• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi a. Tindakan Penanganan dengan Pola Diet

Dalam dokumen BAB 3 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep (Halaman 38-43)

Berdasarkan tabel 5.20 tindakan penanganan hipertensi dengan pola diet dinilai sedang atau cukup, dimana kebanyakan responden berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 74 orang (56,9%). Sedangkan yang menjawab baik sebanyak 44 orang (33,8%).

Tindakan penanganan dengan pola diet dinilai berdasarkan tindakan responden terhadap keluarganya dalam mengurangi konsumsi makanan yang asin, makanan yang berlemak dan mengandung kolesterol tinggi, menganjurkan keluarganya untuk mengkonsumsi buah-buahan tinggi kalium seperti pisang, memberikan makanan kaleng ketika makan, menganjurkan keluarganya mengkonsumsi sayuran dan selalu menyediakan menu sehat pada pasien hipertensi.29

b. Tindakan Penanganan dengan Modifikasi Gaya Hidup

Responden dengan tindakan penanganan dengan modifikasi gaya hidup terbanyak berada pada kategori sedang atau cukup, yaitu berjumlah 79 orang (60,8%), sedangkan responden dengan tindakan penanganan yang baik berjumlah 43 orang (33,1%).

Tindakan penanganan hipertensi dengan modifikasi gaya hidup meliputi penilaian terhadap responden dalam menganjurkan keluarganya yang terkena hipertensi untuk berolahraga secara teratur, menganjurkan keluarganya untuk berhenti merokok, menghindari minum kopi, menghindari makanan cepat saji, dan

menganjurkan keluarganya untuk lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan hanya duduk beristirahat dirumah.29

c. Tindakan Penanganan dengan Manajemen Stress

Tindakan penanganan hipertensi juga dapat dilakukan dengan manajemen stress oleh responden terhadap keluarganya yang terkena hipertensi. Responden terbanyak memiliki tindakan penanganan yang baik, sebanyak 84 orang (64,6%). Sedangkan untuk tindakan penanganan yang buruk hanya diperoleh 4 orang saja (3,1%).

Tindakan penanganan dengan manajemen stress dinilai berdasarkan tindakan responden ketika menenangkan keluarganya disaat marah, mampu mengatasi kecemasan keluarganya yang menderita hipertensi, menganjurkan keluarganya untuk cukup istirahat, responden mampu mengatasi rasa stress keluarganya, menyuruh keluarga untuk istirahat jika merasa lelah dan pusing, responden juga diharapkan mampu membantu pasien dalam memecahkan masalahnya, dan menganjurkan pasien untuk relaksasi seperti menenangkan diri.29

d. Tindakan Penanganan dengan Kontrol Kesehatan

Dari analisis tabel 5.23, didapatkan tingkat tindakan penanganan hipertensi dengan kontrol kesehatan pada sebagian besar responden dinilai baik, dengan jumalah responden sebanyak 87 orang (66,9%). Hal ini menunjukkan bahwa responden membantu keluarganya dalam mengontrol kesehatan keluarganya terutama untuk kontrol tekanan darahnya.

Hal yang dinilai pada tindakan penanganan dengan kontrol kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah yang rutin dilakukan responden, responden memperhatikan tanda-tanda gangguan hipertensi pada pasien, menganjurkan pasien

e. Tindakan Penanganan dengan Obat

Tindakan penanganan hipertensi dengan obat dilakukan oleh responden terhadap pasien dan dinilai berdasarkan kuesioner yang diberikan, dimana tindakan responden terbanyak dinilai baik dengan total 70 orang (53,8%) dan hanya terdapat 2 orang (1,5%) dengan tindakan yang dinilai buruk.

Hal ini dinilai berdasarkan tindakan responden dalam memaksa pasien untuk selalu meminum obat, mengawasi pasien saat meminum obat, mengetahui efek samping dari obat yang diberikan kepada pasien, menganjurkan pasien untuk menjalani terapi obat tekanan darah tinggi, rutin memeriksa tekanan darah pasien selama pengobatan, memberikan obat secara teratur kepada pasien, dan mnganjurkan pasien untuk berobat ke pelayanan kesehatan primer.

f. Tingkat tindakan Penanganan Hipertensi Berdasarkan Semester Responden

Berdasarkan hasil analisa di atas, dapat kita simpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap tindakan penanganan pasien hipertensi dinilai baik, dengan jumlah responden yang dinilai baik sebanyak 83 orang (63,8%), sedangkan responden yang dinilai sedang atau cukup sebanyak 46 orang (35,4%), dan untuk responden yang dinilai buruk atau kurang hanya sebanyak 1 orang (0,8%).

