BAB II KAJIAN SISTEM TRANSPORTASI DAN TERMINAL
2.3 Terminal
2.3.2 Tinjauan Terhadap Fungsi Terminal
Sebagai fasilitas pelayanan umum, terminal tidak hanya berfungsi melayani penumpang tetapi juga bagi pemerintah dan operator/pengusaha (Abubakar, 1997:93).
a. Fungsi Terminal Bagi Penumpang
Dalam sistem pergerakan, terminal merupakan titik konsentrasi penumpang, sekaligus merupakan titik dispersi penumpang (Dephub, 1998:58). Berkaitan dengan hal tersebut, terminal merupakan tempat akumulasi penumpang dari segala arah untuk melakukan pergantian moda angkutan. Selanjutnya dari terminal tersebut penumpang dikelompokkan atau dibagi menurut tujuan perjalanan mereka. Pada umumnya penumpang melakukan pergantian moda angkutan karena memiliki tujuan perjalanan di sekitar terminal, atau akan
melanjutkan perjalanan ke tujuan lain setelah berganti mosa angkutan di terminal. Dari fungsi tersebut, terminal merupakan “tujuan antara” bagi penumpang, yang dapat diartikan sebagai kebutuhan “semu” (Warpani, 1990:109).
Karena merupakan tempat konsentrasi penumpang, maka terminal harus terletak pada lokasi yang potensial sebagai asal dan tujuan perjalanan (Dephub, 1998:60). Jumlah penumpang dari dan menuju suatu terminal sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan dan intensitas kegiatan yang ada sangat dipengaruhi oleh bangkitan dan tarikan jalanan yang ditimbulkan (Black, 1980:24). Lokasi yang potensial sebagai tempat asal dan tujuan perjalanan tersebut umumnya berupa kawasan mixed use, atau tempat pemusatan berbagai kegiatan sekaligus (Dephub 1998:60). Dalam suatu terminal, selalu terjadi antrian penumpang karena jumlah penumpang maupun karena jadwal kendaraan. Fungsi lain terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari suatu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.
b. Fungsi Terminal Bagi Operator Kendaraan
Salah satu kepentingan operator kendaraan terhadap terminal adalah kemudahan memperoleh penumpang. Lokasi terminal harus sedemikian rupa sehingga mampu menghasikan bangkitan perjalanan yang cukup tinggi. Kemudahan memperoleh penumpang tersebut secara tidak langsung akan menghasilkan efisiensi operator kendaraan. Selain itu, terminal harus dapat menjamin kelancaran pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus, dan sebagai fasilitas pangkalan (Abubakar, 1997:93).
Kelancaran pengaturan operasi bus berkaitan dengan waktu pelayanan kendaraan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya jarak antarterminal (trayek) dan jumlah kendaraan yang melayani. Fungsi lain terminal bagi operator adalah sebagai tempat untuk fasilitas kebaikan dan perawatan ringan bagi kendaraannya. Karena itu terminal harus dekat dengan bengkel dan pompa bensin untuk menjamin perawatan kendaraan.
c. Fungsi Terminal Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, keberadaan terminal diharapkan mampu memberikan keuntungan, baik bersifat manfaat (benefit) maupun kenutungan keuangan/ekonomi (revenue). Dari aspek ekonomi terminal diharapkan dapat berperan sebagai salah satu sumber pemungutan retribusi dan pajak-pajak yang memungkinkan peningkatan pendapatan daerah. Jadi, kepentingan pemerintah dengan adanya terminal tersebut berkaitan dengan kemungkinan pengambilan investasi. Selain itu pengembangan dan pembangunan terminal meripakan salah satu usaha meningkatkan pelayanan transportasi. Terminal diharapkan mampu membantu mengurangi masalah lalu lintas dalam kota seperti kemacetan dan beban jalan yang berlebihan dengan meletakkanya di pinggiran kota. Selain itu, ada aspek politis yang dipertimbangkan pemerintah dengan meletakkan lokasi terminal di daerah pinggiran tersebut, yaitu adanya kemungkinan pemerataan pembangunan.
