• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat pencapaian pertumbuhan dan pertumbuhan mutlak

Dalam dokumen PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP KARANG (Halaman 42-45)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pertumbuhan Karang

4.2.1. Tingkat pencapaian pertumbuhan dan pertumbuhan mutlak

Tingkat pencapaian pertumbuhan karang merupakan pertumbuhan ukuran karang baik panjang maupun lebar karang pada setiap waktu pengamatan. Dalam penelitian ini waktu pengamatan dilakukan selama sebelas bulan yaitu dari bulan September 2010 sampai Juli 2011 dengan jumlah pengambilan sebanyak empat kali terhadap tiga jenis karang yaitu H. rigida, A. nobilis dan A. microphthalma.

Tabel 3. Ukuran tingkat pencapaian pertumbuhan karang yang ditransplantasi

Jenis Karang Ukuran (cm)

Waktu Pengukuran Pertumbuhan mutlak

(cm) (Sep 2010-Jul

2011) Sep-10 Jan-11 Mei-11 Jul-11

H. rigida (n=19) Tinggi 13,38±6,00 14,14±5,83 14,75±4,57 15,93±5,11 2,55 ± 5,38 Lebar 11,52±5,01 13,49±4,97 16,55±4,54 18,27±5,44 6,75 ± 4,80 A. nobilis (n=68) Tinggi 25,12±10,33 26,22±10,23 27,93±8,31 29,44±8,48 4,30 ± 7,47 Lebar 28,30±8,25 31,19±9,67 36,83±10,35 38,92±10,67 10,52 ± 6,94 A. microphthalma (n=24) Tinggi 23,15±6,31 24,25±7,08 27,23±6,95 27,84±6,76 4,69 ± 4,07 Lebar 30,19±14,33 34,24±13,68 36,83±14,10 37,89±14,05 7,70 ± 6,93 Pertumbuhan mutlak yang dicapai fragmen H. rigida dari bulan September 2010 sampai Juli 2011 sebesar 2,55±5,38 cm untuk pertumbuhan tinggi dan 6,75±4,80 cm untuk pertumbuhan lebar (Gambar 14). Fragmen ini memiliki tingkat pertumbuhan terendah diantara ketiga fragmen yang diteliti baik untuk pertumbuhan tinggi maupun lebarnya. Pencapaian pertumbuhan fragmen A. nobilis sebesar 4,33±7,40 cm untuk pertumbuhan tinggi dan 10,62±6,94 cm untuk lebar dimana pertumbuhan lebar A. nobilis merupakan pertumbuhan lebar terbesar diantara ketiganya. Sedangkan tingkat pertumbuhan fragmen A. microphthalma sebesar 4,69±4,67 cm untuk dimensi tinggi dan 7,70±6,93 cm untuk dimensi lebar dimana pertumbuhan dimensi tinggi Acropora ini merupakan yang terbesar diantara pertumbuhan tinggi ketiga fragmen yang diteliti.

Besarnya nilai standar deviasi pada dimensi pertumbuhan lebar dan tinggi ketiga fragmen disebabkan oleh adanya variasi nilai yang besar pada tiap fragmen. Beberapa fragmen memiliki nilai yang sangat tinggi namun ada pula fragmen karang yang mempunyai nilai sangat kecil (Lihat di lampiran 1, 2, dan 3). Perbedaan nilai pertumbuhan yang sangat besar ini menyebabkan besarnya nilai standar deviasi yang

didapatkan untuk pertumbuhan dimensi lebar maupun tinggi pada ketiga fragmen baik pada nilai pertumbuhan mutlak maupun nilai laju pertumbuhannya. Adanya gangguan lingkungan terutama alga yang disebabkan oleh adanya nutrien (nitrat dan ortofosfat) yang cukup tinggi pada perairan membuat pertumbuhan karang terhambat. Beberapa fragmen karang pada saat pengamatan di lapangan tertutup oleh alga baik tertutup sebagian bahkan seluruhnya (Gambar 21 dan lampiran 7).

Pertumbuhan lebar memiliki nilai lebih besar dibandingkan pertumbuhan tinggi pada ketiga fragmen yang diteliti baik pada H. rigida, A. nobilis, maupun A. microphthalma. Hal ini mengindikasikan bahwa pola pertumbuhan ketiga jenis karang tersebut cenderung melebar. Pola pertumbuhan seperti ini diduga disebabkan oleh faktor cahaya dimana untuk mendapatkan asupan cahaya yang maksimal karang berusaha untuk memperluas jaringan karangnya sehingga bisa mendapatkan lebih banyak cahaya.

Gambar 14. Pertumbuhan mutlak lebar dan tinggi fragmen karang selama sebelas bulan (September 2010-Juli 2011).