Tingkat tindakan penanganan hipertensi jika diklasifikasikan berdasarkan tingkat semester responden, didapatkan responden terbaik berada di semester 7, dengan jumlah responden yang dinilai baik sebanyak 60 orang (46,2%), responden yang dinilai cukup atau sedang sebanyak 20 orang (15,4%), dan responden yang dinilai buruk atau kurang hanya 1 orang (0,8%). Untuk semester 5, responden yang dinilai baik sebanyak 14 orang (10,8%), sedangkan responden yang dinilai sedang atau cukup sebanyak 18 orang (13,8%), dan tidak ada responden yang dinilai buruk atau kurang. Sedangkan untuk semester 3, responden yang tindakan penanganannya dinilai baik sebanyak 9 orang (6,9%), dan responden yang dinilai sedang atau cukup sebanyak 8 orang (6,2%), dengan total responden dapat dilihat pada tabel 5.26.

5.3.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Hipertensi dengan Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi

Berdasarkan tabel 5.27, responden yang memiliki tingkat pengetahuan hipertensi baik dan juga memiliki tindakan penanganan hipertensi yang baik hanya sebanyak 26 orang (20%) dari jumlah responden yang diteliti. Hasil uji statistik dengan nonparametric test menunjukkan data berdistribusi normal, sehingga uji korelasi yang dapat digunakan adalah uji korelasi Pearson.27

Pada uji ini didapatkan adanya hubungan antara dua variabel jika nilai p value < 0,05. Setelah melakukan analisa dengan aplikasi spss didapatkan nilai p value sebesar 0,004, sehingga adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan hipertensi dengan tingkat tindakan penanganan hipertensi, walaupun dengan korelasi yang lemah (0,249).27

Sehingga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dinilai mampu menerapkan ilmu yang didapatkan diperkuliahan kepada keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

6.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara memiliki pengetahuan yang cukup atau sedang tentang penyakit hipertensi dengan jumlah responden sebanyak 98 orang (75,4%) dari 130 orang responden. Namun memiliki tindakan yang baik dalam penanganan penyakit hipertensi terhadap keluarganya, dengan jumlah responden sebanyak 83 orang (63,8%) dari total 130 orang responden.

Jumlah mahasiswa FK USU yang memiliki faktor risiko terkena hipertensi karena adanya riwayat keluarga sebanyak 130 orang (13,7%) dari total 944 mahasiswa. Terbagi atas 17 orang (1,8%) merupakan semester 3, 32 orang (3,3%) merupakan semester 5, dan semester 7 sebanyak 81 orang (8,5%). Mahasiswa yang mengerti dengan baik mengenai hipertensi hanya sebanyak 31 orang (23,8%). Sedangkan yang mampu menangani pasien dengan baik sebanyak 83 orang (63,8%).

Hasil perbandingan tingkat pengetahuan dan tindakan penanganan hipertensi antara semester 3, semester 5 dan semester 7, dapat disimpulkan bahwa semester 7 memiliki tingkat pengetahuan (20,8%) dan tindakan penanganan (46,2%) yang lebih baik, diikuti semester 5 (1,5% dan 10,8%), lalu semester 3 (1,5% dan 6,9%).

Rata-rata usia awal terjadinya hipertensi berada pada rentang usia 36-45 tahun dengan responden berjumlah 63 orang (48,5%). Jenis kelamin yang paling banyak terkena hipertensi adalah laki-laki yaitu sebanyak 73 orang (56,2%) danperempuan hanya sebanyak 57 orang (43,8%).

6.2. Saran

Selama proses pelaksanaan penelitian ini hingga selesai, peneliti sadar bahwa masih banyaknya kekurangan dalam melakukan penelitian ini, bisa berupa proses maupun isi dari penelitian ini sendiri. Untuk itu terdapat beberapa saran yang

diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Saran tersebut yaitu:

a. Masukan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yaitu diharapkan adanya program Keluarga Binaan maupun Desa Binaan yang dibimbing langsung oleh dosen, dimana terbagi dalam kelompok-kelompok kecil mahasiswa, yang bertujuan agar mahasiswa FK USU terlatih untuk menangani pasien secara langsung, guna meningkatkan pengetahuan, jiwa sosial, kemampuan klinis, dan kualitas diri dalam melakukan penanganan terhadap pasien langsung.

b. Bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diharapkan mampu lebih aktif dalam mengembangkan diri. Tidak hanya melalui program perkuliahan selama dikampus saja, namun ikut serta dalam kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat yang turun langsung dalam menangani bahkan memberikan edukasi kepada pasien, guna meningkatkan kualitas diri dalam bersosial, mengembangkan pengetahuan, dan juga kemampuan klinis yang sudah kita terima selama proses perkuliahan. c. Bagi peneliti lain jika ingin meneliti tingkat pengetahun dan tindakan

penanganan terhadap pasien harus lebih aktif dalam mencari sampel penelitian, dan mencari literatur terlebih dahulu, terutama untuk lembar kuesioner yang nantinya akan menjadi instrumen pada penelitian harus sudah diuji validitas dan reliabilitasnya agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pengolahan data.

Dalam dokumen BAB 3 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep (Halaman 38-43)

Dokumen terkait