• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

5. Tinjauan mengenai Zooplankton

Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat beraneka ragam, dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan (Nybakken, 1988:41). Menurut Sachlan (1978:82) zooplankton terdiri dari holoplankton dan meroplankton. Meroplankton waktu masih dalam stadium telur atau larva dari macam-macam avertebrata maupun vertebrata akan berkedudukan sebagai plankton dan setelah menjadi dewasa tidak berkedudukan sebagai plankton lagi.

Zooplankton dapat berenang dengan melakukan gerakan migrasi vertikal (menuju ke bawah atau dasar perairan) pada siang hari dimana fitoplankton sebagai sumber makanannya berada. Zooplankton bersifat heterotrofik, yaitu tidak dapat memproduksi makanan sendiri atau mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik sehingga kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada produsen primer, yakni fitoplankton (Rachma, 2011:5). Barus (2002:30)

34

menjelaskan bahwa kepadatan zooplankton di suatu perairan lotik jauh lebih sedikit dibandingkan dengan fitoplankton, artinya besar kemungkinan kepadatan zooplankton di perairan lentik lebih banyak jika dibandingkan dengan fitoplankton karena zooplankton banyak ditemukan pada perairan yang mempunyai kecepatan arus yang rendah serta kekeruhan air yang sedikit.

Nybakken (1988:41) menjelaskan bahwa dari sudut ekologi hanya satu golongan zooplankton yang sangat penting, yaitu filum Arthropoda, kelas Crustaceae, sub kelas Copepoda). Copepoda merupakan plankton golongan holoplanktonik yang mendominasi ekosistem perairan yang berperan sebaga mata rantai antara produksi primer fitoplankton dengan para karnivora besar dan kecil. Barus (2002:30) juga memperkuat penjelasan Nybakken dimana kelompok zooplankton yang banyak terdapat di ekosistem perairan adalah dari kelas Crustaceae (Copepoda dan Cladocera) serta filum Rotifera.

a. Filum Protozoa

Protozoa dibagi menjadi 4 kelas, yakni Sporozoa, Flagellata, Ciliata, dan Rhizopoda. Kelas Sporozoa tidak ada yang hidup sebagai plankton karena semua jenis Sporozoa merupakan parasit yang hidup di tubuh manusia dan ikan. Kelas Flagellata diklasifikasikan menjadi fitoflagellata dan zooflagellata, namun karena pigmen fotosintesis yang berjumlah sedikit dan makan dengan cara memangsa maka Flagellata dimasukkan kedalam Zooplankton. Zooflagellata yang hidup sebagai plankton (hidup bebas) semuanya termasuk tipe holozoik dari alga yang berflagel, seperti dari Pyrrophyta yaitu Nocticula

35

sp, Pyrocystus, dll. Sedangkan zooflagellata yang tidak hidup bebas hidup sebagai parasit pada tubuh manusia atau vertebrata lain (Sachlan, 1978:83).

Kelas Ciliata merupakan golongan protozoa yang berperan sebagai spesific consumer dan tidak ada contoh yang jelas bahwa golongan Protozoa ini berasal dari Alga. Ciliata sebagian besar hidup bebas di air tawar dan beberapa hidup di laut. Ciliata memang tidak merupakan zooplankton sejati di air tawar, tetapi banyak hidup diantara Perifiton, didasar sebagai bentos, dimana terdapat banyak detritus yang membusuk. Kelas Rhizopoda mempunyai bentuk seperti kaki-kaki atau akar tumbuhan yang tidak teratur. Rhizopoda mempunyai peranan penting di air tawar maupun air laut karena sebagai makanan bagi organisme trofik jenjang yang lebih tinggi. Rhizopoda terdiri dari dua Ordo, yakni Amoebina Foraminifera-Radiolaria dan Heliazoa (Sachlan, 1978:83-85). b. Filum Coelenterata atau Cnidaria

Filum Coelenterata atau Cnidaria terdiri dari 2 kelas, yakni Hydrozoa-scyphozoa dan Anthozoa. Hanya kelas Hydrozoa-scyphozoa yang berkedudukan sebagai plankton karena bersifat holoplanktonik, seperti ubur-ubur kecil serta koloni-koloni yang kompleks dan aneh yang dikenal sebagai sifonofora. Ubur-ubur kelas Scyphozoa merupakan organisme terbesar dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah besar (Nybakken, 1988:45).

