• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS HAK ATAS TANAH, PERALIHAN

B. Tinjauan Umum Tentang Hukum Tanah Adat Dalam Sistem

C. Tinjauan Umum tentang Pendaftaran Tanah di Indonesia

1. Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah di Indonesia

2. Pengertian Pendaftaran Tanah 3. Tujuan Pendaftaran Tanah 4. Asas-Asas Pendaftaran Tanah

5. Sistem Pendaftaran Tanah dan Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah di Indonesia:

a. Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia b. Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah:

1) Sistem Publikasi Positif 2) Sistem Publikasi Negatif

6. Pelaksanaan, Objek, dan Pembuktian Hak Dalam Pendaftaran Tanah di Indonesia

a. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah b. Objek Pendaftaran Tanah c. Pembuktian Hak

BAB III HIBAH SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PERALIHAN HAK ATAS TANAH DAN PELAKSANAAN HIBAH TANAH MILIK ADAT DENGAN MENGGUNAKAN KUTIPAN BUKU LETTER C Bab III ini akan memaparkan sebagai berikut:

A. Tinjauan Umum tentang Hibah Tanah 1. Pengertian tentang Hibah

2. Hibah menurut Hukum Adat

3. Hibah Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 4. Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Terjadinya Hibah

Tanah

B. Tinjauan Umum tentang Kutipan Buku Letter C

1. Kedudukan dan Fungsi Kutipan Buku Letteer C dalam Sistem Pertanahan Indonesia

2. Isi Kutipan Buku Letter C

C. Pelaksanaan Hibah Tanah Milik Adat, Prosedur, dan Persyaratan Pendaftaran Hak Atas Tanah Pada Kantor Pertanahan

1. Pelaksanaan Hibah Tanah Milik Adat Secara Lisan Tanpa Disertai Dengan Akta Hibah

2. Prosedur dan Persyaratan Pendaftaran Hak Atas Tanah Pada Kantor Pertanahan

BAB IV PEMBUKTIAN YURIDIS PELAKSANAAN HIBAH TANAH MILIK ADAT YANG BARU DITULISKAN DI LETTER C

SETELAH PEMBERI HIBAH MENINGGAL DUNIA

DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH Bab IV akan membahas mengenai:

1. Kedudukan Hukum Kutipan Buku Letter C Dalam Pelaksanaan Hibah Tanah Milik Adat Secara Lisan Dihubungkan Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

2. Akibat Hukum Terhadap Pelaksanaan Hibah Tanah Milik Adat Secara Lisan Yang Kemudian Dialihkan Kepada Pihak Lain Melalui Jual Beli, Dengan Menggunakan Kutipan Buku Letter C Dihubungkan Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

3. Kendala dan Solusi Pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah Melalui Hibah Yang Dialihkan Dengan Cara Jual Beli, Dengan Menggunakan Kutipan Buku Letter C Pada Kantor Pertanahan.

BAB V PENUTUP

Bab V ini akan memaparkan kesimpulan atas pembahasan identifikasi masalah, dan memberikan saran terhadap permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan hibah tanah milik adat yang menggunakan Kutipan Buku Letter C.

151

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kedudukan hukum Kutipan Buku Letter C menurut ketentuan Pasal 24 ayat (1) jo. Penjelasan Pasal 24 ayat (1) huruf k PP No. 24 Tahun 1997 jo. Pasal 60 ayat (1) dan ayat (2) huruf f Permen Agraria/Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 1997, bahwa dalam rangka pembuktian hak lama, maka kedudukan hukum Kutipan Buku Letter C dijadikan sebagai alat bukti kepemilikan atas nama pemegang hak atas tanah pada waktu sebelum berlakunya UUPA dan bukti peralihan hak berturut-turut sampai ke tangan pemegang hak pada waktu dilakukan pembukuan hak, hal ini dikarenakan untuk memperoleh hak atas tanah seseorang harus memiliki alat bukti yang menyatakan bahwa tanah milik adat tersebut dikuasai atau dimilikinya.

2. Setiap bentuk peralihan hak atas tanah, termasuk hibah tanah milik adat yang bertujuan memindahkan hak atas tanahnya kepada pihak lain, sudah seharusnya didaftarkan pada Kantor Pertanahan setempat agar dapat terciptanya kepastian hukum dan perlindungan hukum, yaitu dengan diterbitkannya sertipikat tanah sebagai alat bukti kepemilikan hak atas tanah. Akibat Hukum Terhadap Pelaksanaan Hibah Tanah Milik Adat Secara Lisan Yang Kemudian Dialihkan Kepada Pihak Lain Melalui Jual Beli, Dengan Menggunakan Kutipan Buku Letter C Dihubungkan Dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, yaitu bahwa Kepala Kantor Pertanahan dapat menerima dan memproses permohonan pendaftaran hak atas bidang tanah hak milik, yang dilakukan di antara perorangan warga negara Indonesia yang dibuktikan dengan akta yang tidak dibuat oleh PPAT, tetapi yang menurut Kepala Kantor Pertanahan tersebut kadar kebenarannya dianggap cukup untuk mendaftar pemindahan hak yang bersangkutan, hal ini sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 37 ayat (2) PP No. 24 Tahun 1997.

