• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usia Lanjut adalah masa penutup dari kehidupan manusia. Usia 60 tahun biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut (Wirakusumah 2004). Papalia dan Old (1988), mendefinisikan usia lanjut sebagai individu yang berusia di atas 65 tahun dan membedakannya menjadi kelompok

young-old (65-80) dan old-old (di atas 80 tahun). Durnin & Lean (1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly(≥75 tahun).

Departemen Kesehatan (1991) membuat pengelompokan usia lanjut menjadi:

1. Kelompok umur pertengahan ialah kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut, yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45-54 tahun).

2. Kelompok usia lanjut dini ialah kelompok dalam masa prasenium, yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (55-64 tahun).

3. Kelompok usia lanjut ialah kelompok dalam masa senium (65 tahun ke atas).

Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi, yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun, atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti menderita penyakit berat, atau cacat.

Proses penuaan

Proses penuaan merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus secara alamiah. Proses ini dimulai sejak proses pembuahan dan umum dialami oleh semua mahkluk hidup serta berlangsung berbeda-beda pada setiap orang. Proses kelahiran, pertumbuhan, dewasa dan manula adalah bagian dari proses penuaan yang normal dan penuaan ini berakhir saat mahkluk hidup ini mati (Cooper et al. 1963).

Turner et al. (1991) menyatakan bahwa proses penuaan terbagi menjadi penuaan eksternal dan internal. Poses penuaan eksternal merupakan proses penuaan yang gejalanya dapat dilihat. Perubahan-perubahannya dapat diamati dari kulit, rambut, gigi, dan postur tubuh. Penuaan internal adalah penuaan yang gejalanya tidak dapat dilihat, yaitu perubahan degeneratif yang terjadi di dalam tubuh. perubahan tersebut terjadi pada sistem saraf, kardiovaskular, pernapasan,

pencernaan, urinari, dan sistem imun. Penuaan dapat disebabkan karena faktor umur juga dapat terjadi karena faktor psikososial seperti stress, sosial ekonomi, lingkungan, makanan (gizi) dan kesehatan.

Penampakan kulit pada lansia akan terlihat berkerut yang disebabkan oleh hilangnya jaringan lemak subkutan dan elastisitas kulit. Berkurangnya jaringan lemak dalam tubuh akan menyebabkan usia lanjut kehilangan panas tubuh. Sel kulit normal pada lansia berusia sekitar 70 tahun rata-rata hanya dapat bertahan hidup selama 46 hari dan proses penggantian sel-sel baru berlangsung lebih lambat. Hal ini berdampak pada jumlah sel kulit yang semakin berkurang dan hasilnya sensitivitas kulit melemah.

Seiring dengan bertambahnya usia, rambut perlahan-lahan akan berubah menjadi putih dan kehilangan kemilaunya. Rambut akan menjadi tipis dan beruban. Perubahan hormonal juga dapat memicu kerontokan rambut. Pada usia 65 tahun, sekitar 50% usia lanjut juga akan kehilangan giginya. Hal ini menyebabkan usia lanjut sulit mengunyah makanan yang mengakibatkan hilangnya nafsu makan. Pengurangan massa tulang dan tubuh berdampak pada berkurangnya tinggi badan. proses ini dimulai sejak usia remaja. Berkurangnya kolagen pada tulang punggung menyebabkan tulang punggung menjadi bengkok. Hal inilah yang menjadikan usia lanjut terlihat lebih pendek. Faktor- faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap individu berbeda prosesnya (Oswari 1997).

Menopause

Sutanto & Sutanto (2005) mendefinisikan menopause proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi haid selama 1 tahun. Penyebab terhentinya haid karena ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 50 tahun (Kasdu 2004). Menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi oleh hormon dari otak dan sel telur.

Wanita selama hidupnya mengalami tiga kejadian penting, yaitu

Menarche yang terjadi saat wanita mengeluarkan haid pertama. Biasanya terjadi pada umur 11-13 tahun, yaitu saat wanita mengalami gangguan haid. Ketika umur 40-45 tahun biasanya haid tidak datang lagi secara teratur, mungkin dalam

sebulan mendapat haid sampai 2 kali atau haid baru datang setelah beberpa bulan. Hal ini disebabkan produksi telur sudah hampir habis (Oswari 1997).

