GTSL TANPA K.O
Modul 2. Gigi Tiruan Jembatan
Penugasan : 1. Mahasiswa koas 2. Dokter gigi umum 3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia
Modul 2. Gigi Tiruan Jembatan
Topik : Mencetak fungsional
Subtopik : -
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu mencetak fungsional untuk kasus gigi tiruan jembatan
Ringkasan Materi :
1. Bersihkan gigi yang telah dipreparasi dengan air dalam syringe (water spray), dan keringkan dengan udara (air spray)Pasang benang retraksi (retraction cord) dengan bantuan pinset dan plastic filling, pada sulkus interproksimal mengelilingi margin chamfer (pada phantom, hanya untuk melatih penempatan). Sebelumnya benang retraksi dicelupkan pada larutan aluminium klorida 25% atau epinephrine agar melunak sehingga tidak melukai gingiva. Pertama-tama bentuklah benang retraksi menyerupai huruf “ U’ dan lingkarkan mengelilingi gigi yang telah dipreparasi. Tahan benang dengan ibu jari dan jari telunjuk sambil sedikit menekan benang ke arah apikal (subgingiva).
2. Kemudian perlahan-lahan selipkan benang di antara gigi dan gingiva bagian mesial interproksimal dengan bantuan pinset dan plastic filling, setelah terpasang dengan baik, lanjutkan memasang pada sisi distal interproksimal. Lanjutkan pemasangan pada permukaan lingual yang diawali dari sudut mesiolingual menuju sudut distolingual. Catatan : ujung/tip alat diposisikan menghadap benang retraksi yang telah dipasang untuk mencegah terlepasnya benang retraksi.
3. Lakukan pencetakan hasil preparasi menggunakan sendok cetak untuk rahang bergigi dan bahan cetak elastomer (putty dan monophase) dengan teknik single phase. Setelah cetakan mengeras, lepaskan dari model gigi. Pastikan cetakan keras, tidak kenyal dan tidak dapat dirobek sebelum dilepas dari model gigi. Catatan : Apabila dilakukan pencetakan dalam rongga mulut penderita, cucilah hasil cetakan dibawah air yang mengalir atau dalam larutan desinfeksi lalu keringkan dengan udara.
4. Cetak gigi antagonisnya dengan menggunakan sendok cetak untuk rahang bergigi dan bahan cetak alginate
Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page169-202. 2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid I, Penerbit Alumni, 1982, hal 220-358
Penugasan
1. Mahasiswa koas 2. Dokter gigi umum 3. Dokter gigi plus
Modul 3. Gigi Tiruan Jembatan
Topik : Pembuatan catatan gigit
Subtopik : -
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan catatan gigit untuk gigi tiruan jembatan
Ringkasan Materi :
1. Ambil selembar malam merah dibagi menjadi 2 (dua), kemudian letakkan selembar kain kasa diantara malam merah tersebut. Lunakkan di atas bunsen brander kemudian letakkan pada regio gigi yang dipreparasi dan oklusikan model phantom hingga didapat oklusi sentrik. Lakukan tahapan yang sama pada regio yang berlawanan.
2. Gambarlah garis median dan garis kaninus pada model kerja RA dan RB untuk memandu oklusi model kerja dan pemasangan dalam artikulator. Tunjukkan pada instruktur.
Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page169-202. 2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid I, Penerbit Alumni, 1982, hal 220-358
Penugasan : 1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum 3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia Modul 4. Gigi Tiruan Jembatan
Topik : Mounting artikulator
Subtopik : -
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan mounting artikulator
Ringkasan Materi : 1. Memasang magnet
2. Buatlah bentukan 3 (tiga) cekungan atau sesuaikan dengan tonjolan pada permukaan split cast plate pada dasar model kerja RA dan RB dengan menggunakan bantuan pisau gips dan pisau malam.
3. Model kerja difiksasi menggunakan batang korek api dan malam perekat yang dilunakkan di atas nyala api bunsen brander.
