• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Ruang Lingkup Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

3. Tinjauan Sikap

Menurut (Sudjana, 2010:22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006:125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka (Wahidmurni, 2010:18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.

Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pengaruh pemanfaatan media di dalam pembelajaran akan mepengaruhi tingkat pemahaman yang dialami siswa. Siswa yang telah paham tentang teori, besar kemungkinan ia akan mengerti tentang sikap apa yang baik dan boleh dilakukan, dan sikap apa yang tidak baik dan tidak boleh dilakukan, sehingga dapat dikatakan berkaitan dengan tindakan seseorang atau individu yang bersifat baik maupun buruk.

Menurut (Notoatmodjo, 2003:18) sikap adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulasi tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa sikap merupakan kesadaran individu mengenai objek atau situasi, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya dengan cara tertentu yang dipilihnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

b. Komponen Sikap

Menurut (Azwar, 2005:23) struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu :

1) Komponen kognitif merupakan representasi yang berisi kepercayaan yang dimiliki individu.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang,

Berdasarkan pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa kompoken sikap terdiri dari kognitif, afektif, dan konotif. Komponen

sikap dimulai dari respon terhadap opini terutama apabila menyangkut masalah isu atau masalah yang kontroversial sehinggha bisa mengarah pada aspek emosional yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap yang berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu, dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya.

c. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan menurut (Notoatmojo, 2003: 27) antara lain:

1) Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). 2) Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3) Menghargai (valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. 4) Bertanggung jawab (responsible) yaitu bertanggung jawab

atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa tingkatan sikap berhubungan tentang bagaimanakah cara individu untuk menanggapi apa yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan orang lain.

d. Ciri-Ciri Sikap

Adapun cirri-ciri sikap menurut (Sunaryo, 2004)., antara lain : 1) Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk

berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu dalam hubungan dengan objek, 2) Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi

syarat untuk itu sehingga dapat dipelajari,

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap,

4) Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada sekumpulan banyak objek,

5) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar,

6) Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga membedakan dengan pengetahuan

Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis jelaskan bahwa sikap itu bisa berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internal dibawa dari sejak lahir, sedangkan eksternal dikarena ligkungan maupun situasi.

e. Fungsi Sikap

Menurut Attkinson, R.L, (dalam Sunaryo, 2004), sikap memiliki lima fungsi, antara lain:

1) Fungsi instrumental, dapat dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan menggambarkan keadaan keinginan. 2) Fungsi pertahanan ego, dapat diambil dari individu dalam

melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya. 3) Fungsi nilai ekspresi merupakan cara mengekspresikan nilai

yang ada dalam diri individu.

4) Fungsi pengetahuan, dapat membantu individu untuk memahami dunia, yang membawa keteraturan terhadap bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari-hari.

5) Fungsi penyesuaian sosial, dapat membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa fungsi sikap tersebut berkaitan dengan karakteristik individu yang dimaksudkan untuk cara menampilkan dan mengarahankan individu tersebut untuk berprilaku yang sesuai dengan apa yang ada di dirinya dan respon terhadap lingkungan sekitarnya.

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Menurut (Azwar, 2005:87) Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap obyek sikap antara lain:

1) Pengalaman Pribadi

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting 3) Pengaruh Kebudayaan

4) Media Massa

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama 6) Faktor Emosional

Berdasarkan pendapat diatas, dapat penulis jelaskan bahwa factor- faktor yang mempengaruhi sikap bukan hanya dari factor internal (diri sendiri) tetapi factor eksternal (pergaulan dan lingkungan) juga mempengaruhi sikap individu. Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego untuk memperlihatkan sikap yang akan di tampilkan.

g. Pengukuran Sikap

Salah satu problem metodologi dasar dalam psikologi sosial adalah bagaimana mengukur sikap seseorang. Menurut (Notoatmodjo, 2003:127) Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner.

Beberapa teknik pengukuran sikap: antara lain: Skala Thrustone, Likert, Unobstrusive Measures, Analisis Skalogram dan Skala Kumulatif, dan Multidimensional Scaling.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Skala Likert (Method of Summateds Ratings).

Likert mengajukan metodenya sebagai alternatif yang lebih sederhana dibandingkan dengan skala Thurstone. Skala Thurstone yang terdiri dari 11 point disederhanakan menjadi dua kelompok, yaitu yang favorable dan yang unfavorable. Sedangkan item yang netral tidak disertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, Likert menggunakan teknik konstruksi tes yang lain. Masing-masing responden diminta melakukan agreement atau disagreemenn-nya untuk masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 5 poin (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Semua item yang favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya, untuk item yang unfavorable nilai skala sangat setuju adalah 1, sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 5. Seperti halnya skala Thurstone, skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala interval sama (equal-interval scale).

4. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan

Dokumen terkait