Menopause terjadi karena produksi sel telur habis sama sekali dan biasanya terjadi pada usia 45-50 tahun. Diagnosa dibuat setelah terdapat

amenorrea (tidak haid) sekurang-kurangnya 1 tahun. Shimp & Smith (2000) mendefinisikan menopause sebagai akhir periode menstruasi, tetapi seorang wanita tidak diperhitungkan postmenopause sampai wanita tersebut telah 1 tahun mengalami amenorrhea. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umumnya batas terendah terjadinya menopause adalah umur 44 tahun. Operasi atau radiasi dapat menyebabkan menopause yang umumnya menimbulkan keluhan lebih banyak dibanding menopause secara alami.

Masa premenopause, menopause, dan postmenopause dikenal sebagai masa klimakterium. Klimakterium dimulai sejak 6 tahun sebelum menopause dan berakhir 6-7 tahun sesudah menopause. Keluhan-keluhan yang biasa dialami pada masa ini antara lain mudah tersinggung, depresi, kelelahan, kurang bersemangat, sulit tidur, hot flush, berkeringat, rasa dingin, dan sakit kepala. Ketika seseorang memasuki masa menopause, terjadi ketidaknyamanan fisik seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh. Rasa kaku ini terkadang disertai rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, resah, kesal, cepat marah, dan berdebar-debar (Wirakusumah 2004). Setelah menopause, wanita akan mengalami masa Senile. Pada masa ini tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis.

Menurut Wirakusumah (2004), menopause dibagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Pra-menopause

Keseluruhan waktu ketika siklus menstruasi berjalan normal sampai mulai mengalami perubahan-perubahan yang menandakan mendekatnya masa menopause. Istilah ini juga mengacu pada fase di mana mulai terjadi perubahan kadar hormon yang menyebabkan perubahan dalam siklus dan karakteristik menstruasi.

2. Perimenopause

Perimenopause merupakan masa transisi menuju menopause meliputi beberapa tahun sebelum menstruasi mulai benar-benar berhenti. Pada masa

ini, sudah mulai terasa gejala-gejala seperti pendarahan yang tidak teratur,

hot flush, dan lain sebagainya. Pada sebagian orang menstruasi bisa terjadi lebih banyak dan pada sebagian lain justru menjadi lebih sedikit. Pada masa ini produksi estrogen mulai berkurang dan fungsi ovarium juga mulai menurun dan akhirnya berhenti.

3. Menopause

Menstruasi paling akhir sampai sudah tidak mendapatkan menstruasi lagi selama satu tahun. Memasuki masa menopause seringkali ditandai dengan menstruasi yang berkurang secara bertahap dan estrogen yang diproduksi semakin sedikit. Namun ada juga wanita yang memasuki masa menopause secara tiba-tiba dimana siklus menstruasi langsung berhenti.

4. Post-menopause

Pasca menopause diperkirakan terjadi dalam waktu 3 sampai 5 tahun setelah menstruasi terakhir. Olah karena itu, masa post-menopause berbeda- beda pada masing-masing individu.

Fisiologis Menopause

Sejak lahir bayi wanita memiliki sekitar 770.000 sel telur yang belum berkembang. Pada fase pubertas, yaitu usia 8-12 tahun, mulai timbul aktivitas ringan dari fungsi endokrin reproduksi. Pada usia 12-13 tahun umumnya seorang wanita akan mendapatkan menarche (haid pertama kalinya) yang dikenal sebagai masa pubertas. Pada saat itu organ reproduksi wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap. Ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap untuk dibuahi yang disebut dengan fase reproduksi atau periode fertil yang berlangsung hingga usia sekitar 45 tahun. Periode fertil ketika telur dibuahi, akan terjadi kehamilan.

Fase terakhir setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium, yaitu masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non-produktif. Periode ini berlangsung antara 5-10 tahun atau 5 tahun sebelum menopause dan 5 tahun setelah menopause (Kasdu 2004).

Masa klimakterium terdiri atas tiga tahap, yaitu premenopause, perimenopause, dan postmenopause. Premenopause adalah masa sebelum berlangsungnya perimenopause. Tahap ini terjadi sejak fungsi reproduksi mulai menurun sampai timbul keluhan atau tanda-tanda menopause. Perimenopause merupakan periode dengan keluhan memuncak. Terjadi sekitar 1-2 tahun

sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause. Postmenopause adalah masa setelah perimenopause sampai senilis. Secara umum, fase klimakterium disebut sebagai menopause (Kasdu 2004; Gebbie 2005).

