• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Tinjauan Kebijakan Penyediaan Lahan Pemakaman

Peraturan atau standar yang digunakan pada penelitian ini sebagai acuan dan pedoman untuk mengevaluasi penyediaan lahan pemakaman yang ada di Kota Bandung yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987 tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah untuk Keperluan Tempat Pemakaman, dan Keputusan

Mendagri No 26 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di KawasanPerkotaan, dan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 21 Tahun 2011 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelayanan Pemakaman Umum dan Pengabuan Mayat.

1. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987 tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Tempat Pemakaman dan Keputusan Mendagri No 26 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987

Pada dasarnya aspek materi dalam PP No. 9 Tahun 1987 dan Kepmendagri No 26 Tahun 1989 terdiri atas 4 bagian, yaitu :

a. Penunjukan, penetapan, dan pemberian hak atas tanah untuk keperluan tempat pemakaman.

b. Pengelolaan tempat pemakaman umum (TPU), tempat pemakaman bukan umum (TPBU), dan tempat pemakaman khusus.

c. Pengaturan krematorium dan tempat penyimpanan jenazah. d. Pengaturan pemindahan lokasi pemakaman.

Dari keempat aspek materi di atas, maka pokok-pokok peraturan yang berkaitan erat dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Yang dimaksud dengan pemakaman di dalam penelitian ini adalah tempat pemakaman umum (TPU), yaitu areal tanah yang disediakan untuk keperluan tempat pemakaman jenazah bagi setiap orang tanpa membedakan agama dan golongan, yang pengelolaanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II atau Pemerintah Desa (PP No. 9 Tahun 1987 Pasal 1a).

b. Bahwa dalam penunjukan dan penetapan lokasi pemakaman

(dilaksanakan masing-masing Pemerintah Daerah Tingkat II di bawah koordinasi Gubernur) harus berdasarkan pada Rencana Pembangunan Daerah, dan/atau Rencana Tata Kota dengan ketentuan-ketentuan (kriteria) sebagai berikut (PP No. 9 Tahun 1987 Pasal 2 ayat 3) :

- Menghindari penggunaan tanah yang subur

- Memperhatikan keserasian dan keselarasan lingkungan hidup - Mencegah Pengrusakan tanah dan lingkungan hidup

- Mencegah penggunaan tanah yang berlebih-lebihan

Areal tanah yang digunakan untuk Tempat Pemakaman Umum (TPU) tersebut diberi status Hak Pakai selama digunakan untuk keperluan pemakaman (PP No. 9 Tahun 1987 Pasal 3 ayat 1).

c. Apabila terdapat suatu pemakaman umum (TPU) yang dipandang tidak sesuai dengan Tata Kota, sehingga menjadi penghambat peningkatan mutu lingkungan, secara bertahap diusahakan pemindahannya ke suatu lokasi yang disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana Tata Kota. Dan bekas pemakaman tersebut sedapat mungkin digunakan untuk kepentingan sosial dan/ atau keagamaan (PP No. 9 Tahun 1987 Pasal 12 Ayat 1 dan 3).

d. Untuk mengatasi kurangnya persediaan lahan bagi keperluan pemakaman di lokasi pemukiman baru, Pemerintah Daerah dapat mengatur lebih lanjut persyaratan-persyaratan bagi pengusaha pembangunan (developer) perumahan untuk menyediakan lahan yang nantinya merupakan makam umum (Kepmendagri No. 26 Tahun 1989 Pasal 19).

e. Penggunaan tanah untuk pemakaman jenazah seseorang, baik pada pemakaman jenazah di Tempat Pemakaman Umum maupun di Tempat Pemakaman Bukan Umum ditetapkan tidak lebih dari 2½ (dua setengah) meter x 1½ (satu setengah) meter dengan kedalaman minimum 1½ (satu setengah) meter.

f. Pengelolaan tempat pemakaman umum yang terletak di kota dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II, dan bagi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibu kota Jakarta.

g. Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum di Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

h. Apabila terdapat suatu Tempat Pemakaman Umum, Tempat Pemakaman Bukan Umum, Krematorium, dan Tempat Penyimpanan Jenazah yang dipandang tidak sesuai lagi dengan Tata Kota, sehingga menjadi penghambat peningkatan mutu lingkungan, secara bertahap diusahakan pemindahannya ke suatu lokasi yang disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana Tata Kota serta memperhatikan ketentuan dalam Pasal 2 ayat (3).

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau untuk Penyediaan RTH Pemakaman

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentuk pemakaman adalah sebagai berikut:

a. ukuran makam 1 m x 2 m;

b. jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m;

c. tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan/perkerasan;

d. pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat;

e. batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan pohon pelindung disalah satu sisinya;

f. batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung;

g. ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70% dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang hijaunya. Pemilihan vegetasi di pemakaman disamping sebagai peneduh juga untuk meningkatkan peran ekologis pemakaman termasuk habitat burung serta keindahan.

h. Penyediaan RTH berdasarkan berdasarkan jumlah penduduk untuk unit lingkungan dengan jumlah penduduk 120.000 jiwa disediakan RTH dalam bentuk pemakaman dengan lokasi tersebar.

Sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan;

Batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir;

Sedapat mungkin mempunyai nilai ekonomi, atau menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi langsung;

Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap; Tahan terhadap hama penyakit;

Berumur panjang;

Dapat berupa pohon besar, sedang atau kecil disesuaikan dengan ketersediaan ruang;

Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.

3. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 21 Tahun 2001 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelayanan Pemakaman Umum dan Pengabuan Mayat

Berdasarkan Perda Kota Bandung Nomor 21 tahun 2011 hal-hal yang menyangkut dengan pemakaman di Kota Bandung yaitu sebagai berikut :

1. Jenis pelayanan pemakaman yang diberikan oleh Pemerintah Daerah meliputi:

Pelayanan penyediaan tanah makam; Pelayanan pengangkutan mayat;

Pelayanan pemindahan/pembongkaran makam/pusara; Pelayanan penyediaan tanah makam cadangan;

Pelayanan penyediaan tanah makam tumpang;

Pelayanan pemeliharaan kebersihan lingkungan makam;

Pelayanan penitipan mayat di rumah duka milik Pemerintah Daerah;

Pelayanan pemakaman pada tanah makam milik

perorangan/keluarga.

2. Penggolongan tempat pemakaman umum adalah sebagai berikut :

TPU Islam untuk memakamkan orang-orang yang pada saat meninggal dunia beragama Islam;

TPU Kristen (Protestan/Katolik untuk memakamkan orang-orang yang pada saat meninggal dunia beragama Kristen (Protestan/ Katolik);

TPU Hindu/Buddha untuk memakamkan orang-orang yang pada saat meninggal dunia beragama Hindu/Budha.

3. Lahan makam yang berada di TPU dilarang untuk digunakan kepentingan lain selain keperluan pemakaman tanpa ijin Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

4. Untuk bentuk makam secara teknis berdasarkan perda ini yaitu:

Ukuran tanah makam ditetapkan maksimal 2 X 1 m2 dengan kedalaman sekurang kurangnya 1,50m2 dari permukaan tanah. Kedalaman tanah makam tumpang sekurang-kurangnya 2 (dua) meter dari permukaan tanah untuk pemakaman mayat pertama. Tiap petak makam diberi batu nisan yang bertuliskan :

a. Nomor;

b. Nama;

c. Blok;

d. Tanggal lahir;

e. Tanggal meninggal/pemakaman.

Dokumen terkait