• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Metode Analisis

3. Tipologi Klassen

Tipologi Klassen merupakan salah satu alat analisis ekonomi regional yang dapat digunakan untuk mengetahui klasifikasi sektor perekonomian wilayah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung. Analisis Tipologi Klassen digunakan dengan tujuan mengidentifikasi posisi sektor perekonomian Kabupaten Lampung Utara yang akan dianalisis dengan memperhatikan sektor perekonomian Provinsi Lampung sebagai daerah referensi dalam penelitian yang dilakukan.Analisis Tipologi Klassen menghasilkan empat klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda sebagai berikut (Sjafrizal, 2008):

a. Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (developed sector) (Kuadran I).

Di dalam kuadran ini merupakan sektor perekonomian dimana laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan

sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) dan memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk). Klasifikasi kuadran pertama ini dilambangkan dengan si > s dan ski > sk. Sektor yang termasuk dalam klasifikasi kuadran pertama ini disebut sebagai sektor yang maju dengan pesat.

b. Sektor maju tapi tertekan (stagnant sector) (Kuadran II).

Kuadran kedua merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) atau daerah acuannya, akan tetapi memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih besar

dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk). Klasifikasi pada kuadran ini dilambangkan dengan si < s dan ski > sk. Sektor yang termasuk dalam klasifikasi kuadran kedua ini disebut sebagai sektor yang maju tapi tertekan, dimana perbangdingan laju pertumbuhannya lebih kecil namun konstribusinya terhadap PDRB daerah lebih besar.

c. Sektor potensial atau masih dapat berkembang (developing sector) (Kuadran III).

Kuadran ketiga merupakan kuadran dimana laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s), tetapi memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk). Klasifikasi kuadran

51

tiga ini dilambangkan dengan si > s dan ski < sk. Dan sektor yang terdapat dalam kuadran tiga ini disebut sebagai sektor potensial yang masih dapat berkembang.

d. Sektor relatif tertinggal (underdeveloped sector) (Kuadran IV).

Kuadranke empat ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) dan sekaligus memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk). Klasifikasi ini dilambangkan dengan si < s dan ski < sk. Sektor yang termasuk dalam klasifikasi kudaran empat ini disebut sebagai sektor yang relatif tertinggal.

Kuadran I

Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (developed sector)

Si > S dan Ski > Sk

Kuadran II

Sektor maju tapi tertekan (stagnant sector)

Si < S dan Ski > SK Kuadran III

Sektor potensial atau masih dapat berkembang (developing sector)

Si > S dan Ski < Sk

Kuadran IV

Sektor relatif tertinggal (underdeveloped sector)

Si < S dan Ski < Sk Sumber : Sjafrizal, 2008

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada struktur perekonomian Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2000–2013 maka dapat diambil kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan atau transformasi struktur perekonomian di Kabupaten Lampung Utara dari sektor primer yaitu sektor pertanian menuju sektor sekunder.

Berdasarkan hasil analisis sektor–sektor ekonomi yang terdapat dalam struktur perekonomian Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2000 -2013 dengan menggunakan analisis konstribusi,Shift share, LQ dan tipologi klassen memperlihatkan bahwa sektor pertanian yang merupakan sektor primer mengalami penurunan baik secara konstribusi maupun dalam peranannya menyerap tenaga kerja yang terus menurun, serta dari hasil analisis shift share yang menunjukkan bahwa sektor ini tidak memiliki daya saing dengan Cij sbesar negatif -Rp.744,32 Milyar. Selain itu hasil analisis LQ didapat bahwa sektor pertanian tidak lagi menjadi sektor basis perekonomian dengan LQ < 1, serta dalam penelitian selama 14 tahun terkhir pada tahun 2013 sektor pertanian termasuk kedalam sektor yang relatif tertinggal pada kuadran ke empat tipologi klassen.

106

Sektor ekonomi yang terdeteksi memiliki keunggulan kompetitif dan merupakan sektor basis pada tahun 2013 meliputi sektor industri pengolahan, sektor LGA, Sektor Perdagangan, dan sektor jasa. Dari sektor–sektor tersebut hanya ada tiga sektor basis yang menjadi sektor unggulan yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor jasa, dan sektor yang memiliki prioritas tertinggi yang mampu mendukung perkembangan dan memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten lampung Utara, diukur dari kinerja dan produktivitas kerja

pertumbuhan sektoral, adalah sektor industri pengolahan yang merupakan sektor sekunder.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka didapat bahwa sektor industri merupakan sektor yang mengalami peningkatan baik dalam konstribusi maupun peranannya dalam menyerap tenaga kerja. Dari hasil analisisshift shre sektor ini memiliki nilai keunggulan kompetitif sebesar Rp.861,16 Milyar dan secara total memiliki perubahan yang positif sebesar RP.2.988,66 milyar.

Dari hasil analisis LQ yang telah dilakukan sektor industri pengolahan pada tahun 2013 telah bertransformasi menjadi sektor basis dengan nilai indeks LQ > 1, yaitu sebesar 1,18. Berdasarkan kualifikasi sektoral pada tipologi klassen didapat bahwa sektor industri pengolahan tergolong ke dalam sektor kuadran I, yaitu sektor yang tumbuh dan maju pesat dimana pertumbuhan dan tingkat

konstribusinya lebih tinggi dibandingkan dengan sektor yang sama ditingkat provinsi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sektor perekonomian di Kabupaten Lampung Utara telah bertransformasi dari sektor primer bergeser ke sektor sekunder

B. Saran

1. Pembangunan ekonomi di Kabupaten Lampung Utara harus lebih memberikan fokus terhadap sektor yang terdeteksi menjadi sektor–sektor unggulan yang memiliki tingkat kompetitif atau daya saing yang tinggi seperti sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan perekonomian daerah. Salah satu yang dapat dilakukan adalah menyusun program atau rencana strategis menyangkut pengembangan sektor unggulan yang terdapat di Kabupaten Lampung Utara.

2. Pemerintah daerah juga harus memberikan alokasi dana yang lebih untuk membangun sarana dan prasarana yang menunjang sektor unggulan. Hal tersebut bertujuan agar mobilitas perekonomian di Kabupaten Lampung Utara dapat berkembang lebih cepat.

3. Selain itu, pemerintah daerah harus memperhatikan kesiapan faktor tenaga kerja atau sumber daya manusia dalam menghadapi transformasi perekonomian dari primer menuju sekunder.

4. Pemerintah daerah juga harus memperhatikan sektor yang mengalami

penurunan dan pergeseran seperti sektor pertanian. Harus ada revitalisasi atau perbaikan sistem dalam tubuh sektor pertanian mengingat sektor pertanian merupakan sektor pokok yang sangat vital bagi berlangsungnya ketahanan pangan masyarakat. Jika penurunan sektor terus dibiarkan akan terjadi perubahan pola perekonomian dari produsen menjadi konsumen bahan hasil pertanian.

Dokumen terkait