Sindrom Menopause

Gejala awal yang terjadi pada masa menopause adalah menstruasi yang tidak teratur yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron. Selain itu, penurunan kadar estrogen berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang tubuh. hilangnya kolagen menyebabkan kulit menjadi kering dan keriput, rambut rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, serta timbul rasa sakit dan nyeri pada persendian (Kasdu 2004). Gejala sindrom menopause yang lain adalah:

Hot Flush

Hot flush terjadi karena fluktuasi kadar hormon. Perubahan kadar estrogen diduga menyebabkan pembuluh darah membesar secara mendadak sehingga terjadi arus dan hilang secara cepat sehingga tubuh merasakan panas. Selain itu dapat disebabkan oleh perubahan fungsi hipotalamus yang mengatur suhu tubuh kita. Gejala hot flush antara lain:

- Rasa menggelitik pada jari-jari kaki dan tangan yang merayap ke kepala.

- Berkeringat begitu saja, tidak diiringi dengan wajah yang memerah. - Suhu tubuh meningkat secara tiba-tiba dan menyebabkan tubuh

kemerahan dan keringat mengucur di seluruh tubuh.

- Ada kalanya diikuti dengan kedinginan dan berkeringat pada waktu malam.

Kenaikan Berat Badan

Kenaikan berat badan yang terjadi selama menopause diduga karena adanya perubahan sistem endokrin pada masa menopause, yaitu kelenjar hipotalamus dan pituitari harus menyesuaikan diri dengan indung telur yang sudah lamban mengeluarkan estrogen. Perubahan kadar hormonal ini akan mengganggu pusat lapar-kenyang di otak.

Bertambahnya usia akan menyebabkan aktivitas tubuh menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan gerak tubuh menjadi berkurang dan terjadi penumpukan lemak. Berdasarkan penelitian yang dikutip oleh Kasdu (2004)

ditemukan bahwa setiap 10 tahun berat badan akan bertambah atau melebar kesamping. Sebanyak 29% wanita pada masa menopause mengalami kenaikan berat badan dan 20% diantaranya memperlihatkan kenaikan yang mencolok. Hal ini diduga karena menurunnya kadar estrogen dan gangguan metabolisme lemak (Kasdu 2004).

Kulit Kering dan Keriput

Masalah kulit mulai muncul sejak usia 35 tahun. Kulit menjadi tipis, kurang kenyal, dan daya lenturnya berkurang. Selain itu, akan timbul bintik dan noda cokelat. Kondisi ini berhubungan dengan pigmen melanin yang mempengaruhi warna kulit dan sekaligus melindungi kulit dari bahaya sinar matahari. Dengan bertambahnya usia, melanin akan semakin bertumpuk di area tertentu pada kulit. Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan (Hurlock 1994).

Sembelit

Seluruh proses metabolisme mulai menurun dengan bertambahnya usia. Tubuh berusaha beradaptasi dengan ambang kadar estrogen yang baru. Kondisi inilah yang sering menimbulkan sembelit. Selain itu, sembelit juga dipengaruhi oleh penambahan kalsium untuk kepentingan mengurangi osteoporosis dan pada pola makan yang minim asupan serat (Wirakusumah 2004).

Osteoporosis dan Sakit Punggung

Puncak pertumbuhan tulang terjadi pada usia sekitar 35 tahun. Setelah itu akan stabil dan mengalami penurunan. Kadar estrogen dan progesteron yang menurun juga mempengaruhi aktivitas osteoblas sebagai pembentuk tulang. Estrogen membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang sehingga wanita yang mengalami menopause memiliki resiko lebih tinggi terkena osteoporosis.

Kehilangan massa tulang merupakan hal yang fenomenal yang dimulai sekitar usia 40 tahun dan meningkat pada wanita postmenopause. Kehilangan massa tulang rata-rata 2% setiap tahun. Pada tahun-tahun awal setelah menopause, kehilangan massa tulang berlangsung sangat cepat dan resiko jangka panjang terjadinya patah tulang meningkat (Kasdu 2004).

Secara kumulatif, wanita akan kehilangan 40%-50% kehilangan massa tulang selama hidupnya, sedangkan laki-laki hanya kehilangan 20%-30%.

Dengan demikian, wanita lebih beresiko menderita osteoporosis dan patah tulang (kasdu 2004). Penelitian Marga (2007) ditemukan bahwa, pada usia lanjut 75-78 tahun sering ditemukan osteoporosis, dan pada golongan ini wanita lebih banyak dibanding laki-laki.

