• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

4. Matriks SWOT

5.2. Tingkat pendidikan petani dan informan

Tingkat pendidikan umumnya mempengaruhi cara berpikir serta cara bertindak dalam pengambilan keputusan seseorang. Dalam sektor pertanian pendidikan tidak berdampak signifikan, hal ini berkaitan baik dengan sifat langsung dan sifat tidak langsung terhadap jenis produksi. Tingkat pendidikan petani dapat dilihat dari Tabel 7 berikut:

33 Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden dan Informan di Desa Sumbang

Kecamatan Curio,2019 Uraian Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Petani 2. Pedagang 3. Dinas Pertanian Tidak tamat SD SD SMP SMA Strata 1 SMA Strata 2 1 3 1 4 1 1 1 8,33 25,00 8,33 33,33 8,33 8,33 8,33 Jumlah - 12 100

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 7 bahwa klarifikasi tingkat pendidikan Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dapat dijelaskan jumlah responden yang Tingkat pendidikan terakhirnya lebih banyak yaitu Tingkat pendidikan SMA sebanyak 4 orang. Tingkat pendidikan yang paling sedikit yaitu Strata 1, SMP, Tidak tamat SD masing-masing sebanyak 1 orang. Adapun tingkat pendidikan Informan yang dimana tingkat pendidikan pada Pedagang yaitu SMA dan tingkat pendidikan terakhir pada Dinas Pertanian tingkat pendidikan terakhirnya adalah Strata 3.

Maka dapat disumpulkan bahwa tingkat pendidikan terakhir petani dan informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio rata-rata tamatan SMA dengan presentase 33,33% sebanyak 4 orang sehingga petani mudah dalam menerima inovasi dan informasi yang telah disampaikan oleh penyuluh dalam usahatani lada. Sedangkan untuk informan tingkat pendidikan terakhirnya rata-rata Pedagang dengan presentase 8,33% sebanyak 1 orang dan Dinas Pertanian presentasenya 8,33% dengan sebanyak 1 orang.

34 5.1 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden dan Informan

Jumlah tanggungan dalam keluarga merupakan banyaknya jumlah anggota keluarga yang terdiri atas istri, anak serta orang lain yang turut serta berada dalam satu rumah atau makan bersama tinggal bersama yang berada dalam satu atap yang menjadi tanggungan keluarga adalah kepala keluarga.

Dalam penelitian yang telah dilakukan jumlah tanggungan keluarga di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang bahwa jumlah tanggungan keluarga sangatlah berpengaruh terhadap prospek pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang. Adapun rincian jumlah tanggungan keluarga responden di Desa Sumbang Kecamatan Curio pada tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecaman Curio Kabupaten Enrekang

Uraian Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah orang Persentase (%) 1. Petani 2. Pedagang 3. Dinas Pertanian 1-2 3-4 5-6 4 3 3 6 1 1 1 25,00 50,00 8,33 8,33 8,33 Jumlah 12 100

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019

Tabel 8 menunjukkan jumlah tanggungan keluarga petani Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang bahwa Jumlah Tanggungan Keluarga sangatlah berpengaruh dalam proses pengembangan usahatani lada yang dimana jumlah tanggungan keluarga yang paling banyak dimiliki oleh responden petani yang yaitu sebanyak 6 orang. Adapun pedagang dan dinas pertanian memiliki jumlah tanggungan keluarga

35 pedangang jumlah tanggungannya sebanyak 4 orang dan dinas pertanian sebanyak 3 orang jumlah tanggungan keluarga.

5.4 . Luas Lahan Petani Responden

Luas lahan adalah areal/tempat yang digunakan untuk melakukan usahatani diatas sebidang tanah, yang diukur dalam satuan hektar (ha). Luas lahan pertanian akan mempengaruhi efisien dan tidaknya suatu produksi. Luas lahan petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Luas lahan responden petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

No Luas Lahan(ha) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 0,09 - 0,13 3 30,00

2 0,14 – 0,16 4 40,00

3 0,17 – 0,20 3 30,00

Jumlah 10 100

Sumber : Data Primer setelah diolah,2019

Tabel 9 telah menunjukkan Luas lahan respoden petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang sebagian besar memiliki luas lahan sebesar 0,14-0,16 ha dalam presentasenya 40,00% sebanyak 4 orang, luas lahan 0,17-0,20 ha dalam presentasenya 30,00% sebanyak 3 orang dan luas lahan 0,9-0,13 ha dalam presentasenya sebanyak 30,00% sebanyak 3 orang. Dengan demikian luas lahan yang dimiliki para petani sangat memungkinkan untuk prospek pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

