ANALISIS PEMBAHASAN
B. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Peran Home Industry Budidaya Jamur Tiram Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Jamur Tiram Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Islam menganjurkan umatnya untuk memproduksi dan berperan dalam berbagai bentuk aktivitas ekonomi, pertanian, perkebunan, perikanan,perindustrian dan perdagangan. Islam memberkati pekerjaan dunia ini dan menjadikan nya bagian dari pada ibadah dan jihad. Bekerja adalah bagian dariibadah dan jihad jika sang pekerja bersikap konsisten terhadap peratuaran Allah,suci niatnya, dan tidak melupakan-Nya. Dengan bekerja, masyarakat bisa melaksanakan tugas kekhalifahannya, menjaga diri dari maksiat, dan meraih tujuan yang lebih besar. Demikian pula dengan bekerja, seorang individu mampu memenuhi kebutuhannya,
mencukupi kebutuhan keluarganya, dan berbuat baik kepada tetangganya. Semua hal
tersebut tidak akan terwujud tanpa harta yang dapat diperoleh dengan bekerja.88
Islam adalah akidah, syariat, dan kerja. Kerja di sini meliputi ibadah, taat, kemauan bekerja keras dalam mencari nafkah serta menumbuh kembangkan nilai nilai kebaikan. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berusaha guna mencari karunia-Nya disegenap penjuru dunia.89
Mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kehidupan yang layak bagi kaum Muslim merupakan kewajiban syar’i, yang jika disertai ketulusan niat akan naik pada tingkatan ibadah. Terealisasinya pengembangan ekonomi di dalam Islam adalah dengan keterpaduan antara upaya individu dan upaya pemerintah. Di mana
peran individu sebagai asas dan peran pemerintah sebagai pelengkap.90 Dalam Islam
negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidak adilan. Negara juga berkewajiban memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat hidup secara layak.
Home industry merupakan salah satu wahana dan sarana bagi masyarakat desa
Kalirejo yang bisa merangsang mereka untuk lebih giat bekerja dan berusaha.
Keberadaan home industry ini telah berperan dalam menyerap tenaga kerja dan hal ini
88Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), Cet. ke-1, hlm. 107.
89Ahmad Muhammad al-Khufi, Bercermin Pada Akhlak Nabi SAW, (Bandung: Pustaka
Hidayah, 2003), Cet. ke-2, hlm, 135.
90Jaribah Ibnu Ahmad al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar Bin al-Khathab, (terj), (Jakarta: Khalifa, 2006), hlm. 735.
berarti telah ikut andil dalam mengurangi pengangguran di desaKalirejo. Di samping itu keberadaan home industri juga telah berperan untuk membentuk ibu-ibu atau anak-anak pemilik usaha menjadi manusia produktif karena telah bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk membantu meningkatkan produktifitas produksi.
Di samping bentuk usaha, pemasaran (jual beli) juga merupakan hal yang menjadi perhatian dalam Islam. Dalam muamalah, Islam menjunjung tinggi keadilan yang merupakan salah satu dasar teori ekonomi Islam.91 Adil diartikan dengan La
Tazhlim Wa La Tuzhlam (tidak menzalimi dan tidak dizalimi) dengan kata lain tidak
ada pihak yang dirugikan.
Dari indikator kesejahtaraan yang ada bahwa home industry budidaya jamur
tiram sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat miskin atau kurang mampu yang dalam meningkatkan pendapatan. Menurut data
yang penulis peroleh dari masyarakat home industry budidaya jamur tiram rata-rata
telah sesuai dengan ekonomi islam yaitu dengan memegang teguh nilai-nilai agama.
Untuk menegakkan prinsip adil ini maka praktek riba dan Gharar harus dihilangkan.
Riba secara bahasa bermakna Ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain,
secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan menurut istilah
teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harga pokok ataumodal secara
bathil.92
91Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),Cet. ke- 3, hlm. 34.
92Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), Cet. ke-1, h. 37.
Gharar adalah suatu transaksi yang mengandung ketidakpastian bagi kedua belah pihak yang melakukan transaksi sebagai akibat dari diterapkannya kondisi ketidakpastian dalam suatu akad yang secara alamiahnya seharusnyamengandung kepastian. Gharar ini terjadi bila kita mengubah sesuatu yang seharusnya bersifat pasti menjadi tidak pasti.93
Dari penjelasan tentang pemasaran hasil produksi, penulis berpendapat bahwa
tidak ada praktek yang melanggar syariat yang dilakukan oleh pengusaha home
industry. Penulis tidak melihat adanya kegiatan ribadan gharar dalam praktek usaha
yang dilakukan oleh responden di desa Kalirejo. Pemasaran dilakukan dengan mendistribusikan barang langsung dari produsen ke konsumen atau agen. Jadi praktek yang dilakukan sangat sederhana yaitu harga diterima setelah barang diserahkan.
Meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat merupakan dorongan di dalam Islam. Suami sebagai kepala keluarga berkewajiban untuk bekerja dengan baik melalui usaha yang baik dan halal.94
Usaha yang dilakukan oleh pengusaha home industry dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat merupakan usaha yang baik dan sejalan dengan syariat Islam karena dilakukan dengan usaha dan niat yang baik, tidak adanya pelanggaran syariat serta pihak keluarga yang lain seperti istri tidak meninggalkan kewajibannya dalam mengatur rumah tangga untuk membantu suaminya.
93Adiwarman karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. ke-2, h. 31.
94Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet. ke-1, h. 63.
Kemudian untuk mengukur kesejahteraan secara islam terdapat beberapa indikator diantara nya adalah sebagai berikut:
1. Menyembah Tuhan (Pemilik Ka’bah)
Indikator kesejahteraan yang utama dan paling utama adalah “menyembah tuhan (pemilik) rumah (ka’bah)”, mengandung makna bahwa proses mensejahterakan masyarakat tersebut didahului dengan pembangunan tauhid, sehingga sebelum masyarakat sejahtera secara fisik, maka terlebih dahulu dan yang paling utama adalah masyarakat bener-benar menjadikan Allah swt sebagai pelindung, pengayom dan menyerahkan dirinya kepada sang khalik. Semua aktifitas kehidupan masyarakat terbingkai dalam aktifitas beribadah.
Jika dilihat dari keagamaan masyarakatnya menunjukkan bahwa masyarakat
home industry budidaya jamur tiram 100% beragama islam. Tetapi dalam hal ini
agama atau kepercayaan tidak menjadi penghalang untuk usaha yang telah dijalankan.
Pelaku home industry budidaya jamur tiram di desa Kalirejo dengan adanya
usaha tersebut tidak membuat mereka melupakan sang pencipta. Dengan demikian,
masyarakat desa Kalirejo khususnya pemilik home industry budidaya jamur tiram
tetap beribadah sesuai dengan kepercayaan yang telah dianut. Bagi produsen jamur tiram mereka percaya bahwa segala sesuatunya berasal dari Allah swt, dan bisa kapan saja diambil oleh sang pencipta. Dalam hal budidaya jamur tiram konsumen percaya bahwa bahan baku untuk budidaya jamur tiram menggunakan cara yang halal.
2. Menghilangkan Lapar
Diawali dengan penegasan kembali tentang tauhid bahwa yang memeberi makan kepada orang-orang yang lapar tersebut adalah Allah, jadi dapat ditegaskan bahwa rizki berasal dari Allah swt. Bekerja merupakan sarana untuk mendapatkan rizki dari Allah swt. Rizki yang diberikan Allah swt kepada setiap umatnya bukan untuk di tumpuk-tumpuk, di teimbun, apa lagi untuk dikuasi oleh individu, kelompok atau orang-orang tertentu saja. Hal ini juga bermakna secukupnya saja sesuai dengan kebutuhan menghilangkan lapar bukan kekenyangan, apa lagi berlebih-lebihan.
Dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat home industry budidaya jamur tiram diketahui bahwa setiap pendapatan bersih yang diperoleh dari masing masing produsen berbeda-beda sesuai banyaknya hasil panen dan permintaan akan jamur.
Dengan pendapatan yang diterima masyarakat home industry budidaya jamur tiram di
gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain itu juga diguanakan untuk meningkatkan taraf pendapatan keluarga, seperti indikator kesejahteraan menurut islam yaitu menghilangkan lapar, manusia dituntut di dunia untuk mencari rizki guna untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan mempunyai penghasilan yang tetap, pakaian yang layak serta makan sehari tiga kali masyarakat home industry budidaya jamur tiram telah memenuhi kebutuhan primer atau kebutuhan pokoknya. Semua penghasilan yang di peroleh dari
usaha home industry budidaya jamur tiram telah digunakan sesuai dengan kebutuhan
hidup, tidak berlebih-lebihan, dan tidak terdapat unsur lain seperti menimbun harta.
maupun keluarga yang bersangkutan tidak akan takut lagi kelaparan karna telah terpenuhinya kebutuhan pokok/primer dengan usaha yanng tealah dijalani.
3. Menghilangkan Rasa Takut
Membuat suasana menjadi aman, nyaman dan tentram adalah bagian dari indikator sejahtera. Jika terjadi perampokan, perkosaan, bunuh diri, dan kasus kriminalitas tinggi, maka mengindikasikan bahwa masyarakat tersebut belum termasuk kategori sejahtera. Dengan demikian pembentukan pribadi-pribadi sholeh dan membuat sistem yang menjaga kesholehan setiap orang bisa terjaga merupakan bagian integral dari proses mensejahterakan masyarakat.
