• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Tinjauan Konseptual

Bagi orang tua, ketidakmampuan dalam mengelola stres pengasuhan dapat membuat orang tua udah melakukan tindakan kekerasan terhadap anak yang mana dapat berdampak negatif pada pembentukan kepribadian anak. Selain itu, terdapat perasaan gagal dan tidak puas dalam memenuhi tanggung jawab pengasuhan sebagai orang tua. Namun apabila tidak terjadinya kekerasan terhadap anak, stres pengasuhan yang tidak dikelola dengan baik dapat membuat hubungan antara orang tuan dan anak menjadi renggang. Dalam situasi ini anak dapat kehilangan tempat rujukan pada saat menghadapi suatu masalah dan dapat menghambat perkembangan kemampuan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Stres pengasuhan lebih sering dihadapi dan dialami oleh ibu dibandingkan dengan ayah. Stres pengasuhan yang dialami oleh ibu dapat mempengaruhi tanggung jawabnya sebagai orang tua dalam mengasuh anak, hal ini di karenakan stres pengasuhan dapat mengganggu dan menghambat pekerjaannya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dan dapat menimbulkan masalah pada tumbuh kembang anak.

Orang tua atau ibu yang sudah kelelahan dalam menhadapi kebutuhan keluarga yang tidak ada habisnya, terutama berkaitan dengan anak dapat kehilangan antusias dalam mengasuh anak. Sehingga dapat menyebabkan ibu menggunakan ancaman, perkataan kasar dan tindakan kekerasan dalam memperlakukan dan mendisiplinkan perilaku anaknya.

C. Tinjauan Konseptual

32

tekanan. Dapat disimpulkan bahwa strategi coping religius merupakan sebuah perencanaan usaha dan tindakan dengan memasukkan aspek-aspek religius dalam mengatasi suatu tekanan atau stres yang dialami.

2. Anak Usia Dini

Menurut para ahli, anak yang berada di usia dini dikatakan sebagai usia masa emas. Hal ini di karenakan pada masa ini anak sedang berkembang dengan pesat dan luar biasa. Ketika seoarang anak dilahirkan, sel-sel otaknya berkembangsecara luar biasa dengan membuat sambungan antarsel. Proses ini akan membentuk pengalaman yang akan dibawa seumur hidup dan sangat menentukanberbegai hasil penelitian terkait riset otak, disebutkan bahwa otak manusia ketika dilahirkan terdiri atas 100 sampai 200 miliar sel otak yang siap mengembangkan beberapa triliunan informasi.58

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0 sampai 6 tahun) merupakan masa keemasan dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan fisiknya, hal ini menandakan bahwa anak usia dini tersebut sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak masa prental atau dalam kandungan. Pembentukan sel saraf otak, sebagai modal pembentukan kecerdasan yang terjadi saat anak dalam kandungan. Setelah lahir tidak terjadi lagi pembentukan sel saraf otak, tetapi hubungan antarsel saraf otak terus berkembang.

Menurut Bacharuddin Mustafa, anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia antara satu hingga lima tahun. Pengertian tersebut didasarkan pada

58Ahmad Susanto, Bimbingan Konseling Di Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Kencana, 2015), h.

43.

batasan psikologi perkembangan yang meliputi bayi (infancy atau babyhoof) berusia 0 sampai 1 tahun, usia dini (early childhood) berusia 1 sampai 5 tahun, dan masa kanak-kanak akhir (late childhood).59 Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan fisik.

Anak usia dini memiliki batasan usia tertentu, karakteristik yang unik dan berada pada suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan berikutnya. Selama ini anak usia dini disebut dengan masa keemasan atau golden age yang terus berkembang pesat, dimana perkembangngan tersebut dimulai sejak masa prental atau sejak dalam kandungan.

3. Parenting Stress/Stres Pengasuhan dalam Islam

Dalam pengasuhan, seorang ibu memikul tanggung jawab sama seperti seorang ayah, bahkan tanggung jawab ibu lebih penting dan besar. Hal ini dikarenakan seorang ibu senantiasa mendampingi anak sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa dan sampai pada usia yang layak untuk memikul tanggung jawab.

Islam menyeru kepada para orang tua untuk memikul tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anaknya. Mereka juga dibebani agar mempersiapkan anaknya untuk memikul beban hidup dan mengancam mereka dengan azab yang besar jika mereka meninggalkan atau mengkhianati,60 sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. At Tahrim Ayat 6:

59Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep dan Teori, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017), h.1

60Abdullah Nashih ‘Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam (Solo: Insan Kamil, 2012), h. 97.

34

ُّي َ أَٰٓ َي ٌةَكِئَٰٓ َلَم اَهۡيَلَع ُةَراَجِۡلْٱَو ُساهلنٱ اَهُدوُقَو اٗراَن ۡمُكيِلۡهَأَو ۡمُكَسُفنَأ ْآوُق ْاوُنَماَء َنيِ هلَّٱ اَه

َنوُرَمۡؤُي اَم َنوُلَعۡفَيَو ۡمُهَرَم َ

أ ٓاَم َ هللَّٱ َنو ُصۡعَي ه

لَ ٞداَدِش ٞظ َلاِغ ٦

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.61

Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan memelihara keluarga dan anak-anaknya agar kedepannya bisa menghadapi kehidupan dunia dengan tetap menjalankan perintah dan larangan Allah Swt. Tanggung jawab seorang ibu dalam mendidik anak menjadi suatu tekanan yang mengakibatkan terjadinya stres apabila seorang ibu tidak memiliki kesiapan.