36 5.5. Pengalaman Kerja Petani Responden dan Informan

Pengalaman Kerja yaitu lamanya responden dalam melakukan pekerjaan dan akan cenderung belajar dari pengalamannya untuk memulai atau melanjutkan pekerjaan karena responden telah memiliki gambaran bagaimana ia harus melakukan pengembangan atau peningkatan terhadap kualitas kerjanya. Adapun pengelaman kerja petani responden dan informan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini :

Tabel 10.Pengalaman kerja petani Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang,2019

Uraian Pengalaman Kerja Responden (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) a. Petani 10-19 20-29 30-39 40-49 3 1 2 4 25,00 8,33 16,66 33,33 Uraian Pengalaman Kerja

Informan (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) a. Pedagang b.Dinas Pertanian 15 5 1 1 8,33 8,33 Jumlah - 12 100

Sumber : Data Primer setelah diolah,2019

Berdasarkan Tabel 10 diatas telah dijelaskan bahwa pengalaman kerja petani responden dan informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dengan pengalaman kerja responden petani lada 10-19 tahun 3 orang (25,00%), 20-29 tahun 1 orang (8,33%), 30-39 tahun 2 orang (16,66%), 40-49 tahun 4 orang (33,33%). Sedangkan pengalaman kerja Informan pedagang dan dinas pertanian , pedagang 15 tahun sebanyak 1 orang (8,33%) dan dinas pertanian 5 tahun sebanyak 1 orang (8,33%).

37 Sehingga dapat disimpulksn bahwa berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh responden usahatani lada dan informan dengan rata-rata pengalaman kerja yang dimiliki 40-49 tahun dengan presentase 33,33% dengan jumlah responden sebanyak 4 orang, yang dimana responden usahatani lada cukup berpengalaman dalam usahatani lada. Sementara untuk informan rata-rata presentase yang dimiliki sebesar 8,33% dengan pengalaman Pedagang 15 tahun dan Dinas Pertanian 15 tahun yang dimana para informan sudah berpengalaman dalam bidangnya dan memiliki informasi dan inovasai yang luas dalam usahtani lada. 5.6. Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan agar dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Analisis SWOT dilakukan setelah mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal, menganalisis faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Berikut ini adalah rincian mengenai identifikasi faktor internal dan faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 11 :

38 Tabel 11. Identifikasi Faktor Eksternal dan faktor Internal

Faktor Internal

Kekuatan Kelemahan

1. Adanya sumber daya manusia dalam pengembangan usahatani lada

2. Meningkatnya produksi lada 3. Adanya sarana produksi

dalam pengembangan usahtani lada

4. Lahan cocok untuk budidaya lada

1. Tidak adanya Bank dan Koperasi sebagai modal bagi petani dalam usahatani lada

2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani 3. Kurangnya keterlibatan penyuluh

Faktor Eksternal

Peluang Ancaman

1. Harga lada yang bagus

2. Meningkatnya permintaan masyarakat

3. Adanya dukungan pemerintah setempat terkait dengan usahatani lada

4. Iklim yang sesuai dengan pengembangan usahatani lada 5. Berkembangnya tekhnologi

pertanian dalam usahatani

1. Keadaan cuaca yang kadang kurang mendukung yang membuat produksi menurun

2. Banyaknya usahatani lada dari daerah lain sehingga harga lada menjadi murah

3. Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019

Tabel 11 menunjukkan bahwa faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimana kekuatan 4 , kelemahan 3 sehingga di tabel telah dijelaskan bahwa kekuatan lebih unggul dibanding dengan kelemahan yang ada di usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio sehingga meminimalkan kelemahan. Sedangkan faktor Eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dimana peluang berjumlah 5, ancaman 3. Peluang dapat dimanfaatkan para responden usahatani lada untuk mengembangkan usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

39 Setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor Eksternal dan Internal maka selanjutnya dapat dilihat perencanaan dalam analisis faktor eksternal dan faktor internal. Berikut ini tabel 12 perencanaan analisis faktor eksternal dan faktor internal.

