• Tidak ada hasil yang ditemukan

Primigravida muda adalah suatu proses kehamilan yang dialami oleh seorang wanita untuk pertama kali di usia yang masih muda yaitu kurang dari 20 tahun.

Risiko adalah suatu kemungkinan yang terjadinya keadaan gawat darurat yang tidak diinginkan pada masa datang, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi

obstetric pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian dan kesakitan pada

ibu dan bayinya (Raharja, Emilia and Rochjati, 2018).

Ibu hamil dengan risiko tinggi adalah ibu yang mempunyai risiko atau bahaya yang lebih besar pada kehamilan/persalinan dibandingkan dengan kehamilan/persalinan normal. Ada sekitar 5-10% kehamilan yang termasuk risiko tinggi (Suririnah, 2008).

Kehamilan dengan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba., 2008). 2.2. Faktor Risiko dalam Kehamilan

2.2.1 Terlalu Muda (Primigravida Muda)

Terlalu muda (primigravida muda) adalah ibu hamil pertama pada usia kurang dari 20 tahun. Di mana kondisi panggul belum berkembang secara optimal dan kondisi mental yang belum siap menghadapi kehamilan dan menjalankan peran sebagai ibu.

Kehamilan usia dini dapat disebabkan oleh karena hubungan seksual

7 pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Masland, 2004).

Masa kehamilan dimulai dari pembuahan sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan kehamilan. Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia minimal 20 tahun.

Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika terjadi kehamilan di bawah atau di atas tersebut maka akan digolongkan kehamilan berisiko dan akan menyebabkan kematian 2-4 x lebih tinggi dari reproduksi sehat (Manuaba., 2008).

Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah karena pertumbuhan tubuhnya belum sempurna, kurang siap dalam sosial ekonomi, kesulitan dalam persalinan, atau belum siap melaksanakan peran sebagai ibu (Susanti NN., 2008).

a. Dampak yang Mempengaruhi Hamil Usia Muda :

Banyak dampak yang dapat mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang selanjutnya melahirkan di usia muda antara lain :

1) Kesiapan Menerima Kehamilan

Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran sebagai seorang ibu adalah menerima kehamilan. Tingkat penerimaan ini digambarkan dalam kesiapan wanita untuk hamil dan dalam respons emosinya. Banyak wanita yang merasa kaget mendapatkan dirinya

8 hamil. Penerimaan terhadap kondisi hamil sejalan dengan penerimaan tumbuhnya janin secara nyata. (Susanti NN., 2008).

2) Kesiapan Sebagai Seorang Ibu

Periode kehamilan adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kehamilan adalah suatu krisis yang mematangkan dan dapat menimbulkan stres tetapi konsekuensinya adalah wanita tersebut harus siap memasuki fase baru untuk bertanggungjawab dan memberi perawatan. Konsep dirinya berubah, siap menjadi orang tua dan menyiapkan peran barunya. Secara bertahap ia berubah dari memperhatikan dirinya sendiri, punya kebebasan menjadi suatu komitmen untuk bertanggungjawab kepada makhluk lain (Mandriwati Gusti Ayu, 2013). Kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari kehidupan keluarga, dan biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu kehamilan yang diharapkan atau tidak terutama pada kehamilan usia dini. Untuk keluarga pemula, kehamilan adalah periode transisi dari masa anak-anak menjadi orang tua dengan karakteristik yang menetap dan mempunyai tanggung jawab yang menuntut kesiapan menjadi seorang ibu. Wanita akan menjadi ibu dan suaminya akan menjadi ayah (Susanti NN., 2008).

9 3) Kecemasan

Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan kehamilan. Cemas merupakan emosi positif sebagai perlindungan menghadapi stres, yang dapat menjadi masalah apabila berlebihan. Tingginya kecemasan pada ibu hamil usia dini berhubungan dengan kejadian abnormal yang dialaminya, sehingga ibu cemas akan melahirkan tidak normal (Susanti NN., 2008).

4) Ketakutan

Efek psikologis pada kehamilan usia muda adalah ketakutan mengalami terjadinya komplikasi kelainan seperti pendarahan, infeksi pada masa kehamilan, kurang darah, dan lain-lain (Susanti NN., 2008).

5) Perubahan Fisiologis

Respons emosi dan psikologis ibu hamil selama hamil termasuk menolak, menerima, perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh seperti ibu merasa tidak cantik lagi, ibu merasa suami tidak sayang lagi pada dirinya, takut suaminya selingkuh (Mandriwati Gusti Ayu, 2013).

6) Perubahan Emosional

Kondisi hamil mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu mengkaji kembali perubahan peran dan hubungan sosialnya. Stres ibu hamil dipengaruhi oleh emosinya yang masih labil, lingkungan sosial, latar belakang budaya, dan penerimaan atau penolakan terhadap kehamilannya (Mandriwati Gusti Ayu, 2013).