4. Ulasi semua bagian artikulator (model locking pin, split cast plate) yang akan berkontak dengan gips dan dasar model kerja menggunakan bahan separasi (vaselin)
5. Tentukan posisi model kerja pada artikulator dengan bantuan karet gelang atau occlusal plane table. Perhatikan garis median model harus sebidang garis median pada artikulator dan bidang oklusi model sebidang dengan horisontal articulator . Periksa kesejajarannya menggunakan karet gelang yang ditarik dari pin horisontal menuju ke horisontal artikulator. 6. Sebelum pemasangan model kerja dalam artikulator, terlebih dahulu pasang model plate RA
dan RB pada split cast plate RA dan RB
7. Siapkan adonan gips putih untuk memasang model dalam artikulator. Letakkan adonan gips putih di bagian atas artikulator hingga menutupi split cast plate dan model locking pin, tunggu hingga gips mengeras, gunanya untuk memfiksasi split cast plate dan model locking pin (Untuk artikulator handy IIA Shofu)
8. Ulasi model plate dan split cast plate dengan vaselin. Letakkan adonan gips putih pada model RA yang sudah diulasi vaselin
9. Letakkan adonan gips putih pada model plate RA hingga menutupi bagian-bagian undercut model plate
10. Katupkan bagian atas artikulator sehingga menekan model kerja RA. Rapikan kelebihan gips putih yang melekat pada artikulator lalu tunggu sampai gips mengeras. Perhatikan pin vertikal harus menempel pada incisor guide table dan pin horisontal harus tetap pada titik kontak gigi insisif pertama RB.
11. Apabila gips untuk model kerja RA dalam artikulator telah mengeras, baliklah artikulator sehingga bagian bawah artikulator menjadi bagian atas. Lakukan tahapan pemasangan model dalam artikulator RB (tahapan sama dengan pemasangan model kerja dalam artikulator RA). 12. Cek garis median model kerja yang telah dipasang dalam artikulator harus sebidang dengan garis median artikulator.
Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page169-202. 2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid I, Penerbit Alumni, 1982, hal 220-358 Penugasan :
1. Mahasiswa koas 2. Dokter gigi umum 3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia Modul 5 : Gigi Tiruan Jembatan Topik : Insersi
Subtopik : -
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan insersi gigi tiruan jembatan
Ringkasan Materi :
1. Lakukan pemasangan GTJ 3 unit dengan menggunakan temporary cement (fletcher) 2. Rapikan sisa-sisa semen yang berlebih. Periksa kerapatan tepi dan oklusi.
Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page169-202. 2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid I, Penerbit Alumni, 1982, hal 220-358 Penugasan :
1. Mahasiswa koas 2. Dokter gigi umum 3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia Modul 6. Dowel Cast Crown
Topik : Dekaputasi Gigi Penyangga
Subtopik : -
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan dekaputasi gigi penyangga Dowel Cast Crown
Ringkasan Materi :
1. DEKAPUTASI MAHKOTA GIGI
a. Lakukan pemotongan sisa jaringan keras gigi (dekaputasi). Buatlah dua lubang menggunakan round diamond bur pada permukaan bidang labial setinggi interdental papil kemudian lubang tersebut ditembus ke arah palatal menggunakan fissure
diamond bur sambil digerakkan ke arah mesial dan distal mengikuti garis servikal mahkota atau sepanjang cemento enamel junction (CEJ) hingga seluruh mahkota terdekaputasi.
b. Selanjutnya dilakukan pembentukan atap akar (bentukan bidang labial dan palatal) menggunakan fissure diamond bur tadi dengan sudut kemiringan arah labio palatal > 90º (membentuk sudut tumpul). Keliling servikal dibentuk tepat setinggi gingival. c. Pada permukaan labial, kedalaman preparasi mencapai 1-2 mm ke dalam sulkus
gingiva, sedangkan bagian lingual preparasi harus tepat pada tepi gingiva. Puncak atap preparasinya dibuat tumpul atau landai dan tepi-tepinya dihaluskan dengan flat-end tapered bur.
Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609 – 639 2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57 Penugasan :
1. Mahasiswa koas 2. Dokter gigi umum 3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia Modul 7. Dowel Cast Crown
Topik : Pengurangan guttap point Sub Topik : -
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan pengurangan guttap point pada kasus Dowel Cast crown
Ringkasan Materi :
a. Oleh karena pengisian saluran akar secara single cone (penuh setinggi orifice) maka perlu dilakukan pemotongan guttap point.
b. Lakukan pengukuran panjang kerja pasak tuang (Rumus : panjang kerja pasak tuang = panjang mahkota klinis atau 2/3 dari panjang akar) dan catat hasilnya. c. Guttap point dikurangi dengan menggunakan gates glidden drill yang telah diberi
stopper sesuai panjang pasak yang telah ditentukan, kemudian lakukan pengurangan secara berurutan dari ukuran gates glidden drill yang terkecil dengan menggunakan tekanan yang ringan. Sisa guttap point dalam saluran akar minimal 4 mm.
d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk membersihkan dari kotoran dan sisa-sisa guttap percha.Refferensi : Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609-639. 2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57 Penugasan :
1. Mahasiswa koas 2. Dokter gigi umum 3. Dokter gigi plus