• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Biaya

Pada abad milenium sekarang ini kemampuan perusahaan untuk berproduksi harus ditingkatkan terlebih lagi sudah jatuh tempo era bebas perdagangan ASEAN. Maka jika tidak sanggup bersaing akan ketinggalan dan menemui kehancuran Karena digilas oleh perusahaan lain dengan biaya semurah mungkin ditambah mutu terbaik dan jumlah yang tidak terbatas. terdapat dan berpendapat. Sebelum penulis menjelaskan lebih jauh tentang biaya maka penulis jelaskan lebih dahulu bahwa biaya tidak sama dengan beban atau cost and expenses, biaya masuk ke neraca sedangkan beban masuk ke laba rugi. Kembali dari awal bahwa kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang berproduksi atau memproduksi dan hal itu bukan hal yang susah dan yang menjadi masalah adalah jenis apa yang diproduksi yang diinginkan oleh konsumen, selain itu berapa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk dan sanggup tidaknya bersaing dengan produk lain yang sejenis. Jika tidak sanggup dari segi biaya ditambah lagi mutu produk yang harus dipasarkan. Definisi biaya menurut Mulyadi (2001:7) “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang dilakukan dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan mencapai untuk tujuan tersebut”.Dari Definisi diatas tadi berarti ada empat unsure pokok biaya tersebut yaitu :

a. Biaya merupaka sumber daya ekonomis b. Di ukur dalam satuan uang

c. Yang telah terjadi atau akan terjadi

d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tersebut

Jika kita lihat biaya banyak sekali pembagian jenisnya, jadi salah satu jenisnya adalah biaya variable demikian juga biaya operasi perusahaan juga terbagi biaya umum dan minimal transaksi jika ada biaya penjualan, biaya bunga, biaya lain-lain, dan biaya luar biasa. Dan semua biaya tersebut ada sangkut pautnya dengan hasil produk tersebut atau singkatnya total semua biaya yang dikeluarkan hanya lebih kecil dari total penjualan, dan inilah tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Menurut Assauri (2001:11), Pengertian produksi adalah “ suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).

Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan untuk menghasilkan atau mentransformasikannya, yang sering dikenal dengan sebutan produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan.

Menurut Sugiri (2002:21), biaya adalah “ Pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya.”

Menurut Maher dan Deakin (2001:34), biaya diartikan sebagai “suatu sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu”.

Biaya produksi terdiri dari 3 elemen biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya Overhead pabrik.

Menurut Carter dan Usry (2004:40), biaya bahan baku merupakan”semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.”

Menurut Carter dan Usry (2004:40), biaya tenaga kerja langsung adalah “tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu”.

Pada umumnya biaya tenaga kerja terdiri dari : 1. Gaji pokok (original wages)

Gaji pokok adalah gaji yang harus dibayar kepada buruh sesuai dengan kontrak kerja. Gaji pokok ini sering pula disebut gaji minimum.

2. Uang lembur (overtime)

Menurut Undang-Undang Perburuhan yang diakui secara internasional, jam kerja seorang tenaga kerja adalah 40 jam dalam satu minggu. Seandainya tenaga kerja bekerja satu minggu di atas 40 jam dalam satu minggu untuk kelebihan jam kerja tersebut harus diberikan gaji tambahan dan gaji tambahan itu disebut uang lembur atau overtime.

3. Bonus (incentive)

Incentive adalah gaji tambahan yang diberikan kepada tenaga kerja yang menunjukkan prestasi yang melebihi yang ditentukan.

Disebut juga Overhead manufaktur, beban manufaktur atau beban pabrik yang terdiri dari semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Yang termasuk di dalam biaya overhead antara lain : 1. Upah tidak langsung

2. Penyusutan masin-mesin 3. Penyusutan bangunan pabrik

4. Biaya pemeliharaan mesin dan bangunan pabrik 5. Biaya bahan bakar dan oli

6. Biaya pengobatan buruh 7. Biaya Listrik

8. Amortisasi hak paten

9. Biaya asuransi mesin dan bangunan pabrik

10. Bahan baku tidak langsung atau bahan penolong lainnya.

Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variabel. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi, di dalam akuntansi biaya, di mana perusahaan industry sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokokFull/Absortion/Conventional Costing dan Variabel/Marginal/Direct Costing.

Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya poduksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik

variable; dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual. Pada metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH (biaya overhead pabrik) tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut.

Variabel Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsure harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

Variabel Costing beranggapan bahwa FOH tetap tadi tidak secra langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode).

Menurut carter dan Usry (2004:40), perencanaan merupakan proses dari menyadari kesempatan maupun ancaman eksternal, menentukan tujuan yang diinginkan dan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam perencanaan ditentukan usaha-usaha atau tindakan-tindakan yang akan atau perlu diambil oleh pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan

perusahaan, dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang mungkin timbul di masa yang akan datang.

Tujuan perencanaan biaya produksi adalah untuk dapat memproduksi barang-barang (output) dalam waktu tertentu di masa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas yang dikehendaki serta dengan keuntungan (profit) yang maksimum, dengan memperhatikan tiga golomgan besar yang ada dalam masyarakat yaitu konsumen, karyawan dan pengusaha.

Harga pokok produksi (HPP) merupakan harga pokok untuk menghasilkan suatu barang jadi. Harga pokok produksi melibatkan ketiga elemen biaya produksi yaitu bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Dalam perhitungan harga pokok untuk melibatkan system perhitungan biaya produksi, yang umumnya terdiri dari :

1. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) 2. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing)

Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan diakumulasikan untuk setiap pesanan, dalam perhitungan biaya berdasarkan pesana akan lebih praktis mengidentifikasikan secara fisik setiap pesanan yang diproduksi dan membebankan setiap pesanan dengan paling tidak beberapa elemen biaya. Ketika suatu pesanan diproduksikan dengan jumlah tertentu, perhitungan biaya berdasarkan pesanan memungkinkan perhitungan biaya per unit.

Perhitungan biaya berdasarkan proses mengakumulasikan biaya berdasarkan proses produksi. Departemen bisa saja ada di dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau perhitungan biaya berdasarkan proses, tetapi

perbedaan penting bahwa departemen merupakan faktor dari penelusuran biaya dalam perhitungan biaya berdasarkan proses.

PT Coca Cola Bottling Indonesia Medan menggunakan system perhitungan biaya berdasarkan peroses cost dalam menentukan harga pokok produksi.

B. Biaya Produksi

Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Menurut Carter dan Usry (2002:40) Biaya produksi adalah “Manufacturing costs also called production cost is usually defined as the sum of three cost elements: direct materials, direct labor, and factory overhead”.

Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Biaya produksi dapat terbagi lagi dalam dua kategori yaitu biaya utama dan biaya konversi. Biaya utama yaitu biaya yang berhubungan langsung dengan produksi yaitu biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung sedangkan biaya konversi adalah biaya yang diperlukan untuk memproses bahan baku menjadi produk selesai yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)

Bahan baku langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke

produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Biaya bahan baku langsung merupakan keseluruhan bahan baku yang diolah menjadi barang jadi dan dapat ditetapkan langsung pada harga pokok dari barang jadi atau dengan kata lain merupakan komponen biaya yang jumlahnya relative besar dalam menghasilkan output dan biasanya merupakan bagian integral dari output tersebut.

Ada beberapa masalah yang mungkin dihadapi manajemen dalam mengelola bahan tersebut yaitu :

a. Perencanaan dan Pengendalian bahan

Perencanaan bahan dipengaruhi oleh sifat kegiatan produksi perusahaan, apakah kegiatan produksi tergantung pada datangnya pesanana dari langganan (pembeli) atau kegiatan produksi bersifat massa atau proses. Perencanaan dan pengendalian bahan mempunyai dua tujuan pokok :

- Untuk menekan (minimumkan) biaya

- Untuk memaksimumkan laba dalam waktu tertentu dan dengan dana tertentu.

