• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

b. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif, mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2011), yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

9

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut :

1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah a) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih

dikenal “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak di sengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan.

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

e) Cara Akal Sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.

f) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

h) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

11

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum yang ke khusus.

2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut

“metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut

metodologi penelitian (research methodology). d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

4) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupanya.

13

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

2. Kader

a. Pengertian Kader

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat yang dekat dengan pemberian pelayana kesehatan. Tugas-tugas mereka meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan masyarakat, tetapi hanya terbatas pada bidang-bidang atau tugas-tugas yang pernah diajarkan kepada mereka miliki. Perlu ditekankan bahwa para kader kesehatan itu tidak bekerja dalam system yang tertutup, tetapi mereka bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus dibina, dituntun, serta didukung oleh pembimbing yang terampil dan berpengalaman (Syafrudin, 2009).

Menurut Ismawati dkk (2010), seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi seorang kader Posyandu apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Dapat membaca dan menulis

2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan 3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat 4) Mempunyai waktu yang cukup

5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu 6) Berpenampilan ramah dan simpatik

15

b. Fungsi Kader

Menurut Fallen (2010), fungsi kader adalah :

1) Merencanakan kegiatan, antara lain : menyiapkan data-data, melaksanakan survey mawas diri, membahas hasil survey, menyajikan dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan ada bersama-sama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.

2) Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi, kunjungan, dengan menggunakan alat peraga dan percontohan.

3) Menggerakkan masyarakat : mendorong masyarakat untuk bergotong royong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain. 4) Memberikan pelayanan

a) Membagi obat

b) Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan c) Mengawasi pendatang di desanya dan melapor d) Memberikan pertolongan pemantauan penyakit

e) Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya 5) Melakukan pencatatan tentang Jumlah akseptor KB, KIA,

6) Melakukan pembinaan keluarga mengenai lima program keterpaduan KB-kesehatan.

c. Tugas Kader

Menurut Fallen (2010), kegiatan pokok yang dilakukan kader adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan di Posyandu

a) Melaksanakan pendaftaran

b) Menimbang bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS) atau Wanita Usia Subur (WUS) c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan

d) Mengisi KMS

e) Memberikan penyuluhan

f) Memberi dan membantu pelayanan 2) Kegiatan diluar Posyandu

a) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu

b) Melaksanakan kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ada, misalnya :

(1) Pemberantasan penyakit menular

(2) Penyehatan rumah dan pembuangan sampah (3) Pembersihan sarang nyamuk

17

(5) Penyediaan saran jamban keluarga

(6) Pembuatan sarana pembuangan air limbah

3. Posyandu

a. Pengertian Posyandu

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memperdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita (Karwati, 2011).

b. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

Menurut Prasetyawati (2012), tujuan penyelenggaraan posyandu antara lain :

1) Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak

2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant Mortality Rate).

3) Mempercepat penerimaan NKKBS

4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat. 5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sehingga tercapai peningkatan cakupan pelayanan kesehatan.

6) Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat.

c. Manfaat Posyandu

Menurut Karwati (2010), manfaat posyandu antara lain : 1) Bagi Masyarakat

a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi anak dan ibu.

b) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk.

c) Bayi dan balita mendapat vitamin A.

d) Ibu hamil juga akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi tetanus toxoid (TT).

e) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah.

f) Memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak.

g) Apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

h) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita.

19

2) Bagi Kader

a) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.

b) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu.

c) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan.

d) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

d. Kegiatan Pokok Posyandu

Menurut Prasetyawati (2012), kegiatan pokok posyandu antara lain : 1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

2) KB (Keluarga Berencana) 3) Imunisasi

4) Gizi

5) Penanggulangan Diare e. Sasaran Posyandu

Menurut Ambarwati (2011), sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah :

1) Bayi berusia kurang dari 1 tahun 2) Anak balita berusia 1-5 tahun 3) Ibu hamil

5) Ibu nifas

6) Wanita Usia Subur f. Dana

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat (Fallen, 2010).

g. Strata Posyandu

Menurut Prasetyawati (2012), Posyandu dikelompokkan menjadi empat, yakni :

1) Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.

2) Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih.

3) Posyandu Purnama (warna hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan program utamanya

21

(KB, KIA, Gizi dan Imunisasi), sudah ada program tambahan dan bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.

4) Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat. Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). h. Sistem Lima Meja di Posyandu

Menurut Ismawati (2010), sistem lima meja di Posyandu yaitu : 1) Kegiatan di meja 1

a) Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita.

b) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu anak sudah ditimbang. Minta KMS nya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.

c) Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan. Ambil KMS baru. Kolomnya didisi secara lengkap. Nama anak dicatat pada secarik kertas.

2) Kegiatan di meja 2

a) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS.

b) Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju meja 3 (meja pencatatan).

3) Kegiatan di meja 3

a) Buka KMS balita yang bersangkutan.

b) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMS-nya.

c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.

d) Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.

e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya.

f) Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat.

4) Kegiatan di meja 4

a) Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi penyuluhan.

23

b) Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal (lima) kali selama kehamilan pada petugas kesehatan, bidan di desa atau dukun terlatih.

5) Kegiatan di meja 5

Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas dari puskesmas.

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber :Notoatmodjo (2012), Ismawati dkk (2010), Karwati dkk (2011),Prasetyawati (2012) Posyandu meliputi : a. Pengertian Posyandu b. Tujuan penyelenggaraan Posyandu c. Manfaat Posyandu d. Kegiatan pokok Posyandu e. Sasaran Posyandu f. Dana pelaksanaan Posyandu g. Strata Posyandu h. Sistem 5 Meja Pengetahuanmeliputi : 1. Pengertian 2. Tingkat Pengetahuan 3. Cara Memperoleh Pengetahuan 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Kader meliputi : 1. Pengertian Kader 2. Fungsi Kader 3. Tugas Kader

25

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Kader

tentang Posyandu Balita

Baik Cukup Kurang Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Minat 2. Pengalaman 3. Kebudayaan lingkungan sekitar Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Informasi Faktor penghambat dan pendorong

26

Dokumen terkait