Masyarakat home industry budidaya jamur tiram yang ada di desa Kalirejo
dilihat dari tinngkat kriminalitas tidak ada yang tercatat dalam hal kejahatan. Semua masyarakat hidup tentram dan nyaman tanpa ada gangguan dari hal lain. Semua masyarakat menghargai setiap masyarakat lainnya sehingga terciptanya kerukunan
antar masyarakat. Jika dilihat dari tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat home
industry budidaya jamur tiram, belum pernah terjadi tingkat kriminalitas seperti
pencurian kendaraan, perampokan, penganiayaan, perzinahan hingga narkotika. Maka
dari itu masyarakat home industry budidaya jamur tiram dapat dikatakan sejahtera
karna tidak adanya tingkat kriminalitas.
Kesejahteraan dalam pandangan islam bukan hanya dinilai dari ukuran material saja, tetapi juga dinilai dengan ukuran non material, seperti terpenuhinya kebutuhan sepritual, terpeliharanya nilai-nilai moral, dan terwujudnya keharmonisan
sosial. Dalam pandangan islam masyarakat diakatakan sejahtera apa bila terpenuhinya dua kriteria: yang pertama, terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu rakyat, baik dalam sandang, pangan, papan, pendidikan maupun kesehatan. Kemudian yang kedua, terjaga dan terlindungi nya agama, harta, jiwa, akal dan kehormatan manusia. Dari indikator kesejahteraan masyarakat menurut islam yaitu Menyembah Tuhan (pemilik ka’bah), menghilangkan lapar dan menghilangkan rasa
takut. Masyarakat home industry budidaya jamur tiram yang ada di desa Kalirejo
masuk kedalam kategori indikator Menghilangkan Lapar dan Menghilangkan Rasa Takut. Namun dalam pelaksanaan ibadah masyarakat masih mengabaikan sholat wajib dan sunah, sebagai contoh masih banyak yang melalaikan sholat jum’at bagi kaum laki-laki.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di kemukakan sebelumnya skripsi ini
membahas tetntang pengaruh home industry budidaya jamur tiram dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat menurut prespektif ekonomi Islam. Dari permasalahan-permasalahan yang ada dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dilihat dari beberapa indikator kesejahteraan masyarakat home industry
budidaya jamur tiram yang ada di desa Kalirejo secara keseluruhan dari tingkat pendapatan masyarakat, komposisi pengeluaran masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kesehatan masyarakat sudah dapat dikatakan sejahtera, namun pada kenyataannya kesejahteraan belum merata bagi beberapa
masyarakat home industry budidaya jamur tiram seperti, masih ada beberapa
ketimpangan yang telah penulis uraikan sebelumnya, seperti kondisi dinding
beberapa rumah pelaku home industry yang belum termasuk dalam indicator
baik dan kondisi lantai rumah yang masih tanah.
2. Berdasarkan tinjauan ekonomi Islam, bahwa usaha yang dilakukan
olehpengusaha home industry jamur tiram yang ada di desa Kalirejo dilakukan
dengan baik dansejalan dengan syariat Islam, baik pada bahan baku, modal, prosesproduksi dan pemasaran, hanya saja masih sederhana dalam berbagai hal,sehingga belum maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan.
Oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi proses produksi dan pemasaran tersebut, tetapi tetap sesuai dengan aturan ekonomi Islam. Kemudian jika dilihat dari indikator kesejahteraan islam yaitu menyembah tuhan (pemilik ka’bah), menghilangkan lapar, dan menghilangkan rasa takut, ini dapat disimpulkan
bahwa masyarakat home industry jamur tiram yang ada di desa Kalirejo masuk
dalam indikator menghilangkan lapar dan menghilangkan rasa takut, namun belum sepenuhnya dalam hubungan keagamaan masih ada beberapa masyarakat
home industry jamur tiram belum taat beribadah sholat lima waktu, kemudian
dalam pelaksanaan ibadah masih banyak masyarakat yang melalaikan ibadah sholat wajib maupun sholat sunah, sebagai contohmasih banyak masyarakat yang melalaikan sholat jum’at bagi kaum laki-laki.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan maka saran yang dapat di sampaikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk masyarakat home industry budidaya jamur tiram agar memperhatikan
etika dalammemproduksi suatu usaha, dan melakukan usaha sesuai dengan prinsipekonomi Islam. Bekerja dalam jalur halal dan tidak mengambil keuntungan semata serta merugikan masyarakat desa lainnya.
2. Bagi aparat desa hendaknya memberikan dukungan kepada mayarakat dan
menjalankan program-program secara baik untuk pembangunan perekonomian desa yang lebih baik, hal ini bisa di lakukan dengan cara memberikan
pelatihan-pelatihan kepada masyarakat desa dan pemilik home industri budidaya jamur tiram, baik untuk produksi dan pemasaran produk yang di hasilkan.