Dalam perencanaan dan pengendalian bahan yang menjadi masalah utama adalah menyelenggarakan persediaan yang paling tepat agar kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang ditanamkan dalam persediaan bahan tidak berlebihan.

b. Penentuan harga pokok bahan yang dibeli

Menurut prinsip akuantansi, yang termasuk dalam harga pokok bahan yang dibeli adlah meliputi harga faktur ditambah biaya lainnya yang terjadi dalam

rangka perolehan bahan, baik yang berhubungan dengan biaya pemesanan (ordering cost) maupun biaya penyimpanan (carryng cost) sampai dengan bahan siap dipakai di dalam kegiatan produksi, dikurangi dengan potongan pembelian, rabat dan subsidi langsung atas pembelian.

c. Penentuan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi

Setelah harga pokok (perolehan) bahan yang dibeli ditentukan, maka penentuan harga pokok bahan yang dipakai dapat ditentukan.

Tujuan akuntansi penentuan harga pokok bahan dipakai :

- Untuk menentukan harga pokok bahan dan harga pokok persediaan bahan dengan lebih adil dan teliti

- Untuk pengendalian atas bahan

Untuk menghitung biaya bahan baku yang telah digunakan dalam proses produksi, maka ada 2 tahap yang harus dilalui yaitu :

1) Menghitung kuantitas bahan yang digunakan

Cara menghitung kuantitas bahan yang telah digunakan dipengaruhi oleh sistem pencatatan persediaan tersebut. Bila perusahaan menggunakan sistem persediaan periodik, jumlah persediaan akhir dilihat ke persediaan/gudang dan untuk menentukan jumlah bahan yang telah digunakan maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Data perhitungan bahan baku yang digunakan Pesediaan awal bahan baku XXX

Pembelian bahan baku XXX + Jumlah bahan baku yang tersedia XXX Persediaan bahan baku akhir XXX - Jumlah bahan baku yang digunakan XXX

Sedangkan apabila perusahaan menggunakan sistem pencatatan persediaan perpetual, maka besarnya pemakaian bahan dapat dilihat pada kartu persediaan (stock card).

2) Menghitung biaya bahan yang digunakan

Setelah diketahui jumlah bahan yang digunakan dalam proses produksi maka tahap selanjutnya adalah menghitung biaya bahan yang digunakan. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menetapkan bahan yang digunakan yaitu :

a. Metode First in First Out

Pemakaian metode first in first out didasarkan pada anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan per satuan dari bahan yang pertama kali masuk ke gudang, atau harga perolehan bahan per satuan yang pertama kali masuk ke gudang bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali disusul harga yang masuk berikutnya.

b. Metode Last in first out

Pemakaian metode Last in first out Berdasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan per satuan bahan dari yang terakhir masuk, disusul dengan harga perolehan bahan per satuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya atau harga perolehan bahan per satuan yang terakhir masuk ke gudang bahan digunakan untuk menentukan harga bahan per satuan yang terakhir masuk ke gudang bahan digunakan untuk menentukan harga bahan per satuan bahan yang pertama kali dipakai, disusul dengan harga perolehan yang masuk sebelumnya dan begitulah seterusnya.

c. Metode Average

Pemakaian metode average didasarkan pada anggapan bahan yang dikonsumsi dibebani dengan harga pokok per satuan bahan rata-rata. Pada metode ini, aliran harga perolehan juga tidak sesuai dengan aliran fisik bahan, karena aliran fisik harus mempertimbangkan keadaan (kondisi) fisik dari persediaan.

d. Metode Indentifikasi Khusus

Pemakaian metode identifikasi khusus (special identification method) menentukan aliran harga pokok bahan yang dipakai sesuai dengan aliran fisik bahan. Oleh karena itu penyimpanan bahan di gudang harus dikelompokkan atau dipisahkan sesuai dengan harga perolehan bahan pada saat pembelian dan setiap kelompok dibuatkan kode atau kartu secara

terpisah, agar pada saat dipakai dapat diketahui dengan tepat besarnya harga perolehan bahan yang dipakai tersebut sesuai dengan fisiknya. Pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pembelian dan penggunaan bahan baku secara perpetual adalah sebagai berikut :

