Belum maksimal, kadang-kadang tindakan yang dilakukan masih tersendat-sendat yaitu akibat pemahaman antara

wartawan dengan penegak hukum belum sinkron dalam hal pengambilan keputusan. Karena masih adanya pro-kontra terkait Undang-Undang Pers ini sebagai Lex Spesialis.

Tetapi untuk saat ini kasus-kasus yang menimpa wartawan di Kota Bandung bisa diselesaikan dengan baik tanpa berlanjut ke ranah sampai di adili.

3. Proses Pencapaian Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers dalam Memberikan perlindungan Kemerdekaan Pers bagi wartawan Kota Bandung Belum maksimal, masih banyak kerancuan dari Undang-Undang tersebut dalam hal penindakannya, dan belum adanya pemahaman secara universal dari masyarakat dan juga aparatur pemerintah sehingga dalam hal penindakan sering terjadi kesalah pahaman.

Undang-undang Pers harus disempurnakan, karena masih terdapat kelemahan. Salah satunya yaitu mengenai batas-batas hak jawab, mengenai pelanggaran Haki, masalah-masalah tentang pendirian-pendirian media berbadan hukum atau tidak. Ketentuan pidana berkaitan dengan pasal 18. Kalau di luar negeri wartawan tidak ada yang dihukum penjara tetapi hanya membayar denda saja. Hal tersebutlah kelemahan-kelemahan yang harus disempurnakan dalam Undang-Undang Pers ini.

4. Implementasi Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers dalam Memberikan perlindungan Kemerdekaan Pers bagi wartawan Kota Bandung belum terlaksan dengan baik, masih terasa kurang artinya Undang-Undang tersebut belum menyentuh persoalan mendasar

menyangkut keselamatan wartawan, kesejahteraan wartawan dan perlindungan terhadap wartawan itu sendiri. Harus tegas dalam merealisasikannya. Jangan lagi ada kekerasan pada wartawan, perusakan terhadap kantor media dimana pun, penculikan wartawan atau bahkan pembunuhan wartawan.

Karena semua ini adalah untuk kepentingan bersama artinya bagaimana media itu dapat mencerahkan kehidupan bangsa memberikan informasi dan membuat orang tidak tahu menjadi tahu, sehingga pemposisian Undang-Undang Pers harus lebih jelas dan lebih tepat dalam ranah hukum. Sehingga ketika ada masalah Undang-Undang Pers, yang harus di anut adalah aturan khusus bukan menggunakan KUHPidana yang membuat resah wartawan.

Undang-Undang Pers harus dirinci karena perlindungannya belum spesifik melekat. Apakah setelah wartawan selesai meliputan, atau hanya ketika liputan saja. Karena dimana pun wartawan berada, profesi tersebut selalu melekat pada dirinya..

5.2.Saran

Dalam penelitian yang dilakukan ini, Peneliti memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Sebaiknya

1. Wartawan Kota Bandung memperhatikan dan mempelajari Undang-

Undang Pers dengan berperan aktif mengikuti workshop, seminar yang diadakan oleh Dewan Pers, Lembaga Pers, Perusahaan Pers dll, dimana

hal itu dapat menunjang pengetahuannya tentang Undang-Undang yang menjadi pelindung profesinya.

2. Semua elemen yang terkait dalam Undang-Undang Pers seperti Dewan

Pers, Organisasi Pers, Perusahaan Pers dan wartawan mengadakan penyuluhan, workshop, seminar di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Kota dan sebagainya sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat dan

menghilangkan image negatif terhadap pers. Untuk perusahaan media

menyediakan Space yang membahas Undang-Undang pelindung Pers

agar terbentuk kemerdekaan pers yang maksimal dan kekerasan pun tidak akan terjadi jika saling mengerti dan wartawan tidak takut lagi dengan ancaman hukum.

