• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Tentang Kerjasama Guru Dan Orang tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

TINJAUAN TEORITIS

B. Tinjauan Tentang Kerjasama Guru Dan Orang tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

1. Pengertian Kedisiplinan

Kata disiplin berasal dari bahasa latin yaitu “discipilus” berarti “pembelajaran. Jadi, disiplin itu difokuskan pada pengajaran. Arti disiplin sesungguhnya adalah proses melatih pikiran dan karakter anak secara bertahap sehingga menjadi seseorang yang memiliki kontrol diri dan berguna bagi masyarakat. 29

Disiplin pada sadarnya kontrol diri dalam memenuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun di luar diri baik keluarga, lembaga pendidikan,

28

Lickona, Tomas, Educating For Character: How Our Schools Can Teach Respect and

Responsibility Diterjemahkan Oleh Jumu Abdu Wamaungo (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h .

81-104. 29

Ariesandi, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, Tips dan Terpuji

23

masyarakat, bernegara maupun beragama.30 Disiplin mengarah pada kebebasan individu untuk tidak bergantung pada orang lain dalam memilih, membuat keputusan, tujuan, melakukan perubahan perilaku, pikiran maupun emosi sesuai dengan prinsip yang diyakini dari aturan moral yang dianut.

Lebih lanjut disiplin dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: (1) disiplin yang bersifat “ Emprisi-otomatis”, (2) disiplin yang berasal dari masyarakat dan lingkungan atau disiplin yang bersifat sosial, (3) disiplin yang berasal dari diri (self-discpline) secara bebas dan sadar.31

Berdasarkan sudut pandang di atas, peneliti menyimpulkan disiplin adalah perilaku orang yang mengarah pada keteraturan dan pengendalian diri, kehidupan seseorang akan lebih terarah pada tujuan

Dalam Al-Qur’an dijelaskan ayat-ayat yang memerintahkan makhluknya untuk berperilaku disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan, antara lain disebutkan dalam Al- Qur’an Surah An-Nisa’ (4) ayat 59:

ُتْعَشاََُت ٌْ ْى ِئَف ۖ ْىُكُِْي ِسْيَ ْلْا يِنوُأَو َلىُظَّسنا اىُعيِطَأَو َ َّاللّ اىُعيِطَأ اىَُُيآ ٍَيِرَّنا اَهُّيَأ اَي

سْيَخ َكِن ََٰذ ۚ ِسِخ ْلْا ِوْىَيْناَو ِ َّللَّاِب ٌَىُُِيْؤُت ْىُتُُْك ٌِْإ ِلىُظَّسناَو ِ َّاللّ ىَنِإ ُِوُّدُسَف ٍءْيَش يِف

ًلَيِوْأَت ٍَُعْحَأَو

Terjemahannya :

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikan ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

30

Daryanto dan Suryatri, Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2013), h. 49.

31

Igrea Siswanto dan Sri Lestari, Panduan bagi Guru & Orang Tua: Pembelajaran

hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.32

Pesan dari ayat tersebut untuk mematuhi pemimpin, jika mereka memiliki perselisihan kemudian masalah tersebut harus dikembalikan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, jika perintah yang dikeluarkan oleh pemimpin melanggar aturan atau perintah Allah SWT dan Rasul-Nya maka perintah itu harus ditolak dan diselesaikan melalui jalan musyawarah, jika perintah pemimpin tidak melanggar hukum Allah SWT dan Rasul-Nya, maka Allah tidak menyatakan bahwa dia menyukai orang yang melewati batas.

Selain arti menaati aturan, disiplin juga berarti mengikuti perintah pemimpin perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggungjawab atas tugas yang di amanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang di tekuni. Islam menyuruh kita menghargai dan menerapkan nilai-nilai disiplin dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2. Pentingnya Kedisiplinan

Dalam menanamkan kedisipinan pada siswa, guru sebagai pendidik harus bertanggungjawab untuk mengarahkan apa yang baik menjadi tauladan, sabar dan penuh didik, terutama disiplin diri. untuk kepentingan tersebut guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a). Membantu mengembangkan pola perilaku dalam dirinya b). Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya

32

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan. (Bandung: PT Madina Raihan Makmur. 2013). h. 77.

25

c). Menggunakan pelaksaan aturan sekolah sebagai alat untuk menegakkan disiplin.33

Dengan disiplin, anak didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara tugas-tugas sekolah.34

Hanya dengan menghormati aturan sekolah anak belajar menghormati aturan-aturan umum lainnya, belajar mengembangkan kebiasaan mengekang dan mengendalikan diri semata-mata karena ia harus mengekang dan mengendalikan diri. Jadi, inilah fungsi yang sebenarnya dari disiplin. Ia bukan sekedar prosedur sederhana yang dimaksudkan untuk membuat anak bekerja dengan merangsang kemauannya untuk mentaati instruksi, dan menghemat tenaga guru.

Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas. Dalam mendidik anak perlu disiplin, tegas dalam hal apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang dan tidak boleh dilakukan.

3. Fungsi Kedisiplinan

Fungsi kedisiplinan sangat penting untuk ditanamkan pada siswa, sehingga siswa menjadi sadar bawah dengan disiplin akan tercapai prestasi belajar yang optimal. Fungsi disiplin sebagai berikut :

a) Menata kehidupan bersama

33

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep. Karakteristik dan Implemntasi), (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 109

34

b) Membangun kepribadian c) Melatih kepribadian yang baik d) Pemaksaan

e) Hukuman

f) Menciptakan Lingkungan yang kondusif 4. Mendidik Kedisiplinan

Latihan untuk mendisiplinkan diri sebetulnya harus dilakukan secara terus menerus kepada anak didik. Upaya ini benar-benar merupakan suatu cara yang efektif agar anak mudah mengerti arti penting kedisiplinan dalam hidup. Anak diajari dengan konsekuensi logis dan konsekuensi alami dari perbuatannya. Berbagi umpan balik layak diberikan kepada si anak secara lisan maupun tindakan. 35

Menurut Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, prestasi anak di sekolah selain dipengaruhi oleh kemampuan kognitif juga dipengaruhi oleh kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Anak yang agresif, tidak disiplin, suka menyerang dan sukar diatur biasanya memiliki prestasi belajar yang kurang baik.Salah satu fenomena yang sekarang sedang berkembang kita hadapi adalah menipisnya moral di kalangan generasi muda. ada beberapa hal yang mempengaruhi disiplin moral ini antara lain :

a) Berkurangnya tokoh panutan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menjadi teladan dalam sikap dan perilakunya, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan sosialnya.

b) Dunia pendidikan kita lebih memperhatikan intelektualisasi nilai-nilai agama dan moral namun mengesampingkan internalisasi nilai.

35

27

c) Melemahnya sanksi terhadap pelanggaran, baik yang berupa sanksi moral, sanksi sosial maupun judisial.

d) Pengaruh jelek dari kebiasaan dan kebudayaan luar yang dengan leluasa masuk di negara kita tanpa ada penyaringan. 36

5. Upaya-upaya Menanamkan Kedisiplinan Kepada Anak Didik

Ada beberapa langkah untuk mengembangkan kedisiplin yang baik kepada siswa :

a) Perencanaan. Ini meliputi membuat aturan dan prosedur dan menentukan konsekuensi untuk aturan yang dilanggar

b) Mengajar siswa bagaimana mengikuti aturan

c) Salah satu cara yang terbaik adalah mencegah masalah dari semua kejadian. Hal ini menuntut guru tuk dapat mempertahankan disiplin dan komunikasi yang baik.

d) Merespon secara tepat dan konstruktif ketika masalah timbul. 37 6. Kerjasama Guru Dan Orang tua

Menurut Eptein Ada enam tipe kerjasama dengan orang tua yaitu: parenting, komunikasi, volunteer, keterlibatan orang tua pada pembelajaran anak dirumah, pengambilan keputusan, dan kolaborasi dengan kelompok masyarakat. Berikut uraian dari masing-masing tipe kerjasama. 38

a. Parenting

Parenting merupakan kegiatan pelibatan keluarga dalam meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan mengasuh anak untuk menciptakan lingkungan

36

Mohammad Tolhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia (Jakarta: Lantabora Press, 2003), h. 154-155.

37

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan ( Jakarta: Grasindo, 2002). hal. 303

38

Nurul Arifyanti, “Kerjasama Antara Sekolah dan Orangtua Siswa Tk Se Kelurahan

rumah yang mendukung perkembangan anak. Pendidik dapat memulainya dengan cara mendengarkan setiap keluhan atau persoalan yang dihadapi orang tua. Pada kegiatan parenting, sekolah dapat menghadirkan seorang ahli yang dapat menjelaskan suatu pokok permasalahan, memutar film, atau melakukan diskusi guna mendukung pendidikan dan perkembangan anak.

