• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan

1. Konsep Pemberdayaan

Menurut Thoha pemberdayaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan yang lebih baik dalam ha ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan evousi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau meningkat atas sesuatu ada dua unsur atas definisi pemberdayaan yaitu: petrama Pemberdayaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau tujuan. Kedua Pemberdayaan bisa menunjukkan kepada perbaikan atas sesuatu.

Menurut Poerwadarmin (dalam bukharistyle.blogspot.com: 2012) pemberdayaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang diakukan secara berdaya memperoleh keberhasian yang lebih baik. Secara umum pemberdayaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap pola kehidupan yang lebih direncanakan apabia tujuan hidup manusia tercapai manusia akan berusaha untuk menata ulang apa yang seharusnya.

Pengertian pemberdayaan menurut Psikologi dapat diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana seharusnya. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2008 tentang mengemukakan pemberdayaan dan pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah,dunia usaha dan masyarakat melalui pemberian bimbinbingan berupa pendidikan, pelatihan dan penyuluhan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan

usaha kecil agar menjadi usaha yang tangguh dan mam pemasaran promosi merupakan suatu kegiatan menyadarkan calon pembeli akan adanya produk suatu perusahaan. Sehingga jika khalayak yang membutuhkan produk tersebut mereka akan berusaha mencarinya dengan mendatangi tempat-tempat penjualan yang terdekat dari tempat tinggalnya. Tetapi untuk menarik calon pembeli pada sebuah produk baru maka perusahaan harus dapat meyakinkan dan menumbuhkan daya tarik terhadap produknya. Karena kegiatan penjualan hanya mungkin terjadi bila orang sudah mempunyai perhatian, sehingga pada akhirnya dengan sukarela membeli produk yang ditawarkan.

Pemberdayaan merupakan suatu kegiatan menyadarkan pelaku usaha agar tetap menjual makanan yang membuat pembeli akan tetap menyajikan makan lebih nyaman yang disediakan. Sehingga jika khalayak yang membutuhkan makanan kuliner tersebut mereka akan berusaha mencarinya dengan mendatangi tempat-tempat penjualan yang berada di anjungan pantai losari.. Tetapi untuk menarik calon pembeli pada sebuah produk baru maka perusahaan harus dapat meyakinkan dan menumbuhkan daya tarik terhadap produknya. Karena kegiatan penjualan hanya mungkin terjadi bila orang sudah mempunyai perhatian, sehingga pada akhirnya dengan sukarela membeli produk yang ditawarkan. Pemberdayaan yang efektif adalah dapat menjaga apa yang seharusnya dan mengubah yang tidak seharusnya khususnya dalam sektor wisata kuliner serta membangkitkan niat pembeli. Dalam konsep pemberdayaan terpat tiga hal urgensi yang menjadi titik topang dalam berlangsungknya suatu kegiatan pemberdayaan yaitu: pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

a. Pendidikan

Pendidikan diyakini sebagai salah satu bidang yang memiliki peran penting dan strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Bahkan menjadi faktor dominan di dalam proses peningkatan kecerdasan bangsa. Betapa penting dan strategis peranan pendidikan di dalam pembangunan bangsa, hal tersebut telah diakuai sejak dirumuskannya UUD 1945. Tanpa bangsa yang cerdas tidak mungkin bangsa itu ikut serta dalam percaturan global. Secara umum, terdapat dua orientasi pendidikan dalam pembangunan bangsa, yaitu orientasi individual dan orientasi masyarakat. Orientasi individual, pendidikan berperan dalam pembentukan insan terdidik (educated person) yaitu melalui proses pengembangan potensi diri.

Kemampun yang dimiliki oleh insan terdidik merupakan sarana bagi pemahaman diri dan lingkungan, upaya adaptasi dan partisipasi dalam perubahan, pelaku utama bagi perubahan (inovator), dan memiliki orientasi prediktif dan antisipatif. Dengan demikian, manusia terdidik dapat menjadi anutan bagi yang lainya (reference behavior) dan memiliki andil dalam membangun masyarakat (society building). Untuk itu, manusia terdidik harus memiliki keunggulan partisipatif bagi terwujudnya transformasi sosial yang menyeluruh.

