BAB VI TINJAUAN EKONOMI KEWILAYAHAN
6.1 TINJAUAN EKONOMI WILAYAH KECAMATAN .1 Tinjauan Ekonomi Kecamatan Sumbermalang
Untuk mengetahui struktur ekonomi suatu wilayah dapat diketahui dari peranannya masing- masing sektor terhadap total nilai Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB). Total nilai PDRB kecamatan Sumbermalang tahun 201
Rp 296,99 milyar meningkat dibandingkan dengan tahun 201 Dari total nilai PDRB tersebut 3
milyar. Berikutnya adalah sektor pertanian ( sektor jasa-jasa menyumbang 8,39
paling rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribu
dari total PDRB harga berlaku. Gambaran secara menyeluruh struktur ekonomi dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 6.1 Struktur Ekonomi Ke
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Situbondo Perdagangan , Hotel Dan Restoran 40% Pengangkutan Dan Komunikasi
TINJAUAN EKONOMI KEWILAYAHAN
I WILAYAH KECAMATAN Tinjauan Ekonomi Kecamatan Sumbermalang
Untuk mengetahui struktur ekonomi suatu wilayah dapat diketahui dari peranannya masing sektor terhadap total nilai Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB). Total
an Sumbermalang tahun 2012 atas dasar harga berlaku sebesar milyar meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai Rp.
Dari total nilai PDRB tersebut 39,98 persen disumbang sektor perdagangan yakni Rp
milyar. Berikutnya adalah sektor pertanian (33,18 persen) sebesar Rp 98,54 milyar. Sedangkan 39 persen dari struktur ekonomi di Sumbermalang. Sektor yang paling rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 0,54 persen dari total PDRB harga berlaku. Gambaran secara menyeluruh struktur ekonomi dapat dilihat
Gambar 6.1 Struktur Ekonomi Kecamatan Sumbermalang, Tahun 201
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Situbondo
Pertanian 33% Pertambangan Dan Penggalian 0% Industri Pengolahan 3% Listrik, Gas dan Air
Bersih 1% Konstruksi 6% Perdagangan , Hotel Dan Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi 5% Keuangan, Persewa an Dan Jasa Perush
4% Jasa - Jasa
8%
TINJAUAN EKONOMI KEWILAYAHAN
Untuk mengetahui struktur ekonomi suatu wilayah dapat diketahui dari peranannya masing sektor terhadap total nilai Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB). Total
atas dasar harga berlaku sebesar yang mencapai Rp. 260 milyar.
persen disumbang sektor perdagangan yakni Rp 118,73 milyar. Sedangkan persen dari struktur ekonomi di Sumbermalang. Sektor yang si sebesar 0,54 persen dari total PDRB harga berlaku. Gambaran secara menyeluruh struktur ekonomi dapat dilihat
camatan Sumbermalang, Tahun 2012
Pertambangan Dan
57
Indikator Makro Ekonomi Kecamatan se Kab Situbondo 2012
Perekonomian di Sumbermalang walau secara struktur lebih didominasi oleh sektor perdagangan, namun sifat perekonomiannya masih agraris karena penyerapan tenaga kerja terbesar di Sumbermalang adalah di sektor pertanian. Luas wilayah juga masih didominasi oleh aktifitas pertanian mulai dari komoditas subsektor perkebunan seperti tembakau, subsektor tanaman bahan makanan dan subsektor kehutanan. Selain itu perkembangan struktur ekonomi dalam dua tahun terakhir dapat ditunjukan dalam tabel dibawah ini, yakni terjadi sedikit pergeseran dari sektor primer yang berkurang 0,32 persen ke arah sektor sekunder dan tersier, sektor Sekunder dan sektor tersier secara perlahan mulai meningkatkan perannya dan ini menunjukan perkembangan ekonomi yang baik
Tabel6.1
Struktur Ekonomi Kecamatan Sumbermalang menurut Kelompok Sektor Tahun 2011 dan Tahun 2012
NO Kelompok Sektor 2011 2012 (1) (2) (4) (4) 1 Sektor Primer 34,80 33,72 2 Sektor Sekunder 13,01 9,47 3 Sektor Tersier 52.19 56,82 Sumber : BPS Situbondo