Bentuk kegiatan parenting diantaranya: Berpartisipasi dalam lokakarya yang memperkenalkan tentang kebijakan sekolah, prosedur, dan program akan membantu orang tua mengetahuai apa yang terjadi di sekolah dan cara untuk melakukan pengasuhan dan pendidikan bagi anak, sekolah dapat menyelenggarakan untuk orang dewasa yang menyediakan kesempatan belajar sejumlah mata pelajaran bagi anggota masyarakat, adanya program pelatihan bagi orang tua untuk menjadi pendamping kelas anak, pendukung aktivitas belajar, perencana kurikulum, dan pembuatan kebijakan sehingga mereka merasa diberdayakan, mendorong orang tua untuk terlibat aktif di dalam kelas. b. Komunikasi

Komunikasi merupakan bentuk yang efektif dari sekolah ke rumah dan ruman ke sekolah untuk memberitahukan tentang program sekolah dan kemajuan perkembangan anak. Komunikasi dilakukan guna bertukar informasi antara sekolah dan orangtua yaitu teknik komunikasi tidak resmi/nonformal dan teknik komunikasi resmi/formal.

Essa menyatakan bahwa selain komunikasi informal dan formal termasuk dalam komunikasi personal, biasanya lembaga prasekolah juga menggunakan metode kelompok untuk memberikan informasi pada orang tua.

29

Terdapat tiga teknik dalam kemunikasi secara kelompok yaitu: pengumuman resmi seperti memo, email atau bentuk tulisan lain yang dapat memberikan informasi kepada orangtua, papan pengumuman bagi orangtua, dan pertemuan secara kelompok.

c. Volunteer

Volunteering merupakan kegiatan yang bertujuan merekrut dan

mengatur orang tua membantu dan mendukung pembelajaran anaknya. Orang tua bisa menjadi pembantu guru, kepala sekolah, dan anak-anak di kelas atau kegiatan sekolah lainnya. Agar bentuk kerjasama ini efektif, diperlukan perencanaan yang cermat pelatihan sera melakukan supervisi untuk membantu orang tua memahami rencana yang akan dilaksanakan.

Menurut Rous et al. seperti yang dijelaskan oleh Carliste et al. terdapat berbagai cara agar orang tua dapat menjadi volunteer dan berpartisipasi disekolah. merencanakan kegiatan sekolah, melakukan kunjungan lapangan, berpartisipasi dalam pertemuan pengumpulan dana, mengatur pekerjaan dengan orang tua dan guru atau bertemu dengan staf sekolah untuk menumbuhkan keakraban dengan kepala sekolah.

d. Keterlibatan Orang Tua Pada Pembelajaran Anak Dirumah

Melalui bentuk kerjasama ini, sekolah dapat memberikan bantuan berbagai informasi dan ide untuk orang tua pengetahuan tentang bagaimana membantu anak-anak belajar dirumah berdasarkan materi belajar di sekolah agar ada proses belajar yang berkelanjutan dari sekolah ke rumah. Orang tua

mendampingi, mengawasi dan membimbing anak terkait pekerjaan sekolah di rumah.

Sekolah dapat memberi orang tua buku dan bahan untuk membantu anak-anak mereka tinggal di rumah, berikan petunjuk tentang bagaimana menemani anak belajar dirumah, dan mengembangkan web-site dengan kegiatan kelas saran yang menyertai tentang bagaimana orang tua mengembangkan dan menindaklanjuti kegiatan kelas.

e. Pengambilan Keputusan

Mengacu pada orang tua yang terlibat dalam pengambilan keputusan, menjabat sebagai ketua komite penasehat sekolah, komite orang tua dan wali siswa. Para orang tua yang merupakan kelompok aktivis bisa leluasa mengawasi sekolah dan berusaha untuk meningkatkan kualitas sekolah. Bentuk kegiatan kerjasama ini antara lain: melibatkan keluarga dalam kegiatan penggalangan dana yang ditunjuk oleh karyawan, dan terlibat dalam perencanaan kurikulum untuk membantu mereka belajar memahami hal yang mendasar program yang berkualitas sehingga mereka lebih mendukung pelaksanaan kurikulum tersebut.

f. Kolaborasi dengan kelompok masyarakat

Kerjasama ini dilakukan dengan melibatkan perwakilan perusahaan, kelompok agama, masyarakat, dan yang lain yang dapat memberikan pengalaman pada pendidikan anak. Hal ini berhubungan dengan sekolah, anak, dan keluarga yang menjadi bagian dari komunitas tersebut. Kegiatan dalam

31

bentuk kerjasama ini termasuk studi lapangan, mengenal tumbuhan dan satwa milik kelompok petani dan peternak, malam tradisional, dan karnaval.

Selain itu orang tua juga memerlukan dukungan melalui kelompok masyarakat yang dapat menyediakan berbagai informasi pengasuhan dan organisasi kemasyarakatan. Sekolah dapat melakukan koordinasi sumber daya dan layanan bagi keluarga, siswa, dan sekolah dengan bisnis, lembaga, dan kelompok lain, serta memberikan layanan kepada masyarakat.

C. Tinjauan Tentang Faktor Pendukung Dan Penghambat Guru Dan Orang