Sedangkan orientasi masyarakat, pendidikan memiliki tiga peran utama yakni sebagai agen konservatif (agent of conservation), agen inovatif (agent of innovation), dan agen perubahan (agent of change). Sebagai agen konservatif, pendidikan secara operasional praktis melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada penanaman dan pelestarian nilai-nilai sosial-budaya asli

(indigeneous) yang memiliki ketangguhan dan ketahanan (homeostatic). Dengan demikian, masyarakat akan memiliki jati diri dalam menyikapi arus globalisasi. Sebagai agen inovatif, pendidikan memiliki peran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, mendesiminasikan, mensosialisasikan, dan mengaplikasikannya.

Melalui perannya tersebut, pendidikan akan menghasilkan masyarakat pembelajar (learning society) yang diekspresikan dengan gemar mencari informasi, menggunakan, dan mengkomunikasikannya. Sedangkan sebagai agen perubahan, pendidikan memiliki konsekuensi terhadap aplikasi dari produk inovasi pendidikan, sehingga pendidikan menjadi katalisator bagi terjadinya transformasi sosial. Pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa sekarang, melainkan bersifat dinamis dan antisipatif bagi terjadinya perubahan. Dengan beberapa peran yang dimilikinya tersebut, pendidikan dituntut memiliki sumber daya pendidikan untuk mempersiapkan pelaku-pelaku perubahan yang tangguh, unggul, partisipatif, dan kompetitif.

Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana (UU RI No. 20 Tahun 2003). Selanjutnya dinyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya, dalam pembahasan ini, tenaga kependidikan dipakai istilah sumber daya manusia pada bidang pendidikan. Mengingat peran penting dan strategis bidang pendidikan, maka pengembangan sumber daya manusia pada bidang ini menjadi tuntutan, baik tuntutan yuridis formal dan teknis operasionalnya maupun tuntutan penguasaan

teoretis dan praktik empiris. Pertanyaannya adalah bagamana pengembangan sumber daya manusia.

Pengembangan dan pendidikan merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam konstelasi tulisan ini, pengembangan dapat dilakukan melalui pendidikan, sehingga pendidikan menjadi wahana bagi pengembangan. Untuk itu, maka pendidikan memerlukan SDM yang kompeten sebagai aset bagi proses pengembangan dan SDM yang kompeten tersebut dicapai melalui proses pengembangan. Dengan demikian, SDM menjadi bagian penting dalam pengembangan dan pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen saling yang saling terkait secara fungsional bagi tercapainya pendidikan yang berkualitas. Setidaknya terdapat empat komponen utama dalam pendidikan, yaitu: SDM, dana, sarana, perasarana, dan kebijakan. Komponen SDM dapat dikatakan menjadi komponen strategis, karena dengan SDM berkualitas dapat mendayagunakan komponen lainnya, sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi pendidikan. Di mana SDM berkualitas dapat dicapai dengan pengembangan SDM. Hasibuan (2007: 69), mengemukakan bahwa pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Sedangkan menurut Bella, pendidikan dan latihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja, baik secara teknis maupun manajerial. Dimana, pendidikan berorientasi pada teori dan berlangsung

lama, sedangkan latihan berorientasi pada praktek dengan waktu relatif singkat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secra aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirisnya, masyarakat, bangsa dan negara (UURI No. 20 Th. 2003: 2).

b. Pelatihan

Pengertian Pelatihan pada umumnya setiap organisasi sering terjadi suatu kesenjangan antara kebutuhan akan promosi tenaga kerja yang diharapkan oleh organisasi dengan kemampuan tenaga kerja dalam merespon kebutuhan, organisasi perlu melakukan suatu upaya untuk menjembatani kesenjangan ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan organisasi adalah melalui program pelatihan. Melalui program pelatihan diharapkan seluruh potensi yang dimiliki dapat ditingkatkan sesuai dengan keinginan organisasi atau setidaknya mendekati apa yang diharapkan oleh organisasi.