Perkembangan ekonomi yang baik juga ditunjukan dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,49 persen di tahun 2012 ini. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,70 persen, berikutnya adalah sektor jasa jasa(6,60 persen). Sementara sektor pertanian tumbuh dibawah rata – rata kecamatan yakni 2,58 persen, sedangkan sektor yang terendah pertumbuhannya adalah sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
indeks implisitnya, indeks implisit merupakan gambaran inflasi dari sisi produsen. Inflasi harga dari sisi produsen sebesar 7,93
Pengangkutan Dan Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush
6.1.2 Tinjauan Ekonomi Kecamatan Jatibanteng
Nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku tahun 2012 di kecamatan Jatibanteng sebesar Rp 293,80 mi
sebelumnya berdasarkan perhitungan PDRB yakni Rp 257 milyar. Sumbangan terbesar dari struktur ekonomi di kecamatan Jatibanteng adalah dari sektor perdagangan (38,13 persen) sebesar Rp 111,02 milyar disusul s
milyar. Sektor yang memberikan kontribusi paling rendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,69 persen dari total PDRB adhb. Dalam Grafik dapat dilihat Kontribusi masing masing sektor di kecamatan Jatibanteng tahun 201
Gambar 6.2 Struktur Ekonomi Kecamatan
Konstruksi 4% Perdagangan , Hotel Dan Pengangkutan Dan Komunikasi 5%
indeks implisitnya, indeks implisit merupakan gambaran inflasi dari sisi produsen. Inflasi harga 7,93 persen dengan tingkat inflasi tertinggi ada pada sektor
10,61 persen dan sektor dengan tingkat inflasi terendah Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush (0,80 persen).
Tinjauan Ekonomi Kecamatan Jatibanteng
Nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku tahun 2012 di kecamatan Jatibanteng sebesar Rp 293,80 milyar meningkat dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya berdasarkan perhitungan PDRB yakni Rp 257 milyar. Sumbangan terbesar dari struktur ekonomi di kecamatan Jatibanteng adalah dari sektor perdagangan (38,13 persen) sebesar Rp 111,02 milyar disusul sektor pertanian (37,72 persen) yang mencapai Rp
milyar. Sektor yang memberikan kontribusi paling rendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih persen dari total PDRB adhb. Dalam Grafik dapat dilihat Kontribusi masing masing sektor di kecamatan Jatibanteng tahun 2012.
Struktur Ekonomi Kecamatan Jatibanteng, Tahun 201
Pertanian 38% Pertambangan Dan Penggalian 2% Industri Pengolahan 2% Listrik, Gas dan Air
Bersih 1% Konstruksi Perdagangan , Hotel Dan Restoran 38%
Pengangkutan Dan Keuangan, Persew
aan Dan Jasa Perush
3%
Jasa - Jasa 7%
indeks implisitnya, indeks implisit merupakan gambaran inflasi dari sisi produsen. Inflasi harga i ada pada sektor dengan tingkat inflasi terendah sektor
Nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku tahun 2012 di kecamatan lyar meningkat dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya berdasarkan perhitungan PDRB yakni Rp 257 milyar. Sumbangan terbesar dari struktur ekonomi di kecamatan Jatibanteng adalah dari sektor perdagangan (38,13 persen) persen) yang mencapai Rp 110,82 milyar. Sektor yang memberikan kontribusi paling rendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih persen dari total PDRB adhb. Dalam Grafik dapat dilihat Kontribusi masing –
59
Indikator Makro Ekonomi Kecamatan se Kab Situbondo 2012
Kontribusi dari sektor pertanian didukung oleh subsektor tanaman bahan makanan sebesar 20,41 persen dan tanaman perkebunan 10,78 persen, sedangkan subsektor peternakan memberikan kontribusi sebesar 5,95 persen. untuk subsektor kehutanan dan subsektor perikanan adalah subsektor yang sangat kecil perannya dalam struktur perekonomian di kecamatan Jatibanteng. Hal ini dapat dimaklumi karena Jatibanteng tidak memiliki perairan laut sehingga sehingga subsektor perikanan yang ada hanya pada pada budadaya atau perikanan tangkap di daratan.
