• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Latar Belakang

2.2 Tinjauan non arsitektural

Tinjauan non arsitektural objek rancangan membahas mengenai penjelasan tinjauan aspek – aspek non arsitektural yang mempengaruhi perancangan.

a. Perkembangan Wisata Bahari di Indonesia

Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia dikaruniai Tuhan YME berbagai macam ekosistem pesisir dan laut (pantai berpasir, goa, laguna, estuaria, hutan mangrove, padang lamun, rumput laut, dan terumbu karang) yang paling indah dan relatif masih alami dan belum tersentuh tangan manusia (Mann, 1992). Diantara sepuluh ekosistem terumbu karang terindah dan tarbaik di dunia, enam berada di tanah air yakni Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa, dan Pulau Weh (WTO, 2000).

Menurut Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS kawasan pesisir dan laut Indonesia merupakan tempat ideal bagi seluruh jenis aktivitas pariwisata bahari yang meliputi:

1. sun bathing at the beach or pool

2. ocean or freshwater swimming

3. beachside and freshwater sports such as water scooter, sausage boat, water tricycle, wind surfing, surfboarding, paddle board, parasailing, kayacking, catamarans, etc

4. pleasure boating 5. ocean yachting 6. cruising 7. fishing

8. diving, snorkeling, glass boat viewing and underwater photography 9. marine parks

10. canoeing

11. coastal parks, wild life reserves, rain forest, gardens and trails, fishing villages.

Begitu pula Imam Musthofa, Sunda Banda Seascape (SBS) dan s Leader WWF Indonesia menjelaskan, potensi wisata bahari atau marine tourism bisa berkembang sangat pesat karena di Indonesia, wisatawan akan dimanjakan dengan

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 9

berbagai panorama alam khas laut beserta biota laut yang ada di sekitarnya (mongabay,2015).

Jika kita mampu mengembangkan potensi bahari diatas, maka nilai ekonomi berupa perolehan devisa, sumbangan terhadap PDB, peningkatan pendapatan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, dan sejumlah multiplier effects sangat besar. Sebagai perbandingan adalah Negara Bagian Queensland, Australia dengan panjang garis pantai hanya 2100 km dapat meraup devisa dari pariwisata bahari sebesar US$ 2,1 milyar pada tahun 2003. Demikian juga halnya dengan Malaysia, Thailand, Maladewa, Mauritius, Jamaica, dan Negara lainnya yang telah menikmati nilai ekonomi cukup besar dari pariwisata bahari. Sampai saat ini devisa dari sektor pariwisata bahari di Indonesia baru mencapai sekitar US 1 milyar per tahun (Dahuri, 2009).

Pengembangan Wisata bahari juga berdampak buruk bagi ekosistem yang ada, maka dari itu perlu pertangung jawaban Dalam aktivitasnya, Imam Mustthofa mengungkapkan bahwa wisatawan tentu kerap kali sangat senang mengamati dan berinteraksi dari jarak dekat dengan satwa laut seperti burung laut, penyu, dan lumba-lumba. Namun, pengamatan dan interaksi yang dilakukan tanpa memperhatikan sensitifitas mereka terhadap gangguan bisa menyebabkan perubahan perilaku, cedera bahkan kematian.

Akibat masih rendahnya kesadaran wisatawan saat melakukan wisata bahari, tidak sedikit ditemui kasus satwa terluka atau mati karena terkena baling-baling kapal. Tidak hanya itu, pengamatan satwa yang berlebihan saat wisatawan ada di dalam air juga bisa mengakibatkan stres pada induk satwa. berakibat terpisahnya induk dari anak-anaknya. Hal ini akan menurunkan daya tahan hidup anak-anaknya tersebut. (mongabay,2015)

Kesimpulan dari perkembangan wisata bahari Indonesia adalah sebagai berikut;

1. Sangat di perlukanya pengembangan pada sektor wisata bahari di Indonesia. 2. Wisata bahari dapat memajukan daerah dengan penghasilan devisa cukup

besar.

3. Perlu andanya kesadaran pada wisatawan dan pertanggung jawaban pengelola agar wisata tidak merusak lingkungan.

b. Perkembangan Wisata di Lamongan

Salah satu wujud keberhasilan pemerintah Kabupaten Lamongan dalam membangun industri pariwisata adalah keberadaan Wisata Bahari Lamongan dan Maharani Zoo Lamongan. Walaupun secara pengelolaan dilakukan oleh swasta murni, tetapi ini membuktikan keseriusan pemerintah daerah dengan cara

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 10

menggandeng pihak swasta. Kedua objek wisata ini mampu mengangkat Kabupaten Lamongan sebagai salah daerah kunjungan wisata. Bahkan keduanya telah menjadi icon baru bagi Kabupaten Lamongan (LKPJ Disbudpar, 2014).

