• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipe Kegiatan Belajar

Dalam dokumen LAILATUL MUBAROKAH NIM (Halaman 33-36)

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

3. Tipe Kegiatan Belajar

Kegitan belajar mempunyai banyak tipe. Berikut akan dipaparkan tipe kegiatan belajar. John Travers menggolongkan kegiatan belajar yang bermacam-macam tersebut dapat dirangkum menjadi tipe kegiatan belajar:

a. Keterampilan

20

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. h. 26.

21

Kegiatan belajar keterampilan berfokus pada pengalaman belajar melalui gerak yang dilakukan peserta didik. Kegiatan belajar ini merupakan panduan gerak, stimulus dan respons yang bergabung dalam situasi belajar. Ketiga unsur ini menumbuhkan pola gerak yang terkordinasi pada diri peserta didik. Kegiatan belajar keterampilan terjadi jika peserta didik menerima stimulus kemudian merespons dengan menggunakan gerak. b. Pengetahuan

Kegiatan belajar pengetahuan meupakan dasar bagi kegiatan belajar. Kegiatan belajar pengetahuan termasuk ranah kognitif, perkembangan kemampuan dan keterampilan berfikir.

c. Pemecahan masalah

Kegiatan belajar pemecahan masalah merupakan tipe kegiatan belajar dalam usaha mengembangkan kemampuan berpikir. Berpikir adalah aktivitas kognitif tingkat tinggi. Berfikir melibatkan asimilasi dan akomodasi berbagai pengetahuan dan struktur kognitif atau skema kognitif yang dimiliki peserta didik. Dalam kegiatan belajar pemecahan masalah peserta didik terlibat dalam berbagai tugas.22

Dekan memperhatikan aktivitas yang berlangsung dalam belajar serta tahapan-tahapan perkembangan anak, Gagne mengelompokkan belajar atas 8 tipe yakni sebagai berikut:

a. Signal Learning (Belajar isyarat tanda)

Tipe belajar ini merupakan tahapan pertemuan adalah proses penguasaan pola-pola tingkah laku yang bersifat involuntery (tidak disengaja dan tidak disadari).

b. Stimulus Response Learning

Tipe belajar ini termasuk classical condition atau belajar dengan trial and error. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor reinpocerment.

c. Chaening (mempertautkan)

Tipe Chaening disebut juga belajar membentuk (chaeing Molore) rangkaian tingkah laku. Proses belajar ini berlangsung dengan menghubungkan gerakan yang satu dengan gerakan yang lain (masuk kekelas, duduk, ambil buku dan seterusnya).

d. Verbal Associateori (Chaeing Verbal)

Tipe ini memberikan reaksi verbal pada stimulus yang datang (misalnya buku, bahasa yang disenangi, book, makan, catatan nomor telvon).

e. Discomination Learning (belajar membedakan)

Dalam tahapan ini siswa mengadakan deskriminasi (seleksi dan pemilihan) atas peransang, serta memilih respon yang sesuai/diantara alat tulis yang ada dapat menyebabkan mana prioritas pilihan dan mana pula yang tidak. f. Concept Learning (belajar konsep)

22

Kemahiran mengadakan deskriminasi akan membantu siswa dalam menemukan persamaan-persamaan serta menemukan karakteristik dari stimulus yang ada. Selanjutnya berdasarkan hal ini akan diperolehnya pengertian-pengertian yang tertentu (konsep) misalnya pensil, buku, bul point dll.

g. Rule Learning (belajar membuat generalisasi atau hukum-hukum dan disebut juga menghubungkan beberapa konsep).

Pada tingkat ini siswa mengadakan kombinasi dari berbagai konsep dengan mengapresiasi logika (induktif, deduktif, analysis, sintesa komperasi, kausalitas) sehingga siswa dapat menemukan kesimpulan tertentu berupa dalil, aturan, hukum, prinsip dan sebagainya.

h. Problem Solving (pemecahan masalah)

Dengan menggunakan hukum, dalil dan prinsip yang ada, sistem merumuskan dan memecahkan masalah-masalah. Proses belajar problem solving berlangsung dalam beberapa tahapan yang sistematis. 23

Ketika seseorang sudah memahami apa yang disebut dengan belajar, maka akan memahami sesuatu terjadi dalam dirinya apa yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki peserta didik sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya. Perubahan mencakup aspek tingkah laku secara menyeluruh baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hal ini sejalan dengan teori Bloom bahwa hasil belajar dalam rangka studi dicapai memalui tiga kategori ranah yaitu, kognitif (hasil belajar yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), afektif (hasil belajar terdiri dari kemampuan menerima, menjawab, dan menilai), dan psikomotorik (hasil belajar terdiri dari keterampilan motorik, manipulasi dan koordinasi neuromuscular). Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan gerak baik gerak otot, gerak organ mulut maupun gerak olah tubuh lainnya. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.24

Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai hasil dari suatu proses kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses hasil belajar.

23

Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing. h. 46.

22

Nawawi dalam K. Brahim yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.25

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil atau kemampuan yang diperoleh siswa setelah ia mendapat serta menerima pengetahuan dari proses interaksi dalam proses pembelajaran berupa nilai atau angka.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktot-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Waslimah:

1) Faktor internal, merupakan faktor yang bersumber dari dalam peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluaga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kuang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

3) Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman bahwa sekolah merupakan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.26

Dalam dokumen LAILATUL MUBAROKAH NIM (Halaman 33-36)

Dokumen terkait