Pada saat pembelian bahan baku

Persediaan bahan baku XXX

Kas/Utang XXX

Pada saat penggunaan bahan baku

Barang dalam proses XXX

Persediaan bahan baku XXX 2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan baku, pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu barang dan jasa. Biaya tenaga kerja langsung dpat dibagi atau 3 (tiga) bagian yaitu :

1. Gaji pokok (original wages) 2. Uang lembur (overtime) 3. Bonus (incentive)

Gaji pokok (original wages) adalah pembagian seluruh upah yang harus dibayarkan oleh pemberi kerja kepada buruh-buruhnya sesuai dengan kontrak kerjanya yang telah disepakati sebelumnya. Apabila buruh tersebut bekerja melebihi batas waktu yang disepakati, maka buruh tersebut juga harus dibayar

sesuai dengan waktu kerja diluar dari yang disepakati dimana jumlahnya tergantung kebijakan perusahaan, hal ini disebut dengan uang lembur (overtime) sedangkan yang dimaksud dengan bonus (incentive) adalah upah yang diberikan kepada buruh apabila buruh tersebut menunjukkan suatu prestasi kerja yang baik di dalam suatu perusahaan. Program bonus bertujuan untuk meningkatkan produkstivitas karyawan yang berarti meningkatkan penghasilan karyawan yang produktivitasnya tinggi.

Pada perusahaan yang relative kecil dimana jumlah karyawan juga relative sedikit, umumnya digunakan dua sistem penggajian, sebagai karyawan digaji dengan jumlah tetap per bulan dan sebagian lagi digaji atas dasar hari kerja atau jam kerja. Sedangkan pada perusahaan yang relative besar sifat produksinya massa, dan memiliki jumlah karyawan yang relative baik, sisetem penggajian dapat digunakan dasar penggajian kerja dengan organisasi karyawan, penelitian atas produktivitas, evaluasi jabatan atau pekerjaan, program pembagian laba, program insentif, program jaminan upah minimum dan sebagainya.

Terdapat beberapa motode penetapan tarif biaya tenaga kerja yaitu : a. Tarif per jam kerja

Jika pembayaran ditentukan berdasarkan jam kerja maka tinggal dihitung taksiran jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk dikalikan dengan tarif per jamnya. Hasil kali itu akan menghasilkan biaya tenaga kerja per unit produk. Volume produksi dikalikan dengan biaya tenga kerja per unit produk akan menghasilkan biaya tenaga kerja total.

b. Tarif per hari kerja

Jika pembayaran biaya tenaga kerja ditetapkan berdasarkan hari kerja maka harus dihitung hari kerja dalam satu bulan atau satu tahun dikalikan dengan jumlah tenaga kerja keseluruhan. Hasil perkalian itu merupakan biaya tenaga kerja dengan dianggarkan untuk memproduksi seluruh produk dalam satu periode.

c. Tarif Per unit produk

Jika pembayaran tenaga kerja ditetapkan berdasarkan unit produksi yang dihasilkan maka tinggal dihitung tarif upah per unit produknya dikalikan dengan volume produksi total. Hasil perkalian tersebut merupakan biaya tenaga kerja total dalam produk tersebut.

Beberapa masalah yang mungkin timbul dalam biaya tenaga kerja langsung antara lain :

a. Waktu mengganggur

Adalah tidak mungkin mengharapkan seluruh jam kerja dari karyawan menjadi waktu yang produktif. Perpindahan dari pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain seorang buruh akan selalu menimbulkan waktu yang terbuang demikian pula jika ada penundaan jadwal karena menunggu bahan baku atau karena kerusakan mesin. Masalah-masalah tersebut biasanya disebut sebagai waktu menganggur dan ini akan diikutsertakan dalam perhitungan harga pokok produk.

b. Shif Premium

Suatu tarif mungkin saja berproduksi selama 24 jam penuh, karena itu mungkin akan diadakan shift siang dan shif malam bagi karyawannya. Biasanya ada perlakuan yang berbeda antara kedua shift ini.