Atrofi vagina

Penurunan hormon estrogen menyebabkan jaringan lapisan vagina menjadi tipis dan sekresi atau lendir pada vagina mulai menurun sehingga saat berhubungan seks akan timbul rasa nyeri. Atrofi vagina terjadi karena sekresi vagina menjadi berkurang setelah menopause. Selain itu, dinding vagina menjadi tipis dan elastisitasnya berkurang dan menjadi lebih pendek serta lebih rendah, akibatnya menjadi tidak nyaman dan nyeri selama aktivitas seksual. Penyempitan vagina terjadi 3-6 bulan setelah menopause dan gejalanya dirasakan dalam 5 tahun menopause (Shimp & Smith 2000; Kasdu 2004).

Insomnia

Pada wanita menopause, kadar serotonin (salah satu neurotransmitter) menurun sebagai akibat jumlah estrogen yang minim. Serotonin berperan dalam mempengaruhi suasana hati seseorang dan aktivitas tidur. Sehingga bila kadar serotonin menurun akan mudah depresi dan sulit tidur. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dapat membantu mengatasi masalah sulit tidur. Hal tersebut karena makanan tinggi karbohidrat tertentu banyak mengandung protein, terutama asam amino triptofan yang berfungsi meningkatkan serotonin otak. Makanan tinggi karbohidrat juga menimbulkan panas sebagai hasil dari proses pencernaan dan metabolisme yang dapat membuat orang mengantuk.

Gangguan psikis dan emosi

Masa menopause sering diiringi oleh rasa gelisah, cemas, mudah tersinggung, dan tegang. Selain itu, sering timbul perasaan tertekan, sedih, malas, emosi yang meluap, mudah marah, merasa tak berdaya, dan mudah menangis. Penurunan kadar hormon juga menyebabkan meningkatnya rasa cemas yang tak beralasan karena reseptor estrogen yang terdapat pada bagian otak yang disebut amigdala berespon terhadap penurunan hormon estrogen. Selain itu, hormon estrogen berfungsi mengatur memori, daya persepsi, dan suasana hati.

Keluhan lain yang umum terjadi selama menopause adalah sakit kepala, bengkak, dan infeksi saluran kemih. Kondisi tersebut bersifat individual dan tidak semua wanita menopause mengalaminya. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:

1. Ingatan menurun

Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat. 2. Kecemasan

Kecemasan yang timbul sering di hubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan. 3. Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya.

4. Stress

Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para usia lanjut menopause. Ditingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi.

5. Depresi

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.

Gambaran diri

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh. Gambaran diri merupakan sesuatu yang dinamis sebab terus-menurus berubah dengan persepsi pengalaman yang baru, yang merupakan sasaran atau pelindung penting dari perasaan-perasaan seseorang, kecemasan dan nilai-nilai (Stuart 2007).

Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan memiliki efek penampakan yang lebih besar terhadap tubuh dibandingkan aspek lainnya dari konsep diri. Perubahan ini bergantung pada kematangan fisik. perubahan hormonal yang terjadi pada masa remaja dan akhir tahun kehidupan juga mempengaruhi gambaran diri (seperti menopause). Penuaan mencakup penurunana ketajaman penglihatan, pendengaran, dan mobilitas, yang dapat mempengaruhi gambaran diri (Kozier et al. dalam Marga 2007).

Kecemasan

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Penyebab kecemasan dapat dipahami melalui berbagai teori psikoanalisis dimana Sigmund Freud mengidentifikasi kecemasan sebagai konflik emosional dua kepribadian, yaitu id dan superego. Id mewakili golongan insting dan impuls primitif sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya (Stuart 2007).

Kajian biologis menyebutkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-obat yang meningkatkan neoregulator inhibisi asam gama aminobutirat (GABA) yang berperan penting dalam metabolisme biologis yang berhubungan dengan kecemasan. Selain itu, kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan keluarga memiliki efek nyata predisposisi kecemasan. Kecemasan mungkin disertai oleh gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor (Stuart 2001).

Pengetahuan Gizi dan Menopause

Menurut Notoatmojo (1993) dalam Marga (2007), tingkat pengetahuan mencakup 6 tingkatan, yaitu (1) Tahu atau dapat mengingat materi yang sebelumnya; (2) Memahami, yaitu kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar objek yang diketahui; (3) Aplikasi yaitu menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya; (4) Analisis yaitu kemampuan menjabarkan materi kedalam komponen-komponen; (5) Sintesis yaitu kemampuan menghubungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang baru; (6) Evaluasi yaitu kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu objek.

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Brieger (1992) mengemukakan bahwa pengetahuan umumnya datang dari pengalaman yang dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, keluarga, teman, buku, surat kabar dan majalah. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah proses untuk mengetahui sesuatu yang dilakukan oleh manusia berdasarkan pengalaman, perasaan, pola pikirnya terhadap objek tertentu.

