• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

2. Tinjauan Tentang Panwaslu (Panitia Pengawas

Pengawas Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilu yang disingkat Bawaslu untuk di tingkat pusat. Sedangkan untuk di tingkat propinsi adalah Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Selain ada Panwaslu propinsi juga ada Panwaslu kabupaten/kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu lapangan dan Panwaslu luar negeri.

Bawaslu adalah suatu badan yang mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan tahapan penyelenggaraan Pemilu yang meliputi Pemilu anggota DPR,DPD,DPRD,Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Bawaslu ini merupakan suatu badan yang bersifat tetap dengan masa tugas anggotanya selama 5 (lima) tahun dihitung sejak pengucapan sumpah/janji jabatan. Bawaslu berkedudukan di Jakarta sebagai ibukota negara. Anggota Bawaslu sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri dari kalangan profesional yang mempunyai kemampuan dalam melakukan pengawasan dan tidak menjadi anggota partai politik. Bawaslu terdiri dari seorang ketua merangkap anggota dan anggota yang masing-masing anggota memiliki hak suara yang sama.(Rozali Abdullah, 2008: 99).

14 a. Kedudukan, Susunan dan Keanggotaan Panwaslu Kabupaten/Kota

Panwaslu Kabupaten/Kota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota Adapun sesuai dengan UU nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Panwaslu Kabupaten/Kota mempunyai tugas pokok yaitu melakukan pengawasan terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya masing-masing baik Pemilu anggota DPR,DPD dan DPRD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Panwaslu Kabupaten/Kota dibentuk paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan dimulai dan berakhir 2 (dua) bulan setelah seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu selesai. Panwaslu Kabupaten/Kota berkedudukan di ibukota kabupaten/kota. Anggota Panwaslu Kabupaten/Kota terdiri dari 3 (tiga) orang berasal dari kalangan profesional yang mempunyai kemampuan dalam melakukan pengawasan dan tidak menjadi anggota partai politik. Masing-masing anggota mempunyai hak suara yang sama . Panwaslu Kabupaten/kota terdiri dari ketua merangkap anggota dan anggota . Ketua Panwaslu Kabupaten/Kota dipilih dari dan oleh anggota Panwaslu Kabupaten/Kota itu sendiri.

b. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Panwaslu Kabupaten/Kota Tugas Panwaslu Kabupaten/Kota sebagaimana di atur dalam Pasal 78 UU nomor 22 Tahun 2007 adalah :

a). Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupaten/kota yang meliputi :

(1). Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan, penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tetap (DPT).

(2). Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tatacara pencalonan anggota DPRD Kabupaten/Kota dan pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota. (3). Proses penetapan calon anggota DPRD Kabupaten/Kota dan

pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota.

(4). Penetapan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota.

(5). Pelaksanaan Kampanye.

(6). Perlengkapan Pemilu dan pendistribusiannya.

(7). Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu.

(8). Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara.

(9). Pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK (10).Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU

Kabupaten/Kota, dari seluruh kecamatan.

(11).Pelaksanaan penghitungan suara dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan dan Pemilu susulan.

(12).Proses penetapan hasil Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota dan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupten/Kota.

b). Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu.

c). Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana.

d). Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti.

e). Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang.

16 f). Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu oleh penyelenggara Pemilu di tingkat Kabupaten/Kota.

g). Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Kabupaten/Kota, Sekretaris dan pegawai Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung.

h). Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu. i). Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh

undang-undang.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Panwalu Kabupaten/Kota mempunyai wewenang sebagaimana diatur dalam Pasal 78 ayat (2) Undang - Undang nomor 22 tahun 2007 yaitu sebagai berikut :

a. Memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran yang dilakukan anggota KPU Kabupaten/Kota, Sekretaris KPU Kabupaten/Kota, pegawai Sekretariat KPU Kabupaten/Kota, yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung.

b. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana pemilu.

Pasal 79 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 mengatur mengenai kewajiban Panwaslu Kabupaten/Kota yaitu :

a. Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawasan Pemilu pada tingkatan di bawahnya.

c. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu.

d. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu Propinsi, sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan.

e. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Panwaslu Propinsi, berkaitan dengan adanya dugaan pelnggaran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/kota yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat Kabupaten/Kota. f. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan

perundang-undangan.

Selain Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 yang mengatur tentang penyelenggaraan Pemilu, juga ada peraturan lain yang mengatur tentang Mekanisme Pengawasan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yaitu Peraturan Badan Pengawasan Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 .

Menurut Peraturan Bawaslu Nomor 04 Tahun 2008, Pasal 7 disebutkan bahwa Panwaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap :

a. Tahapan penyelenggaraan Pemilu anggota DPR,DPD dan DPRD di wilayah kabupaten/kota yang meliputi ;

1. Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih; 2. Pencalonan anggota DPRD Kabupaten/Kota;

18 4. Masa tenang;

5. Pemungutan dan penghitungan suara; dan

6. Penetapan hasil Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota;

b. Pengadaan dan pendistribusian perlengkapan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;

c. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan di wilayah Kabupaten/Kota;

d. Pencatatan, pelaporan dan audit dana kampanye;

e. Pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Kabupaten/Kota. Sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung;

f. Pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota; dan

g. Kegiatan lain yang berkaitan dengan seluruh tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana dimaksud pada huruf a di wilayah Kabupaten/Kota.

Adapun mekanisme pengawasan Pemilu sesuai dengan peraturan Bawaslu Nomor 04 Tahun 2008 ini, yaitu :

Pasal 11, disebutkan :

(1). Pengawas Pemilu melakukan pengawasan Pemilu secara aktif. (2). Pengawasan Pemilu secara aktif dilakukan dengan :

a. Memilih sasaran pengawasan di ssetiap tahapan Pemilu yang dianggap mempunyai potensi besar terjadinya pelanggaran;

b. Mengawasi secara acak pada sasaran pengawasan dan wilayah pengawasan;

c. Meminta informasi yang dibutuhkan dalam rangka pengawasan Pemilu kepada penyelenggara Pemilu dan pihak-pihak terkait lainnya; dan

d. Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

(3). Dalam rangka memaksimalkan pengawasan Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengawas Pemilu dapat :

a. Menghimbau masyarakat untuk mmelakukan pengawasan Pemilu; b. Menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi pemantau Pemilu,

organisasi masyarakat sipil, dan organisasi profesi; c. Membangun komunikasi dengan peserta Pemilu;

d. Membangun sinergitas dengan media massa baik cettak maupun elektronik; dan

e. Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13 Peraturan Bawaslu Nomor 04 Tahun 2008 menyebutkan mengenai penanganan temuan yaitu :

(1) Pengawas Pemilu segera mengkaji dan menindaklanjuti temuan paling lama 3 (tiga) hari setelah temuan di dapat.

(2) Dalam hal pengawas Pemilu memerlukan keterangan dan bukti tambahan, kajian dan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 5 (lima) hari setelah temuan di dapat.

(3) Hasil kajian terhadap temuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikatagorikan sebagai :

a. Pelanggaran Pemilu; atau b. Bukan pelanggaran Pemilu.

(4) Pelanggaran Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dapat berupa :

a. Pelanggaran administrasi Pemilu;atau b. Pelanggaran pidana Pemilu.

(5) Temuan yang merupakan pelanggaran administrasi Pemilu diteruskan kepada KPU,KPU Provinsi;dan KPU Kabupaten/Kota.

(6) Temuan yang merupakan pelanggaran pidana Pemilu diteruskan kepada penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

20

Dokumen terkait