• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PERSAMAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akuisisi Data

Sistem akuisisi data adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengambil, mengumpulkan, dan menyiapkan data serta memprosesnya sesuai dengan kehendak pengguna (Batubara, 2015). Data logger banyak digunakan untuk melakukan proses akuisisi data karena dapat menyimpan data dan dapat memproses data yang tersimpan tersebut, namun terdapat juga instrumen lain selain data logger yang dapat digunakan untuk akuisisi data (Marpaung, 2012). Terdapat dua jenis data pada akuisisi data yaitu analog dan digital. Penggunaan jenis sistem akuisisi data tergantung dari penggunaannya seperti pada penelitian Arnulfo Lara Eliosa (2013) beserta timnya yang menggunakan komponen dikrit untuk melakukan pengukuran pH dan temperatur. Pada pengembangan akuisisi data analog pernah dilakukan oleh Umar Hamid (2013) dengan menggunakan Commercial-Off-The-Shelf (COTS) data acquisition board dengan menggunakan banyak masukan untuk pengembangan sebuah sistem akuisisi data pada Personal Computer (PC). Efisiensi dan efektivitas suatu sistem dapat didefinisikan dari kualitas data yang terakuisisi, dimana hal ini juga tergantung pada karakteristik sistem akuisisi data yang digunakan (Siddiqui, 2015).

8

Beberapa penelitian yang menggunakan sistem akuisisi data seperti pada sistem pengukuran pH dan temperatur yang dilakukan oleh Yudi Eka P. (2015) menggunakan aplikasi LabView sebagai antarmukanya. Penelitian akuisisi data juga pernah dilakukan Yuzhu Peng (2013) untuk melakukan pengukuran daya listrik menggunakan mekanisme multi-thread untuk memecahkan masalah akuisisi data skala besar seperti lambatnya pencuplikan data dan server yang kelebihan beban (overload).

2.2 Mini Vessel

Mini vessel berasal dari dua suku kata dalam Bahasa Inggris yaitu mini yang berarti kecil dan vessel yang berarti kapal. Mini vessel dapat diartikan sebagai kapal yang berukuran kecil. Mini vessel biasa disebut sebagai kapal tanpa awak atau Unmanned Surface Vehicle (USV) yang biasa disebut juga sebagai Autonomous Surface Craft (ASC) merupakan sebutan untuk kendaraan yang dapat bergerak secara otonom diatas permukaan (Manley, 2008). Perbedaan antara USV dengan Manned Surface Vehicle (MSV) adalah kemampuan waktu kerja yang lebih lama serta risiko yang kecil dan dapat digunakan pada banyak keperluan seperti pemantauan kualitas air dan pertahanan lepas pantai (Leonessa, 2003).

9

Penelitian dan pengembangan dibidang mini vessel dan kapal tanpa awak sudah dilakukan sejak beberapa dekade lalu, seperti yang dilakukan di Cina, peneliti dari Dalian Maritime University pada tahun 2002 mengembangkan sebuah kapal kecil dan mensimulasikannya (Xiaowei, 2011). Pada tahun 2005 peneliti dari Laboratorium Sistem Otonom Portugal telah mengembangkan Autonomous Surface Vehicle (ASV) sebagai eksperimen kendali lanjut (Almeida, 2009). Tahun 2010, Northwest Polytechnical University mendesain sebuah model USV untuk pemeriksaan strategi otonom (Zhao, 2010). Pengembangan USV juga dilakukan di Indonesia seperti yang dilakukan oleh M. Jerry J. S. (2015) dengan membuat sistem navigasi pada USV yang digunakan untuk pemantauan kondisi daerah perairan serta menggunakan First Person View (FPV) untuk melihat kondisi perairannya. Pengembangan juga dilakukan oleh Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) bersama Okayama University dengan melakukan pemantauan kualitas air sungai menggunakan kapal selam yang telah dimodifikasi dan dikendalikan menggunakan remote-control (Sukaridhoto, 2015).