Salah satu faktor yang menyebabkan stres pengasuhan ialah bersumber dari anak dan interaksi anak dengan orang tua. Para pendidik atau dalam hal ini orang tua harus memanfaatkan kenyataan yang terdapat pada diri anak mereka selama proses perkembangan. Seorang anak yang tidak memiliki tempat bermain dan berlindung yang aman di keluarga, cenderung akan keluar dan mencari lingkungan yang menyebabkan mereka menjadi nakal. Kenakalan inilah yang nantinya akan membuat orang tua menjadi gelisah dan tertekan dalam mengasuh anak.62 Dalam hal berinteraksi dengan anak, tekanannya dapat berupa kurangnya kedekatan antara orang tua dan anak, dimana anak mersa kurang nyaman dan tidak merasa tenang ketika bersama orang tuanya.

61Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qura’an Al-Karim dan Terjemahnya (Jakarta:

Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, 2017), h. 560.

62Abdullah Nashih ‘Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, h. 84.

4. Pandemi Covid-19 Menuju Endemi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pandemi diartikan sebagai wabah yang berjangkit serempak dimana-mana. Kelly mendefinisikan pandemi sebagai epidemi (penyakit menular) yang terjadi diseluruh dunia, atau di wilayah yang sangat luas, melintasi batas internasional dan memengaruhi sejumlah besar orang.63 Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, virus ini pertama kali diindentifikasi di Kota Wuhan Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019.

WHO (World Health Organization atau badan kesehatan dunia) mendeklasrasikan Covid-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Istilah pandemi terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya dengan keganasan penyakit tapi lebih pada penyebarannya yang meluas. Pada umumnya, virus corona menyebabkan gejala ringan atau sedang seperti demam dan batuk, dan bisa sembuh dalam beberapa minggu. Tapi bagi sebagian orang yang berisiko tinggi (kelompok lanjut usia dan orang yang memiliki riwayat penyakit lain) virus ini menyebabkan masalah kesehatan yang serius hingga kematian.

Awal merebaknya pandemi Covid-19 menyebabkan gangguan sosioekonomi global, dimana banyak terjadi penundaan dan pembatalan kegiatan-kegiatan olahrahga dan budaya, dan kekhawatiran akan kekurangan persedian barang sehingga terjadi panic buying. Namun semenjak banyak negara telah mengembangkan vaksin dan melakukan vaksinasi kepada warganya, kegiatan-kegiatan yang awalnya tidak dizinkan secara perlahan di izinkan sesuai dengan kondisi dan minimnya jumlah kasus positif di wilayah tersebut.

63Ivan Muhammad Agung, ‘Memahami Pandemi COVID-19 dalam Perspektif Psikologi Sosial’, Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi, 1.2 (2020), h. 69.

36

EURO 2020 merupakan kompetisi sepakbola terbesar se-eropa yang awalnya tertunda pada tahun 2020, kini mendapat izin dan terselenggara di tahun 2021.

Minimnya kasus positif di eropa dan banyaknya warga yang telah di vaksin, membuat UEFA (Federasi Sepakbola Eropa) mengizinkan adanya penonton mengisi seluruh tribun stadion pada gelaran EURO 2020. Tentunya hal ini merupakan hasil kedisiplinan warga eropa dalam mematuhi protokol kesehatan dan telah mengikuti vaksinasi.

Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia pada awal tahun 2022 mulai membaik, hal ini ditandakan dengan kasus harian covid-19 telah melandai. Dari hal ini pemerintah Indonesia mulai melonggarkan beberapa kebijakan seperti turunnya status PPKM setiap daerah yang pada akhir 2021 tinggi menjadi rendah di awal tahun 2022. Penurunan kasus tersebut tidak lepas dari target vaksinasi yang telah berada di level 70,38% target vaksinasi, dan juga sudah banyak masyarakat yang telah vaksi booster.

Membaiknya kasus covid-19 awal tahun 2022 dan target vaksinasi yang sudah diatas 60%, membuat pemerintah Indonesia kembali melonggarkan kebijakan di masa pandemi Covid-19. Pelonggran tersebut ialah peraturan pembukaan masker bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka yang tidak padat.

Pelonngran ini di sampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dala akun Instagram resminya pada tanggal 17 Mei 2022.

Pelonggran-pelonggaran kebijakan yang telah di berlakukan pemerintah Indonesia pada awal tahun 2022, dapat menjadi titik awal masa transisi Pandemi Covid-19 menuju Endemi Covid-19. Endemi bukan merupakan akhir atau hilangnya wabah Covid-19, tetapi merupakan masa dimana masyarakat sudah dapat hidup

berdampingan dengan Covid-19 atau dalam artian Covid-19 sudah menjadi flu biasa bagi masyarakat.

Dokumen terkait