• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III STUDI TEKS KITAB TAFSIR AL-QUR’AN TEMATIK (EDISI

A. Profil Kitab Tafsir AL-Qur’an Tematik (Edisi Revisi)

3. Tipologi, Corak dan Karakteristik Kitab

M. Nurdin Zuhdi menerangkan dalam bukunya, Pasaraya Tafsir

Alqur’an, mengenai tipologi karya tafsir dalam pandangan Sahiron

Syamsuddin yang terbagi menjadi tiga, yakni quasi obyektivis tradisionalis,

quasi subjektivis, dan quasi obyektivis modernis.22 Berikut penjelasan dari tiga

jenis tipologi karya tafsir tersebut: a. Quasi obyektivis tradisionalis

Ciri dari pandangan tipologi ini biasanya menggunakan diskursus pada pendekatan linguistik semata. Oleh karena itu, kaidah kebahasaan merupakan hal vital yang menjadi tolak ukur penafsiran. Adapun pemahaman linguistik kata yang dominan menjadi kelemahan yang sangat menonjol dalam tipologi ini. Karena hal tersebut dapat menghilangkan makna umum dalam kajian ayat atau kata. Maka produk penafsiran yang memiliki tipologi ini, tidak dapat diharapkan untuk mampu menjawab ragam problematika kekinian yang sedang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Pada hasilnya, kontekstualisasi ayat terabaikan dan hanya mendalami kontekstualisasi kebahasaan semata.23

22Wartini, “Tafsir Tematik ..., 3. 23

sebagai pintu masuk penafsiran atau sebagai metode pendekatan tafsir. Oleh karena itu, dalam penafsirannya menggunakan pendekatan ilmu-ilmu kontemporer, baik semacam eksakta maupun non-eksakta. Padahal sebaik-baik mufassir dalam abad ke-20 ini masih memerlukan karya klasik sebagai pijakan awal yang dirujuk. Walaupun terkadang pada bagian akhir penafsiran, mufassir bersebrangan pandangan dengan mufassir klasik. Meski begitu, hal tersebut merupakan wujud iktiar yang memberikan pembeda dan mempermudah dalam memperlihatkan metode yang digunakan dalam penafsiran tersebut.24

c. Quasi obyektivis modern

Tipologi ini memiliki ciri penafsiran yang bercorak sosial-kemasyarakatan atau adabi> ijtima>’i>. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Nasharudin Baidan soal adanya tafsir maud}u>’i> dengan menggunakan tema-tema tertentu, misalnya “etika berpolitik”. Di samping itu, tipologi ini juga memaparkan muna>sabah ayat, asba>b al-nuzu>l baik mikro maupun makro serta mengaitkannya dengan kasus-kasus kekinian.25

Setelah terang penjelasan dari tiga jenis tipologi karya tafsir di atas, maka dapat dilihat bahwa kitab Tafsir Al-Qur’an Tematik (edisi revisi) karya Kementerian Agama RI masuk dalam jenis tipologi ketiga, yakni quasi

24

Ibid., 4. 25

Adapun beberapa karakteristik kitab Tafsir Al-Qur’an Tematik (edisi revisi) yang dapat dinilai sebagai kelebihan ataupun kekurangan dari kitab tersebut secara tidak langsung. Karakteristik-karakteristik tersebut antara lain yakni:

a. Dalam pembahasan tema besar, diawali dengan judul-judul (atau tema-tema kecil) mendasar yang berkaitan dengan tema besar. Dan dalam tiap judul (atau tema kecil), terdapat poin turunannya. Adapun judul-judul di bagian pertengahan atau akhir tema, berkaitan dengan peran negara atau berkonteks ke-Indonesiaan. Misal dalam kitab Tafsir Al-Quran Tematik jilid ke-8, bertema “Pendidikan, Pembangunan Karakter, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”. Judul-judul bagian awal dalam kitab tersebut adalah “Manusia dan Sifat-sifatnya”, “Sisi dalam Diri manusia”, “Tugas Utama Manusia”, “Karakter Utama yang Dibutuhkan”, sampai kemudian di bagian akhir tema, terdapat judul “Tanggung Jawab Pemerintah dalam Pendidikan”. Hal ini dapat dilihat dalam daftar isi kitab.26

b. Adanya pendahuluan atau prolog di tiap awal tema pembahasan. Sifatnya dapat menjadi pemantik bagi daya nalar pembaca sebelum berlanjut memahami pembahasan ayat-ayat tematik yang terkemas dalam judul-judul yang ada.

26

dalamnya. Dan kebanyakan didukung dengan adanya kesimpulan pembahasan. Ditambah dengan adanya catatan kaki atau footnote di akhir pembahasan dalam tiap judul yang dituliskan dengan redaksi catatan. Sehingga terasa mudah bagi pembaca untuk langsung mengecek sumber refrensi yang dirujuk atau melihat adanya keterangan tambahan yang bermaksud meng-clear-kan pemahaman pembaca.

d. Tidak adanya nomor ayat dalam terjemah ayat. Kemudian tidak semua bacaan ayat dan terjemahnya dituliskan secara tekstual, (cukup nama surah, nomor surah, dan nomor ayat saja yang disebutkan) dalam pembahasan klasifikasi ayat-ayat Al-Qur‟an yang ada di tiap pembahasan. Hal tersebut menjadi kesempatan bagi pembaca untuk mencoba mengecek langsung bacaan dan terjemah dari ayat-ayat yang disebutkan dalam Al-Qur‟an. Adapun pengemasan ragam klasifikasi ayat berbentuk paragraf, sangat jarang sekali terkemas dalam bentuk tabel.

e. Bentuk paragraf yang terbagi dalam dua kolom, kiranya mendukung ke-fokusan pembaca.

f. Terkadang pada beberapa poin sub-bab pembahasan, tidak menyebutkan keseluruhan ayat yang masuk dalam klasifikasi tema pembahasan karena memang tergantung pada sumber rujukan.

g. Adapun klasifikasi ayat-ayat yang terkemas dalam pembahasan di tiap judul atau sub-judul, tidak seluruhnya ditelaah secara mendalam.

b/u/1987”.

i. Sumber penafsiran berupa bahan-bahan yang digunakan mufassir dalam meyusun kitab tafsirnya merupakan aspek yang bersifat vital dalam proses terbentuknya sebuah bangunan pemikiran.27

Dan sumber-sumber penafsiran yang terdapat dalam Kitab Tafsir Aal-Qur‟an Tematik (edisi revisi) antara lain berasal dari Al-Qur‟an, hadis, kitab tafsir, dan aqli (realitas sosial-kemasyarakatan di Indonesia)28

atau karya penelitian pada bidang-bidang keilmuan yang berkaitan dengan tema.

Terlepas dari ragam karakteristik yang telah dipaparkan, kitab Tafsir Al-Qur‟an Tematik (edisi revisi) karya Kementerian Agama RI merupakan wujud upaya pemerintah menghadirkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an secara tematik, sembari melihat dan menelaah ragam persoalan yang seringkali muncul di tengah masyarakat. Maka rasa syukur berupa apresiasi positif, kritik dan saran yang membangun sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang dari para pembaca juga dinantikan. Hal tersebut terungkap dalam bagian penutup kata pengantar Ketua Tim Penyusun kitab Tafsir Al-Qur‟an Tematik (edisi revisi). Dan untuk mengetahui bagaimana wujud

27Arif Kurniawan, “Tinjauan Strategi Wacana Kuasa Pemerintah dan Tafsir Al-Qur‟an Tematik Kementerian Agama RI”, Hermeneutik: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 13, No. 2 (2019), 48.

28

Dokumen terkait