Tabel6.2
Struktur Ekonomi Kecamatan Jatibanteng menurut Kelompok Sektor Tahun 2011 dan Tahun 2012
NO Kelompok Sektor 2011 2012 (1) (2) (3) (4) 1 Sektor Primer 40,87 39,27 2 Sektor Sekunder 7,24 7,39 3 Sektor Tersier 51,89 53,34 Sumber : BPS Situbondo
Pergeseran struktur ekonomi terjadi dari sektor primer (Pertanian dan penggalian) ke sektor tersier. Sektor primer di tahun 2012 mengalami penururan peran di bandingkan tahun 2010 sebesar 1,60 persen. Sedangkan pada sektor sekunder yang mengalami kenaikan peran sebesar 0,15 persen. Sementara sektor tersier meningkat perannya sebesar 1,45 persen.
Ekonomi di Jatibanteng tahun 2012 tumbuh 6,07 persen dibandingkan keadaan tahun 2011. Gairah ekonomi yang tumbuh diatas rata-rata yakni sektor listrik, gas dan air(9,81 persen), sektor angkutan dan komunikasi (7,44 persen).
6.1.3 Tinjauan Ekonomi Kecamatan Banyuglugur
Total Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku kecamatan Banyuglugur tahun 2012 mencapai Rp 326,53 milyar meningkat daripada tahun 2011 lalu sebesar 286 milyar. Kontribusi utama dari struktur ekonomi di kecamatan Banyuglugur adalah sektor pertanian
sebesar 38,77 persen disusul sektor perdagangan, hotel dan restauran yang mencapai 33,66 persen disusul sektor konstruksi (7,64 persen). Nilai kontribusi sektor pertanian sebanyak
Rp 126,61 milyar sedangkan sektor perdagangan Rp 109,93 milyar.
Sektor pertanian memberikan sumbangan yang signifikan pada struktur perekonomian di kecamatan Banyuglugur, hal ini ditopang oleh subsektor tanaman bahan makanan yang merupakan subsektor yang selalu memberikan kontribusi besar di Kabupaten Situbondo karena secara tradicional subsektor merupakan sektor yang mayoritas menyerap tenaga kerja. Sumbangan subsektor tanaman bahan makanan sebesar 16,88 persen disusul subsektor perikanan 10,95 persen. Subsektor perikanan di kecamatan Banyuglugur terutama disumbangkan oleh
banyaknya perusahaan perikanan yang beroperasi di wilayah ini. Setidaknya tercatat 16 (enambelas) perusahaan perikanan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pembenihan
baik perikanan air payau seperti ikan bandeng maupun pembesaran berbagai macam jenis ikan seperti udang, bandeng dan lain sebagainya. Untuk melihat secara menyeluruh kontribusi masing-masing sektor di kecamatan Banyuglugur dapat dilihat pada grafik.
Indikator Makro Ekonomi Kecamatan se Kab Situbondo
Gambar 6.3 Struktur Ekonomi Kecamatan
Perubahan struktur perekonomian dalam jangka panjang sebagai wujud dari implementasi pembangunan adalah adanya pergeseran dari sektor primer ke sektor tersier, dalam tabel dibawah ini nampak bahwa perubahan struktur perekonomian di kecamatan Banyuglugur terjadi dengan bergesernya peran sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier. Sektor primer berkurang perannya sebesar
sebesar 0,04 persen dan sektor tersier
Pertumbuhan ekonomi di kecamatan Banyuglugur sebesar 5, pertumbuhan tertinggi pada sektor
persewaan dan jasa perusahaan (0,01
Listrik, Gas dan Konstruksi 8% Perdagangan , Hotel Dan Restoran 34% Pengangkutan Dan Komunikasi
Indikator Makro Ekonomi Kecamatan se Kab Situbondo 2012
Struktur Ekonomi Kecamatan Banyuglugur, Tahun 201
Perubahan struktur perekonomian dalam jangka panjang sebagai wujud dari implementasi pembangunan adalah adanya pergeseran dari sektor primer ke sektor tersier, dalam tabel dibawah ini nampak bahwa perubahan struktur perekonomian di kecamatan Banyuglugur rjadi dengan bergesernya peran sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier. Sektor primer berkurang perannya sebesar 1,57 persen,demikian juga sektor sekunder yang
persen dan sektor tersier naik sebesar 1,62 persen.
