• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. PEMBAHASAN

4. Tindakan Yang Diambil Bila Terjadi penyimpangan

Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta

Semakin modern teknologi berkembang secara tidak langsung hal ini membuat berkembang pula cara seseorang untuk melakukan kecurangan ataupun tindak kejahatan yang melanggar hukum yang akan merugikan pemerintahan kita.

Dewasa ini makin maraknya penyelundupan- peyelundupan komoditi ekspor yang seharusnya dapat membuat Negara kita memperoleh keuntungan namun malah menjerat Negara mengalami kerugian yang sangat besar.

Dan tragisnya penyimpangan ini dilakukan oleh para anak bangsa sendiri yang hanya mementingkan kepuasan sendiri, oleh karena itu diperlukannya sebuah peraturan yang memuat sanksi- sanksi yang akan diterima oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Didalam Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta, mempunyai peraturan- peraturan yang ditetapkan untuk menjatuhkan sanksi kepada pihak- pihak yang tidak bertanggung jawab atas tindakannya melakukan penelundupan, ataupun pemalsuan dokumen yang ada untuk mengekspor barang secara ilegal.

commit to user

Seperti tindak kejahatan pada umumnya, para pelaku pemalsuan dokumen, ekspor illegal, impor illegal, maupun hal paling kecil yaitu keterlambatan melaporkan hasil produksi pun mendapatkan hukuman layaknya tindak kejahatan yang terjadi didalam kota, apalagi ini menyangkut penghasilan devisa Negara, akan diberlakukan pula hukuman yang setimpal dengan kejahatannya.

Sanksi administrasi, adalah sanksi yang paling sering digunakan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Ciukai Tipe Madya Surakarta.Yaitu lebih cenderung dengan memberikan denda atas keterlambatan pengguna jasa melaporkan dokumen ekspor maupun kegiatan produksi kepada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta. Padahal setiap bulan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta harus melakukan laporan bulanan ke kantor bea dan cukai pusat yang berada diJakarta.

Larangan ekpsor juga akan dijatuhkan kepada perusahaan yang secara sengaja memalsukan dokumen- dokumen barang produksinya yang akan dikirim. Sampai penyitaan barang apabila terjadi penyimpangan ini, dan pelaku penggelapan dokumen juga

akan terkena hukuman pidana sesuai dengan tindakan yang dilakukannya.

Terdapat juga ketentuan tertulis tentang barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik barang yang tidak sesuai dengan dokumen hal ini di tulis dalam Peraturan Direktorat Jendral Bea dan Cukai Nomor P40/ BC/ 2008 Tentang Tata Laksana Kepabeanan Dibidang Ekspor.

Adapun tindakan pemeriksa atas pemerksaan fisik yang tidak sesuai adalah sebagai berikut :

1. Pejabat pemeriksa dokumen ekspor pada kantor pabean pemuatan melakukan penelitian perhitungan bea keluar.

2. Bila hasil penlitian perhitungan Bea Keluar menunjukkan sesuai, maka Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor mengarsipkan data PEB dan menerbitkan NPE.

3. Bila hasil perhitungan bea keluar tidak sesuai maka :

a. Pejabat pemeriksa dokumen ekspor melakukan penetapan perhitungan bea keluar dan penerbitan SPPBK (Surat Perhitungan Penetapan Bea Keluar) serta mengirimkannya ke pihak eksportir.

b. Eksportir melunasi kekurangan pembayaran bea keluar dan sanksi administrasi berupa denda sebagaimana yang tercantum dalam SPPBK dan menyerahkan bukti pelunasan

commit to user

bea keluar dan sanksi administrasi berupa denda kepada pejabat pemeriksa dokumen ekspor.

c. Pejabat pemeriksa dokumen ekspor mencocokan bukti pelunasan dengan SPPBK, dalam hasil pencocokan menunjukkan :

1) Sesuai, maka pejabat pemeriksa dokumen akan menerbitkan NPE.

2) Tidak sesuai, maka pejabat pemeriksa dokumen ekspor menyerahkan SPPBK dan bukti pelunasan kepada pejabat bea dan cukai yang menangani penagihan untuk proses penagihan yang lebih lanjut.

