• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Ekonomi

Usaha pemahaman belajar mengenai makna belajar ini akan diawali

dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi

individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Gagne (dalam M. Ngalim Purwanto, 2002: 84) “Belajar terjadi

apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi

siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performencenya) berubah dari waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia

mengalami situasi tadi”.

Menurut Hilgrad dan Bower yang dikutip juga oleh M. Ngalim

Purwanto (2002: 84) mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut:

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang- ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)

Menurut Witherington yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata

(2003: 155) “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang

yang terbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan

kecakapan”.

Menurut Cronbach yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata (2007: 231)

“Learning is show by a change in behavior as a result experience”.

Sedangkan menurut Guilford yang dikutip oleh Mustaqim (2004: 34)

“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan”.

Menurut Hamalik (2003: 47), Belajar mengandung pengertian terjadinya

perubahan persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku pendapat

ini lebih menekankan kepada perubahan dan penggabungan sejumlah

tingkah laku yang terjadi disekitar lingkungan individu. Menurut Slameto,

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya” (Slameto, 2003: 2).

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

Belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Perubahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan bertambahnya ilmu

pengetahuan, namun juga dalam wujud keterampilan, kecakapan, sikap

tingkah laku, pola pikir, kepribadian, akibat dari pengalaman, latihan,

interaksinya dengan lingkungan dan lain-lain. Hal ini berarti dalam belajar

b. Pengertian Prestasi Belajar Ekonomi

Masalah prestasi belajar menjadi hal yang sangat penting bagi

mahasiswa karena merupakan hasil dari perubahan dalam proses belajar.

Proses belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan

output. Input berkaitan dengan mahasiswa yang akan melaksanakan aktivitas belajar. Proses adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Output merupakan hasil belajar atau kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar perlu

adanya tujuan yang akan dicapai. Maka perlu adanya suatu tes. Dari hasil tes

tersebut akan diketahui seberapa besar perubahan maupun kecakapan yang

telah diperoleh seorang Mahasiswa.

Poerwadarminta (2006: 915) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah pengukuran pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang

diberikan oleh dosen”. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2002: 23) “Prestasi belajar meliputi perubahan psikomotorik sehingga prestasi belajar adalah kemampuan mahasiswa yang berupa penguasaan pengetahuan, sikap,

keterampilan yang dicapai dalam belajar setelah ia melaksanakan kegiatan

belajar”.

Prestasi Belajar Ekonomi merupakan hasil belajar yang telah dicapai

pada mata kuliah yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

dosen ekonomi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

dicapai oleh mahasiswa dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh Dosen

Ekonomi, serta menguasai pengetahuan ekonomi dan bertindak sesuai

prinsip ekonomi dan keterampilan mengelola ekonomi.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ekonomi

Menurut Slameto (2003: 54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua

golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-faktor tersebut antara

lain sebagai berikut:

1. Faktor Intern (faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar) yaitu meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. a) Faktor jasmaniah, terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis, terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

c) Faktor kelelahan, terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Semua kelelahan dapat diatasi dengan istirahat, tidur, mengatur jam belajar dan sebagainya.

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar peserta didik) yaitu lingkungan sekitar mahasiswa:

a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b) Faktor kampus, mencakup: metode mengajar, kurikulum, relasi dosen dengan mahasiswa, relasi mahasiswa dengan mahasiswa, disiplin kampus, pelajaran dan waktu kampus, standar kampus, keadaan gedung, metode belajar dan tugas-tugas.

c) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan mahasiswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Menurut Nana Sudjana (2005: 22) menyatakan bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua

kemampuan yang dimiliki, keketunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan

psikis. Faktor dari luar diri peserta didik meliputi lingkungan belajar dan

kualitas pengajaran”.

Menurut Muhibbin Syah (2006: 144), faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari:

1. Faktor internal peserta didik (faktor dalam peserta didik) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik.

a. Faktor jasmani, terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis, terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

2. Faktor eksternal peserta didik (faktor dari luar peserta didik) yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik.

a. Faktor keluarga terdiri atas cara orang tua mendidik, relasi antar anggota, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor kampus terdiri atas metode, kurikulum, relasi pendidik dengan mahasiswa, relasi mahasiswa dengan mahasiswa, disiplin kampus, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat yang terdiri atas kegiatan mahasiswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar mahasiswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan mahasiswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan, faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar ekonomi adalah:

1. Faktor Intern, terdiri dari faktor fisiologis. Faktor fisiologis menyangkut

belajar ekonomi. Sedangkan faktor psikologis terkait dengan aspek:

motivasi belajar mahasiswa, intelegensi atau kecerdasan yang dimiliki

oleh mahasiswa, sikap siswa dalam mata kuliah ekonomi, bakat yang

dimiliki mahasiswa dalam mata kuliah ekonomi, misalnya sejak kecil

sudah bisa terampil dalam berhitung.

2. Faktor Ekstern, faktor ini terkait dengan lingkungan belajar mahasiswa yaitu lingkungan fisik belajar mahasiswa dan lingkungan sosialnya.

d. Mengukur Prestasi Belajar Ekonomi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian prestasi belajar ekonomi,

dilakukan dengan cara mengukur prestasi belajar ekonomi. Menurut

Muhibbin Syah (2006: 154) adalah:

Evaluasi yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar itu, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi peserta didik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun perlu penyusun kemukakan bahwa kebanyakan pelaksanaan evaluasi cenderung bersifat kuantitatif lantaran penggunaan simbol angka atau skor untuk menentukan kualitas keseluruhan kinerja akademik peserta didik dianggap nisbi.

Setelah berakhirnya proses belajar mengajar, dosen mengadakan

evaluasi untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai mahasiswa.

Menurut Slameto (2008: 7), evaluasi ini diwujudkan dalam tes hasil belajar

yang bertujuan untuk:

a. Meramalkan keberhasilan mahasiswa dalam suatu mata kuliah.

b. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang dialami.

d. Berfungsi sebagai tes sumatif untuk mengukur hasil akhir belajar.

Tes hasil belajar untuk mengukur prestasi belajar ekonomi dapat

berupa tes lisan maupun tertulis, tetapi jenis tes yang digunakan pada

umumnya adalah tes prestasi belajar yang dapat dilihat indikatornya, seperti

tes formatif, tes sumatif atau nilai akhir yang tercantum pada buku laporan pendidikan (raport). Dalam penelitian ini digunakan nilai Ujian Akhir

Semester mahasiswa angkatan 2013. Dengan demikian, nilai Ujian Akhir

Semester menunjukkan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam melakukan

belajar.

Dokumen terkait