nomi di kecamatan Banyuglugur sebesar 5,46
pertumbuhan tertinggi pada sektor jasa jasa sebesar9,09 persen dan terendah subsektor 0,01 persen). Pertanian 39% Pertambangan Dan Penggalian 2% Industri Pengolahan 3% Listrik, Gas dan
Air Bersih 1% Perdagangan , Hotel Dan Restoran 34% Pengangkutan Dan Komunikasi 5% Keuangan, Perse waan Dan Jasa
Perush 2% Jasa - Jasa 6% 61 2012 , Tahun 2012
Perubahan struktur perekonomian dalam jangka panjang sebagai wujud dari implementasi pembangunan adalah adanya pergeseran dari sektor primer ke sektor tersier, dalam tabel dibawah ini nampak bahwa perubahan struktur perekonomian di kecamatan Banyuglugur rjadi dengan bergesernya peran sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier. Sektor sektor sekunder yang turun
persen dengan persen dan terendah subsektor keuangan,
Tabel6.3
Struktur Ekonomi Kecamatan Banyuglugur menurut Kelompok Sektor Tahun 2011 dan Tahun 2012
NO Kelompok Sektor 2011 2012 (1) (2) (3) (4) 1 Sektor Primer 42,01 40,44 2 Sektor Sekunder 11,48 11,44 3 Sektor Tersier 46,50 48,12 Sumber : BPS Situbondo
Inflasi PDRB tahun 2012 di Kecamatan Banyuglugur sebesar 8,15 persen dengan inflasi tertinggi pada sektor pengangkutan dan komunikasi (11,72 persen) dan terendah sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan (1,20 persen). Inflasi ini menggambarkan fluktuasi besaran harga dari sisi producen, sehingga dapat digambarkan dari persentase laju implisit tersebut, terjadi kenaikan dari sisi harga produsen terutama sektor yang tinggi inflasinya.
6.1.3 Tinjauan Ekonomi Kecamatan Besuki
Besuki merupakan salah satu kecamatan yang sangat potensial dari sisi ekonomi di bagian barat wilayah Situbondo. Pengembangan wilayah dengan konsep second city menempatkan Besuki sebagai “ibukota” pengembangan wilayah di bagian barat Situbondo. Struktur ekonomi dari Kecamatan Besuki ditopang oleh sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 457,63 milyar yang merupakan 48,90 persen dari total PDRB yang terbentuk atas dasar harga berlaku di tahun 2012 yang mencapai Rp 935,90 milyar. Berikutnya adalah sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebanyak Rp 200,26 milyar dan sektor transportasi dan komunikasi sebesar 73,18 milyar. Kontribusi paling rendah adalah pada sektor listrik, gas dan air
Indikator Makro Ekonomi Kecamatan se Kab Situbondo
bersih sebesar 0,83 persen. Gambaran umum dari struktur ekonomi di Besuki dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
Gambar 6.4 Struktur Ekonomi Kecamatan
Dari grafik diatas terlihat dominasi sektor perdagangan yang hampir menguasai 50 persen struktur perekonomian di Besuki, berikutnya adalah sektor pertanian (22,54 persen) urutan ketiga adalah sektor transportasi dan komunikasi (
persen), sektor industri pengolahan (5persen), sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (4 persen), sektor konstruksi (3persen)
terendah adalah sektor Listrik, gas dan air
Besuki sebagai wilayah perdagangan yang potensial terutama sebagai penyangga konsumsi rumah tangga bagi kecamatan
yang signifikan bagi perekonomian di Besuki, perlu dipertimbangkan untuk membangu
besar dan sedang dalam skala masif agar memberi nilai tambah dari hasil sektor primer sehingga pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat akan meningkat. Kontribusi sektor industri pengolahan
Konstruksi 3%
Indikator Makro Ekonomi Kecamatan se Kab Situbondo 2012
persen. Gambaran umum dari struktur ekonomi di Besuki dapat dilihat dari
Struktur Ekonomi Kecamatan Besuki, Tahun 201
grafik diatas terlihat dominasi sektor perdagangan yang hampir menguasai 50 persen struktur perekonomian di Besuki, berikutnya adalah sektor pertanian (22,54 persen) urutan ketiga adalah sektor transportasi dan komunikasi (8 persen) disusul berturut-turut sektor Jasa
persen), sektor industri pengolahan (5persen), sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan persen), sektor konstruksi (3persen), sektor peertambangan dan penggalian(3 persen)
terendah adalah sektor Listrik, gas dan air bersih.