c. Filum Ctenophora

Filum Ctenophora secara taksonomik masih dekat dengan filum Cnidaria yang sebagian besar bersifat planktonik, tetapi kemudian dipisahkan karena tidak mempunyai nematocys dan hanya mempunyai struktur-struktur seperti

36

sisir (Sachlan, 1978:87). Semua filum Ctenophora adalah karnivora yang rakus. Filum ini menangkap mangsanya dengan menggunakan tentakel-tentakel yang lengket atau dengan mulutnya yang sangat lebar. Pergerakan didalam air menggunakan deretan-deretan silia yang besar (Nybakken, 1988:45).

d. Filum Annelida

Filum Annelida cukup banyak terdapat di laut sebagai meroplankton sedangkan di perairan air tawar hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) yang dapat menjadi parasit pada ikan-ikan (Sachlan, 1978:90). Filum Annelida diwakili dalam holoplankton oleh beberapa anggota yang bentuknya telah mengalami spesialisasi yang berjumlah tidak begitu melimpah. Termasuk dalam Annelida adalah berbagai cacing polikaeta dari famili Tomopteridae dan Alciopidae (Nybakken, 1988:45).

e. Filum Mollusca

Filum Mollusca merupakan filum terbesar kedua dalam dunia hewan. Mollusca terdiri dari 4 kelas, yakni Gastropoda, Pelocypoda, Valvae, dan Cephalopoda. Mollusca biasanya dianggap sebagai hewan-hewan bentik yang lamban. Namun, terdapat mollusca yang telah mengalami adaptasi khusus agar dapat hidup sebagai holoplankton. Mollusca planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi ialah pteropoda dan heteropoda. Kedua kelompok tersebut secara taksonomik dekat dengan siput dan termasuk kelas Gastropoda. Pada perairan air tawar, meroplankton dari kelas Gastropoda dan kelas Valvae tidak begitu mempunyai peranan penting (Sachlan, 1978:99).

37 f. Filum Arthropoda

Bagian terbesar dari organisme zooplankton adalah anggota filum Arthropoda dan hampir semuanya termasuk kelas Crustaceae (ordo Copepoda). Dari filum Arthropoda tersebut, hanyalah Crustaceae yang dapat hidup sebagai plankton yang merupakan zooplankton terpenting bagi ikan baik di air tawar maupun di air laut. Crustaceae memiliki tempurung yang tersusun dari kitin atau kapur. Crustaceae dibagi menjadi 2 golongan, yakni Entomostraco (udang-udangan tingkat rendah) dan Malacostraco (udang-udangan tingkat tinggi). Golongan Entomostraco terdiri dari beberapa ordo, yakni Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan Cirripeda. Sedangkan golongan Malacostraco terdiri dari ordo Mycidacae, Amphipoda, Decapoda, dan Euphausiacea. Kebanyakan Crustaceae yang disebutkan tersebut merupakan hewan-hewan holoplanktonik, mereka makan dengan cara menyaring fitoplankton dan atau hewan-hewan kecil dari air (Nybakken, 1988:45).

g. Filum Echinodermata

Dari Filum Echinodermata hanya larva-larva saja dari beberapa ordo yang merupakan meroplankton. Terdapat beberapa larva-larva dari Chordata dan berhubungdengan bersamaan bentuk larva-larva tersebut sehingga muncul anggapan bahwa Chordata merupakan keturunan dari Filum Echinodermata (Sachlan, 1978:100).

h. Filum Chordata

Filum Chordata mempunyai 4 sub-filum, yakni Entoropneusta, Uro-chodata, cephalo-chordata, dan vertebrata. Dari keempat sub-filum tersebut

38

hanya Entoropneusta dan Uro-chodata yang hidup sebagai plankton. Kelas dari Filum Chordata yang hanya bersifat planktonik adalah Kelas Thaliacea dan Larvacea, bertubuh seperti agar-agar dan makan dengan cara menyaring makanan dari air laut (Sachlan, 1978:101).

Dokumen terkait