Keberadaaan Wisata Bahari Lamongan dan Maharani Zoo Lamongan membuat Kabupaten Lamongan tahun 2008 mendapat penghargaan dalam kategori perdagangan, pariwisata, dan investasi daerah dalam ajang Regional Trade Tourism and Investment (RTTI) Award (LKPJ, 2014).

Wisata Bahari Lamongan dan Maharani Zoo mengalami Perkembangan yang sangat menonjol dengan menggandeng pihak swasta yaitu PT Bumi Wangsa Sejati. Realisasi dari proyek ini adalah Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Maharani Zoo. Wisata Bahari Lamongan dan Maharani Zoo menyumbang pendapatan daerah sebesar 13,5 milliar. Tahun 2012 mampu menyumbang 12,5 miliar. Sementara objek wisata lainnya, seperti Waduk Gondang tahun 2013 menyumbang PAD 231,4 juta. Objek wisata Makam Sunan Drajat tahun 2013 menyumbang 611,3 juta

(Kompas, 2014, BPSD, 2013). Dari jumlah pengunjung tahun 2011, statistik pengunjung Museum Sunan

Drajat mencapai 264.775 orang, WBL 958.136 orang, Mazoola 365.580 orang, dan Waduk Gondang 70.243 orang. Tahun 2012 dari jumlah total pengunjung Museum Sunan Drajat 22,98%, WBL 50,82%, Mazoola 20,87%, dan Waduk Gondang 5,3%. Tahun 2013 Makam Sunan Drajat jumlah pengunjung 465.267 orang, Museum Sunan Drajat 272.930 orang, WBL 736,288 orang, Mazoola 269.519 orang, Waduk Gondang 79.859 orang, dan Makam Sendang Dhuwur 16.383 orang (LDA, 2011).

Data statistik di atas cukup menarik untuk dianalisa, terdapat hasil yang tinggi pada tiga objek wisata besar pada Lamongan yakni Museum Sunan Drajat, wbl, Mazoola dan hanya ada empat objek wisata yang masuk dalam laporan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, yaitu Museum Sunan Drajat, WBL, Mazoola, dan Waduk gondang (LKPJ, 2012 dan 2013).

Kesimpulan dari kajian perkembangan wisata di Kabupaten Lamongan yaitu wisata seperti Wbl dan Mazoola mendominsai maka perlu lagi adanya wisata seperti objek terkait yang tidak merusak Lingkungan. Pemaparan terkait dengan penyajian data, jumlah wisatawan tersebut mengindikasikan adanya pemaksimalan dalam pengelolaan objek-objek wisata buatan seperti Wisata Bahri Lamongan dan Maharani Zoo.

c. Klasifikasi Akuarium Oceanarium

Akuarium di bagi dari beberapa klasifikasi dari yang berbentuk mangkok untuk memuat satu ikan dan beberapa ikan kecil dan skala besar yang biasanya menampung kehidupan laut hayati dan lingkungannya.

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 11

1. Akuarium air tawar, dimana di dalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air tawar, akuarium ini sanggat popular dan cenderung memiliki biaya lebih murah.

2. Akuarium air laut, dimana didalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air laut, akuarium ini lebih komplek dan mahal dikarenakan pengaplikasian dan perawatanya, akuarium ini biasanya terdapat juga beragam jenis invetrebata yang tergabung dalam spesies ikan. 3. Akuarium air payau, diman menkombinasikan elemen dari jenis air tawar dana sin, akuarium air payau biasanya berasal dari salinitas yang berbeda seperti rawa baku dan muara, sama seperti kehidupan terumbu karang tetapi dalam konteks yang lebih kecil. (Gina Sanford,1999)

Berdasarkan temperatur, akuarium dapat dibagi menjadi :

1. Akuarium tropis, akuarium ini lebih berwarna yang menhadirkan kehidupan air di daerah tropis dan banyak dipilih oleh aquarist karena lebih indah. 2. Akuarium coldwater, akuarium jenis ini juga sangat popular, dimana hanya

terbatas untuk ikan mas (goldfish) tetapi juga dapat menampung area beriklim sedang maupun penangkaran dari seluruh dunia. (Gina Sanford,1999)

Berdasarkan spesies, akuarium dapat dibagi menjadi :

1. Community tank, akuarium ini lebih banyak ditemui saat ini, dimana beberapa spesies yang non-aggressive hidup Bersama.

