• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORITIK DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritik

1. Minat

Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam objek untuk merasa tertarik pada bidang / hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu”. Menurut Ketut (1987:49), minat berarti suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi perpaduan dan campuran dari pesanan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan- kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Seseorang yang tidak suka kepada pekerjaan/ tidak berminat pada pekerjaan tidak akan mendapatkan hasil yang baik meskipun memiliki kemampuan. Syarat agar kita mendapat ketenangan dalam bekerja adalah harus sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Oleh karena itu kita harus mengetahui apakah kemampuan dan minat kita cocok dengan pekerjaan yang kita maksud.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu pekerjaan adalah :

a. Faktor pada individu sendiri b. Faktor eksternal

Menurut pandangan Ketut (1987:49) minat yang dimiliki seseorang dapat diteliti dengan empat cara, yaitu:

a. Menyaksikan kegiatan-kegiatan yang suka dilakukan.

b. Menyajikan secara langsung kegiatan-kegiatan apa dan pekerjaan apa yang disukai.

c. Memberikan suatu tes minat dimana orang harus menjawab sejumlah pertanyaan tentang kegiatan apa yang disukai dan kegiatan yang tidak disukai.

d. Memberi tes untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan seseorang tentang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang-bidang jabatan. Dari keempat cara di atas, untuk mengetahui minat mahasiswa untuk menjadi guru peneliti menggunakan cara yang kedua.

Menurut Giyatama (1990:6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

a. Secara Intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, dan intelegensi.

1) Sikap

Sikap adalah cara bertingkah laku yang khas, yang tertuju terhadap orang-orang, rombongan / persoalan-persoalan (Buchori, 1978:126).

2) Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsangan, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga individu mengerti rangsang yang diinderanya (Walgito, 1993:53).

3) Prestasi Belajar

Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes (Winkel, 1986:46).

4) Bakat

Bakat dalam pengertian bahasa / dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.

5) Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan.

6) Intelegensi

Menurut pendapat Weschsler (Winkel, 1987:85), intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.

b. Secara Ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua, dan teman sebaya :

1) Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk / kurang baik karena tanggung jawab keluarga / usaha uang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

2) Minat orang tua

Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaan dalam dua hal. Pertama, orang tua mendesak anak untuk tertarik pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi, tanpa mempedulikan minat dan sikap anak. Kedua, mereka mengajarkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak menguntungkan (Elizabeth B. Hurlock, 1978:144).

3) Minat Teman Sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri, remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk membayangkan ciri-ciri kepribadian remaja, karena remaja lebih sering berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya pada sikap,

pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa ketertarikan dan keinginan yang mendalam, dan menimbulkan suatu gairah pada individu untuk mengerjakan dan berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu. Sedangkan fakto-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik (bersumber dari diri) dan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).

2. Profesi Guru

C.V. Good (Samana, 1994:27) menjelaskan bahwa jenis pekerjaan yang berkualifikasi profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu memerlukan persiapan / pendidikan khusus bagi calon pelakunya, kecakapan seorang pekerja profesional dituntut prasyarat yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang (misal : pemerintah) dan jabatan profesional tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat / negara).

Maksud dari guru yang profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruannya dengan kemampuan tinggi sebagai sumber kehidupan. Menurut jurnal terkemuka manajemen pendidikan, Education Leadership edisi Maret 1993

(Supriyadi, 1998:98), untuk menjadi guru yang profesional, seorang guru dituntut memiliki lima hal :

a. Guru memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.

b. Guru menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada para siswa.

c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa-siswa sampai tes hasil belajar.

d. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukan, dan belajar dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.

e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

B.J Chandler (Sahertian, 1994:27) menegaskan tentang profesi mengajar. Dikatakannya bahwa profesi mengajar adalah suatu jabatan yang mempunyai kekhususan itu memerlukan kelengkapan mengajar dan / atau keterampilan yang menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar, yaitu membimbing manusia.

Apabila dilihat dari ciri-ciri keprofesian, profesi guru memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

a. Mengutamakan loayanan sosial, lebih dari kepentingan pribadi. b. Mempunyai status yang tinggi.

c. Memiliki pengetahuan yang khusus (dalam hal mengajar dan mendidik). d. Memilki kegiatan intelektual

e. Memiliki hak untuk memperoleh standar kualitas profesi. f. Memilki kode etik yang ditentukan organisasi profesi. 3.Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Menurut Kotler (2002;198), persepsi dapat diartikan sebagai proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih mengorganisasi, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi yang menciptakan gambaran-gambaran dunia yang memiliki arti.

Proses persepsi dimulai dengan penginderaan, yaitu diterimanya berbagai gejala dari luar diri kita melalui lima indera yang kita miliki yang sering kita sebut sebagai rangsangan. Rangsangan tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga menyebabkan kita mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan.

Walgito (1994:53) mengungkapkan persepsi sebagai proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses berwujud diterimanya stimulus individu melalui alat reseptornya (alat penerima rangsangan). Stimulus tersebut kemudian diteruskan sampai ke pusat susunan saraf (otak) sehingga individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar dan sebagainya.

Persepsi yaitu pengamatan secara global yang belum disertai dengan kesadaran, sehingga subjek dan objeknya belum dibedakan satu dari yang lainnya (Kartono 1984:77).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan menginterpretasikan rangsangan dari lingkungan melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan. Dalam kenyataannya setiap orang diharapkan pada sejumlah objek/peristiwa. Persepsi terhadaap suatu objek dan peristiwa belum tentu sama antara satu individu dengan individu lainnya. Walaupun objek dan peristiwa sama dan disampaikan oleh orang yang sama pula.

Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dari jenis pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi lewat melakukan keterampilan tertentu (magang, keterlibatan langsung dalam situasi kerja dilingkungannya, keterampilan kerja sebagai warisan orang tua pendahulunya). Seseorang bekerja secara professional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional, dan memiliki sikap

Secara garis besar dapat disimpulkan tentang gambaran citra guru yang bermutu, yaitu pribadi dewasa yang mempersiapkan diri secara khusus melalui lembaga pendidikan guru, agar dengan keahliannya mampu mengajar sekaligus mendidik siswanya untuk menjadi warga negara yang baik, berilmu, produktif, sosial, sehat dan mampu berperan aktif dalam peningkatan sumber daya manusia. 2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Menurut Susanto (1997:99), status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial ekonomi

yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam kelompok masyarakat. Status sosial ekonomi mempunyai dua aspek :

a. Aspek yang agak statis (struktural), dimaksudkan sifat hirarkis ialah mengandung perbandingan/ tinggi rendahnya secara relatif terhadap status lain.

b. Aspek relatif dinamis (aspek fungsional) dimaksudkan peranan sosial yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut.

Status ekonomi orang tua dimana didalamnya mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan orang tua serta kualitas lingkungan yang mencakup fasilitas khusus dan barang-barang berharga yang ada di rumah (Mahmud;83-84).

Melly G-Tan (Kontjaraningrat, 1997:53) mengatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sewajarnya mencakup tiga faktor yaitu:

a. Tingkat Pendidikan

Menurut Philip H. Coombs (Rostiawati, 1992: 43 -44), pendidikan dapat dklasifikasikan ke dalam tiga bagian yaitu:

1) Pendidikan Informal

Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh dari seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan / tidak disadari sejak lahir sampai akhir hayat, di dalam keluarga, dalam pekerjaan dan pengalaman sehari-hari.

2) Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan sekolah yang mengkhususkan diri pada penyelenggaraan pendidikan generasi muda secara sistematis, terencana dan berurutan dengan tujuan pendidikan yang jelas untuk tiap angkatan dan dilaksanakan dalam situasi belajar khusus. 3) Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang teratur yang sudah dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti, peraturan yang sudah diterapkan. Dari paparan di atas selanjutnya penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai. Ini akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang yaitu dalam masyarakat. Tingkat pendidikan orang tua akan mempengaruhi keberhasilan anaknya dalam belajar (Sardiman, 1986:15).

b. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang yang bersumber dari segi formal, sektor informal, serta sub sistem dalam waktu satu bulan diukur dengan rupiah.

c. Fasilitas Keluarga

Fasilitas keluarga adalah fasilitas yang dimiliki oleh keluarga, fasilitas keluarga diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus benda atau barang berharga yang dimiliki oleh keluarga.

Kedudukan seseorang di masyarakat banyak ditentukan oleh yang dimiliki, yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, pendapatan, fasilitas keluarga, maka semakin tinggi pula statusnya di masyarakat. Dari pandapat di atas dapat disimpulkan, bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dipandang dari sudut sosial ekonomi yang mencakup tingkat pendidikan, pendapatan dan fasilitas keluarga.

3. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah sifat pria dan wanita yang menyangkut segi fisik dan sifat. Berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata wanita dan pria mempunyai perkembangan yang berbeda (Gilarso 1993:2). Wanita pada umumnya mempunyai sifat yang lambat, luwes, sabar dan keibuan. Pria cenderung mempunyai sifat tegas, inisiatif dan mempunyai fisik lebih kuat dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Jenis kelamin tersebut berbeda pula dalam hal perhatian, kesanggupan, dan pandangan. Ini dapat disebabkan karena pengaruh dan sifat tradisi terhadap jenis kelamin tersebut. Keadaan fisik dan psikologis inilah yang dapat mempengaruhi perbedaan antara wanita dan pria. Menurut Kartono (1981:20), perbedaan pria dan wanita meliputi:

a. Pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah dari pada intelektual pria.

b. Wanita lebih menyenangi pekerjaan bersifat sosial seperti juru rawat dan guru, sedangkan pria lebih suka menyenangi pekerjaan yang membutuhkan pemikiran.

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan jenis kelamin dengan minat mahasiswa manjadi guru.

Pria dan wanita memiliki karakter yang berbeda, misalnya saja: pria tegas sedangkan wanita sabar dan penyayang. Dengan adanya perbedaan karakter tersebut diduga minat mereka untuk menjadi guru juga memiliki perbedaan. 2. Hubungan persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa

untuk menjadi guru.

Persepsi merupakan pandangan seseorang tentang objek tertentu. Mahasiswa yang memiliki persepsi positif tentang profesi guru, memandang bahwa profesi guru merupakan profesi yang memiliki nilai luhur. Persepsi positif tentang profesi guru dapat menyebabkan mahasiswa tersebut tertarik untuk menjadi guru.

3. Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa untuk menjadi guru.

Status sosial ekonomi orang tua mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan, penghasilan serta fasilitas khusus dan barang-barang berharga yang ada di rumah. Latar belakang status sosial ekonomi orang tua diduga memiliki pengaruh terhadap pilihan anak. Keluarga dapat memberikan pandangan-pandangan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja. Tinggi rendahnya status sosial jabatan dan kecocokan jabatan-jabatan tertentu yang diberikan orang tua untuk anak laki-laki dan perempuan akan mempengaruhi minat anak terhadap pilihan suatu pekerjaan tertentu.

Keluarga atau orang tua yang memberikan pandangan positif tentang profesi guru dapat menyebabkan mahasiswa tersebut tertarik untuk menjadi guru.

C. Hipotesis

Ada sejumlah hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat mahasiswa untuk

menjadi guru.

2. Ada hubungan antara persepsi mahasiswa dengan profesi guru terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru.

3. Ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru.

Dokumen terkait