Tabel 12. IFAS (Internal Factor Analysis Summary) Matriks Faktor Internal

No Kekuatan Bobot Rating Nilai

1 Adanya sumber daya manusia dalam pengembangan usahatani lada

0,27 4 1,08

2 Meningkatnya produksi lada 0,27 4 1,08 3 Adanya sarana produksi

dalam pengembangan usahtani lada

0,27 4 1,08

4 Lahan cocok untuk budidaya lada

0,21 3 0,63

Subtotal 1,02 15 3,87

No Kelemahan Bobot Rating Nilai

1 Tidak adanya Bank dan Koperasi sebagai modal bagi petani dalam usahatani lada

0,29 2 0,58

2 Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani lada

0,29 2 0,58 3 Kurangnya keterlibatan penyuluh 0,43 3 1,29 Subtotal 1,01 7 2,45 Total 2,03 22 6,32

Sumber : Data Primer setelah diolah,2019

Berdasarkan Tabel 12 telah dijelaskan bahwa faktor Internal terdapat 4 jenis kekuatan, 3 jenis kelemahan pada petani Lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dalam prospek pengembangan Usahatani

40 Lada. Berdasarkan penentuan bobot ditentukan dengan data mulai dari sangat penting, penting, tidak penting, kurang penting dan tidak penting. Pada tabel 12 IFAS (Internal Factor Analysis Summary) telah dijelaskan bahwa kekuatan petani lada lebih tinggi dibandingkan dengan kelemahan yang dimiliki petani lada. Sehingga petani lada memiliki kekuatan dalam prospek pengembangan usahatani lada.

Rating pada kekuatan dan kelemahan ditentukan dengan nilai 1 sampai 4 mulai dari sangat penting sampai dengan tidak penting berdasarkan hasil wawancara dengan petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Nilai faktor internal kekuatan dan kelemahan didapatkan dari perkalian antara kolom bobot dengan rating yang dimana menghasilkan total dengan nilai 6,32.

a. Kekuatan

1. Adanya sumber daya manusia dalam pengembangan usahati lada. Berdasarkan sumber daya Desa Sumbang memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.379 jiwa yang dimana rata-rata penduduknya sebagian besar adalah petani.

2. Meningkatnya produksi lada. Berdasarkan hasil wawancara peningkatan produksi lada semakin tahun semakin meningkat dikarenakan banyaknya permintaan lada. Dari hasil informasi Direktorat Jendral pertanian produksi lada di Indonesia mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 produksi yang dihasilkan sebanyak 81.501 sampai 87.448/ton. Yang dimana produksi pada tahun 2015 sebesar 81.501 ton, pada tahun

41 2016 sebesar 82.167 ton, tahun 2017 sebesar 82.964 ton dan pada tahun 2018 sebesar 87.448 ton. Sementara hasil produksi Kabupaten Enrekang data terakhir yang diperoleh sebesar 825/ton.

3. Adanya sarana produksi dalam pengembangan usahatani lada. Berdasarkan sarana produksi yang dimiliki dalam pengembangan usahatani lada terdapat berbagai toko tani yang menjual berbagai obat-obatan, pupuk, racun dan alat-alat pertanian yang dimiliki di Desa Sumbang Kecamatan Curio dalam pemenuhan dan pengembangan uasahatani lada

4. Lahan yang cocok untuk budidaya usahatani lada. Berdasarkan hasil wawancara para petani di Desa Sumbang Kecamatan Curio potensi untuk pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang sangat cocok untuk pengembangan usahatani lada beradsarkan tekstur tanah yang subur banyak mengandung bahan organik cocok untuk ditanami berbagai macam tanaman sesuai dengan pengembangan usahatani lada yang dimiliki di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. b. Kelemahan

1. Tidak adanya Bank dan Koperasi sebagai modal usaha dalam usahatani lada. Di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang tidak memiliki koperasi sebagai tempat menampung dan meminjam modal para usahatani lada sehingga para petani lada biasanya meminjam modal ke kerabat, saudara dan tetangga mereka.

42 2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani lada.

Kurangnya keterampilan kerja para usahatani lada dalam pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio sehingga menyebabkan banyak para usahatani lada yang tidak mengetahui bagaimana cara untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada usahatani lada.

3. Kurangnya keterlibatan penyuluh.

Di Desa Sumbang Kecamatan Curio, kurangnya penyuluhan yang masuk di Desa Sumbang sehingga membuat para petani lada biasanya bingung jika mengahadapi masalah terhadap usahatani lada mereka misalnya tanaman lada yang tiba-tiba diserang penyakit menguning pada daun, penyerangan hama teerhadap tanaman lada walaupun telah disemprotkan dengan obat-obattan.