2. Akuarium aggressive tank, akuarium ini adalah rumah jenis ikan yang tidak hidup berdampingan dengan spesies ikan lainya, atau jenis ikan yang hidup menyendiri. (Gina Sanford,1999)

3. Ekotype,ecotope, atau biotope akuarium, adalah akuarium berdasarkan seleksi spesies. Dalam type ini seoarang aquarist mencoba untuk mensimulasikan ekosistem alami tertentu, dekorasi dan kondisi air yang semuanya di temukan di ekositem tersebut. (Gina Sanford,1999)

Berdasarkan fungsi, akuarium dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Akuarium untuk penelitian (riset), hanya digunakan untuk tempat binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk diteliti.

2. Akuarium untuk umum (public), adalah bersistem kebun binatang bawah air, dimana rumah dari binatang air dan sekaligus tumbuhan air yang bias untuk di visualkan. Kebanyaan Akuarium ini memiliki wadah yang di sebut

tank berskala besar yang dapat di handle oleh aquarist seperti halnya

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 12

3. Akuarium untuk penelitian dan umum, digunakan dengan tujuan utama untuk penelitian, tetapi untuk umum juga diberi kesempatan untuk melihatnya sehingga akuarium ini memiliki fungsi ganda.

d. Aspek Teknis Akuarium Oceanarium

Pembuatan dan perawatan akuarium air laut lebih sulit dibandingkan akuarium air tawar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan akuarium air laut, yaitu:

1. Bentuk Akuarium

Pada awalnya menurut sejarah, akuarium berbentuk lonjong. Kemudian dengan inovasi dan rekayasa dari manusia, Adapun bentuk-bentuk akuarium yaitu bulat, silinder, rumah-rumahan, bentuk toples, persegi empat, segitiga, dan segi enam. Walaupun terdapat berbagai macam bentuk akuarium, tetapi umumnya bentuk yang sering dipakai yaitu bentuk persegi panjang. Bentuk persegi panjang ini terdiri dari dua model yang berbeda, yaitu bentuk tinggi dan bentuk pendek. Akuarium bentuk tinggi, ukuran tinggi lebih besar dari pada lebarnya. Akuarium bentuk pendek, ukuran lebar lebih besar dari pada tingginya. Adapun bentuk-bentuk akuarium yang ada, antara lain:

1. Bentuk bulat kaca berfungsi sebagai lensa yang mengecilkan atau membesarkan penglihatan terhadap ikan-ikan yang ada didalamnya. 2. Memanjang ke atas: memiliki tekanan air terhadap kaca lebih besar

sehingga memerlukan kaca yang lebih tebal.

3. Lonjong/ silinder: mudah di bersihkan tetapi lenih condong seperti bentuk bulat.

4. Diorama: dapat dilihat dari satu sisi saja. Pembuatan lebih mahal dan membutuhkan perawatan yang rumit. Menhadirkan kondisi alami pada habitat asal biota.

5. Kubus: umum dengan pembuatan lebih mudah.

2. Dimensi Akuarium

Pembuatan akuarium memiliki karakterisitik tersendiri sebagaimana air laut memerlukan perhatian tersendiri mengingat bahwa akuarium laut mendapatkan beban berupa dorongan air yang lebih besar jika dibandingkan dengan beban dorongan pada air tawar. Hal ini disebabkan air laut memilki berat yang lebih besar dibandingkan air tawar yaitu air laut per liternya sama dengan 1,03 kg. umumnya akuarium air laut di buat dengan menggunakan kaca atau bahan yang lebih tebal sehingga mampu menahan gaya dorongan ataupun tekanan air laut yang ada di dalamnya.

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 13

Akuarium air laut biasanya lebih besar dari pada akuarium air tawar. Volume akuarium air laut ideal minimal 90 liter atau berukuran panjang 70 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 40 cm. Ukuran akuarium ditentukan oleh banyaknya penghuni akuarium. Banyaknya ikan yang dapat ditampung di akuarium secara kasar dapat dinyatakan sebagai 10 liter per centimeter panjang ikan. Artinya jika akuarium memiliki volume 200 liter, maka banyaknya ikan sepanjang 5 centimeter yang dapat ditampung sekitar 4 ekor.

Berikut merupakan dimensi akuarium untuk bahan kaca dan acrylic.