Faktor kedalaman, gelombang dan pasang surut juga mempengaruhi pola pertumbuhan fragmen karang tersebut. Lokasi transplantasi berada pada daerah tubir dan termasuk daerah zona intertidal dimana daerah ini banyak dipengaruhi aktifitas pasang surut air laut dan gelombang. Beberapa modul tempat fragmen karang terletak pada kedalaman yang sangat dangkal (kurang dari satu meter dengan kedalaman maksimal 4 meter) sehingga diduga untuk beradaptasi terhadap aktifitas pasang surut tersebut fragmen karang cenderung tumbuh dengan pola melebar.

Nybakken (1992) menyatakan bahwa pada daerah yang dangkal dengan pasokan cahaya yang cukup serta terkena gelombang yang besar akan menyebabkan pertumbuhan karang mempunyai cabang yang lebih pendek dan tumpul.

Rachmawati (2001) in Wobowo (2009) menyatakan bahwa pada daerah yang memiliki gelombang yang cukup kuat bagian ujung sebelah luar terumbu akan membentuk karang masif atau bentuk bercabang dengan cabang yang sangat tebal dan ujung yang datar.

Penelitian yang dilakukan Iswara (2010) terhadap jenis karang H. rigida di lokasi yang sama selama enam bulan mendapatkan pola pertumbuhan yang juga cenderung melebar. Tingkat pencapaian pertumbuhan yang dicapai sebesar 6 cm untuk lebar dan 3,8 cm untuk tinggi. Berdasarkan waktu yang digunakan dalam penelitian, maka secara umum tingkat pencapaian pertumbuhan pada penelitian Iswara (2010) lebih besar dibandingkan dengan penelitian ini. Adanya perbedaan waktu kegiatan transplantasi dan perbedaan perlakuan menyebabkan hasil yang berbeda pada pertumbuhan fragmen karang.

Penelitian Prawidya (2003) terhadap spesies H. rigida selama lima bulan namun di tempat yang berbeda mendapatkan nilai pertumbuhan mutlak untuk lebar sebesar 5,02 cm dan untuk tinggi sebesar 3,59 cm. Hasil yang didapatkan Prawidya menunjukkan nilai yang lebih besar untuk pertumbuhan tinggi namun lebih rendah untuk pertumbuhan lebar jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Herdiana (2001) melakukan penelitian terhadap jenis karang A. microphthalma dan Acropora intermedia yang mempunyai struktur dan life form mirip dengan A. nobilis di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, selama lima bulan. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan tingkat pencapaian pertumbuhan A. microphthalma sebesar 3,64±0,34 cm untuk tinggi dan 5,61±0,24 cm untuk lebar. Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa pola pertumbuhan A. microphthalma yang ditranplantasikan di Pulau Pari, Kepulauan Seribu memiliki pola yang sama yaitu cenderung melebar. Penelitian Herdiana (2001) terhadap A.intermedia yang ditransplatasikan di Pulau Pari memiliki pola yang sama dengan A. nobilis yang ditransplantasikan di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, yaitu cenderung melebar. Nilai pertumbuhan yang didapatkan sebesar 1,04±0,06 cm untuk tinggi dan 6,19±0,37 cm untuk lebar.

Kondisi lingkungan memberikan pengaruh terhadap morfologi terumbu karang. Pada spesies A. nobilis dan A. microphthalma yang memiliki life form

branching arborescent pertumbuhan seharusnya lebih dominan tinggi dibandingkan lebar, namun pengamatan dilapangan menunjukkan hasil yang berbeda. Pertumbuhan kedua jenis karang tersebut menunjukan pola pertumbuhan yang lebih cenderung melebar atau horizontal daripada vertikal. Hal yang sama juga terjadi terhadap karang spesies H. rigida yang memiliki pola pertumbuhan lebih besar lebar daripada tinggi.

Pada pengamatan spesies Acropora humilis, Acropora austera, dan Acropora bruegemani dilokasi dan waktu yang sama menunjukan pola yang juga cenderung melebar pada A. humilis dan A. austera, sedangkan pada A. bruegemani lebih cenderung ke pertumbuhan tinggi. Pertumbuhan mutlak A. humilis sebesar 5,1±2,92 cm untuk lebar dan 3,1±1,92 cm untuk tinggi, A. austera sebesar 7,1±4,01 cm untuk lebar dan 6,5±3,76 cm, serta A. brueguemani sebesar 4,0±2,66 cm dan 4,2±2,89 cm untuk lebar dan tinggi.

Dalam dokumen PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP KARANG (Halaman 42-45)

Dokumen terkait