Berikut ini Tabel 13 merupakan rincian tentang faktor Eksternal (ancaman dan peluang) yang mempengaruhi Prospek pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

43 Tabel 13. EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)

Matriks Faktor Ekternal

No Peluang Bobot Rating Nilai

1 Harga lada yang bagus 0,24 4 0,96

2 Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap lada

0,18 3 0,54

3 Adanya dukungan pemerintah setempat terkait dengan usahatani lada

0,18 3 0,54

4 Iklim yang sesuai dengan usahatani lada

0,24 4 0,96

5 Berkembangnya tekhnologi dan informasi dalam usahatani lada

0,18 3 0,54

Subtotal 1,02 17 3,54

No Ancaman Bobot Rating Nilai

1 Keadaan cuaca yang kadang kurang mendukung yang membuat produksi menurun

0,43 3 1,29

2 Banyaknya usahatani lada dari daerah lain sehingga harga lada menjadi murah

0,29 2 0,58

3 Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada

0,29 2 0,58

Subtotal 1,01 7 2,45

Total 2,03 24 5,99

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019

Berdasarkan pada Tabel 13. EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) telah dijelaskan bahwa peluang 5, ancaman 3 yang dimana petani lada memiliki peluang yang banyak sedangkan ancaman yang sedikit yang dimiliki oleh petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dalam prospek pengembangan usahatani lada.

44 Perhitungan atau penentuan Rating dan Bobot berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang yang dimana nilai total dari Rating untuk peluang dan ancaman adalah 24, sementara nilai total Bobot pada peluang dan ancaman adalah 5,99.

c. Peluang

1. Harga lada yang bagus.

Berdasarkan hasil dari Direktorat Jendaral Perkebunan harga lada mulai dari tahun 2015 sampai tahun 2018 terjadi peningkatan dengan kisaran mulai dari harga Rp 100.000-/Kg sampai dengan Rp 150.000-,/Kg. 2. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap lada.

Seiring dengan meningkatnya rumah makan dan wisata kuliner menyebabkan tingginya permintaan lada, sementara produksi lada. Sehinngga pemerintah kewalahan memenuhi permintaan lada, hingga akhirnya dilakukan impor dari negara Vietnam.

3. Adanya dukungan pemerintah setempat terkait dengan usahatani lada. Adanya dukungan pemerintah dalam mengembangkan usahatani lada salah satunya di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang sehingga membuat para petani berlomba-lomba dalam pengembangan usahatani lada yaitu dukungan berupa pemberian bibit secara gratis walaupun dalam jumlah skala yang sangat kecil dan pemberian obat-obatan dan pupuk subsidi di toko-toko tani.

45 4. Iklim yang sesuai dengan usahatani lada.

Dengan suhu yang dimiliki Desa Sumbang Kecamatan Curio sangat cocok untuk prospek pengembangan usahatani lada yang dimana memiliki suhu dengan rata-rata harian 32 0C, curah hujan 2.520 mm dengan jumlah bulan hujan 6 bulan.

5. Berkembangnya tekhnologi dan informasi dalam usahatani lada.

Perkembangan tekhnologi di masyarakat khususnya di Desa Sumbang Kecamatan Curio dalam pengembangan usahatani lada. Membuat para petani lebih mudah dalam mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan pengembangan usahatani lada.

d. Ancaman

1. Keadaan cuaca yang kadang kurang mendukung yang membuat produksi menurun. Keadaan cuaca yang kurang mendukung menjadai kendala para petani dalam pengembangan usahatani lada sehingga membuat para petani lada susah untuk menanganinya karena bisa membuat produksi atau proses pengembangan lada menjadi menurun.

2. Banyaknya usahatani lada di daerah lain sehingga harga lada menjadi murah dengan harga dari Rp 100.000-/Kg sampai Rp 150.000-/Kg menjadi Rp 65.000-/Kg sampai Rp 70.000-/Kg Produksi lada dari daerah bahkan dari provinsi lain yang menyebabkan harga lada dari Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang menurun dikarenakan lada dari daerah lain masuk ke pasar tradisional Enrekang yaitu pasar Sudu dengan jumlah yang sangat banyak sehinngga menyebabkan lada

46 dari Desa Sumbang Kecamatan Curio menjadi murah karena kalah dengan jumlahnya bahkan kualitas lada tersebut.

3. Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada. Hama dan penyakit merupakan salah satu ancaman bagi petani dalam mengembangkan usahatani ladi karena penyerangannya dapat menurunkan produksi dari pada usahatani lada itu sendiri.