Dimensi Akuarium Tebal Kaca min (mm)

Panjang Lebar Tinggi

60 30 30 5 80 30 30 7 80 45 45 7 90 45 45 8 100 50 50 8 130 50 50 10 200 75 75 15

Tabel 2.1 Ketebalan Kaca Untuk Akuarium Air Laut (Sumber: Eko Budi Kuncoro, 2004)

Dimensi Akuarium Tebal Kaca min (mm)

Panjang Lebar Tinggi

70 55 45 6 90 55 45 8 130 55 55 10 150 55 60 10 180 60 60 15 240 120 80 20

Tabel 2.2 Ketebalan Acrylic Untuk Akuarium Air Laut (Sumber: Eko Budi Kuncorp, 2004)

3. Konstruksi Akuarium

Kontruksi akuarium tebagi menjadi beberapa dari bahan ataupun material dari akuarium itu sendiri seperti kaca, fiberglass, maupun acrylic. Masing-masing bahan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Bahan Kekurangan Kelebihan

Plastik Cepat buram Bahan lebih ringan

Kaca Tidak mampu menahan air laut, resiko terjadi kebocoran

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 14

Acrylic Sulit menjadi konduktor ,

akuarium menjadi cepat panas

Lebih ringan, kuat , lebih, cerah bila terkena sinar, lebih licin, sulit ditumbuhi lumut, penangana goresan gampang, lebih lentur, mudah di bentuk.

Tabel 2.3 ketebalan kaca untuk akuarium air laut (Sumber: Eko Budi Kuncoro, Akuarium Laut,2004)

Beberapa pertimbangan dalam menentukan bahan akuarium antara kaca dan acrylic, yaitu:

Pertimbangan Kaca Acrylic

Harga Murah Lebih mahal dari kaca

Goresan Tahan goresan Goresan mudah dihilangkan

Konduktor Lebih baik Sifat konduktor lebih buruh dari kaca Sambungan Mengunakan sambungan Tidak menggunakan sambungan

kejernihan Kurang jernih Lebih jerih dari kaca

Berat Lebih berat ringan

Tabel 2.4 ketebalan kaca untuk akuarium air laut (Sumber: Eko Budi Kuncoro, Akuarium Laut, 2004)

6. Teknik Khusus Akuarium Biota Laut

Akuarium mempunyai teknis tersendiri maka dari itu akan dibahas aspek-aspek yang mendukung akuarium biota laut.

1. Aspek yang diperlukan pada akuarium laut

Dalam membentuk suatu ekosistem pada akuarium ada beberapa elemen yang harus sangat diperhatikan pengadaan maupun perawatannya bertujuan untuk ekosisten berjalan dengan baik. Berikut ini beberapa elemen yang diperlukan dalam perawatan khusus akuarium biota laut:

a. Kondisi Air Laut

Kualitas air laut menjadi parameter penentu kehidupan objek yang akan dipamerkan. Kualitas air mengacu pada kandungan polutan atau cemaran yang terkandung dalam air. Air laut yang digunakan haruslah melalui tahap pemprosesan/filtrasi dengan karbon dan proses pembersihan dengan chlorine untuk menghindarkan air dari racun penyakit pada ikan. kondisi air dalam tangki/akuarium harus disesuaikan dengan lingkungan aslinya yang meliputi:

1. Salinitas, Salinitas merupakan pengukuran langsung pada kuantitas garam terlarut dalam air. Rata-rata salinitas air laut adalah 35 per mill atau 35 bagian garam dari 1.000 bagian air laut. Sementara, gravitasi khusus berkisar antara 10.240 pada suhu 24°C. Bila setelah diukur di

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 15

akuarium dan salinitas air laut tinggi, maka dapat ditambahkan air tawar hingga dapat dicapai salinitas 35 per mill. Adapun kisaran yang baik antara 30-35 per mill. Alat yang digunakan untuk mengukur adalah salinometer.

2. Temperatur, Secara umum temperatur diukur dalam derajat Fahrenheit (F) dan Celcius (C). Temperatur disini berarti panas relatif air akuarium. Pada akuarium dengan penyinaran yang tinggi bisa mencapai suhu diatas 30°C. Cara penanganan terjadinya kenaikan suhu adalah dengan pemakaian chiller atau pendingin yang dipasang bersama termostat, sehingga pada suhu tertentu chiller akan bekerja dengan sendirinya. Chiller digunakan dalam penanganan kenaikan suhu secara permanen.