Berikut ini penjelasan beberapa ahli mengenai pengertian pelatihan: Menurut Jan Bella dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia karangan Hasibuan (2003), “Pendidikan dan Latihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama, dan biasanya menjawab why. Latihan berorientasi pada praktek, dilakukan di lapangan, berlangsung singkat, dan biasanya menjawab how.” Menurut Pangabean (2004), “Pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk

memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sekarang, Sedangkan pendidikan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan menginterpretasikan pengetahuan”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan dan meningkatkan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan cara peningkatan keahlian, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Tujuan Pelatihan menurut Panggabean (2004). Pada umumnya, pelatihan dilakukan untuk kepentingan karyawan, perusahaan, dan konsumen. Karyawan

1) Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan karyawan. 2) Meningkatkan moral karyawan. Dengan keterampilan dan keahlian yang

sesuai dengan pekerjaannya mereka akan antusias untuk menyelesaikan pekerjaanya dengan baik.

3) Memperbaiki kinerja. Karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan dapat diminimalkan melalui program pelatihan dan pengembangan.

4) Membantu karyawan dalam menghadapi perubahan-perubahan, baik perubahan struktur organisasi, teknologi, maupun sumber daya manusia. Melalui pelatihan dan pengembangan karyawan diharapkan dapat secara efektif menggunakan teknologi baru. Manajer di semua bidang harus secara

konstan mengetahui kemajuan teknologi yang membuat organisasi berfungsi secara lebih efektif.

5) Peningkatan karier karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan kesempatan untuk meningkatkan karier menjadi besar karena keahlian, keterampilan dan prestasi kerja lebih baik.

6) Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan, maka keterampilan semakin meningkat dan prestasi kerja semakin baik dan gaji juga akan meningkat karena kenaikan gaji didasarkan prestasi.

c. Penyuluhan

Secara harfiah, penyuluhan bersumber dari kata suluh yang berarti “obor” atau pun alat untuk menerangi keadaan yang gelap.Samsuddin menyebutkan bahwa penyuluhan sebagai suatu usaha pendidikan non-formal yang dimaksudkan untuk mengajak orang sadar dan mau melaksaakan ide-ide baru.

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (2000) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.

Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.Salah satu bentuk penyampaian pesan dalam komunikasi adalah penyuluhan. Teknik pemberian penyuluhan untuk menyampaikan ide dan gagasan adalah suatu tindakan yang paling sering dilakukan oleh komunikator untuk melakukan perubahan perilaku. Penyuluhan juga sering dilakukan oleh petugas kesehatan untuk merubah perilaku pola hidup sehat. Penyuluhan adalah suatu upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan Edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana dan terarah dengan peran serta aktif individu maupun kelompok atau masyarakat, untuk memecahkan masalah masyarakat dengan memperhitungkan faktor sosialekonomi-budaya setempat. (Suhardjo, 2003).

Menurut Notoatmojo (2003), menguraikan ada beberapa metode pendidikan yang bisa digunakan untuk penyuluhan sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1) Ceramah

Cara ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi. Cara ini menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. 2) Metode Diskusi Kelompok

Cara yang dipersiapkan untuk 5-20 peserta (sasaran) yang akan membahas suatu topik yang telah disiapkan dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3) Metode Curah Pendapat

Cara yang memungkinkan setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan dalam pemecahan masalah yang terpikir oleh masingmasing peserta dan evaluasi atas pendapat-pendapat yang telah dikemukakan.

4) Metode Panel

Cara yangdirencanakan didepan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

5) Metode Bermain Peran

Cara yang dilakukan dengan memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6) Metode Demonstrasi

Cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya. 7) Metode Simposium

Cara yang dilakukan dengan ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

Cara ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah keatas dengan suatu penyajian (persentasi) dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat dimasyarakat.