Besuki sebagai wilayah perdagangan yang potensial terutama sebagai penyangga konsumsi rumah tangga bagi kecamatan-kecamatan disekitarnya. Untuk memberikan akselerasi yang signifikan bagi perekonomian di Besuki, perlu dipertimbangkan untuk membangu
besar dan sedang dalam skala masif agar memberi nilai tambah dari hasil sektor primer sehingga pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat akan meningkat. Kontribusi sektor industri pengolahan
Pertanian 21% Pertambangan Dan Penggalian 3% Industri Pengolahan 5% Listrik, Gas dan Air
Bersih 1% Perdagangan , Hotel Dan Restoran 49% Pengangkutan Dan Komunikasi 8% Keuangan, Persew aan Dan Jasa
Perush 4% Jasa - Jasa
6%
63
2012
persen. Gambaran umum dari struktur ekonomi di Besuki dapat dilihat dari
, Tahun 2012
grafik diatas terlihat dominasi sektor perdagangan yang hampir menguasai 50 persen struktur perekonomian di Besuki, berikutnya adalah sektor pertanian (22,54 persen) urutan ketiga sektor Jasa-jasa (6 persen), sektor industri pengolahan (5persen), sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan , sektor peertambangan dan penggalian(3 persen) dan yang
Besuki sebagai wilayah perdagangan yang potensial terutama sebagai penyangga kecamatan disekitarnya. Untuk memberikan akselerasi yang signifikan bagi perekonomian di Besuki, perlu dipertimbangkan untuk membangun industri besar dan sedang dalam skala masif agar memberi nilai tambah dari hasil sektor primer sehingga pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat akan meningkat. Kontribusi sektor industri pengolahan
masih rendah karena subsektor bahan makanan, minuman dan tembakau yang memberi peran terbesar dari sektor industri pengolahan tidak memiliki kuantitas yang banyak dan cenderung bergerak di level sedang dan mayoritas kecil serta mikro. Industrialisasi yang terbangun diharapkan akan menjadi lokomotif ekonomi yang signifikan untuk menjadikan Kecamatan Besuki sebagai second city di Situbondo.
Tabel6.4
Struktur Ekonomi Kecamatan Besuki menurut Kelompok Sektor Tahun 2011 dan Tahun 2012
NO Kelompok Sektor 2011 2012 (1) (2) (3) (4) 1 Sektor Primer 25,3 24,09 2 Sektor Sekunder 9,74 9,46 3 Sektor Tersier 64,96 66,45 Sumber : BPS Situbondo
Peran sektor tersier meningkat dari 64,96 persen pada tahun 2011 menjadi 66,45 persen pada tahun 2012. Sedangkan peranan sektor primer dan sekunder pada tahun 2012 menurun dibanding tahun 2011. Pada tahun 2011 peranan sektor primer sebesar 25,3 persen menjadi 24,09 persen pada tahun 2012. Sedangkan peranan sektor sekunder pada tahun 2011 sebesar 9,74 persen menjadi 9,46 persen pada tahun 2012.
Pertumbuhan ekonomi kecamatan Besuki juga sangat mengesankan yakni 8,84 persen dibandingkan dengan keadaan tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar konstan di tahun 2012 naik menjadi Rp 359 milyar dibandingkan tahun sebelumnya (Tahun 2011) yang sebesar 329 milyar. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh tingginya pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan restaoran (14,47 persen), Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (11,29 persen) dan sektor angkutan dan Komunikasi (9,13 persen). Tingginya pertumbuhan dari dua sektor yang dominan dalam struktur
65
Indikator Makro Ekonomi Kecamatan se Kab Situbondo 2012
perekonomian kecamatan Besuki tersebut mendorong pertumbuhan yang signifikan di tahun 2011.
