• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

4. Tinjauan Tentang Hubungan Pkn dengan Kedisiplinan Siswa

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, Pkn merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter positif dari para siswa. Hal ini tentu berkaitan dengan tujuan dari pendidikan yang tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa saja akan tetapi juga sebagai sarana membentuk watak dari siswa.

Berdasarkan isi dari Permendiknas Nomor 22 tahun 2006, yaitu : Pendidikan Kewarganegaraan atau Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

commit to user

bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mengembangkan kompetensi sebagai berikut: memiliki kemampuan berpikir secara rasional, kritis dan kreatif, sehingga mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan, memiliki ketrampilan intelektual dan ketrampilan berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab, memiliki watak dan kepribadian yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyrakat dan bernegara.

Rumusan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak dikembangkan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Aspek-aspek tersebut mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic

knowledge), ketrampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Watak atau karakter kewarganegaraan sesungguhnya merupakan merupakan materi yang paling

substantif dan esensial dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Dimensi ini dapat dipandang sebagai muara dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya.

Karakter berasal dari kata Yunani yang berarti “to mark” atau

menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek lainya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut berkarakter mulia. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1995:445)

“Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

commit to user

Musfiroh mengemukakan bahwa “Karakter mengacu kepada serangkaian

sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan

ketrampilan (skills)” (Zainal Ajib, 2011:2). Individu yang berkarakter baik

atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik kepada Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan Negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaan).

T. Ramli mengemukakan bahwa “Pendidikan karakter mempunyai

esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan

akhlak” (Zainal Aqib, 2011:3). Selanjutnya Zainal Aqib (2011:3) menyatakan bahwa “Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

tersebut”. Berdasarkan pendapat dari kedua tokoh tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai karakter mulia atau karakter positif di sekolah yang dilakukan guru untuk mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara dalam menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainya.

Ratna Megawangi mengungkapkan bahwa terdapat Sembilan karakter mulia yang selayaknya diajarkan kepada anak, yaitu:

1. Cinta Tuhan dan kebenaran (love Allah, trust, reverence, loyality)

2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian (responsibility,

excellence, self reliance, discipline, orderliness)

3. Amanah (trustworthiness, realibility, honesty)

4. Hormat dan santun (respect, courtesy, obedience)

5. Kasih saying, kepedulian dan kerjasama (love, compassion, caring

empathy, generousity, moderation, cooperation)

6. Percaya diri, kreatif dan pantang menyerah (confidence,

assertiveness, creativity, resourcefulnee, courage, determination, and enthusiasm)

commit to user

7. Keadilan dan Kepemimpinan (justice, fainess, mercy, leadership)

8. Baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humility, modesty)

9. Toleransi dan cinta damai (tolerance, flexibility, peacefulness,

unity). (Triana Rejekiningsih, Munawir Yusuf & Tuti Hardjajani, 2010:9)

Sedangkan sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku dalam

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006, Pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan harus mengandung dan menanamkan kepada siswa delapan belas sikap karakter bangsa yaitu:

1. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan selalu hidup rukun terhadap pemeluk agama lain.

2. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya seagai

orang yang dapat dipercaya dalm perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau

hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri. Sikap atau perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam meyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tahu. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.

commit to user

10.Semangat kebangsaaan. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kehidupan bangsa dan negra di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya.

11.Cinta tanah air. Cara berpikir, bersikap, dan brbuat yang menunjukkan

rasa kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12.Menghargai prestasi. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13.Bersahabat/komunikatif. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sam dengan orang lain.

14.Cinta damai. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabka orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15.Gemar membaca. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16.Peduli lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu brupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17.Peduli sosial. Sikap dan tindakan yang selau ingin memeri bantuan pada

orang lain dan masyarakat yag membutuhkan.

18.Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan , terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan yang Maha Esa.

Dari uraian penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membentuk karakter atau watak dari siswa, dan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh para siswa adalah disiplin. Jadi tujuan pembelajaran PKn adalah membentuk kedisiplinan warga negara sebagai perwujudan salah satu karakter bangsa (Civic disposition).

commit to user