Tabel 14. Matriks Internal Eksternal (IE)

Total skor faktor Internal 4,0 Kuat, 3,0 ratai-rata, 2,0 Lemah

4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi Total Skor Faktor 3,0 Eksternal Menengah 2,0 Rendah 1,0

Sumber : Data Primer 2019

Posisi matriks:

Posisi I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertical Posisi II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal Posisi III : Strategi turnaround

Posisi IV : Strategi stabilitas

I Pertumbuhan II Pertumbhan III Penciutan IV Stabilitas V Pertumbuhan Stabilitas VI Penciutan VII Pertumbuhan VIII Pertumbuhan IX Likuidasi

47 Posisi V : Strategi konsentrasi melalui horizontal/stabilitas

Posisi VI : Strategi divestasi

Posisi VII : Strategi diversifikasi konsentrik Posisi VIII : Strategi diversifikasi konglomerat Posisi IX : Likuidasi atau bangkrut

Tabel 17 telah dijelakan bahwa posisi prospek pengembangan usahatani lada berada pada posisi ke V Strategi konsentrasi melalui horizontal/stabilitas yaitu suatu kegiatan yang memiliki daya tarik yang seimbang atau sedang-sedang saja dan untuk prospek pengembangan usahatani lada tersebut harus dengan cara berlanjut berusahatani dengan hati-hati artinya strategi yang harus dipersiapkan oleh petani adalah strateginya untuk bagaimana mengembangkan pertumbuhan lada untuk bagaimana dapat meningkatan produksi lada dengan melalui perbaikan kualitas dan mutu usahatani lada sehingga dapat meningkatkan produksi dan dapat memenuhi permintaan lada.

Matriks analisis SWOT yang memuat keadaan internal dan eksternal usaha untuk menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh petani lada dapat dilihat pada Tabel 15.

48 Tabel 15. Matriks SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTH (S)

1.Adanya sumber daya manusia

dalam usahatani lada

2.Meningkatnya produksi lada

3.Adanya sarana produksi dalam

pengembangan usahtani lada

4.Lahan yang cocok untuk

budidaya lada

WEAKNESS (W)

1. Tidak adanya Bank dan

Koperasi sebagai modal bagi petani dalam usahatani lada

2. Kurangnya keterampilan tenaga

kerja dalam melakukan

usahatani lada.

3. Kurangnya keterlibatan

penyuluh

OPPORTUNITIES (O)

1.Harga lada yang bagus

2.Meningkatnya permintaan

masyarakat terhadap lada

3.Adanya dukungan pemerintah

setempat terkait dengan

usahatani lada

4.Iklim yang sesuai dengan

pengembangan usahatani lada

5.Berkembangnya tekhnologi

dan informasi pertanian dalam usahatani lada

STRATEGI (SO)

1. Meningkatan produksi lada

sesuai dengan permintaan

masyarakat terhadap

lada.(S2+O2)

2. Mengembangkan budidaya

lada di Desa Sumbang dengan

iklim dan lahan yang

cocok.(S4+O4)

3. Memanfaatkan teknologi dan

informasi untuk melakukan

budidaya lada dalam

peningkatan produksi

lada.(S2+O5)

STRATEGI (WO)

1.Memperadakan Bank koperasi

sebagai bentuk upaya

pemerintah dalam dukungan usahatani lada.(W1+O3)

2.Meningkatkan keterampilan

tenaga kerja dengan

memanfaatkan tekhnologi yang

ada dalam pengembangan

usahatani lada.(W2+O5)

3.Melakukan penyuluhan secara

intensif guna meningkatkan

produksi lada untuk memenuhi

permintaan terhadap

lada.(W3+O2)

THREATHS (T)

1.Keadaan cuaca yang kadang

kurang mendukung yang

membuat produksi menurun

2.Banyaknya usahatani lada dari

daerah lain sehingga harga lada menjadi murah

3.Adanya serangan hama dan

penyakit yang menyerang

usahatani lada

STRATEGI (ST)

1. Mengurangi resiko serangan

hama dan penyakit sebagai

upaya dalam peningkatan

produksi usahatani

lada.(S2+T3)

2. Peningkatan pengetahuan

petani lada tentang iklim dan

cuaca sebagai dalam

peningkatan produksi

lada.(S2+T1)

3. Perlunya informasi terhadap

harga jual lada yang telah di produksi dengan harga lada yang lebih tinggi.(S2+T2)