2.3 Data Logging

Hasil dari akuisisi data yang dilakukan perlu adanya tempat untuk pencatatan dan penyimpanan agar dapat digunakan sebagai bahan referensi maupun penggunaan lainnya dikemudian hari. Pencatatan dan penyimpanan data merupakan suatu kegiatan yang umum dilakukan pada kegiatan pengukuran. Data logging merupakan hasil pengukuran dan perekaman dalam bentuk parameter fisik maupun elektrik dalam satu periode waktu (Sibley, 2002).

10

Data yang tersimpan dapat berupa suhu, ketegangan bahan, pemindahan, aliran, tekanan, tegangan listrik, arus listrik, resistansi, daya listrik, atau parameter lainnya (Das, 2006). Jenis data logging yang dibutuhkan di lapangan lebih dari sekedar mencatat dan merekam data, namun membutuhkan pengembangan yang lebih luas seperti adanya analisa online, analisa offline, tampilan, laporan berkala, dan pertukaran data antar perangkat. Banyak juga saat ini perangkat data logging yang dapat digunakan untuk menyimpan bentuk data yang variatif seperti data analog, diskrit, dan lain sebagainya (Zuberi, 2000).

Penggunaan perangkat data logging sudah banyak digunakan saat ini baik untuk keperluan penelitian maupun untuk keperluan data bagi industri. Beberapa penelitian yang sudah menggunakan perangkat data logger seperti pada sistem kendaraan untuk mengetahui kelelahan pada poros gardan yang dilakukan oleh Slobodan Ilic (2004) bersama Jayantha Katupitiya menghasilkan sistem penyimpanan yang mampu menyimpan data hingga 10.000 jam pada sistem memori sebesar 1GB. Sistem data logging and

management (DLAM) pernah digunakan oleh Bo He (2009) pada

Autonomous Underwater Vehichle (AUV) yang bekerja pada modul on-board PC/104 yang tersinkronisasi. Mekanisme komunikasi menggunakan multi-threading untuk mengimplementasikan fungsi penggabungan data dari perangkat yang berbeda melalui multi-serial-port card untuk mengirimkan data sonar, kompas, gyro, dan accelerometer menuju papan Industrial PC (IPC) melalui Ethernet.

11

2.4 Kualitas Air

Kualitas air didefinisikan sebagai kondisi kualitatif air yang diukur dan diuji berdasarkan parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003. Kualitas air dapat dinyatakan dalam beberapa parameter fisik atau keberadaan bahan-bahan yang dapat diamati secara kasat mata seperti kandungan partikel/kepadatan, warna, rasa, suhu, dan bau (Widarto, 2006).

Air permukaan adalah bagian tubuh air yang paling rentan terhadap polusi karena bagian ini yang sangat mudah terkena polusi akibat dari pembuangan air limbah (Sundaray, 2006). Beberapa tahun terakhir seiring dengan perkembangan populasi, perkembangan industri dan pertanian, banyak limbah industri, rumah tangga, dan limbah pertanian dibuang ke sungai yang menyebabkan banyak unsur hara dan material organik yang masuk kedalam sungai lalu tersimpan sebagai sedimen pada dasar sungai (Qinghai, 2011).

Beberapa penelitian terkait pengukuran kualitas air di lingkungan perairan sudah pernah dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh Jamal Steveson (2015) dengan mengukur kualitas air berdasarkan indikator pH, kandungan DO, kekeruhan, total dissolved solids (TDS), kadar garam dalam air, dan konduktivitas air. Penetilitan yang dilakukan merupakan penelitian lanjutan dengan membandingkan data tahun 2014 dengan hasil penelitian tahun 2013 dan 2011. Namun penelitian ini perlu peningkatan dengan menambahkan termometer, pengembangan database, serta penyimpanan data cuaca.

12

Penelitian mengenai kualitas air juga dilakukan oleh A. F. Casper (2009) yang mengombinasikan antara teknologi Geographic Information System (GIS) dengan Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk mengembangkan karakterisasi kualitas air di Coastal Rivers, Gulf Mexico. Parameter yang digunakan antara lain adalah konduktivitas air, temperatur, kekeruhan, kandungan DO, dan jumlah klorofil.

Dokumen terkait