10 7) Kekhawatiran

Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi juga berakibat pada janin yang dikandungnya. Karena posisi janin yang berada di dalam rahim dalam merespons apa yang sedang dialami oleh ibu. Berdasarkan penelitian, ibu hamil yang mengalami stres akan meningkatkan risiko melahirkan bayi prematur, melahirkan bayi yang lebih kecil. Bahkan bahaya stres pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin keguguran (Susanti NN., 2008).

8) Peran dukungan keluarga

Wanita yang hamil tanpa suami, ia mengalami perubahan peran dan matang secara psikologis. Ia juga menghadapi kenyataan dan merencanakan sebagai orang tua tunggal. Bahkan jika ia ingin melepas anaknya, ia harus tetap meneruskan kehamilannya dengan pemikiran masih ada yang bergantung kepadanya. Wanita tersebut memerlukan dukungan keluarga. Keluarga dengan ibu hamil, perlu memelihara keterbukaan dan keseimbangan, menjaga tugas perkembangan, serta memberi bantuan dan dukungan agar terjadi konflik. Selama hamil, pasangan merencanakan bersama kelahiran anak pertama mereka, dan mengumpulkan informasi tentang cara menjadi orang tua. Ketersediaan dukungan sosial untuk kesejahteraan psikososial ibu hamil merupakan faktor penting. Anggota keluarga yang lain, terutama ayah dan ibu, kakek/nenek dan saudara yang lain juga harus menyesuaikan diri dengan remaja yang hamil. Untuk beberapa pasangan, kehamilan dapat berkembang menjadi krisis yang

11 merupakan gangguan atau konflik yang dapat mengganggu keseimbangan antara anggota keluarga.

9) Sosial ekonomi

Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja khususnya wanita untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Karena kemiskinan ini, remaja putri terpaksa bekerja. Namun sering kali mereka tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam sehari, bekerja di perumahan tanpa di bayar hanya diberi makan dan pakaian, bahkan mengalami kekerasan seksual.

b. Risiko yang dapat terjadi

Risiko yang dapat terjadi pada kehamilan usia muda (primi muda) adalah: 1) Keguguran

2) Preeklampsia 3) Bayi lahir prematur 4) Pendarahan

5) Cacat bawaan

6) Berat bayi lahir rendah (BBLR)

7) Fistula vesikovaginal 8) Fistula retrovaginal

12 Risiko ini dapat meningkatkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi Alasan yang perlu diketahui adalah :

1) Secara fisik

• Kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal, mengakibatkan kesakitan dan kematian bagi ibu dan bayinya. • Pertumbuhan dan perkembangan fisik ibu terhenti/terhambat. 2) Secara mental

• Tidak siap menghadapi perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan.

2.2.2. Terlalu Tua

Terlalu tua (primigravida tua) adalah ibu hamil pertama pada usia ≥35 tahun. Pada usia ini organ kandungan menua jalan lahir mengalami kekakuan, ada kemungkinan besar kecacatan pada bayi, terjadi persalinan macet dan pendarahan.

a. Risiko yang dapat terjadi

Risiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu tua adalah: 1) Hipertensi

2) Preeklampsia 3) Ketuban pecah dini 4) Pendarahan

13 b. Alasan yang perlu diketahui adalah :

1) Pada usia ini kondisi kesehatan ibu mulai menurun 2) Fungsi rahim menurun

3) Kualitas sel telur berkurang

4) Meningkatnya komplikasi medis dan persalinan.

2.2.3. Terlalu Dekat

Terlalu dekat jarak kehamilan adalah jarak antara kehamilan satu dengan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Kondisi rahim ibu belum pulih, waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi akan berkurang.

a. Risiko yang dapat terjadi

Risiko yang mungkin terjadi pada kehamilan jarak dekat adalah: 1) Keguguran

2) Anemia

3) Bayi lahir prematur 4) Berat bayi lahir rendah 5) Cacat bawaan

6) Tumbuh kembang anak kurang optimal b. Alasan yang perlu diketahui :

1) Kondisi rahim ibu belum pulih

2) Dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dalam kehamilan 3) Waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi akan berkurang

14 2.2.4. Terlalu Banyak Anak

Terlalu banyak anak (multigravida) adalah ibu yang pernah hamil atau melahirkan lebih dari 4 kali. Kemungkinan akan ditemui kesehatan yang terganggu, kekenduran dinding perut, tampak pada ibu dengan perut yang menggantung (Raharja, Emilia and Rochjati, 2018).

a. Risiko yang akan terjadi

Risiko dapat terjadi pada kehamilan terlalu banyak anak adalah: 1) Kelainan letak janin

2) Ruptur

3) Persalinan lama 4) Pendarahan.

b. Alasan yang perlu diketahui adalah:

1) Dapat mengakibatkan terjadinya gangguan dalam kehamilan 2) Dapat menghambat proses persalinan

3) Tumbuh kembang anak kurang optimal 4) Menambah beban ekonomi keluarga. 2.3. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapat dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Sondakh, 2013).