Kelebihan yang dibayarkan akibat perbedaan shift ini akan dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik dan bukan ke rekening biaya tenga kerja.

c. Bonus

Bonus biasanya diberikan sebagai pembayaran tambahan atas gaji/ upah kepada pekerja. Alasan pemberian bonus ini biasanya karena karyawan pekerja pada tingkat produktivitas lebih tinggi dari yang diharapkan. Bonus secara teoritis akan dimasukkan ke rekening harga pokok produksi melalui rekening barang dalam proses, namun karena alasan praktis, bonus biasanya dimasukkan ke dalam rekening harga pokok produksi melalui biaya overhead.

d. Gaji dan hari libur

Pembayaran terhadap buruh akan tetap dilakukan walaupun buruh tersebut tidak kerja karena cuti atau hari libur. Upah tersebut akan diakumulasikan tiap bulan dan didistribusikan pada seluruh produksi selama setahun melalui biaya overhead pebrik.

e. Adanya barang yang rusak

Sudah menjadi hal yang biaya bahwa dalam proses produksi ada barang yang tidak sesuai, rusak atau cacat . dari produk- produk rusak tersebut ada yang dapat diperbaiki seperti yang diinginkan, dalam hal ini diperlukan pula tenaga

kerja dan mengerjakannya. Tambahan biaya tersebut biasanya dibebankan pula pada biaya overhead pabrik.

Pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pembayaran gaji untuk upah adalah sebagai berikut :

Beban gaji XXX

Kas XXX

Utang pph XXX

Lain-lain XXX

Selanjutnya jurnal pada saat pendistribusian biaya tenaga kerja ke produk yang bersangkutan yaitu dengan jurnal :

Barang dalam proses XXX

Biaya upah XXX

3. Overhead pabrik (Factory Overhead)

Biaya overhead meliputi semua biaya produksi selain dari bahan baku dan tenaga kerja langsung yang ikut berperan serta dalam pengolahan bahan baku langsung menjadi barang jadi. Biaya overhead pabrik dapat pula didefinisikan sebagai seluruh biaya produksi yang tidak dapat dilacak atau tidak perlu dilacak ke unit produksi secara individu.

a. Biaya overhead pabrik sesungguhnya

Bila suatu biaya overhead terjadi maka harus dilakukan pencatatan atasnya, sebagai mana pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Jurnal atas dikeluatkannya biaya overhead tersebut antara lain :

Biaya Overhead (sesungguhnya) XXX

Persediaan bahan baku XXX

Persediaan supplies XXX

Penyusutan aktiva XXX

Macam-macam biaya XXX

b. Biaya overhead pabrik dibebankan

Setelah biaya overhead sesungguhnya dicatatat dibuku besar pembantu dan dicatat di rekening buku besar maka harus dibuat pencatatan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk.

Jurnal yang dilakukan adalah :

Barang dalam proses XXX

Biaya overhead (dibebankan) XXX

Biaya overhead (dibebankan ditransfer ke rekening barang dalam proses. Pentransferan ini adalah untuk membebankan besarnya biaya overhead pabrik pada proses produksi suatu produk. Pentransferan biaya overhead pabrik rekening barang dalam proses dimasukkan pula dengan tujuan pengurangan pendapatan (income measurement). Suatu estimasi biaya overhead pabrik pada suatu produk dalam saat penting dalam penentuan persediaan barang dalam proses persediaan barang jadi, dan penentuan harga pokok penjulan tanpa adanya suatu jumlah untuk persediaan, neraca tidak akan dapat dibuat dan tanpa harga pokok penjualan laba rugi tidak dapat disajikan.

Pada akhir tahun buku, perbedaan antara biaya overhead sesungguhnya dengan yang dibedakan umumnya diperlakukakn sebagai laba-rugi atau dengan

membaginya ke rekening persediaan (baik persediaan produk sesuai maupun persediaan barang dalam proses) dan rekening harga pokok barang yang dijual.

Jurnal-jurnal yang dibuat untuk menutupi kelebihan atau kekurangan biaya overhead yng dibedakan ke rekening rugi laba adalah sebagai berikut :

a. Untuk kelebihan dibebankan

Biaya overhead dibebankan XXX

Biaya overhead sesungguhnya XXX Biaya overhead yang labih dibebankan XXX

Atau

Biaya overhead yang lebih dibebankan XXX

Dokumen terkait