Agar terminal dapat berfungsi/memberikan pelayanan secara optimal tersebut maka dalam proses pembangunannnya harus dipertimbangkan antara lain faktor lokasi, arahan penggunaan lahan/tata ruang, kapasitas, kepadatan lalu lintas
dan keterpaduannya dengan moda transportasi lainnya. Pada jenis terminal yang khusus melayani angkutan manusia (non barang, idealnya terminal penumpang dan terminal barang mengambil lokasi yang berbeda), penempatannya diusahakan pada lokasi yang semudah mungkin untuk diakses oleh pengguna prasarana tersebut secara praktis dan ekonomis. Fasilitas ini sebisa mungkin ditempatkan pada tempat-tempat ujung dari rute transportasi ataupun pada lokasi-lokasi tertentu di sepanjang rute transportasi utama yang merupakan lokasi konsentrasi warga yang potensial untuk melakukan pergerakan, pertimbangan ini terutama didasari oleh upaya untuk memudahkan proses pemuatan dan penurunan penumpang serta proses pertukaran kendaraan yang melayani rute-rute tertentu sesuai dengan tujuan pergerakan (trip destination) warga yang melakukan pergerakan.
Selain itu, dengan pertimbangan bahwa proses kedatangan dan pemberangkatan penumpang tidak selalu dilakukan secara langsung (ada rentang waktu antara kegiatan pemberangkatan dan kedatangan), terminal merupakan tempat istirahat sementara bagi pelaku pergerakan serta merupakan tempat bagi calon penumpang menunggu proses pemberangkatan, maka di lokasi terminal harus disediakan fasilitas-fasilitas tertentu yang berfungsi sebagai tempat istirahat untuk pelaku pergerakan (saat transit) dan calon pelaku pergerakan (menunggu proses pemberangkatan), fasilitas hiburan serta fasilitas-fasilitas lain yang berfungsi sebagai penyedia/penjual kebutuhan tertentu yang dibutuhkan oleh pelaku pergerakan. Fasilitas lainnya yang semestinya disediakan pada suatu terminal adalah fasilitas keamanan, fasilitas bengkel yang berfungsi untuk
perbaikan/servis kendaraan secara umum, ruang parkir, fasilitas yang berfungsi sebagai tempat pelayanan administrasi trasnportasi, pemeriksaan barang/paspor (pada jenis terminal tertentu) serta ruang tunggu yang berfungsi untuk menampung pengantar/penjemput bagi pelaku pergerakan serta sebagai tempat beristirahat pada saat transit/menunggu pemberangkatan.
Secara umum karakter dan jenis fasilitas yang harus disediakan pada suatu lokasi terminal disesuaikan dengan kelas/status terminal, luasan cakupan pelayanan serta besaran arus trasnportasi yang harus dilayani.
TABEL II. 1
STANDAR FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS PENDUKUNG TERMINAL BUS ANTARKOTA
NO. JENIS FASILITAS STANDAR MINIMAL SATUAN
1. Kendaraan
a. Parkir AKAP 42 M2/Kendaraan b. Parkir AKDP 27 M2/Kendaraan c. Parkir Angkutan Kota 20 M2/Kendaraan d. Parkir Pribadi 20 M2/Kendaraan e. Jumlah Kendaraan Pribadi 30 Unit
f. Siskulasi Kendaraan 100% Luas Parkir M2
g. Ruang Servise 150 M2
h. Pompa Bensin 1 Unit
i. Ruang Istirahat Operator 50 M2
j. Gudang 25 M2
k. Ruang Parkir Cadangan 50% Ruang Parkir M2
2. Penumpang
a. Ruang Tunggu 1,25 M2/orang b. Ruang Sirkulasi 40% Ruang Tunggu M2 c. Kios 60% Ruang Tunggu M2 d. Kamar Mandi/Toilet 72 M2 e. Musholla 72 M2 3. Operasional a. Ruang Administrasi 20 M2 b. Ruang Pengawas 6 M2 c. Loket 3 M2 d. Peron 4 M2 f. Restribusi 6 M2 g. Ruang Informasi 12 M2 h. Ruang P3K 45 M2 i. Ruang Perkantoran 150 M2
NO. JENIS FASILITAS STANDAR MINIMAL SATUAN Ruang Cadangan Luar (tidak efektif) 40% Luas total M2
5. Cadangan Pengembangan
a. Parkir 50% Luas Parkir M2 b. Terminal 100% Luas Terminal M2
Sumber: Dephub,1998