B. Konsep Pariwisata

1. Pengertian Pariwisata

Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansakerta yaitu dari kata pari yang berarti lengkap, berputar-putar dan kata wisata yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian secara tata bahasa dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat lain. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Kuliner sebagai salah satu objek wisata perlu dijaga dan dilestarikan sebab, kuliner merupakan bagian dari kebudayaan, melestarikan wisata kuliner sebagai tujuan wisata dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan pemberdayaan

Untuk lebih jelasnya berikut pengertian pariwisata yang dikemukakan oleh Marapung, (2002:21) sebagai berikut: “Pariwisata merupakan kegiatan rekresi yang dilakukan di luar rumah yang mengambil waktu lebih dari 24 jam, seperti: kunjungan keluarga di luar kota selama 2 (dua) hari. Ada 3 (tiga) unsur utama yang terkandung dalam pariwisata yaitu:

a) Manusia (Man) yang melakukan perjalan wisata;

b) Ruang (Space) daerah atau ruang lingkup perjalanan; dan c) Waktu (Time) waktu yang digunakan selama wisata

Yoeti (2001:101), yaitu: “Pariwisata atau tour adalah perjalanan yang dilakukan disuatu tempat ketempat lainnya dengan maksud tertentu, selalu mengingatkan perjalanan itu dengan tujuan untuk bersenang-senang dan perjalanannya dilakukan lebih dari 24 jam”. Lebih lanjut dijelaskan ada 4 (empat) ktriteria suatu perjalanan dapat disebut sebagai perjalanan pariwisata, yaitu: a) Perjalanan itu tujuannya semata-mata untuk bersenang-senang;

b) Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana orang itu tinggal berdiam) ke tempat lain (yang bukan kota atau Negara dimana ia biasanya tinggal);

c) Perjalanan itu dilakukan minimal 24 jam; dan

d) Perjalanan itu tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan orang yang melakukan perjalanan iru semat-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjunginya.

2. Pemberdayaan dalam Konsep Kepariwisataan

Pemberdayaan menurut Masdar Helmi adalah segala hal usaha. Ikhtiar dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan serta pengendalian segala sesuatu dengan tearah. Pemberdayaan secra etimologi berasa dari kata bina, adalah proses, pembuatan, cara pemberdayaan, pembaharuan, usaha dan tindakan. Dalam peaksanaan konsep pemberdayaan hendaknya didasrkan pad ha bersifat efektif dan pragmatis dalam arti dapat member pemecahan persoalan yang dihadapi dengan sebaik-baiknya dan pragmatis mendasr fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan sehingga bertmanfaat karena dapat diterapkan dalam peraktek.

Pemberdayaan adalah sejenis usaha menjaga dan mengubah apa yang tidak seharusnya dan apa yang seharusnya ada serta yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen (Buchari, 2010). Pemberdayaan merupakan usaha alat komunikasi dan penyampaian pesan yang dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk, harga dan tempat. Informasi itu bersifat memberitahukan, membujuk, mengingatkan kembali kepada konsumen, para perantara atau kombinasi keduanya.Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pemberdayaan adalah perkenalan dalam rangka memajukan usaha dagang.Pemberdayaan merupakan salah satu jenis usaha yang sering dipakai oleh pemasar untuk menjaga memperkenalkan produknya. Seperti halnya pemberdayaan pariwisata berarti memperkenalkan keindahan dan keunggulan objek-objek wisata untuk menarik minat wisatawan.

Memperkenalkan pariwisata Sulawesi Selatan pada masyarakat global bukan hanya semata-mata tugas pemerintah, namun juga tugas kita semua. Kita semua tahu, bahwa salah satu bidang yang menyokong devisa pendapatan daerah kita ialah unsur pariwisatanya. Oleh karena itu, upaya promosi pun harus digalakkan dengan langkah-langkah:

a. Bangga dengan pariwisata lokal

Tak mungkin kita mempromosikan pariwisata di Sulawesi Selatan bila kita sendiri tak bangga dengannya. Bangga berarti mengenal dan mengenal berarti siap menjawab pertanyaan-pertanyaan nan ditujukan pada kita, bila suatu

ketika kita diminta buat menyebutkan kelebihan-kelebihan pariwisata di Sulawesi Selatan oleh teman kita yang berbeda daerah.

b. Mengikuti festival budaya berskala internasional

Tujuannya tidak lain ialah memperkenalkan pariwisata Indonesia lebih luas lagi kepada masyarakat global melalui festival budaya berskala internasional. c. Menggunakan media online sebagai wahana promosi