3. Cahaya, Cahaya diperlukan untuk dua hal dalam suatu akuarium, yaitu; untuk penerangan agar ikan dan panorama akuarium dapat dilihat dengan jelas, dan sebagai sumber energi bagi penghuni akuarium terutama tanaman air untuk berlangsungnya proses fotosintesis alga baik mikro baupun makroalga. Keadaan di alam atau lingkungan laut, secara gradasi sinar berkurang dengan semakin dalam massa air. Hal inilah yang akan ditransfer ke dalam akuarium air laut. Pada daerah tropis, sinar mempunyai intensitas 5.500 Kelvin, dan ini biasanya diwakili oleh sinar putih.

4. Derajat Kalvin yang rendah diwakili oleh sinar merah, sedangkan sinar biru mempunyai derajat Kalvin yang tinggi. Pada dasarnya sebuah akuarium memerlukan lampu day light,yaitu jenis lampu yang dibuat untuk meniru sinar matahari pada tengah hari. Jenis lampu demikian akan mampu memantulkan warna asli sebuat benda seperti apabila mereka dilihat langsung dibawah sinar matahari pada tengah hari. akuarium ikan saja dapat diberi sinar selama 8 – 10 jam, sedangkan sebuah akuarium tanaman perlu disinari 12 – 14 jam. Lama penyinaran yang lebih panjang secara umum tidak akan membahayakan ikan, tapi lama penyinaran yang lebih pendek akan dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Lama penyinaran sendiri dapat diatur dengan menggunanakan pengatur waktu (timer) elektronik.

5. Kandungan oksigen

O2 diambil oleh air laut akuarium melalui permukaan air. Beberapa oksigen masuk melalui gerakan air atau arus air yang kuat. Masuknya oksigen kedalam air tergantung pada tekanan udara, suhu, dan salinitas. Penempatan arus pada permukaan air akan memudahkan O2

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 16

masuk, disamping dapat dilakukan pula penambahan udara dengan menggunakan aerator. Pertukaran O2 di protein skimmer sudah baik dan sangat efektif. O2 dalam jumlah yang berlebihan, berpengaruh pada pertumbuhan alga.

6. Kandungan unsur kimia, Hasil reduksi kimia dari air laut seperti misalnya Nitrat dan Phospat, secara ekstrim juga berpengaruh terhadap komunitas akuarium. Nitrat dan Phospat yang terkandung dalam air bisa diakibatkan dan air tawar yang digunakan pada saat penambahan ataupun penggantian air yang menguap.

7. Arus

Arus juga berpengaruh terhadap komunitas biota dalam akuarium air laut. Untuk biota yang biasa hidup pada arus yang kuat, maka dalam perencanaan akuariumnya dibuatkan arus buatan yang memenuhi kehidupan biota tersebut.

8. Benda buangan Air untuk keperluan oceanarium ini harus diambil dari laut, untuk menghindari air dari keracunan dan penyakit maka perlu dilakukan pemprosesan yaitu dengan Penyaringan dengan Carbon dan Pembersihan dengan Chlorin.

Kesimpulan diatas spesifikasi Air laut yang digunakan haruslah melalui tahap pemprosesan/filtrasi dengan karbon dan proses pembersihan oleh chlorine dengan syarat sebagai berikut :

a)

pada segi Salinitas kisaran yang baik antara 30-35 per mill dengan alat yang digunakan untuk mengukur adalah salinometer.

b)

temperatur Pada akuarium dengan penyinaran yang tinggi bisa mencapai suhu diatas 30°C.

c)

Cahaya pada daerah tropi dengan sinar intensitas 5.500 Kelvin, dan ini biasanya diwakili oleh sinar putih.

d) Pada segi

derajat Kalvin akuarium ikan saja dapat diberi sinar selama 8 – 10 jam, sedangkan sebuah akuarium tanaman perlu disinari 12 – 14 jam pemilihan lampu dengan intensitas lebih tinggi, tapi dinyalakan dengan waktu lebih pendek.

e)

Kandungan oksigenPertukaran O2 di protein skimmer sudah baik dan sangat efektif.

f)

Kandungan Nitrat dan Phospat yang terkandung dalam air bisa diakibatkan dan air tawar yang digunakan pada saat penambahan ataupun penggantian air yang menguap

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 17

g)

Arus Benda buangan Air dengan Penyaringan dengan Carbon dan

Pembersihan dengan Chlorin.

b. Sistem Pengolahan dan Pengadaan Air Laut

Terdapat dua system pendaaan air laut yang akan di paparkan sebagai berikut:

