• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT DAN TREN FERTILITAS

4PERKAWINAN DAN AKTIVITAS SEKSUAL

5.2 TINGKAT DAN TREN FERTILITAS

5.2.1 Tingkat Fertilitas

Tabel 5.1 menyajikan angka fertilitas berdasarkan kelompok umur (Age Specific Fertility Rate atau ASFR), angka fertilitas total (Total Fertility Rate atau TFR), angka kelahiran umum (General Fertility Rate atau GFR), dan angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate atau CBR) untuk periode tiga tahun sebelum survei. Angka fertilitas ini merujuk pada periode 2009-2012. Periode tiga tahun dipilih untuk memperoleh estimasi fertilitas di Indonesia pada saat ini dengan jumlah sampel yang mencukupi untuk

mengurangi sampling error. Angka ASFR

memberikan gambaran pola fertilitas menurut kelompok umur, sedang TFR menunjukkan jumlah anak yang akan dilahirkan seorang wanita sampai akhir masa reproduksinya bila ia mengikuti pola ASFR saat ini. GFR dinyatakan dalam jumlah kelahiran hidup per 1.000 wanita umur 15-44 dalam satu tahun, dan CBR dinyatakan dalam jumlah kelahiran hidup per 1.000 penduduk dalam satu tahun.

Hasil SDKI 2012 menunjukkan TFR sebesar 2,6, yang berarti seorang wanita di Indonesia rata-rata melahirkan 2,6 anak selama hidupnya. Angka fertilitas total di daerah perdesaan (2,8 anak), 17 persen lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan (2,4 anak).

Gambar 5.1 Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 2007-2012 51 135 134 108 65 19 6 48 138 143 103 62 21 4 0 50 100 150 200 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 SDKI 2007 SDKI 2012 Kelahiran per 1000 wanita

SDKI 2012

Pada gambar 5.1 seperti pada TFR, terdapat pula perbedaan pola ASFR di daerah perkotaan dan daerah perdesaan. Puncak umur melahirkan wanita di daerah perkotaan adalah 25-29 tahun (145 anak per 1.000 wanita), sedangkan di daerah perdesaan adalah 20-24 tahun (156 anak per 1.000 wanita). Pola ASFR untuk wanita umur 25 tahun ke atas untuk daerah perkotaan dan perdesaan hampir sama, hal ini menunjukkan bahwa perbedaan TFR untuk daerah perkotaan dan perdesaan disebabkan oleh perbedaan fertilitas pada kelompok umur di bawah 25 tahun.

Secara umum perbedaan ASFR di daerah perkotaan dan perdesaan karena wanita muda di perdesaan lebih banyak yang telah melahirkan daripada wanita diperkotaan. Menghitung ASFR dapat dilihat pada Tabel 5.3, untuk menghitung tingkat fertilitas kumulatif pada kelompok umur 15-24 tahun dan 25-29 tahun. Hasilnya menunjukkan wanita di daerah perdesaan rata-rata telah memiliki 1,1 anak lahir hidup sebelum ulang tahun ke 25, lebih tinggi 0,7 daripada wanita di daerah perkotaan pada umur yang sama.

Tabel 5.1 juga menunjukkan angka kelahiran umum (GFR) adalah 88 kelahiran per 1000 wanita umur 15-49 tahun, dan angka kelahiran kasar (CBR) adalah 20 kelahiran per 1000 penduduk.

5.2.2 Perbedaan Angka Fertilitas Total dan Fertilitas Kumulatif

Tabel 5.2 menyajikan ukuran fertilitas bervariasi menurut tempat tinggal, pendidikan, dan karakteristik latar belakang lainnya. Pada Tabel 5.2 disajikan beberapa indikator fertilitas termasuk angka fertilitas total, rata-rata anak yang dilahirkan hidup oleh wanita umur 40-49 tahun, dan persentase wanita yang sedang hamil. Rata-rata anak lahir hidup wanita umur 40-49 tahun adalah indikator fertilitas kumulatif (completed fertility), yang mencerminkan fertilitas wanita tua yang hampir mendekati berakhirnya masa reproduksi. Jika fertilitas konstan sepanjang waktu, dua ukuran fertilitas seperti TFR dan CEB, cenderung sama. Bila tingkat fertilitas turun, TFR akan lebih rendah dari CEB. Data persentase

wanita hamil merupakan informasi tambahan untuk mengetahui fertilitas saat ini, meskipun sulit untukmendapatkan data seluruh wanita dengan kehamilan dini.

Tabel 5.2 memperlihatkan perbedaan TFR menurut daerah tempat tinggal, pendidikan, dan kuintil kekayaan. Rata-rata jumlah anak lahir hidup pada wanita umur 40-49 tahun lebih tinggi di perdesaan (3,4 anak) dibandingkan dengan di perkotaan (3,0). Dengan demikian, pola TFR di perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan bertahan selama beberapa dekade.