Laju implisit sebagai ukuran perubahan harga-harga di Kecamatan Besuki sebesar 5,03 persen dan jika diperbandingkan dengan kecamatan lain merupakan laju implisit yang terkategori rendah. Hal ini menegaskan bahwa perubahan harga dari sisi producen berbeda dengan perubahan harga dari sisi konsumen atau yang selama ini kita kenal dengan inflasi, inflasi dari sisi konsumen masih mengandung margin perdagangan yang dalam hal ini adalah pasar yang mengontrol. Inflasi dari sisi konsumen mengukur tingkat harga yang dirasakan konsumen sedangkan dari sisi producen mengukur perubahan harga yang dirasakan producen. Umumnya laju implisit ini dapat dimanfaatkan sebagai indikator daya elastisitas producen dalam menghadapi isu global yang sangat rentan terhadap perubahan harga barang/jasa.
6.1.4 Tinjauan Ekonomi Kecamatan Suboh
Sebagai kecamatan penyokong dari Kecamatan Besuki, Kecamatan Suboh memiliki beberapa karakteristik yang hampir sama dengan kecamatan Besuki antara lain pada struktur ekonomi yang bertumpu pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Sektor Pertanian. Sektor tersebut masing – masing memiliki nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku sebesar Rp 140,54 milyar (36,33 persen) dan 116,milyar (30,10 persen) dari total Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku yang mencapai Rp 386,89 milyar. Gambaran secara menyeluruh struktur ekonomi di Suboh dapat diketahui dari grafik dibawah ini.
Gambar 6.5 Struktur Ekonomi Kecamatan
Struktur ekonomi berikutnya adalah sektor konstruksi (
Pengolahan (7,64 persen). Sektor industri Pengolahan terutama didukung oleh subsektor Industri makanan, minuman dan tembakau yang memiliki peran 6,
Suboh. Subsektor Industri pengolahan lainny
barang dari kulit dan alas kaki sebesar 0,05 persen, Subsektor Industribarang dari kayu sebesar 0,04 persen, subsektor Industri barang dari kertas dan barang cetak (0,13 persen), subsektor industri pupuk dan barang kimia serta barang dari karet (0,27) persen, subsektor industri barang dari semen dan barang galian bukan logam (0,7
0,06 persen.
Industri Pengolahan
8% Listrik, Gas dan Air
Bersih 1% Konstruksi
8%
Struktur Ekonomi Kecamatan Suboh, Tahun 201
Struktur ekonomi berikutnya adalah sektor konstruksi (7,56 persen) dan sektor Industri persen). Sektor industri Pengolahan terutama didukung oleh subsektor Industri makanan, minuman dan tembakau yang memiliki peran 6,32 persen dari total PDRB kecamatan Suboh. Subsektor Industri pengolahan lainnya sangat kecil kontribusinya, seperti Industri Tekstil, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 0,05 persen, Subsektor Industribarang dari kayu sebesar 0,04 persen, subsektor Industri barang dari kertas dan barang cetak (0,13 persen), subsektor puk dan barang kimia serta barang dari karet (0,27) persen, subsektor industri barang dari semen dan barang galian bukan logam (0,76 persen) dan subsektor barang lainnya sebesar
Pertanian 30% Pertambangan Dan Penggalian 3% Industri Pengolahan Perdagangan , Hotel Dan Restoran 36% Pengangkutan Dan Komunikasi 5% Keuangan, Persew aan Dan Jasa
Perush 3% Jasa
, Tahun 2012
persen) dan sektor Industri persen). Sektor industri Pengolahan terutama didukung oleh subsektor Industri persen dari total PDRB kecamatan a sangat kecil kontribusinya, seperti Industri Tekstil, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 0,05 persen, Subsektor Industribarang dari kayu sebesar 0,04 persen, subsektor Industri barang dari kertas dan barang cetak (0,13 persen), subsektor puk dan barang kimia serta barang dari karet (0,27) persen, subsektor industri barang persen) dan subsektor barang lainnya sebesar
