• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

4. Tinjauan Umum tentang Koperasi

Dari segi bahasa, koperasi secara umum berasal dari kata-kata latin, yakni Cum yang artinya Dengan, dan Aperiari yang berarti Bekerja. Dalam bahasa Inggris kita kenal dengan istilah cooperation yang berarti kerjasama. Dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah Cooperatieve Vereneging yang berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

ekonomi yang dikenal dengan istilah KOPERASI, yang artinya adalah organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang bersifat sukarela.

Nindyo Pramono mendefinisikan bahwa Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Sutantya Rahardja, 2000 : 1).

Dari definisi tersebut, maka dapat dilihat unsur-unsur koperasi adalah sebagai berikut:

1) Koperasi bukan suatu organisasi perkumpulan modal (akumulasi modal), tetapi perkumpulan orang-orang yang berasaskan sosial, kebersamaan bekerja dan bertanggung jawab;

2) Keanggotaan koperasi tidak mengenal adanya paksaan apapun dan oleh siapapun, bersifat sukarela, netral terhadap aliran dan agama; dan 3) Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dengan cara

bekerja sama secara kekeluargaan.

Pengertian lain dari koperasi dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang perseorangan atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Berdasarkan definisi tersebut, ciri-ciri dari koperasi Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Adalah badan usaha yang pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan memperoleh keuntungan ekonomis. Oleh karena itu koperasi diberi peluang pula untuk bergerak di segala sektor perekonomian, dimana saja, dengan mempertimbangkan kelayakan usaha.

2) Tujuannya harus berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraannya. Oleh karena itu pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif, dan efisien sehingga mampu mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota.

3) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela tidak boleh dipaksakan oleh siapapun dan bersifat terbuka, yang berarti tidak ada pembatasan ataupun diskriminasi dalam bentuk apapun juga.

4) Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota dan para anggota yang memegang serta melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Karena pada dasarnya anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

5) Pembagian pendapatan atau Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam koperasi ditentukan berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota kepada koperasi, dan balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota adalah terbatas, artinya tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar dan tidak semata-mata didasarkan atas besarnya modal yang diberikan.

kebebasan yang bertanggungjawab, memiliki otonomi, swadaya, berani mempertanggunjawabkan perbuatan sendiri dan keinginan mengelola diri sendiri.

b. Karakteristik koperasi

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tahun 2007, karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi (user own oriented firm), oleh karena itu :

1) Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

2) Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggungjawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi, selain itu anggota- anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain.

3) Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya.

4) Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of the members welfare).

5) Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.

c. Landasan dan Asas Koperasi

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa, koperasi berdasarkan asas kekeluargaan. Berdasarkan asas itu, maka dalam melakukan kegiatan usahanya koperasi harus mementingkan kebersamaan. Artinya, pengelolan koperasi dilakukan oleh, dari, dan untuk para anggota secara kekeluargaan. Kunci penting dalam asas kekeluargaan itu ialah kebersamaan dan gotong royong dalam menjalankan kegiatan koperasi agar para anggota dan pengurus dapat menciptakan kesejahteraan bersama sesuai dengan kepentingannya masing-masing.

Landasan koperasi adalah dasar atau pedoman yang harus dimiliki oleh setiap koperasi dalam menentukan arah, tujuan dan kegiatan koperasi. Suyatno (2003 : 41) mengemukakan secara rinci landasan koperasi dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Landasan Idiil

Koperasi memiliki landasan idiil Pancasila. Artinya, koperasi harus mendasarkan dirinya kepada Pancasila dalam upaya mencapai cita-citanya.

2) Landasan Struktural

Landasan struktural koperasi adalah Undang-Undang Dasar 1945. Secara eksplisit Pasal 33 ayat (1) tidak menyebutkan koperasi sebagai salah satu bangun struktural perekonomian Indonesia. Akan tetapi, kata-kata asas kekeluargaan yang dapat menjamin keberadaan struktural koperasi adalah asas bagi seluruh koperasi.

3) Landasan Mental

harus ada rasa kesetiakawanan, kebersamaan, rasa kekeluargaan, sadar akan pentingnya bekerja sama dan sekaligus mempunyai rasa percaya diri.

4) Landasan Operasional

Landasan operasional koperasi berupa undang-undang dan peraturan-peraturan yang disepakati secara bersama. Oleh karena itu, landasan operasional koperasi meliputi :

a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian; b) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi (AD/ART

Koperasi).

d. Peran dan Fungsi Koperasi

Peran dan fungsi Koperasi ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 4 menyatakan bahwa:

1) Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sokogurunya.

4) Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional berupa usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

e. Prinsip-prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip koperasi berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa:

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; 2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis;

3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; dan 5) Kemandirian.

f. Bentuk-bentuk Koperasi

Bentuk-bentuk koperasi berdasarkan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa:

1) Koperasi Primer

Koperasi primer merupakan koperasi yang beranggotakan orang perseorangan dengan jumlah anggota sekurang-kurangnya 20 orang. 2) Koperasi Sekunder

Koperasi sekunder merupakan koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi dengan jumlah anggota sekurang-kurangnya 3 badan hukum koperasi.

Dokumen terkait