15 Proses persalinan normal ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu Power (his dan tenaga mengejan), passanger (janin, plasenta, dan selaput ketuban) dan passage (jalan lahir). Ketiga faktor utama ini sangat menentukan jalannya persalinan. Fenomena yang biasanya sering terjadi pada kala II yaitu ibu kurang bisa mengejan dengan kuat, hal tersebut biasanya sering terjadi pada ibu primigravida dari pada

multi gravida.

2.4. Persalinan Patologis

Persalinan patologis adalah persalinan yang membawa satu akibat buruk bagi ibu dan anak.

Peran Karakteristik Ibu dalam Persalinan Patologis: a. Umur

Pada umur ibu belum mencukupi 20 tahun rahim dan panggul belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, apabila ibu hamil pada umur ini mungkin mengalami persalinan lama atau macet, karena ukuran kepala bayi lebih besar sehingga tidak dapat melewati panggul. Sedangkan pada umur yang lebih dari 35 tahun, kesehatan ibu sudah mulai menurun, jalan lahir kaku, sehingga rigiditas tinggi. Selain itu beberapa penelitian yang dilakukan bahwa komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia, abortus, partus lama lebih sering terjadi pada usia dini.

b. Pendidikan

Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi, yang bekerja di sektor formal mempunyai akses yang lebih baik terhadap informasi tentang kesehatan, lebih aktif menentukan sikap dan lebih mandiri mengambil tindakan perawatan. Rendahnya pendidikan ibu, berdampak terhadap rendahnya pengetahuan ibu.

16 Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Makin rendah pengetahuan ibu, makin sedikit keinginan memanfaatkan pelayanan kesehatan.

c. Perilaku

Ibu hamil harus berperilaku sehat, agar kehamilan tidak mempunyai masalah yang dapat mengakibatkan komplikasi dalam persalinan. Adapun perilaku ibu selama hamil meliputi : kunjungan ANC, asupan gizi, makan tablet zat besi sejak kehamilan 20 minggu, senam hamil, perawatan jalan lahir, pemanfaatan layanan kesehatan (Prawiroharjo, 2013).

Untuk memantau kondisi kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, serta mendeteksi dini masalah dan komplikasi selama kehamilan, ibu dianjurkan memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali, yaitu : 1 kali trimester pertama, 1 kali pada trimester ke dua, dan 2 kali pada trimester ketiga.

d. Status Pasien

Status ibu bersalin yang dirawat di ruang bersalin terdiri dari 2 bagian yaitu ibu bersalin yang datang sendiri dan ibu bersalin yang dirujuk. Bila ibu di rujuk sejak kala 1 kemungkinan ibu masih bisa mendapatkan asuhan yang lengkap pada tiap tahap persalinan, namun bila ibu dirujuk pada kala dua, tiga dan empat biasanya kondisi ibu sudah bermasalah. Untuk menyelamatkan janin biasanya dilakukan persalinan dengan tindakan persalinan yaitu seksio sesarea, vakum ekstraksi, induksi persalinan, manual plasenta dan lain-lain.

2.5. Kelainan Bawaan pada Bayi

Kelainan bawaan dapat terjadi dalam setiap fase kehamilan. Umumnya kelainan terjadi pada fase trimester pertama kehamilan di saat pembentukan organ tubuh.

17 Selain itu, ada pula kelainan yang terjadi di trimester selanjutnya karena pada masa tersebut jaringan dan organ masih terus tumbuh dan berkembang.

Sekitar 50% kelainan bawaan tidak diketahui penyebabnya, namun ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi, yaitu:

a. Faktor genetik

Gen merupakan faktor utama yang mempengaruhi kelainan bawaan. Bayi dalam kandungan mungkin mewarisi gen yang memiliki kelainan (anomaly) ataupun terjadi mutasi genetik pada saat perkembangan janin. Orang tua yang memiliki ikatan saudara (pernikahan sedarah) dapat meningkatkan terjadinya kelainan bawaan dan dua kali lipat meningkatkan risiko kematian neonatal dan anak, gangguan intelektual, disabilitas mental dan kelainan lainnya.

b. Faktor sosial ekonomi dan demografi

Kemiskinan merupakan faktor risiko yang penting. Diperkirakan 94% kelainan bawaan terjadi di negara berkembang dengan prevalensi malnutrisi yang cukup tinggi dan paparan terhadap zat/faktor yang menambah risiko terjadinya gangguan janin, terutama infeksi dan alkohol.

Usia ibu hamil juga berpengaruh. Semakin bertambahnya usia, semakin tinggi risiko terjadinya kelainan pada kromosom seperti Sindrom Down.

Dokumen terkait