Secara umum, angka fertilitas total turun seiring meningkatnya tingkat pendidikan wanita; TFR wanita dengan pendidikan perguruan tinggi adalah 2,4 anak sedangkan TFR wanita yang tidak tamat SD adalah 3,0 anak. Tingkat pendidikan wanita juga mempunyai hubungan negatif dengan rata-rata jumlah anak yang pernah dilahirkan, yaitu 3,7 anak pada wanita umur 40-49 dengan pendidikan SD dan 2,3 anak pada wanita yang berpendidikan perguruan tinggi. Demikian pula status kekayaan wanita berbanding terbalik denganTFR. Terjadi penurunan TFRdari 3,2 anak untuk wanita pada kuintil kekayaan terendah menjadi 2,2 anak untuk wanita pada kuintil kekayaan tertinggi.

Tabel 5.2 Angka fertilitas menurut karakteristik latar belakang

Angka fertilitas total (TFR) untuk periode tiga tahun sebelum survei, persentase wanita hamil umur 15-49 tahun, dan rata-rata jumlah anak lahir hidup (ALH) terhadap wanita umur 40-49 tahun, menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2012

Karakteristik latar belakang

Angka kelahiran total Persentase wanita hamil untuk 15-19 tahun Rata-rata ALH terhadap wanita 40-49 tahun

Daerah tempat tinggal

Perkotaan 2,4 4,1 3,0 Perdesaan 2,8 4,4 3,4 Pendidikan Tidak sekolah 2,8 1,3 3,7 Tidak tamat SD 3,0 2,9 3,7 Tamat SD 2,9 3,9 3,3

Tidak tamat SMTA 2,6 4,0 3,2

Tamat SMTA 2,7 5,6 2,7 Perguruan Tinggi1 2,4 5,0 2,3 Kuintil kekayaan Terbawah 3,2 5,2 3,9 Menengah bawah 2,7 4,0 3,3 Menengah 2,5 4,6 3,3 Menengah atas 2,4 4,1 3,0 Teratas 2,2 3,6 2,7 Jumlah 2,6 4,3 3,2

Catatan: Angka fertilitas total (TFR) untuk periode 1-36 bulan sebelum wawancara,

1Perguruan Tinggi adalah: Diploma, S1/S2/S3

Perbandingan antara TFR dengan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan pada wanita umur 40-49 mengindikasikan besaran dan tren perubahan TFR di Indonesia pada beberapa dekade terakhir. Secara umum, perbandingan tersebut menunjukkanbahwa fertilitas hanya turun sedikit; wanita umur 40-49 rata-rata mempunyai 3,2 anak sepanjang hidupnya, 0,6 anak lebih banyak dibandingkan TFR saat ini. Fertilitas kumulatif lebih tinggi dari TFR baik di perkotaan maupun di perdesaan, dan untuk seluruh kuintil kekayaan. Fertilitas kumulatif juga lebih tinggi dari TFR pada hampir seluruh kategori pendidikan, kecuali untuk pendidikan SMTA ke atas di mana rata-rata jumlah anak yang dilahirkan wanita umur 40-49 sama atau lebih rendah dari TFR. Pola ini menunjukkan tingkat fertilitas pada wanita berpendidikan tinggi tetap stabil untuk beberapa lama.

Tabel 5.2 juga menyajikan informasi tentang responden yang sedang hamil pada saat survei. Secara umum, persen responden menyatakan mereka sedang hamil pada saat survei. Proporsi di daerah perkotaan dan perdesaan hampir sama, tetapi tidak ada pola yang jelas untuk kehamilan menurut kuintil kekayaan. Persentase kehamilan cenderung meningkat seiring dengan pendidikan, sebagian disebabkan karena wanita yang berpendidikan tinggi umumnya berumur muda, sehingga mereka masih dalam tahap membentuk keluarga.

Tabel Lampiran A-5.1 dan Gambar 5.2 menyajikan angka fertilitas di provinsi.

Tabel 5.3 Angka fertilitas menurut umur Angka fertilitas untuk periode lima tahun sebelum survei, menurut umur ibu pada saat melahirkan, Indonesia 2012

Jumlah tahun sebelum survei Umur ibu 0-4 5-9 10-14 15-19 15-19 47 51 58 65 20-24 134 130 139 152 25-29 137 139 143 152 30-34 104 114 110 [119] 35-39 62 67 [82] -40-44 20 [28] - -45-49 [4] - -

-Catatan: Angka fertilitas menurut umur ibu per 1.000 wanita, Angka dalam kurung tidak lengkap karena umurnya terpotong, Tidak termasuk bulan wawancara,

Dokumen terkait