Keuangan, Persew aan Dan Jasa
Jasa - Jasa 6%
67
Indikator Makro Ekonomi Kecamatan se Kab Situbondo 2012
Tabel6.5
Struktur Ekonomi Kecamatan Suboh menurut Kelompok Sektor Tahun 2011 dan Tahun 2012
NO Kelompok Sektor 2011 2012 (1) (2) (3) (4) 1 Sektor Primer 35,1 33,33 2 Sektor Sekunder 15,86 15,93 3 Sektor Tersier 49,03 50,74 Sumber : BPS Situbondo
Sektor Primer, yakni sektor pertanian dan sektor Pertambangan dan penggalian di tahun 2012 memiliki peran sebesar 33,33, demikianhalnya dengan sektor sekunder yakni sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik, gas dan air bersih serta sektor sektor konstruksi yang naik dari 15,86 persen ditahun 2011 menjadi 15,93 persen. Sedangkan sektor tersier naik dari 49,03 persen menjadi 50,74 persen
Pertumbuhan ekonomi di kecamatan Suboh sebesar 5,5 persen dengan pertumbuhan tertinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,4 persen disusul sektor sektor angkutan dan komunikasi (8,02 persen). Sektor lain yang juga memiliki pertumbuhan diatas pertumbuhan kecamatan Suboh adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (7,87 persen).
6.1.5 Tinjauan Ekonomi Kecamatan Mlandingan
Total nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku di kecamatan Mlandingan tahun 2012 sebesar Rp 305,15 milyar lebih tinggi dibandingkan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku tahun 2011 yang sebesar 265 milyar. Struktur ekonomi di kecamatan Mlandingan menempatkan sektor pertanian sebagai sektor yang paling besar memberikan kontribusinya pada dengan kontribusi dari total PDRB adhk sebesar 42,74 persen di
tahun 2012. Berikutnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 31,26 persen dan sektor Jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 9,23 persen.
Tabel6.6
Struktur Ekonomi Kecamatan Mlandingan menurut Kelompok Sektor Tahun 2011 dan Tahun 2012
NO Kelompok Sektor 2011 2012 (1) (2) (3) (4) 1 Sektor Primer 45,87 43,93 2 Sektor Sekunder 8,86 8,89 3 Sektor Tersier 45,27 47,18 Sumber : BPS Situbondo
Kontribusi sektor Pertanian ditopang oleh subsektor tanaman bahan makanan (6,03 persen), subsektor tanaman perkebunan (7,76 persen), subsektor perikanan (5,21 persen), subsektor peternakan (3,66 persen) dan subsektor kehutanan (0,14 persen). Untuk sektor jasa-jasa kontribusi terbesar ada pada subsektor jasa-jasa pemerintahan umum sebesar 5,35 persen, sedangkan subsektor jasa swasta mengcover 3,88 persen yang meliputi subsektor jasa sosial kemasyarakatan (0,55 persen) seperti lembaga kesehatan pendidikan dan jasa perorangan (3,36 persen). Sektor Perdagangan, hotel dan restoran didukung oleh subsektor perdagangan sebesar 28,38 persen dan subsektor restoran sebesar 2,89 persen. Sektor yang memberikan kontribusi paling kecil di kecamatan Mlandingan adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,84 persen.
Sektor primer di tahun 2011 sebesar 45,87 persen menjadi 43,93 persen di tahun 2012, Minimnya akselerasi terutama sektor industri dapat dilihat dari kecilnya (3,86 persen) kontribusi terhadap perekonomian di Mlandingan.
Indikator Makro Ekonomi Kecamatan se Kab Situbondo
Gambar 6.6 Struktur Ekonomi Kecamatan
Pertumbuhan ekonomi di kecamatan pertumbuhan tertinggi pada sektor keuangan, 8,31 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah bahasan sebelumnya tentang min
juga rendah yakni 5,93 persen.
6.1.6 Tinjauan Ekonomi Kecamatan