• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suatu tes tidak boleh terlalu mudah, dan juga tidak boleh terlalu sukar. Uji tingkat kesukaran perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari

soal-29

soal yang akan dijadikan instrumen penelitian (Wayan Nurkencana : 1986). Derajat kesukaran yang baik adalah derajat kesukaran yang bergerak antara 25% sampai 75%. Item yang mempunyai derajat kesukaran dibawah 25% berarti bahwa item tersebut terlalu mudah. Sebaliknya item yang mempunyai derajat kesukaran di atas 75% berarti bahwa item terlalu sukar.

Suatu tes dimaksudkan untuk memisahkan antara murid-murid yang betul-betul mempelajari suatu peljaran dengan murid-murid yang tidak mempelajari pelajaran itu, Maka tes yang baik adalah tes yang mampu memisahkan kedua golongan murid tadi (Wayan Nurkencana : 1986). Oleh karena itu sebeum suatu instrument diujikan, perlu dilakukan uji instrumen Daya Pembeda terlebih dahulu. Daya beda yang ideal adalah daya beda 0,40 ke atas.

Berdasarkan ketentuan menurut Wayan Nurkencana, maka soal-soal yang telah dibuat harus diseleksi. Bagi soal yang memenuhi syarat dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, sedangkan yang tidak memenuhi syarat harus dibuang atau direvisi.

Untuk mencari Derajat Kesukaran dan Daya Beda suatu item dapat dilakukan dengan jalan mengadakan analisis item-item. Cara yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

a. Susun lembar jawaban siswa dari atas ke bawah dengan urutan mulai dari siswa yang mendapatkan nilai tertinggi sampai siswa yang mendapatkan nilai terendah

b. Ambil 27% lembar jawaban dari atas untuk dijadikan kelompok atas, dan ambil 27% lembar jawaban dari bawah untuk dijadikan kelompok bawah. c. Buat table seperti dibawah ini:

Tabel 3.4 Tingkat kesukaran dan Daya Beda

30

Andri Ulus Rahayu, 2013

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK MULTISIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dst

Keterangan:

WL : Jumlah individu kelompok bawah yang menjawab salah pada item tertentu.

WH : Jumlah individu kelompok atas yang menjawab salah pada item tertentu.

(Wayan Nurkencana, 1986 : 135) Untuk menghitung Derajat Kesukarannya dapat digunakan rumus berikut:

Keterangan :

DK = Derajat kesukaran nL = Jumlah kelompok bawah nH = Jumlah kelompok atas

(Wayan Nurkencana, 1986 :136 ) Untuk mencari Daya Beda dapat diguakan rumus berikut:

Keterangan :

DB = Daya Beda

n = Jumlah kelompok atas atau kelompok bawah

(Wayan Nurkencana, 1986 :136) 3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini

31

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara memberikan tes. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010: 53).Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif. Tes dilaksanakan pada saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah digunakannya perangkat lunak Multisim sebagai media pembelajaran pada Kompetensi dasar Menggunakan Komponen Elektronika.

Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 3.5 dibawah ini:

Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data

No Teknik Instrumen Jenis data Sumber

Data 1. Studi Pendahuluan - Keadaan pembelajaran, metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran Proses pembelajaran 2. Studi Literatur -

Teori-teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian Buku-buku referensi, skripsi, internet

3. Tes Soal pretest dan posttest

Hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum dan sesudah digunakannya Perangkat lunak Multisim sebagai media

pembelajaran

32

Andri Ulus Rahayu, 2013

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK MULTISIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.

3.9.1 Analisis Data Pretest dan Posttest

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ramah kognitif setelah diberikan perlakuan digunakannya Perangkat lunak Multisim sebagai media pembelajaran (posttest). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pretest, posttestyaitu memberikan skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai. Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah menjadi nilai dengen ketentuan sebagai berikut:

Nilai siswa =  x 100 3.9.2 Analisis Hipotesis

Analisis hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H0 : Penggunaan Multisim sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Menggunakan Komponen Elektronika jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif mencapai kriteria KKM yaitu sebesar 66.

Ha : Penggunaan Multisim sebagai media pembelajaran dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Menggunakan

33

Komponen Elektronika jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif mencapai kriteria KKM yaitu sebesar 66.

H0: π < 75%

Ha: π ≥ 75%

Pada kompetensi dasar Menggunakan Komponen Elektronika nilai KKM siswa sebesar 66. Pada analisis hipotesis ini akan di uji apakah 75% dari seluruh siswa memperoleh skor diatas KKM atau tidak. Tes binomial dilakukan untuk menguji hipotesis tersebutdengan taraf nyata (α) sebesar 5%.

Keterangan : Z = nilai Z hitung

Π0= nilai yang dihipotesiskan (75% = 0,75)

x = jumlah anggota sampel yang mencapai kriteria n = jumlah sampel (24 siswa)

Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari daftar normal baku, makaH0 ditolak dan Ha diterima. Tetapi sebaliknya jika zhitung

43

Andri Ulus Rahayu, 2013

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK MULTISIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

Dokumen terkait