1. Metode Umum/Standar

Pada sistem pengolahan air pada akuarium yang menggunakan metode standar, air dimasukkan kedalam tangki dengan cara melewatkannya pada suatu lapisan penyaring yang akan menangkap partikel yang besar, lalu melalui suatu pipa, air diteruskan pada Filter

Wet-Dry. Secara standar, Filter Wet-Dry memanfaatkan bio-media dalam

penyaringan. Kemudian pada bagian bawah tangki, terdapat lapisan pasir atau kerikil yang kira-kira sedalam 1 inchi yang menggambarkan dasar lautan. Diatas pasir atau kerikil tersebut, ditempatkan bebatuan yang akan menjadi dasar bagi kehidupan karang yang akan ditempati dalam tangki.

2. Metode Khusus

Dalam metode khusus pengolahan air laut terdapat beberapa sistem diantaranya:

a. Sistem terbuka (open system)

Prinsip sistem ini yaitu pakai dan buang. Sistem ini merupakan sistem yang sederhana dan tidak memberikan banyak masalah tetapi membutuhkan biaya yang sangat mahal. Yang harus diperhatikan adalah tidak boleh adanya kontak dengan pipa-pipa berbahan logam. Saluran air rata-rata yang harus diganti kira-kira 1 lb atau 1 pon (3,2 gram) ikan per 100 galon dari 1 volume tiap ikan per dua jam sekali. Jadi tiap jam untuk akuarium kapasitas 100.000 galon air harus bersirkulasi antara 50.000 hingga 100.000 galon. Dan 1,2 sampai 2,4 milyar gallon air yang dibutuhkan selama 24 jam.

b. Sistem tertutup (close system)

Prinsip dari sistem ini pakai dan daur ulang. Pada sistem ini, air langsung masuk ke dalam display akuarium selanjutnya masuk ke dalam tangki reservoir setelah melalui beberapa filtrasi. Jadi pergantian air yang dibutuhkan hanya untuk menggantikan air yang hilang akibat evaporasi dan akibat pembersihan tangki atau saluran filter. Walaupun begitu tetap harus ada pergantian dengan air yang baru dengan perbandingan 1:3 dari total volume setiap dua minggu sekali. Sistem ini

Perancangan Oceanarium di Lamongan| 18

biasa digunakan apabila kondisi air laut yang ada relatif kurang memenuhi syarat. Pada sistem ini, air yang tidak dipakai diproses lagi, dan setiap dua minggu 10 – 20% air tersebut diganti.

c. Sistem semi tertutup

Masing-masing display akuarium memiliki sistem resirkulasi air sendiri. Tambahan sumber air untuk pengurangan air yang terjadi akibat penguapan berasal dari pipa tangki utama yang kemudian didistribusikan kemasing-masing bagian sistem air tiap akuarium. Dalam proses sirkulasi, air melalui penyaringan biologi (biological filtering). Penyesuaian terhadap temperatur yang diinginkan dapat disesuaikan dengan bantuan alat pemanas atau pendingin yang berada dalam pipa penyaringan. Dalam sistem sirkulasi ini disarankan untuk mengganti minimal 10% air, untuk akuarium air tawar dan 40% air, untuk akuarium laut setiap satu bulan sekali untuk menghindarkan partikel-partikel yang dapat membahayakan biota air.

d. Sistem sirkulasi

Pengadaan air Air dari laut akan dihisap dan kemudian akan ditampung dalam tangki penampungan (storage tank), setelah melalui proses pressurized sand filtration, air dialirkan ke tangki display. Secara garis besar, proses pengadaan air pada tangki display adalah :

1. Air dipompa dari laut dan melalui ozonator, kuman dimatikan - Air tersebut dialirkan ke dalam bak filtrasi.

2. Kemudian dialirkan lagi ke dalam bak penampungan (storage tank). 3. Air yang telah diproses siap dimasukkan ke dalam bak filtrasi untuk

diproses ulang. (Jurnal akuarium laut Andritriplea, 2014).

Kesimpulan sistem pengelolahan pengadaan air laut condong pada sistem khusus yakni sistem sirkulasi dikarenakan lebih efisien dan proses lebih komplek dimana air yang sudah siap dimasukan ke dalam bak penampungan selanjtnya di proses lagi.

7. Informasi Objek Pamer

Adapun informasi objek pamer di klasifikasikan sebagai berikut:

1. Akuarium

Objek pamer dalam akuarium juga di bagi menjadi beberapa menurut spesies yakni community tank, aggressive tank, ecotype, dan touchpool.

Dokumen terkait