Pengetahuan gizi adalah pemahaman seseorang tentang ilmu gizi, zat gizi, serta interaksi antar zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan. Secara medis istilah menopause berarti berhentinya masa menstruasi (Reitz 1993). Terhentinya haid menyebabkan perubahan pada tubuh dan akan muncul beberapa gangguan. Pengetahuan gizi dan menopause adalah pengetahuan menopause yang kemudian dikaitkan gizi dengan tentang bagaimana menopause dan penanganannya. Pengetahuan gizi yang baik dapat menghindarkan seseorang dari konsumsi pangan yang salah atau buruk. Pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Pengetahuan gizi tentang menopause yang baik dapat menghindarkan terjadinya sindrom menopause yang berlebihan dan dapat meningkatkan kualitas hidup wanita di usia lanjut.

Karakteristik Fisik Berat Badan

Berat badan adalah jumlah keseluruhan unsur tubuh dan merupakan ukuran kasar simpanan jumlah energi tubuh. Oleh karena itu, perubahan berat badan biasanya selaras dengan keseimbangan tenaga dan protein (WHO 1995). Menurut Dey et al. (1999), berat badan menurun secara perlahan dengan peningkatan usia dan pola perubahan ini berbeda menurut jenis kelamin. Data pengukuran berat badan diperlukan untuk penentuan indeks antropometri seperti Indeks Massa Tubuh (IMT), berat badan terhadap tinggi badan, dan untuk menilai perubahan berat badan dalam tempo waktu tertentu.

Tinggi badan

Tinggi badan usia lanjut sulit diukur karena kebanyakan dari mereka sudah tidak dapat berdiri tegak. Secara umum telah dapat diterima bahwa

seseorang akan kehilangan tinggi badan kurang lebih 1 cm setiap dekade setelah berumur 20 tahun disebabkan oleh penyempitan ruang inverterbrae disk

(Lipschitz 1994). Chumlea et al. (1988) menemukan bahwa lansia kulit putih yang berumur 60-80 tahun akan kehilangan kurang lebih 0.5 cm setiap tahun. Penemuan yang sama turut dinyatakan oleh Dey et al. (1999) yang mendapati tinggi badan merosot masing-masing 4 cm dan 4.9 cm pada laki-laki dan wanita yang berusia antara 70-95 tahun.

Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan. Penilaian status gizi dapat memberikan gambaran tentang baik atau tidaknya status gizi orang tersebut (Gibson 2005). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari keadaan gizi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa et al. 2001). Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui konsumsi makanan, antropometri, biokimia, dan klinis. Menurut Riyadi (2001), penilaian status gizi dapat dilakukan secara tunggal dengan satu indikator atau dapat menggunakan beberapa indikator gabungan agar didapat hasil yang lebih efektif.

WHO (2000) menyatakan bahwa wanita cenderung mengalami peningkatan penyimpanan lemak. Kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa adalah masalah penting karena akan menimbulkan resiko penyakit tertentu. Pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan salah satunya adalah dengan mempertahankan berat badan normal. Menurut Manual Of Medical Nutritional Therapy (2011), penentuan status gizi seseorang juga dapat dilakukan dengan menggunakan persentase berat badan aktual terhadap berat badan ideal.

Tabel 1 Kriteria status gizi berdasarkan persentase berat badan aktual terhadap berat badan ideal

Persentase Berat Badan Ideal (%) Kriteria

≥200 Obesitas II

≥150 Obesitas I

≥120 Overweight

80-90 Gizi kurang I 70-79 Gizi kurang II

≤69 Gizi kurang III

Penilaian status gizi secara antropometri dapat menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), pengukuran lingkar lengan atas (LLA), pengukuran lingkar

betis, dan pengukuran lingkar pinggang. Masing-masing metode memiliki kategori yang menggolongkan apakah seseorang memiliki gizi yang baik atau tidak.

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Status gizi seseorang dapat dihitung dengan mengukur bobot tubuh dalam satuan kg dan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat (Groff & Gopper 2000) atau disebut juga Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah salah satu penentu status gizi seseorang. Hasil studi baru-baru ini menunjukkan bahwa banyak populasi Asia memiliki proporsi lemak tubuh yang lebih tinggi dibanding ras Kaukasoid pada usia, jenis kelamin, dan IMT yang sama. WHO telah merevisi cut off point IMT pada tahun 2005 dengan menekankan pada resiko kesehatan yang dapat ditimbulkan.

Dokumen terkait