• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Sistematika Penulisan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan mengenai pengertian, tugas dan peran penyidik kepolisian, penegertian diversi, pengertian anak yang berhadapan dengan hukum, asas-asas hukum perlindungan anak serta perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum.

III. METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam menganalisis permasalahan. Adapun bab ini terdiri dari pendekatan

masalah, sumber dan jenis data, penentuan populasi dan sampel, prosedur pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang karakteristik responden, peran Penyidik Polresta Bandar Lampung dalam penerapan diversi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, faktor penghambat Penyidik Polresta Bandar Lampung dalam penerapan diversi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum.

V. PENUTUP

Dalam bab ini merupakan penutup dari seluruh pembahasan yang dilakukan yang berisikan kesimpulan dan saran.

Metode merupakan suatu bentuk atau cara yang dipergunakan dalam pelaksanaan suatu penelitian guna mendapatkan, mengolah dan menyimpulkan data untuk memecahkan suatu permasalahan.42

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan 2 (dua) metode pendekatan, yaitu pendekatan secara yuridis normatif, dan pendekatan secara yuridis empiris. Pendekatan secara yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara melihat, menelaah mengenai hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi, pandangan, doktrin hukum, serta peraturan hukumm yang berhubungan dengan skripsi ini atau biasa sering disebut dengan library research. Pendekatan secara yuridis empiris dilakukan dengan riset dan wawancara terhadap responden, yaitu penyidik anak di Polresta Bandar Lampung dan pendamping anak di Yayasan Amanah Pendidik Insan Kamil (APIK) Bandar Lampung.

B. Sumber dan Jenis Data

Jenis data dilihat dari sumbernya dapat dibedakan antara data yang diperoleh dari masyarakat, dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.43

Data tersebut yaitu :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Data tersebut penulis harapkan dapat diperoleh dari masyarakat atau instansi terkait yang berhubungan dengan permasalahan dalam skripsi ini. Dalam hal ini, responden yang penulis harapkan dapat menjawab permasalahan yaitu penyidik anak di Polresta Bandar Lampung dan pendamping anak di Yayasan Amanah Pendidik Insan Kamil (APIK) Bandar Lampung.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka, yang terdiri dari:

a. Bahan hukum primer, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Penmgadilan Anak 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberi pentunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer, yang dapat berupa buku-buku

✍✎

✏✑ ✒✓✔ ✑ ✕✑✏ ✑ ✒✖ ✗ ✕✘✑ ✙✏✓ ✚✛✗ ✜✢ ✣✔ ✚ ✤Penelitian Yuridis Normatif Suatu Tinjauan Singkat.✥✗ ✔ ✗ ✦✓✗✧✚ ✕✣✑★✒✓✩✗✣✗✤✪✗✖ ✗✓✘✗✤✫ ✬ ✬✭✤✮ ✯✜ ✕ ✤✭✫

karya para ahli hukum yang sifatnya sebagai penjelasan bahan hukum primer, antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHP.

2. TR Kabareskrim Nomor : 112/XI/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi bagi Kepolisian.

3. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Anak Nomor: 15 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Penanganan Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum; serta

4. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Nomor : 110 / RS-KSA / KEP / 2011 tentang Pedoman Kerjasama Antar Kementrian / Lembaga dalam Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum.

c. Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang dapat berupa pendapat para sarjana, hasil penelitian. Kamus, dan juga hasil seminar.

C. Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah seluruh objek atau seluruh individu atau seluruh gejala atau seluruh kejadian atau seluruh unit yang akan diteliti44. Dalam penulisan skripsi ini yang akan dijadikan populasi penelitian adalah penyidik anak di Polresta Bandar Lampung dan pendamping anak di Yayasan Amanah Pendidik Insan Kamil (APIK) Bandar Lampung.

✰✰

✱✲ ✳ ✳✴✵✶✳✷✸ ✷✹ ✲✺✲ ✻ ✼ ✷✸ ✽✲ ✾Metodelogi Penelitian Hukum dan Jurimetri.✿✻ ✸✶ ❀✶✳❁✻✸ ✷ ❂✶ ✾❃❄✶ ❅ ✷✶ ❆✳❇✲✳✻❈✷✶✾❉✶❀✶ ✽✸✶✾❊ ❋● ●✾❄❅ ✼ ✳ ✾❍ ❍

2. Penentuan sampel yang akan diteliti oleh penulis adalah dengan

menggunakan metode “proporsional purposive sampling” yaitu suatu

metode dengan mengambil sampel yang dalam penentuan pengambilan anggota sampel berdasarkan atas pertimbangan dan tujuan penulis dalam rangka memenuhi data yang diharapkan penulis.

Responden yang dianggap dapat mewakili sampel dalam mencapai tujuan penulisan skripsi ini antara lain :

a. Penyidik Anak, Unit PPA Polresta Bandar Lampung : 2 Orang b. Pendamping Anak, Yayasan APIK Bandar Lampung : 2 Orang

Jumlah Responden : 4 Orang

D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Penulis memperoleh data dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Studi lapangan (field research)

Dilakukan untuk memperoleh data primer dengan menggunakan metode wawancara secara langsung dengan responden.

b. Studi kepustakaan (library research)

Studi kepustakaan dilakukan dengan serangkaian kegiatan membaca buku, kertas kerja, dan menganalisis peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.

2. Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan data, selanjutnya akan diproses melalui pengolahan data. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan wawancara diolah dengan menggunakan metode :

a. Editing, yaitu memriksa dan mengoreksi data yang masuk, apakah berguna atau tidak, sehingga data yang terkumpul benar-benar bermanfaat untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

b. Klasifikasi, yaitu pengelompokan data sesuai dengan bidang pokok bahasan agar memudahkan dalam menganalisis data.

c. Sistematisasi, yaitu proses penyusunan data menurut sistem yang telah ditetapkan.

E. Analisis Data

Setelah tahap pengumpulan dan pengolahan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menganalisisnya. Dalam penelitian ini dipergunakan metode analisis kualitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan cara menggambarkan kenyataan-kenyataan atau keadaan-keadaan terhadap suatu objek dalam bentuk kalimat, berdasarkan keterangan-keterangan, penjelasan-penjelasan, dan jawaban-jawaban dari para responden yang berhubungan langsung dengan penelitian ini yang tidak dapat diwujudkan dengan angka-angka atau tidak dapat dihitung dengan menguraikan data secara sistematis, sehingga diperoleh arti dan kesimpulan. Sedangkan dalam pengambilan kesimpulan dan hasil analisis tersebut penulis berpedoman pada cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir dalam mengambil kesimpulan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, lalu diambil kesimpulan secara umum.

A. Pengertian Peran

Peran atau Perananan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu pemain pada sandiwara (film); tukang lawak pada permainan mahyong; perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat16. Definisi yang kita dimaksudkan adalah yang terakhir tersebut. Karena disebutkan orang yang berkedudukan. Semakin tinggi kedudukan seseorang tentu harapan masyarakat juga semakin tinggi. Begitu juga peranannya bagi organisasi untuk mencapai tujuannya dalam memberikan pelayanan masyarakat. Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.17

Peranan menurut Soerjono Soekanto adalah merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Peran ini menyangkut hak dan kewajiban yang diberikan kepada seseorang mengenai kedudukannya dalam masyarakat, khususnya dalam suatu institusi.18

16

■.❏.❑▲ ▼◆ ❖P ◗❘ ◗❖❙❚ ❯ ❱◗.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, ❏◗❲ ◗❖ ❱◗,.1993, ❳❨ ❙❩ 59

17

Kamus Besar Bahasa Indonesia,D◆❬◗❖ ❱◆ ❙◆ ❯▲◆ ❯ ❘❚ ❘❚ ❲ ◗❯❭◗❪❚ ❯ ◗❨, ❏◗❲ ◗❖ ❱◗,.1993, ❳❨ ❙❩ 854

18

❑▼◆ ❖❫ ▼❯▼❑ ▼◆ ❲ ◗❯❱▼❘ ◗❯❑❖❚❴◗❙❵❘ ❫❚ ❛Penelitian Hukum Normatif,❜ ◗❫ ◗ G❖ ◗❝❚ ❯❘▼▲ ◆ ❖❪◗❘ ◗,

Berdasarkan teori tersebut Soerjono Soekanto mengambil suatu pengertian bahwa19:

a. Peranan yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan normatif, dalam penegakan hukum mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu penegakan hukum yang bersumber pada substansi (substantive of criminal law).

b. Peranan ideal dapat diterjemahkan sebagai peranan yang diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. Misalnya, Kepolisian sebagai suatu organisasi formal tertentu diharapkan berfungsi dalam penegakan hukum dan dapat bertindak sebagai pengayom masyarakat dalam rangka mewujudkan ketertiban dan keamanan yang mempunyai tujuan akhir untuk kesejahteraan masyarakat.

Interaksi kedua peranan yang telah diuraikan tersebut di atas akan membentuk peranan faktual yang dimiliki Kepolisian.

Kewenangan atau wewenang dalam literatur berbahasa Inggris disebut authority atau competence, sedang dalam bahasa Belanda disebut gezag atau bevoegdheid. Wewenang adalah kemampuan untuk melakukan suatu tindakan hukum publik atau kemampuan bertindak yang diberikan oleh undang-undang yang berlaku untuk melakukan hubungan-hubungan hukum.

Kekuasaan secara sosiologis adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain agar mengikuti kehendak pemegang kekuasaan, baik dengan sukarela maupun dengan terpaksa. Sedangkan, kewenangan adalah kekuasaan yang diformalkan (secara hukum) baik terhadap segolongan orang tertentu maupun terhadap suatu

bidang pemerintahan tertentu. Dalam negara yang menganut sistem negara hukum, kekuasaan sering bersumber dari wewenang formal (formal authority) yang memberikan kekuasaan atau wewenang kepada seseorang dalam suatu bidang tertentu.

Dokumen terkait