• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sitepu (2009) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ melakukan penelitian

CSR menggunakan Variabel Independen: Ukuran dewan komisaris, Tingkat

leverage, Ukuran perusahaan, Profitabilitas Variabel Dependen: Jumlah

informasi sosial yang diungkapkan. variabel ukuran dewan komisaris, dan

profitabilitas, memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi

sosial yang diungkapkan oleh perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan

ukuran perusahaan, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah

informasi yang diungkapkan.

Sembiring (2005) melakukan penelitian Karakteristik Perusahaan

dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan yang tercatat

Di BEJ. Melakukan penelitian CSR menggunakan Variabel Independen

yang terdiri dari Size, Profitabilitas, Profile, Ukuran dewan komisaris,

Variabel Dependen CSR. Secara parsial tiga variable, yaitu size, profile, dan

ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial.

Nurkhin (2009) melakukan penelitian mengenai Corporate

Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang

Tercatat Di Bursa Efek Indonesia) menjelaskan pengaruh dari corporate

governance (dengan mekanisme kepemilikan intitusional dan komposisi

dewan komisaris independen) dan profitabilitas terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial kepemilikan institusional,

ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial.

Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Sitepu (2009) Variabel Independen:

Ukuran dewan komisaris, Tingkat leverage, Ukuran perusahaan, Profitabilitas Variabel Dependen: Jumlah informasi sosial yang diungkapkan.

Variabel ukuran dewan komisaris, dan profitabilitas, memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi sosial yang diungkapkan oleh perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan ukuran perusahaan, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi yang diungkapkan.

2 Sembiring (2005) Variabel Independen :

Size, Profitabilitas, Profile, Ukuran dewan komisaris,

Variabel Dependen: CSR

Secara parsial tiga variable, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

3 Nurkhin (2009) Variabel Independen: Kepemilikan

Institusional, Komposisi dewan komisaris, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan tipe industry.

Variabel dependen: Pengungkapan tanggung jawab sosial

Komposisi dewan komisaris dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial kepemilikan institusional, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

Sumber : diolah peneliti ( 2012)

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengungkapan

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2008) ”kerangka teoritis adalah suatu model

yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan

faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”.

Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel independen

dengan variabel dependen. Begitu juga apabila ada variabel lain

yang menyertai, maka peran variabel tersebut harus dijelaskan.

Good Corporate Governance

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen

adalah kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,

kepemilikan manajerial, komite Audit, profitabilitas, ukuran Dewan Komisaris Independen (X2)

Komite Audit (X4) Kepemilikan Manajerial (X3) Kepemilikan Institusional ( X1) Ukuran Perusahaan (X6) Profitabilitas (ROE) (X5) Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Y) H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7

perusahaan, dan variabel dependen adalah pengungkapan tanggung

jawab sosial.

Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai

pihak yang memonitor perusahaan (Novita dan Djakman, 2008).

Contoh kontrol yang dapat diberikan adalah memberikan arahan dan

masukan kepada manajemen ketika manajemen tidak melakukan

aktivitas positif seperti pengungkapan CSR untuk mendaptkan

legitimasi dari masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena

akan berdampak positif bagi keberlanjutan perusahaan di masa

mendatang. Kepemilikan institusional dapat memberikan monitoring

terhadap manajemen untuk melakukan aktivitas positif tersebut.

Dengan demikian pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

dapat dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan institusional.

Menurut Coller dan Gregory dalam Sembiring (2005) ada

hubungan positif antara dewan komisaris independen dengan jumlah

pengungkapan tanggung jawab sosial. Tekanan terhadap manajemen

untuk mengungkapkan informasi sosial akan bertambah besar dengan

semakin banyaknya anggota dewan komisaris, akan semakin muda

untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan

semakin efektif.

Dalam mekanisme pelaksanaan GCG, kepemilikan manajerial

digunakan sebagai suatu upaya untuk mengurangi konflik agensi atau

Dengan kepemilikan manjerial, maka manajemen akan secara aktif

ikut serta dalam pengambilan keputusa. Semakin besar kepemilikan

manajerial didalam perusahaan maka semakin produktif tindakan

manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain

biaya kontrak dan pengawasan. Kepemilikan manajerial berpaengaruh

terhadap luas pengungkapan CSR di perusahaan dalam penelitian

Anggraini (2006) dan Rosmasita (2007).

Keberadaan komite audit dapat mempengaruhi pengungkapan

yang dilakukan perusahaan secara signifikan (Ho dan Wong, 2001

dalam Akhtaruddin et.al., 2009). Komite audit merupakan komite

yang bertugas membantu dewan komisaris dalam melakukan

mekanisme pengawasan terhadap manajemen. Menurut Forker (1992)

dalam Said et.al., (2009), komite audit dapat dianggap sebagai alat

yang efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan, sehingga

dapat mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas

pengungkapan informasi perusahaan.

Profitabilitas memberikan keyakinan kepada perusahaan untuk

melakukan pengungkapan sukarela tersebut. Tingkat profitabilitas

yang semakin tinggi akan semakin memotivasi perusahaan untuk

mengungkapkan CSR untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif

dari stakeholders. Sehingga, Heinze (1976) dalam Hackston dan

Milne (1996) mengungkapkan bahwa profitabilitas merupakan faktor

mengungkapkan Pertanggung jawaban sosial kepada pemegang

saham. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan

memberikan keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan

mengungkapkan CSR. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah

akan sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan CSR,

karena khawatir akan mengganggu operasional perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan

untuk menjelaskan pengungkapan tanggung jawaban sosial dalam

laporan tahunan. Belkaoui dan Karpik (1989), Hackston dan Milne

(1996), Sembiring (2005), Rosmasita (2007), Machmud dan Djakman

(2008), dan Puspitasari (2009) menemukan hasil bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan

tanggung jawab sosial. Menurut Cowen et.al., (1987) dalam sembiring

(2005), secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan.

Perusahaan yang lebih besar mempunyai aktivitas operasi yang lebih

banyak dan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap

masyarakat, serta mungkin akan memiliki pemegang saham yang

lebih yang akan selalu memperhatikan program sosial yang dibuat

perusahaan sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

akan semakin luas.

Menurut Erlina (2008) Hipotesis adalah preposisi yang

dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi

merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya,

disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang

menjelaskan atau memprediksi norma-norma. Berdasarkan uraian

teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian

yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H2 : Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H4 : Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H5 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H6 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H7 : Kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Dokumen terkait