Teknologi yang ada pada saat sekarang ini memudahkan kita buat berkomunikasi dengan orang lain nan berbeda lokasi, baik nasional maupun internasional. Jika setiap dari kita memiliki teman yang berasal dari luar negeri satu orang saja.Setiap hari kita berkomunikasi intens dengannya. Kita juga menyisipkan kata-kata promosi tentang Indonesia kepada mereka. Maka, dapat kita pastikan banyaknya orang yangakan terpengaruh atau berpikir buat mengunjungi Indonesia. Promosi dengan cara ini juga tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal.

d. Duta wisata

Selama ini kita memang sudah memiliki duta wisata nan bertugas memperkenalkan pariwisata Indonesia ke warga dunia. Namun, seharusnya duta wisata tidak hanya dengan menggelar ajang kecantikan semata, namun dapat juga dengan menggelar berbagai festival.

e. Menyelenggarakan pameran wisata

Pameran yang bertajuk pariwisata merupakan wadah penting untuk memperkenalkan dan menyajikan keunggulan pariwisata di suatu daerah. Salah satu pemeran yang pernah.

3. Usaha Pariwisata

Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata dan usaha lain yang berhubungan dengan bidang pariwisata. Usaha pariwisata digolongkan dalam 3 (tiga) bagian yaitu:

a) Usaha jasa pariwisata;

b) Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata; c) Usaha sarana wisata

Usaha jasa Pariwisata, berupa jenis-jenis usaha: a) Jasa biro perjalanan;

b) Jasa agent perjalanan wisata; c) Jasa Impresariat;

d) Jasa pramuwisata;

e) Jasa konsultan pariwisata; f) Jasa informasi pariwisata; dan

g) Jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran

Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata beserta prasarana dan sarana yang diperlukan. Usaha sarana pariwisata dapat berupa jenis-jenis usaha seperti: a) Penyediaan akomodasi

b) Penyediaan makanan dan minuman c) Penyediaan angkutan wisata

Ada tiga faktor menurut Soekadijo (2010: 269), yang dapat menentukan berhasilnya pembangunan pariwisata sebagai industri. Ketiga faktor tersebut adalah:

a) Tersedianya obyek dan atraksi wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Misalnya: keindahan alam, hasil kebudayaan, kesenian adat istiadat, tata cara hidup suatu masyarakat, festival tradisional dan upacara-upacara keagamaan dan Iain-lain sebagainya.

b) Adanya fasilitas/accessibility, yaitu prasarana dan sarana perhubungan dengan segala fasilitasnya, sehingga memungkinkan para wisatawan mengunjungi suatu daerah tujuan wisata tertentu.

c) Tersedianya fasilitas/amenities, yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan baik didalam negeri maupun diluar negeri.

Penyelenggaraan kepariwisataan memiliki tujuan, menurut Soekadijo, (2010:269) antara lain:

a) Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata.

b) Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa. c) Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.

d) Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

C. Kerangka Pikir

Dalam rangka meneliti aktivitas pemberdayaan kepariwisataan disebuah instansi pemerintah dalam hal ini dinas Pariwisata Kota Makassar, maka terlebih dahulu harus diketahui pokok-pokok pengertian tentang pemberdayaan kepariwisataan. Dalam dunia pemasaran telah umum diketahui bahwa bagian yang tajam dari instrument pemasaran adalah kualitas yang dikomunikasikan kepada pelaku usaha melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program pemberdayaan. Jelaslah bahwa pemberdayaan kepada pelaku usaha dan seputar lingkungan wisata kuliner merupakan ujung tombak dalam kegiatan pemasaran yang berlaku juga pada pemasaran kepariwisataan.

Kepariwisataan salah satu jenis usaha yang dapat menghasilkan jasa atau produk yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang terjadi tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya usaha, peran pelaku usaha, kualitas produk kuliner yang di sediakan, lokasi tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara pemasarannya. Pemberdayaan adalah usaha untuk mempertahankan suatu yang baik dan mengurangi yang kurang sesuai dalam menjalankan suatu usaha khususnya usaha wisata kuliner, kualitas merupakan sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen (Buchari, 2010:88). Pemberdayaan merupakan usaha yang dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan

Dokumen terkait