• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Tinjauan Umum Tentang Kepolisian Indonesia

Menurut Satjipto Raharjo polisi merupakan alat negara yang bertugas memeli-hara keamanan dan ketertiban masyarakat, memberikan pengayoman, dan memberi-kan perlindungan kepada masyarakat, apabila hukum bertujuan untuk menciptamemberi-kan ketertiban dalam masyarakat, diantaranya melawan kejahatan maka pihak kepolisian yang akan menentukan secara konkrit apa yang disebut sebagai penegakan ketertiban.26 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, istilah kepolisian dalam undang-undang tersebut mengandung dua pengertian yakni fungsi polisi dan lembaga polisi.

Undang-Undang No.2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pasal 2 menyatakan bahwa fungsi kepolisian sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pelindung, pengayom dan pelayan kepada masyarakat, sedangkan lembaga kepolisian adalah organ pemerintah yang ditetapkan sebagai suatu lembaga dan diberikan kewenangan menjalankan fungsinya berdasarkan peraturan

26 Sadjijono, Memahami Hukum Kepolisian, Pressindo, Yogyakarya, 2010, hlm 52

undangan. Selanjutnya Pasal 5 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian menyebutkan bahwa :

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri;

2. Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).27

Tugas polisi secara umum sebagaimana tercantum dalam Pasal 13 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah : 1. Memberikan keamanan dan ketertiban masyarakat;

2. Menegakkan hukum;

3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.28 Untuk mendukung tugas pokok tersebut di atas maka polisi juga memiliki tugas-tugas tertentu sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 ayat 1 Undang–Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengaturan penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;

2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan;

3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat, serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;

27 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian, Pasal 5

28 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian, Pasal 13

5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum, melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipildan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;

6. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;

7. Melakukan penyelidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;

8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;

9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan / atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

10. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi/ atau pihak berwenang;

11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam lingkup tugas kepolisian;

12. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan.29 Berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Undang – Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian maka dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya tugas polisi ada dua yaitu tugas untuk memelihara keamanan, ketertiban, menjamin dan memelihara keselamatan negara, orang, benda dan masyarakat ( preventif ) serta mengusahakan ketaatan warga negara dan masyarakat terhadap peraturan Negara ( represif), dalam hal tugas kepolisian represif maka dapat dikatakan bahwa tugas ini bertujuan untuk menindak segala hal yang dapat mengacaukan keamanan masyarakat, bangsa, dan Negara, disamping memiliki tugas-tugas tersebut di atas, polisi memiliki wewenang secara umum yang diatur dalam Pasal 15 ayat (1) Undang–Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu sebagai berikut :

1. Menerima laporan dan/atau pengaduan;

29 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian, Pasal 14 ayat 1

2. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum;

3. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

4. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancampersatuan dan kesatuan bangsa;

5. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian;

6. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan;

7. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;

8. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;

9. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;

10. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;

11. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;

12. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.30

Berdasarkan tugas-tugas kepolisian sebagaimana yang telah diuraikan maka dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya tugas polisi ada dua yaitu tugas untuk memelihara keamanan, ketertiban, menjamin dan memelihara keselamatan negara, orang, benda dan masyarakat serta mengusahakan ketaatan warga negara dan masyarakat terhadap peraturan negara.31 Tugas ini dikategorikan sebagai tugas preventif dan tugas yang kedua adalah tugas represif berupa tindakan untuk menindaklanjuti segala hal yang dapat mengacaukan keamanan masyarakat, bangsa, dan negara. Penanggulangan tindak pidana baik kejahatan maupun pelanggaran secara preventif maupun represif adalah merupakan bagian dari politik kriminal secara umum. Politik kriminal artinya mengadakan pemilihan dari sekian banyak alternatif penanggulangan yang paling efektif dalam menanggulangi masalah

30 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian, Pasal 15 ayat 1

31 http://mardalli.wordpress.com, Kode Etik Profesi Polri. Diakses 27 Juli 2013

kejahatan atau pelanggaran.32 Dalam arti sempit politik criminal diartikan sebagai keseluruhan asas dan metode yang menjadi dasar dari reaksi terhadap pelanggaran hukum yang berupa pidana, sedangkan arti yang lebih luas merupakan keseluruhan fungsi dari aparatur penegak hukum termasuk didalamnya cara kerja dari pengadilan dan polisi.

Menurut Barda Nawawi upaya penanggulangan tindak pidana dapat menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan integral antara kebijakan penal dan non penal dan penanggulangan menggunakan kebijakan hukum atau penggunaan hukum pidana.33 Upaya untuk mengatasi kejahatan atau tindak pidana dengan menggunakan sarana penal yaitu melalui hukum pidana sedangkan usaha–usaha non penal dapat berupa pendidikan sosial dalam rangka mengembangkan tanggung jawab sosial masyarakat, penggarapan kesehatan jiwa masyarakat melalui pendidikan moral, agama, dan sebagainya peningkatan usaha–usaha kesejahteraan anak dan remaja, kegiatan patroli dan pengawasan oleh polisi dan aparat keamanan lainnya.

Tujuan utama dari usaha–usaha non penal ini ialah memperbaiki kondisi-kondisi sosial tertentu, secara tidak langsung usaha non penal ini mempunyai pengaruh preventif terhadap kejahatan, dengan demikian dilihat dari sudut politik kriminal keseluruhan kegiatan preventif yang non penal sebenarnya mempunyai kedudukan yang sangat strategis, memegang posisi kunci yang harus diintensifkan dan diefektifkan. Kegiatan utama dalam usaha ini adalah mengintegrasikan dan

32 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Hukum Pidana, Bandung,Citra Aditya Bakti,2002,hlm 7

33 Ibid., hlm 15

mengharmonisasikan kebijakan non penal dan penal itu kearah penekanan atau pengurangan faktor-faktor yang potensial untuk terjadinya pelanggaran sehingga dengan kebijakan ini diharapkan social defance planning benar-benar dapat berhasil dan diharapkan pula dapat tercapai hakikat tujuan kebijakan sosial.

Dilingkungan Polri istilah penanggulangan diartikan sebagai suatu usaha atau tindakan dan kegiatan untuk mencegah dan menindak suatu kejahatan dan pelangaran serta untuk memelihara dan meningktakan pembinaan Kamtibmas.34 Penanggulangan yang dimaksud meliputi dua usaha yaitu usaha pencegahan dan pembinaan, dengan demikian penanggulangan tindak pidana dapat dimaksudkan melaksanakan segala kegiatan tindakan dan pekerjaan baik yang menyangkut segi preventif maupun represif dalam upaya meniadakan gangguan kamtibmas. Tindakan preventif merupakan tindakan pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran norma-norma yang berlaku yaitu dengan mengusahakan agar faktor niat dan kesempatan tidak bertemu sehingga situasi kamtibmas tetap terpelihara aman dan terkendali, sedangkan tindakan represif adalah rangkaian tindakan yang dimulai dari penyelidikan, penindakan, pemeriksaan dan penyerahan penuntut umum untuk dihadapakan ke depan sidang pengadilan. Penanggulangan tindak pidana dilakukan polisi secara preventif dan represif, adapun bentuk tindakan preventif yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kejahatan misalnya dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan, sedangkan tindakan represif dilakukan dengan menindak pelaku kejahatan maupun pelanggaran.

34 http://mardalli.wordpress.com, Kode Etik Profesi Polri. Diakses 27 Juli 2013

Dokumen terkait