• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Mengenai Kesiapan Kerja

Siap yang menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mempunyai definisi “sanggup menjalankan atau melaksanakan”. Sugihartono (1991: 5) mengartikan bahwa : “Kesiapan(readiness) adalah suatu titik kematangan untuk menerima dan mempraktikkan tingkah laku tertentu”.

Kesiapan menurut kamus psikologi adalah “Tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktikkan sesuatu” (Chaplin, 2006: 419). Dikemukakan juga bahwa “kesiapan meliputi kemampuan untuk menempatkan dirinya jika akan memulai serangkaian gerakan yang berkaitan dengan kesiapan mentaldan jasmani”.

Slameto (2010: 113) yang mendefinisikan kesiapan sebagai berikut:“kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/ jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi tersebut mencakup setidak-tidaknya 3 aspek yaitu :

1) Kondisi fisik, mental, dan emosional. 2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.

3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lainnya yang telah dipelajari.

Menurut Dalyono (2005: 52) “Kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang

cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan”, sedangkan menurut Oemar Hamalik (2008: 94) “kesiapan adalah tingkatan atau keadaaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi yang membuatnya siap untuk memberi respon/ jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Dimana penyesuaian kondisi tersebut memuat kondisi fisik, mental, emosional, kebutuhan-kebutuhan, motif, tujuan, keterampilan, serta ilmu pengetahuan dan pengertian lainya yang harus dimiliki dan dipersiapkan sebelum dan selama melakukan kegiatan tertentu.

b. Pengertian Kerja

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005: 554), “kerja diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian”.

Sependapat dengan Moh. Thayep (1998: 27) “kerja diartikan sebagai suatu kelompok aktivitas, tugas, atau kewajiban yang sama dan dibayar, yang memerlukan atribut-atribut yang sama dalam suatu organisasi tertentu”.

Menurut B. Renita (2006: 125) kerja dipandang dari sudut sosial merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umum, terutama bagi orang-orang terdekat (keluarga) dan masyarakat, untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan, sedangkan dari sudut rohani/ religius, kerja adalah suatu upaya untuk mengatur dunia sesuai dengan kehendak Sang Pencipta, dalam hal ini, bekerja merupakan suatu komitmen hidup yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.

Menurut Dewa Ketut (1993: 17) “kerja adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalamdunia kerja”.

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesorang untuk mendapatkan upah/ gaji guna menyejahterahkan diri sendiri dan orang-orang terdekat dalam suatu organisasi tertentu.

c. Pengertian Kesiapan Kerja

Menurut Kartini (1991: 77), Kesiapan Kerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa. Herminanto Sofyan (1986: 10) juga berpendapat bahwa “Kesiapan Kerja adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu, tanpa mengalami kesulitan dan hambatan dengan hasil yang baik”, sedangkan menurut Moh. Thayeb (1998: 26),

Kesiapan Kerja adalah daftar perilaku yang bersangkutan dengan mengidentifikasi, memilih, merencanakan dan melaksanakan tujuan-tujuan bekerja yang tersedia bagi individu tertentu sesuai dengan usia perkembangannya.

Menurut Dewa Ketut (1993: 15) Kesiapan Kerja adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan potensi-potensi siswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat diterapkannya. Kesiapan Kerja seseorang bukan hanya sekedar pekerjaan apa yang telah dijabatnya, melainkan suatu pekerjaan atau jabatan yang benar-benar sesuai dan cocok dengan potensi-potensi diri dari orang-orang yang menjabatnya, sehingga setiap orang yang memegang pekerjaan yang dijabatnya tersebut akan merasa senang untuk menjabatnya dan kemudian mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasinya, mengembangkan potensi dirinya, lingkungannya, serta sarana prasarana yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan yang sedang dijabatnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Kesiapan Kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

d. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Kesiapan Kerja

Seorang yang telah memiliki kesiapan kerja harus dapat mengambil keputusan untuk memilih jenis pekerjaan, berambisi untuk maju dan selalu menambah pengetahuaan sesuai dengan bidangnya melalui proses belajar mengajar serta pengalaman yang didapat siswa dari dalam sekolah maupun dari luar sekolah. Serta didukung oleh berbagai informasi dengan pengetahuaan mengenai dunia kerja akan mendorong siswa mempunyai kesiapan kerja yang tinggi.

Menurut Agus Fitriyanto (2006: 9) ciri-ciri peserta didik yang telah mempunyai Kesiapan Kerja adalah bahwa peserta didik tersebut memiliki pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1) Mempunyai pertimbangan yang logis dan objektif.

Peserta didik yang telah cukup umur akan memiliki pertimbangan yang tidak hanya dilihat dari satu sudut saja tetapi peserta didik tersebut akan menghubungkannya dengan hal-hal yang nalar dan mempertimbangkan dengan melihat pengalaman orang lain.

2) Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain.

Ketika bekerja dibutuhkan hubungan dengan banyak orang untuk menjalin kerjasama, dalam dunia kerja peserta didik dituntut untuk bisa berinteraksi dengan orang banyak.

Pengendalian diri atau emosi sangat dibutuhkan agar dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

4) Memiliki sikap kritis.

Sikap kritis dibutuhkan untuk dapat mengoreksi kesalahan yang selanjutnya akan dapat memutuskan tindakan apa setelah koreksi tersebut.

5) Mempunyai keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individual.

Tanggung jawab akan timbul pada diri peserta didik ketika ia telah melampaui kematangan fisik dan mental disertai dengan kesadaran yang timbul dari individu tersebut.

6) Mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan teknologi.

Menyesuaikan diri dengan lingkungan terutama lingkungan kerja merupakan modal untuk dapat berinteraksi dalam lingkungan tersebut, hal ini dapat diawali sejak sebelum peserta didik terjun ke dunia kerja yang diperoleh dari pengalaman praktik kerja industri. 7) Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti

perkembangan bidang keahlian.

Keinginan untuk maju dapat menjadi dasar munculnya kesiapan kerja karena peserta didik terdorong untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik lagi dengan adanya ambisi untuk maju,

usaha yang dilakukan salah satunya adalah dengan mengikuti perkembangan bidang keahliannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang siswa lulusan SMK sebagai calon tenaga kerja akan memiliki kesiapan kerja apabila siswa memiliki kemampuan yang mencakup aspek seperti pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan bidang keahliannya.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Menurut Slameto (2010: 113), faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan mencakup tiga aspek, yaitu: (1) Kondisi fisik, mental dan emosional, (2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, (3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. Ketiga aspek tersebut akan mempengaruhi kesiapan seseorang untuk berbuat sesuatu. Disebutkan pula oleh Slameto (2010: 115), bahwa “pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan”.

Menurut Kartini (1991: 21), faktor-faktor yang mempengaruhi Kesiapan Kerja adalah faktor-faktor dari dalam diri sendiri (intern) dan faktor-faktor dari luar diri sendiri (ekstern). Faktor-faktor dari dalam diri sendiri meliputi, kecerdasan, ketrampilan dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motivasi, kesehatan, kebutuhan psikologis, kepribadian, cita-cita, dan tujuan dalam bekerja, sedangkan faktor-faktor dari luar diri sendiri meliputi, lingkungan keluarga (rumah),

lingkungan dunia kerja, rasa aman dalam pekerjaannya, kesempatan mendapatkan kemajuan, rekan sekerja, hubungan dengan pimpinan, dan gaji.

Menurut Dewa Ketut (1993: 44) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja, diantaranya:

1) Faktor-faktor yang bersumber pada diri individu, yang meliputi: a) Kemampuan intelejensi

Kemampuan intelejensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan penting sebagai pertimbangan apakah individu tersebut memiliki kesiapan dalam memasuki suatu pekerjaan.

b) Bakat

Bakat adalah suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu tersebut untuk berkembang pada masa mendatang.

c) Minat

Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai kesiapan dan prestasi dalam suatu pekerjaan serta pemilihan jabatan atau karir.

d) Motivasi

Motivasi sangat besar pengaruhnya untuk mendorong peserta didik dalam memasuki dunia kerja sehingga menciptakan kesiapan dari dalam dirinya untuk bekerja.

e) Sikap

Sikap positif dari dalam diri individu tentang suatu pekerjaan atau karir akan berpengaruh terhadap kesiapan individu tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan.

f) Kepribadian

Kepribadian seseorang memiliki peranan penting yang berpengaruh terhadap penentuan arah pilih jabatan dan kesiapan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.

g) Nilai

Nilai-nilai yang dianut oleh individu berpengaruh terhadap pekerjaan yang dipilihnya dan prestasi dalam pekerjaan sehingga menimbulkan kesiapan dalam dirinya untuk bekerja. h) Hobi atau kegemaran

Hobi yang dimiliki seseorang akan menentukan pemilihan pekerjaan sehingga menimbulkan kesiapan dalam dirinya untuk bekerja.

i) Prestasi

Penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap kesiapan kerja individu tersebut.

j) Keterampilan

k) Penggunaan waktu senggang

m) Pengetahuan tentang dunia kerja

Pengetahuan yang sementara ini dimiliki anak, termasuk dunia kerja, persyaratan, kualifikasi, jabatan struktural, promosi jabatan, gaji yang diterima, hak dan kewajiban, tempat pekerjaan itu berada, dan lain-lain.

n) Pengalaman kerja

Pengalaman kerja yang pernah dialami siswa pada waktu duduk di sekolah atau di luar sekolah yang dapat diperoleh dari Praktik Kerja Industri.

o) Kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah Kemampuan fisik misalnya badan kekar, tinggi dan tampan, badan yang kurus dan pendek, penampilan yang tidak sesuai etika dan kasar.

p) Masalah dan keterbatasan pribadi

Masalah adalah problema yang timbul dan bertentangan dalam diri individu, sedangkan keterbatasan pribadi misalnya mau menang sendiri, tidak dapat mengendalikan diri, dan lain-lain.

2) Faktor Sosial, yang meliputi bimbingan dari orang tua, keadaan teman sebaya, keadaan masyarakat sekitar dan lain-lain.

Sejalan yang dikemukakan oleh Herminanto (1986: 6) “faktor yang mempengaruhi kesiapan mental kerja adalah prestasi belajar, keadaan

ekonomi orang tua, bimbingan sosial, bimbingan karier, dan pengalaman kerja siswa”.

Dari beberapa pendapat tentang faktor kesiapan kerja yang diungkapkan diatas, maka peneliti mengambil 2 faktor yang dianggap sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja, yaitu minat dan prestasi. Dimana minat yang dimaksud menekankan kepada minat sesorang untuk bekerja. Dan prestasi ditujukan pada prestasi mata pelajaran produktif yang merupakan hasil belajar siswa selama mengikuti pelajaran bidang kejuruan baik teori maupun praktik.

2. Tinjauan Mengenai Minat Memasuki Dunia Kerja

Dokumen terkait