• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

5. Tinjauan Keluarga

Keluarga merupakan salah satu agen sosialisasi dalam pemenuhan hak- hak terhadap anak. Keluarga menjadi lingkungan yang utama bagi anak dikarenakan sebagian besar dari kehidupan anak-anak adalah didalam keluarga.

a. Pengertian Keluarga

Menurut Coleman dan Cressey (1990) sebagaimana yang dikutip Zastrow (1999: 177) dalam Miftachul Huda (2009: 218) yang dimaksud dengan keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh pernikahan, keturunan, atau adopsi yang hidup bersama dalam sebuah rumah tangga. Sedangkan menurut Koerner dan Fitzpatrick (2004) dalam Sri Lestari (2012: 5), definisi tentang keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang, yakni:

a. Definisi Struktural, keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian tentang keluarga sebagai asal usul (families of origin), keluarga

sebagai wahana melahirkan keturunan (families of procreation), dan keluarga batih (extended family).

b. Definisi fungsional, keluarga didefinisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi- fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.

c. Definisi transaksional, keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.

Jadi keluarga merupakan suatu lembaga yang sangat penting dalam hal pembangunan, perkembangan kualitas, serta pemenuhan hak terhadap anak bangsa dan merupakan satu-satunya lembaga sosial yang diberikan tanggung jawab secara langsung untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi manusia.

b. Pendidikan Keluarga

Tiga tempat yang dapat membentuk anak menjadi manusia seutuhnya adalah di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga adalah tempat titik tolak perkembangan anak dan menjadi salah satu faktor penentu utama dalam perkembangan kepribadian anak, disamping faktor-faktor yang lain. Pendidikan keluarga juga disebut sebagai lembaga pendidikan informal, dimana kegiatan atau proses yang berlangsung sepanjang usia, sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari. Pengaruh lingkungan termasuk didalamnya yakni dengan orang tua menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka karena dari merekalah anak mula-mula menerima

pendidikan. Dengan demikian, bentuk pertama dari pendidikan adalah terdapat didalam kehidupan keluarga.

Menurut Poggler (William J. Goode, 1995: 22) pendidikan keluarga bukanlah pendidikan yang diorganisasikan, tetapi pendidikan yang organik yang didasarkan pada spontanitas, intuisi, pembiasaan dan improvisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat berpengaruh dalam membentuk pola kepribadian anak. Melalui keluarga anak berkenalan dengan nilai dan norma. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama dan kepercayaan, nilai-nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan anak (Helmawati, 2014: 50).

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak. Sebuah keluarga memberikan berbagai pengaruh atau nilai terhadap anak. Entah itu pengaruh yang bersifat positif ataupun negatif terhadap anak. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. Anak menjadi seseorang yang terdidik didalam keluarga tersebut sedangkan ayah dan ibu dalam hal ini berperan sebagai pendidiknya.

c. Fungsi Keluarga

Keluarga merupakan sebuah rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan serta menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi internal (memberikan perlindungan psikososial bagi para anggotanya) serta eksternal (mentransmisikan nilai-nilai budaya pada generasi selanjutnya) keluarga bagi para anggotanya yang berada di dalam suatu jaringan.

Fungsi keluarga menurut Elih Sudiapermana fungsi utama dari keluarga adalah sebagai: 1) pemelihara fisik dan kesejahteraan keluarga, 2) menambah anggota keluarga baru, baik melalui kelahiran maupun adopsi, 3) sosialisasi anak-anak terhadap peran-peran orang dewasa, seperti sebagai orang tua, pekerja, anggota masyarakat, dll, 4) pengendalian sosial anggota keluarga, 5) pemelihara moral keluarga dan motivasi untuk memastikan kinerja tugas baik didalam keluarga maupun kelompok sosial lain, 6) produksi dan konsumsi peralatan dan pelayanan yang diperlukan untuk mendorong dan memelihara unit keluarga.

Menurut Bern (2004) dalam Sri Lestari (2012: 22) keluarga memiliki 5 fungsi dasar, yaitu:

1) Reproduksi

Dalam hal ini dijelaskan bahwa sebuah keluarga memiliki tugas untuk mempertahankan populasi yang ada di dalam suatu masyarakat.

2) Sosialisasi/ edukasi

Bahwa keluarga dijadikan sebagai sarana untuk transmisi nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan teknik dari generasi sebelumnya menuju ke generasi yang lebih muda.

3) Penugasan peran sosial

Keluarga memberikan identitas kepada para anggotanya, yakni seperti ras, etnik, religi, sosial ekonomi serta peran gender.

4) Dukungan ekonomi

Dukungan ekonomi dalam hal ini dimaksudkan bahwa sebuah keluarga menyediakan tempat untuk berlindung bagi anggotanya, makanan, serta jaminan kehidupan.

5) Dukungan emosi/ pemeliharaan

Yakni keluarga memberikan pengalaman interaksi sosial yang pertama bagi anak. Interaksi yang terjadi bersifat mendalam, mengasuh, dan berdaya tahan sehingga memberikan rasa aman terhadap anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga juga sangat dibutuhkan oleh anak untuk membantu anak tumbuh secara wajar serta terpenuhi hak-haknya.

Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, fungsi keluarga dalam memenuhi hak anak juga harus diikuti dengan beberapa tindakan yang dapat mendukung perkembangan anaknya. Menurut Daning Kusniapuantari (2014: 22-30) pengasuhan dari orang tua dapat berpengaruh terhadap kecerdasan emosi anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan kecerdasan emosi anak tidak hanya dilakukan oleh pendidik di sekolah, akan tetapi bisa dilakukan oleh orang tua. Orang tua merupakan guru pertama bagi anak yang berperan dalam membimbing dan mengarahkan anak-anaknya untuk melakukan penjelajahan dan pembelajaran dari seluruh media belajar. Orang tua adalah pola anutan atau model yang selalu ditiru dan dicontoh oleh anak- anaknya dalam segala gerak dan perbuatannya baik secara langsung atau tidak langsung. Oleh sebab itu hendaknya orang tua menjaga anak-anaknya

agar mereka selalu dalam kebaikan, mendidik dan mengajarkan kesederhanaan, dan adab mulia, menjauhkannya dari hal yang buruk serta memberikan hak-hak yang dimiliki oleh anak. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua ataupun keluarga merupakan salah satu lembaga sosial yang berfungsi dalam memenuhi hak-hak anak melalui pengasuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Dokumen terkait