• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Tinjauan Umum Tentang Koperasi

2.3.1 Definisi Koperasi

Secara umum istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan arti seperti ini, segala bentuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama berdasarkan ketentuan dan tujuan tertentu pula.

Berikut adalah dua pengertian koperasi, yaitu:

“Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta dalam Kartasapoetra, 2003: 26)”.

24 “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis. Masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan” (Edilius dalam Rachmi, 2005: 5).

Berdasarkan kedua definisi tersebut terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Pertama adalah unsur ekonomi dan kedua adalah unsur sosial. Keuntungan bukanlah tujuan utama koperasi. Koperasi didirikan untuk membantu orang yang memiliki ekonomi lemah dan yang lebih diutamakan koperasi adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Agar tujuan koperasi tidak menyimpang, pembentukan dan pengelolaan koperasi harus dilakukan secara demokratis, serta berdasarkan kesukarelaan dan kemauan bersama dari para pendirinya.

Bila dirinci beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik mengenai pengertian koperasi adalah sebagai berikut (Revrisond Baswir, 2000: 3):

1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang dimiliki kemampuan ekonomi terbatas yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

2. Bentuk kerjasama dalam koperasi bersifat sukarela. Setiap anggota koperasi saling bekerja sama atau saling tolong menolong untuk memberi dana terhadap anggota yang membutuhkan. Kerjasama ini harus bersifat sukarela

25 dengan tidak membebankan pihak yang tertolong tersebut karena setiap anggota tidak bisa hidup sendiri yang saling membutuhkan satu sama lain agar kelangsungan hidup lebih baik.

3. Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Dengan adanya hak yang sama pada masing-masing anggota koperasi untuk memperoleh kredit sesuai dengan yang diajukannya dan tidak ada perbedaan dalam memperoleh kredit. Anggota koperasi yang memperoleh kredit tersebut berkewajiban untuk membayar atau melunasi kredit yang diterima.

4. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi.

5. Risiko yang ada dikoperasi dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.

2.3.2 Koperasi di Indonesia

Koperasi di Indonesia dalam undang-undang No. 25 tahun 1992, didefinisikan sebagai:

“Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan” (Arifin, Sitio dan Halomoan Tamba, 2001: 18).

Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No.12 Tahun 1967 dan UU No.25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama

26 dengan prinsip yang diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan dalam hal penjelasan mengenai SHU (Djarot Siwijatmo, 1982: 42).

2.3.3 Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi

1. Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No.25/1992 tentang pokok- pokok perkoperasian, sebagai berikut (Djarot Siwijatmo, 1982: 58):

a. Landasan idiil, yaitu Pancasila. Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita koperasi.

b. Landasan strukturil, yaitu UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) merupakan aturan pokok organisasi negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Kegiatan ekonomi yang sesuai dengan atas asas kekeluargaan yaitu koperasi.

2. Asas Koperasi

UU No. 25/1992, pasal 2 menjelaskan koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam melakukan kegiatannya, koperasi harus mementingkan kebersamaan. Artinya, pengelolaan koperasi dilakukan oleh anggota, dari anggota untuk para anggota secara kekeluargaan. Kunci penting dalam asa kekeluargaan itu adalah kebersamaan dan gotong-royong dalam menjalankan kegiatan koperasi agar

27 para anggota dan pengurus dapat menciptakan keejahteraan bersama sesuai dengan kapasitasnya.

3. Tujuan koperasi

Dalam pasal 3 UU No.25/1992, tujuan koperasi yaitu:

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2.3.4 Prinsip-prinsip Koperasi

Berikut ini Prinsip-prinsip koperasi (Kartasapoetra, 2003: 45) yaitu: 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

Keanggotaan koperasi harus bersifat sukarela dan anggota koperasi tidak dapat dipaksa serta bebas menentukan pilihannya. Sifat terbuka berarti dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan (diskriminasi) dalam bentuk apapun. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

Prinsip pengelolaan secara demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi dilaksanakan pada saat rapat anggota. Di dalam rapat anggota yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi koperasi berlaku asas kesamaan derajat, setiap anggota memiliki hak satu suara.

3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dalam koperasi, keuntungan yang diperoleh disebut

28 sisa hasil usaha (SHU) yaitu selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan usaha. Pendapatan koperasi diperoleh dari pelayanan anggota dan masyarakat. Persentase SHU yang dibagikan kepada anggota ditentukan dalam rapat anggota.

4. Pembelian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

Anggota adalah pemilik koperasi sekaligus pemodal dan pelanggan. Modal dalam koperasi dipergunakan untuk kemanfaatan anggota, bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Apabila anggota menuntut pemberian tingkat suku bunga yang tinggi atas modal yang ditanamkan maka dapat membebani dirinya sendiri, karena bunga modal menjadi bagian dari biaya pelayanan koperasi terhadapnya.

5. Kemandirian

Kemandirian koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan organisasi tidak bergantung pada pihak lain.

Dokumen terkait