• Tidak ada hasil yang ditemukan

kepada mahasiswa kepaniteraan klinik Pembuatan Kuisioner

HASIL PENELITIAN 4.1 Responden Berdasarkan Usia

4.13 Tingkat Pengetahuan Tentang Anatomi Normal Rongga Mulut

Diagram Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Pada Radiografi Panoramik.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

BAB V PEMBAHASAN

Radiografi panoramik merupakan radiografi konvensional ekstraoral yang dapat memperlihatkan gambaran anatomi maksila dan madibula secara luas serta keseluruhan dan satu film dimana jaringan dan struktur normal rongga mulut dapat dilihat secara makroskopis. Pengetahuan dasar mengenai anatomi normal rongga mulut mutlak diperlukan dalam menginterpretasi hasil radiografi untuk menunjang didapatnya kesimpulan diagnosa yang tepat.10,11

Penelitian ini telah dilakukan pada mahasiswa kepaniteraan klinik di salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Jakarta. Untuk memperoleh data dari responden dilakukan wawancara dengan bantuan kuesioner. Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 100 orang yang terdiri dari 28 orang laki-laki dan 72 orang perempuan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan (Tabel 1) terdapat 12% responden yang berusia 21 tahun, 35% berusia 22 tahun, 26% berusia 23 tahun, 23% berusia 24 tahun, 1% berusia 25 tahun dan 3% berusia 26 tahun.

Berdasarkan jenis kelamin terdapat 28% responden dengan jenis kelamin laki-laki dan 72% responden dengan jenis kelamin perempuan. Lebih banyak persentase responden perempuan, sehingga dari perbandingan ini dapat kita lihat bahwa Fakultas Kedokteran Gigi di Jakarta lebih banyak diminati oleh perempuan daripada laki-laki.

Pengetahuan responden tentang anatomi orbital pada radiografi panoramik (Tabel 3) dikategorikan baik karena 89% responden menjawab dengan benar. Masih terdapat beberapa mahasiswa kepaniteraan klinik yang menyangka orbital merupakan fossa nasal dikarenakan kedua anatomi ini terlihat radiolusen pada radiografi panoramik.

Pada radiografi panoramik akan terlihat radiolusen diatas rongga hidung.13 Orbital merupakan rongga yang bertujuan untuk melindungi bola mata. Bentuk rongga mata adalah piramida empat sisi yang ujungnya berada di foramen optikal. Terdapat tujuh tulang yang ikut membentuk formasi tulang orbital ini yaitu : maksilari, zigoma, frontal, ethmoidal, lakrima, palatin dan sfenoid. Tulang-tulang ini membentuk soket

untuk bola mata yang memberi tempat untuk masuknya otot-otot mata dan berasosiasi sangat dekat dengan sinus sekitarnya dan fosa kranial. Banyak saraf dan pembuluh darah yang melewati foramina, fisuradan kanal dari tulang orbital.

Frekuensi responden yang menjawab benar tentang anatomi kavum nasal sebanyak 94% (Tabel 4) dan dikategorikan baik. Gambaran radiografi kavum nasal dan foramen insisivus adalah radiolusen, sehingga menyebabkan beberapa mahasiswa kepaniteraan klinik salah dalam menjawab pertanyaan anatomi yang dimaksud.

Kavum nasal atau rongga hidung merupakan terowongan yang berada di kanan dan kiri, sedangkan bagian tengahnya dipisahkan oleh septum nasal. Setiap kavum nasal memiliki empat buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior. Foramen insisivum adalah saluran tempat keluarnya pembuluh darah dan saraf di daerah gigi insisivus.13

Frekuensi responden mengenai sinus maksilaris (Tabel 5) dikategorikan baik karena 95% mahasiswa kepaniteraan klinik menjawab dengan benar. Masih terdapat beberapa mahasiswa kepaniteraan klinik memperkirakan sinus maksilaris terletak di sekitar kavum nasal.

Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal terbesar berupa ruangan kosong yang terletak di bawah orbital kiri dan kanan dan terlihat radiolusen pada radiografi panoramik.Anatomi sinus maksilaris adalah dasar sinus yang sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu; apeks premolar (P1 dan P2) dan molar (M1 dan M2) kanan dan kiri, sehingga terkadang dapat memberi kesan menonjol ke dalam sinus dan menyebabkan infeksi gigi geligi mudah naik ke atas dan menyebabkan sinusitis. Batas antara dasar sinus maksilaris dan apeks gigi posterior rahang atas adalah lapisan tulang yang terdiri dari mukosa ligamen periodontal.13,14

Dikategorikan baik tentang anatomi kondilus mandibula pada radiografi panoramik (Tabel 6) dikarenakan 90% responden menjawab dengan benar. Masih terdapat beberapa mahasiswa yang menyangka kondilus mandibula adalah prosesus koronoid, karena kedua anatomi ini terlihat radiopak pada radiografi panoramik dan terletak di mandibula.

Kondilus mandibula merupakan tulang berbentuk cembung pada seluruh permukaannya dan terletak di bagian posterior ramus mandibula. Kondilus juga

berbentuk seperti tombol lebih lebar pada daerah mediolateral daripada anteroposterior. Kondilus berbentuk lonjong dan mempunyai poros yang berorientasi mediolateral. Permukaan tulang artikular terdiri atas cekungan fossa artikular dan bagian dari

eminensia artikular.4,16

Frekuensi responden yang menjawab benar tentang anatomi tuberositas maksila sebanyak 81% (Tabel 7) dan dikategorikan baik. Tuberositas maksila adalah tulang keras, besar dan bulat pada permukaan luar rahang atas. Berlokasi di area gigi posterior, dibelakang gigi molar.15 Berbeda dengan arkus zigomatikus yang merupakan sepasang tulang di daerah muka yang terdiri dari tulang maksila dibagian depan, tulang frontal di superior, dan tulang temporal di belakang.19 Juga berbeda dengan prosesus palatinus yang terletak di palatina.

Pengetahuan responden mengenai prosesus koronoid mandibula (Tabel 8) dikategorikan cukup karena hanya 73% mahasiswa kepaniteraan klinik mengetahui bahwa yang terlihat pada gambaran radiografi panoramik tersebut merupakan prosesus koronoid mandibula.

Prosesus koronoid mandibula merupakan daerah radiopak yang berbentuk lonjong atau segitiga terkadang superimposisi pada gigi molar mandibula dan maksila yang dimana superimposisi pada daerah molar tiga.4,13

Frekuensi responden tentang anatomi prosesus styloid pada radiografi panoramik (Tabel 9) dikategorikan cukup karena hanya 71% responden menjawab dengan benar.

Prosesus styloid merupakan tulang yang berkembang dari tulang temporal dan terletak di bagian depan foramen stylomastoid. Prosesus styloid memiliki bentuk runcing yang menonjol dibagian bawah telinga, berfungsi sebagai syaraf-syaraf bicara pada suatu membran yang nantinya akan dihubungkan dengan pita suara pada manusia. Pada radiografi panoramik terlihat radiopak.13

Frekuensi responden yang mengetahui anatomi foramen mandibula pada radiografi panoramik sebanyak 88% (Tabel 10) dikategorikan berpengetahuan baik. Responden yang mengetahui anatomi kanal mandibula pada radiografi panoramik sebanyak 89% (Tabel 11) dikategorikan berpengetahuan baik. Serta responden yang mengetahui anatomi foramen mentalis pada radiografi panoramik sebanyak 87% (Tabel

12) dikategorikan berpengetahuan baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa banyak mahasiswa kepaniteraan klinik dapat membedakan antara lokasi dan bentuk anatomi dari foramen mandibula, kanal mandibula, dan foramen mentalis.

Foramen mandibula adalah sebuah lubang di mandibula sebagai pintu masuk untuk pembuluh darah dan saraf pada alveolar mandibula dan terlihat radiolusen pada pertengahan ramus mandibula.4,11 Kanal mandibula merupakan saluran dalam mandibula yang mengandung pembuluh darah dan saraf yang melewati gigi-gigi rahang bawah, terletak di bagian medial ramus yang terlihat radiolusen dengan batas linier radiopak tipis. 13 Sedangkan foramen mentalis adalah suatu daerah radiolusen oval atau bulat di regio premolar. Dengan demikian pengetahuan dan kemampuan mahasiswa kepaniteraan klinik terinterpretasi dengan baik dalam membedakan anatomi normal foramen mandibula, kanal mandibula dan foramen mentalis.

BAB VI

Dokumen terkait