3. Kendala dan hambatan, hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan. Tidak terwujudnya kepastian hukum tersebut didorong oleh beberapa faktor, seperti: (1) Faktor Sejarah Kepemilikan Tanah; (2) Faktor Psikologi Masyarakat; (3) Faktor Kelemahan Aturan Pendaftaran Tanah; (4) Faktor Pelaksana dan Pelaksanaan; (5) Faktor Intervensi Undang-Undang Perpajakan (BPHTB dan Biaya Lain). Sedangkan kendala dalam rangka memperoleh hak atas tanah dengan alat bukti kepemilikan berupa Kutipan Buku Letter C, yaitu (1) terbatasnya pencatatan Buku Letter C; (2) Buku Letter C, merupakan persyaratan mutlak dalam pengajuan permohonan hak atas tanah di Kantor Pertanahan, untuk memperoleh Sertipikat Hak Milik; (3) Banyaknya mutasi-mutasi girik yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak, dan tidak pernah dilaporkan ke Lurah; (4) keperluan untuk membuat riwayat tanah yang berdasarkan Kutipan Letter C; (5) Adanya pencatatan dalam Kutipan Letter C Kelurahan terjadi suatu kesalahan dalam mutasi yang disebut buku salah; (6) Kutipan Letter C Kelurahan sebagai acuan untuk

pencocokan girik dan dianggap sebagai alat bukti bagi masyarakat adat dan masyarakat menganggap sebagai kepemilikan tanah; (7) Pemekaran/Pemecahan suatu wilayah; dan (8) Sebagai pedoman untuk informasi pertanahan bagi tanah milik adat, bila kelurahan tidak mempunyai Kutipan Letter C akibat dari pemekaran atau pemecahan suatu wilayah, diharapkan menyerahkan Buku Letter C kepada Lurah setempat. Sedangkan hambatan yang sering dialami oleh Badan Pertanahan Kabupaten Bandung Barat dalam proses pendaftaran hak atas tanah adalah secara administrasi masih banyaknya masyarakat yang awam belum mengerti persyaratan dan permohonan yang harus dilampirkan sesuai yang diatur dalam Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pendaftaran.

B. Saran

1. Untuk menciptakan kepastian hukum dan perlindungan hukum berkaitan dengan peralihan hak atas tanah yang dilakukan dengan cara hibah, maka diperlukan suatu keseragaman pendapat mengenai Kutipan Buku Letter C, hal ini karena Kutipan Buku Letter C bukan merupakan alat bukti yang menerangkan telah terjadinya peralihan hak atas tanah. Selain itu bahwa dalam pelaksanaan hibah tanah milik adat, seharusnya melibatkan atau dihadiri 2 (dua) orang saksi yang revelan, dimana saksi-saksi tersebut melihat, mendengar, dan menyaksikan peralihan hak atas tanah secara langsung.

2. Diperlukan ketelitian dan kecermatan kepada PPAT/PPATS dalam penerbitan akta peralihan hak atas tanah dan kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat dalam menilai kadar kebenaran alat bukti yang diajukan oleh pemohon pada saat pendaftaran hak atas tanah, hal ini bertujuan agar tidak terjadi sengketa mengenai kepemilikan tanah maupun peralihan hak atas tanah dalam rangka untuk mewujudkan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah yang sebenarnya, sehingga dapat menghindari dan meminimalisir terjadinya gugatan dan/atau persengketaan dibidang pertanahan serta dalam rangka tertib administrasi pertanahan.

3. Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat akan proses dan persyaratan dalam rangka pendaftaran hak atas tanah pada Kantor Pertanahan, hendaknya dilakukan sosialisasi/penyuluhuan kepada masyarakat, yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

155

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdurrahman, Tentang dan Sekitar UUPA, Bandung: Alumni, 1984.

Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

Ali Afandi, Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian, Jakarta: Bina Aksara, 2004.

Ali Ahmad Chomzah, Hukum Agraria, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2004. Ali Sofwan Husein, Konflik Pertanahan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997. Aminuddin Salle, Hukum Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum,

Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2007.

Anita D.A. Kolopaking, Penyelundupan Hukum Kepemilikan Hak Milik Atas Tanah di Indonesia, Bandung: Alumni, 2013.

A.P. Parlindungan, Pendaftaran Tanah dan Konversi Hak Milik atas Tanah Menurut UUPA, Bandung: Alumni, 1988.

---, Konversi Hak-Hak Atas Tanah, Bandung: Mandar Maju, 1994.

---, Pedoman Pelaksanaan UUPA dan Tata Cara PPAT, Bandung: Mandar Maju, 1998.

Bachtiar Effendie, Pendaftaran Tanah Di Indonesia Dan Peraturan Pelaksanaannya, Bandung: Alumni, 1993.

Boedi Harsono, Undang-Undang Pokok Agraria Sedjarah Penjusunan, Isi dan Pelaksanaannja, Jakarta: Djambatan, 1971.

---, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta: Djambatan, 2003.

Djoko Prakoso dan Budiman Adi Purwanto, Eksistensi Prona sebagai Pelaksanaan Mekanisme Fungsi Agraria., Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989.

Effendi Perangin, Hukum Agraria Di Indonesia Suatu Telaah Dari Sudut Pandang Praktisi Hukum, Jakarta: Rajawali, 1989.

G. Kartasapoetra, R.G. Kartasapoetra, A.G. Kartasapoetra, A. Setiady, Hukum Tanah Jaminan UUPA bagi Keberhasilan Pendayagunaan Tanah, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Harun Al Rashid, Sekilas Tentang Jual Beli Tanah (Berikut Peraturan-Peraturannya), Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986.

Hardjanto. T., Cara Mendapatkan Hak Milik atas Tanah, Surabaya: Usaha Nasional, 1991.

Hasan Wargakusumah, Hukum Agraria I, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995.

Irene Eka Sihombing, Segi-Segi Hukum Tanah Nasional Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan, Jakarta: Universitas Trisakti, 2005. John Salendeho, Masalah Tanah Dalam Pembangunan, Jakarta: Sinar Grafika,

1987.

Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Cetakan Keempat, Malang: Bayumedia Publishing, 2011.

K. Wantjik Saleh, Hak Anda Atas Tanah, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1973.

Lili Rasjidi, Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004.

Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta: Kompas, 2001.

---, Tanah dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya, Jakarta: Kompas, 2008

Mochtar Kusumaatmadja, Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional, Bandung: Bina Cipta, 1978.

Muchtar Wahid, Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah, Jakarta: Republika, 2008.

Munir, Perebutan Kuasa Tanah, Jakarta: Lappera Pustaka Utama, 2002.

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Mhd. Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis, Hukum Pendaftaran Tanah, Bandung: Mandar Maju, 2008.

Otje Salman dan Anthon F Susanto, Beberapa Aspek Sosiologi Hukum, Bandung: Alumni, 1993.

--- dan Eddy Damian, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan, Wawasan Nusantara, Hukum dan Pembangunan, Bandung: Alumni, 2002.

--- dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali), Bandung: Refika Aditama, 2005.

Retnowulan Sutanto, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Paraktek, Bandung: Mandar Maju, 2002.

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum Mengalir: Catatan Kritis tentang Pergulatan Manusia dan Hukum, Jakarta: Kompas, 2007.

Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 1988.

Soedikno Mertokusumo, Hukum dan Politik Agraria, Jakarta: Karunika, 1988. Soenaryati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia, Badan Pembinaan

Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Bandung: Bina Cipta, 1988.

---, Sejarah Perkembangan Hukum Indonesia Menuju Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

---, Penelitian Hukum di Indonesia, Bandung: Alumni, 2006. Soerjono Soekanto, Kesadaran dan Kepatuhan Hukum, Jakarta: Rajawali, 1982. --- dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu

---, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, 1986.

Sudargo Gautama dan G.Sukahar Badwi, Tafsiran Undang-undang Pokok Agraria, Bandung: Alumni, 1986.

Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Aditya Bakti, 1995. Supriadi, Hukum Agraria, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

Surojo Wigjodipuro, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat, Jakarta: Gunung Agung, Jakarta, 1983.

Urip Santoso, Hukum Agraria & Hak-Hak Atas Tanah, Jakarta: Kencana, 2008.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.

C. Sumber Lain

Edy Suparyono, Kutipan Buku Letter C Sebagai Alat Bukti Untuk Memperoleh Hak Atas Tanah Di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Tesis,

Program Pasca Sarjana, Program Studi Magister Kenotariatan, Universitas Diponegoro, 2008., diakses dalam situs: http://eprints.undip.ac.id/17220/1/EDY_SUPARYONO.pdf.

Endang Sri Wahyuni, Pelaksanaan Pembatalan Hibah Tanah Oleh Pemberi Hibah (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri No. 95/Pdt.G/2004/PNSMG), Tesis, Program Pascasarjana, Program Studi Magister Kenotariatan, Semarang: UNDIP, 2009., diakses pada situs: http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11717120.pdf. Maria S.W. Sumardjono, Kepastian Hukum dalam Pendaftaran Tanah dan

Manfaatnya Bagi Bisnis Perbankan dan Properti, Makalah disampaikan dalam Seminar Kebijaksanaan Baru di Bidang Pertanahan, Dampak dan Peluang Bagi Bisnis Properti dan Perbankan, Jakarta 6 Agustus 1997.

Moh. Aris Kusharyanto, Reposisi Buku Letter C Desa, Majalah, Gema Bhumi Phala, Edisi 4/Viii/2013, Temanggung, 2013, diakses dalam situs: http://www.temanggungkab.go.id/files/bulletin/mgbpedisi48.pdf. Sigit Sapto Nugroho, Hibah Tanah Dalam Perspektif Hukum, diakses pada situs:

http://www.unmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Jurnal %20Sosial/Jurnal%20Sosial%202012/Maret/1_Sigit_hal%201-9.pdf.

Dokumen terkait