STRATEGI (WT)

1. Meningkatkan peran pemerintah

oleh Dinas Pertanian dan

Penyuluh memberikan

informasi tentang

mitigasi.(W3+T1)

2. Mengembangkan keterampilan

tenaga kerja dengan melakukan study banding penyuluh dengan daerah yang berhasil dalam usahatani lada.(W2+T3)

49 Berdasarkan Tabel 18, ada beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh petani responden dan informan, antaranya sebagai berikut:

a. Strategi S-O (Strength-Opportunities)

1. Meningkatan produksi lada sesuai dengan permintaan masyarakat terhadap lada.

Meningkatkan produksi lada sesuai dengan permintaan masyarakat terhadap lada dengan meningkatkan mutu , kualitas , keterampilan tenaga kerja usahatani lada untuk memenuhi permintaan lada di masyarakat.

2. Mengembangkan budidaya lada di Desa Sumbang dengan iklim dan lahan yang cocok.

Dengan iklim dan lahan yang cocok di Desa Sumbang Kecamatan Curio para responden/petani usahatani lada memanfaatkannya dengan membudidayakan atau mengembangkan tanaman lada di Desa Sumbang untuk meningkatkan tingkat produksi lada.

3. Memanfaatkan teknologi dan informasi untuk melakukan budidaya lada dalam peningkatan produksi lada.

Dengan berkembangnya zaman tekhnologi bahkan sampai ke pelosok desa, maka petani/responden usahatani lada memanfaatkannya dengan menggunakan tekhnologi sebagai salah satu sumber informasi dalam proses pembudidayan usahatani lada.

50 b. Strategi W-O (Weakness-Opporunities)

1. Memperadakan Bank koperasi sebagai bentuk upaya pemerintah dalam dukungan usahatani lada.

Di Desa Sumbang Kecamatan Curio belum ada Bank dan Koperasi sehingga para petani/responden usahatani lada tidak memiliki modal dalam pengembangan tanaman lada dan dengan diadakannya Bank dan koperasi maka petani/responden usahatani lada lebih mudah mendapatkan modal dalam pengembangan ushatani lada dan dengan adanya koperasi sebagai tempat penyimpanan lada para usahatani lada .

2. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja dengan memanfaatkan tekhnologi yang ada dalam pengembangan usahatani lada.

Dengan berkembangnya tekhnologi di masyarakat dapat dimanfaat para responden/petani usahatani lada dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja dalam pengembangan usahatani lada. 3. Melakukan penyuluhan secara intensif guna meningkatkan produksi

lada untuk memenuhi permintaan terhadap lada.

Dengan melakukan penyuluhan secara intensif atau pembudidayaan tanaman lada secara luas dab besar guna mendapatkan keuntungan produksi usahatani lada yang lebih besar untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap lada.

51 c. Strategi S-T (Strength-Threats)

1. Mengurangi resiko serangan hama dan penyakit sebagai upaya dalam peningkatan produksi usahatani lada.

Mengurangi resiko serangan hama dan penyakit sebagai upaya dalam peningkatan produksi usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio dengan mendatangkan para penyuluh dan dinas pertanian untuk memberikan informasi terhadap para petani/responden usahatani lada terhadap serangan hama dan penyakit.

2. Peningkatan pengetahuan petani lada tentang iklim dan cuaca sebagai dalam peningkatan produksi lada.

Memberikan informasi atau pengetahuan terhadap petani/responden usahatani lada mengenai iklim dan cuaca agar para petani/responden usahatani lada bisa bisa mengetahui kapan musim tanam yang cocok. 3. Perlunya informasi terhadap harga jual lada yang telah di produksi

dengan harga lada yang lebih tinggi

Dengan adanya informasi terhadap harga jual lada telah diproduksi dipasaran dengan harga lada yang lebih tinggi dapat membuat para petani/resonden usahatani lada untuk menjual hasil produksi usahatani ladanya ke pasar tanpa harus melalui pengepul.

52 d. Strategi W-T (Weakness-Threats)

1. Meningkatkan peran pemerintah oleh Dinas Pertanian dan Penyuluh memberikan informasi tentang mitigasi.

Dengan meningkatkan peran pemerintah oleh Dinas Pertanian dan Penyuluh dalam pemberian informasi tentang mitigasi yang dimana mitigasi merupakan usaha-usaha yang dilakukan dalam sebab pemanasn global dari sumbernya. Gunanya agar laju pemanasan

Dokumen terkait