3. Dibuat kajian yang komprehensif dengan melibatkan organisasi

wartawan. dalam arti semua organisasi wartawan sebaiknya duduk bersama mengkaji Undang-Undang ini agar terbentuk satu kesamaan harus seperti apa Undang-Undang pers tersebut, apakah harus ada perombakan atau tidak. Lalu dikomunikasikan ke Dewan Pers, dan kemudian dikomunikasikan kepada DPR agar mendapatkan hasil kejelasan penegakan Undang-Undang Pers.

4. Pemerintah yakni DPRD, DPR RI hendaklah mengatur jadwal untuk

melakukan komunikasi bersama, mengevaluasi Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers dengan melibatkan Dewan Pers agar tercipta Undang-Undang yang benar-benar berkualitas dan melindungi wartawan secara real, serta menetapkan posisinya secara jelas diranah hukum.

5. Bagi rekan-rekan mahasiswa Ilmu Komunikasi yang akan melakukan penelitian, harus memiliki banyak referensi buku dan perbanyak diskusi untuk persiapan awal penelitian, persiapkan dengan matang apa yang dibutuhkan dan menjadi fokus penelitian. Selain itu bangun kepercayaan kepada pembimbing penelitian agar tercipta hasil penelitian sesuai yang diharapkan.

151 Sumber Buku :

Berger, Peter L., dan Thomas Luckman. 1990. Tafsir Sosial dan Kenyataan.

Jakarta: LP3ES.

Delima Sitongga, Fransiska. Analisis Kekuatan Surat Perjanjian Perdamaian

Dibawah Tangan Dalam Kasus Penyelesaian Sengketa Pers Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 (Tesis). 2009.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. 2000. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti

Gitamo, Zakaria. Alam Kebebasan Pers Kita. 2005. Swara Bangsa. Medan

Hamna, Dian Muhtadiah dkk. TINJAUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40

TAHUN 1999 TENTANG PERS DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PERS DI INDONESIA. (Jurnal)

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. 2007. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

M. Hikmat, Mahi. Etika & Hukum Pers. 2011. Batic Press. Bandung.

M. Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Terapan. 2005. Batic Presss, Cet. III.

Bandung.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2009. PT. Alfabata. Bandung

..., Solatun. Metode Penelitian Komunikasi. 2007. Bandung. PT.

Abdul Manan.wordpress.com. Tempo Menang di Mahkamah Agung

HOP Itjen Dep. Kimpraswil. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S.

Lucian E. Marin, Merumuskan Kembali UU Pers No. 40 Tahun 1999. catatan

calon wartawan. wordpress.com

Materi kuliah “Dasar-Dasar Jurnalistik” Jurusan Komunikasi FISIP Universitas

Kebangsaan (UK) Bandung. Kelas Reguler. Dosen: ASM. Romli. Copyright © www.romeltea.com.

MediaIndonesi.com. Edna Agitta Merrynanda Tarigan, Kekerasan Terhadap

Wartawan Meningkat di 2010

Tatang M. Amirin (2009), Subjek penelitian, responden penelitian, dan informan (narasumber) penelitian diakses: http://tatangmanguny.wordpress.com

TempoInteraktif.com. Dianing Sari, Kekerasan Terhadap Wartawan 40 Persen

Dilakukan Aparat

www.detikbandung.com.Tya Eka, BEM UPI Minta Maaf Atas Insiden Pengusiran Wartawan. 2011

www.DianDream’s.blogspot.com. Dian Novita, Pencapaian adalah Tanggung

Jawab.

www.hukumonline.com. Anggara, Menggagas RUU Penyelesaian Perselisihan Pemberitaan Pers.

Pencemaran Nama Baik Oleh Media Massa Dalam Perspektif Kode Etik Jurnalistik dan Undang-Undang Pers

www.lbhpers.com. Divisi Riset LBH Pers. CATATAN AKHIR TAHUN 2010 LEMBAGA BANTUAN HUKUM PERS (LBH PERS).