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN

1. Prosedur pemeriksaan barang ekspor di Kantor Pengawasan dan Pelayanan bea dan Cukai Tipe Madya Pabean surakarta adalah prosedur standart yang tertera dalam Peraturan Dirjen Bea dan Cukai nomor P-40/BC/2008 tentang tata laksana kepabeanan di bidang kepabeanan. Sehingga didalam proses nyata, prosedur ini dilakukan secara detail dan sudah sesuai dengan semua prosedur yang telah terdaftar tanpa mengurangi maupun menambah peraturan tatalaksana prosedur pemeriksaan yang telah ada.sehingga proses ini dapat terkendali dan berjalan secara lancar.

2. Implementasi atas prosedur pemeriksaan dari pihak Kantor Pengawasan dan Pelayanan bea dan Cukai Tipe Madya Paabean surakarta, sangatlah detail sesuai perosedur yang ada sehingga tingkat penyimpangan atas prosedur ekspor pun dapat ditekan seminim mungkin. Apabila terjadi penyimpangan yang terdeteksi dalam proses pemeriksaan maka proses

commit to user

pemeriksaan akan diulang kembali ke proses pemeriksaan yang lebih mendetail hingga nomer pemberitahuan ekspor dikeluarkan pihak bea dan cukai sebagai tanda bahwa barang yang diperiksa sudah dapat dikirim ke pihak importir.

3. Dari semua dokumen yang ,menjadi persyaratan untuk melakukan ekspor barang, dalam proses pemeriksaan barang ekspor yang disyaratkan oleh Kantor Pngawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta hanyalah dokumen Invoice dan Packing List saja. Dokumen lain dibutuhkan sesuai dengan barang yang akan diperiksa, seperti barang yang mempunyai sertifikat dan barang yang harus mempunyai perijinan khusus.

4. Kantor Pengawasan dan Pelayanan bea dan Cukai Tipe Madya Pabean surakarta adalah lembaga yang mempunyai tingkat penyimpangan paling sedikit dikarenakan data yang diterima dari para pengguna jasa masih diolah secara manual sehingga tingkat kelalaiannya lebih dapat ditekan, walaupun hal ini sedikit banyak membuat proses pengolahan data lebih lama. Dan untuk penjatuhan sanksi sendiri kepada eksportir yang melakukan penyimpangan, pihak Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta

berpedoman pada peraturan direktorat jendral nomer P-40/ BC/ 2008, yaitu tentang denda administrasi bila barang yang diperiksa tidak sesuai dengan dokumen yang diajukan.

B. SARAN

1. Untuk meningkatkan kinerja dari KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta yang berkaitan dengan pemeriksaan barang ekspor, KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta dalam proses pemeriksaan sebaiknya meningkatkan ketegasan pada eksportir yang melakukan penyimpangan, serta ketelitian dalam melaksanakan proses pemeriksaan perlu ditekankan lagi.

2. Implementasi prosedur peeriksaan di dalam Kantor pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe madya Pabean Serakarta sudah sangatlah baik dan terorganisir dengan baik pula, namun dalam proses pengolahan data atas dokumen ekspor yang sering mengalami trouble di pengolahan data computer. Sehingga perlu diadakannyaa pembaharuan atas system penerimaan dokumen ekspor yang masuk ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe madya Pabean Serakarta ke dalam komputer.

3. Dokumen wajib yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan barang sebaiknya

commit to user

lebih di pebanyak seperti mewajibkan pihak eksportir untuk melampirkan PEB dan B/L, sehingga data atas barang ekspor yang akan diperiksa lebih komplit.

4. Dalam hal sanksi yang telah dipergunakan oleh Kantor pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe madya Pabean Serakarta sudah sesuai dengan ketentuan tertulis Dirjen Bea dan Cukai, namun menurut penulis sanksi administrasi tidaklah mencukupi untuk membuat para eksportir nakal jera atas kecurangan- kecurangan yang telah dilakukan sehingga pihak bead an cukai perlu membuat peraturan yang lebih dapat membuat jera para eksportir nakal.

Dokumen terkait