• Tidak ada hasil yang ditemukan

Titik-titik dan Garis-garis Istimewa pada Segitiga

Dalam dokumen Materi-OSN-MatematikaSMA (Halaman 44-51)

ngan Segitiga

1.3 Titik-titik dan Garis-garis Istimewa pada Segitiga

Pada sebuah segitiga, terdapat banyak titik dan garis istimewa, namun dalam subbab ini, hanya akan dijelaskan beberapa diantaranya, yaitu garis berat, titik berat, garis tinggi, titik tinggi, garis bagi sudut, titik pusat lingkaran dalam, garis sumbu dan titik pusat lingkaran luar.

1.3.1 Garis Berat (Median) dan Titik Berat (Centroid)

Kita mulai dengan definisi garis berat. Garis berat sebuah segitiga adalah garis yang melalui titik sudut segitiga tersebut dan titik tengah sisi di depannya. Dengan demikian, setiap segitiga akan memiliki tiga garis berat. Dengan menggunakan teorema Ceva, teorema berikut dapat dibuktikan dengan mudah:

Teorema. Misalkan ABC sebuah segitiga dan A0, B0, C0 titik-titik tengah sisi-sisi BC, CA, AB. Maka garis-garis berat AA0, BB0, CC0 konkuren.

G A' C' B' C A B Gambar 4.

Titik potong ketiga garis berat sebuah segitiga kemudian dinamakan titik berat. Karena berpotongan di satu titik, maka ketiga garis berat sebuah segitiga akan membagi segitiga tersebut menjadi enam bagian. Selain itu, setiap garis berat akan membagi garis berat lainnya menjadi dua bagian. Kita punya teorema berikut:

Teorema. Misalkan AA0, BB0, CC0 adalah tiga garis berat segitiga ABC yang berpotongan di titik berat G. Maka keenam segitiga AGB0, AGC0, BGA0, BGC0, CGA0 dan CGB0 memiliki luas yang sama.

Bukti. Perhatikan kembali Gambar 4. Karena A0, B0, C0 berturut-turut adalah titik-titik tengah BC, CA, AB, kita punya bahwa [BGA0] = [CGA0],

[AGB0] = [CGB0], dan [AGC0] = [BGC0]. Kita juga punya bahwa [ABA0] = [ACA0], sehingga

2[AGC0] = [ABG] = [ABA0] − [BGA0] = [ACA0] − [CGA0] = [ACG] = 2[AGB0],

sehingga [AGC0] = [AGB0]. Dengan cara yang sama diperoleh [BGA0] = [AGB0] = [AGC0], dan kesimpulan mengikuti.

Teorema. Misalkan AA0, BB0, CC0 adalah tiga garis berat segitiga ABC yang berpotongan di titik berat G. Maka

AG

GA0 = BG

GB0 = CG GC0 = 2.

Bukti. Kita gunakan lagi teorema sebelumnya. Kita punya bahwa AG

GA0 = [ABG] [GBA0] =

[AGC0] + [BGC0] [GBA0] = 2,

karena [AGC0] = [BGC0] = [GBA0]. Kesamaan lain dapat diperoleh dengan cara yang sama.

Panjang garis berat sendiri dapat dihitung dengan mudah menggunakan teo-rema Stewart.

1.3.2 Garis Bagi Sudut (Bisector)

Garis yang membagi sebuah sudut segitiga menjadi dua bagian yang sama besar dinamakan garis bagi sudut. Pertama, kita punya teorema berikut:

Teorema. Misalkan AA0, BB0, CC0 adalah garis-garis bagi sudut segitiga ABC (dengan demikian, ∠A0AB = ∠A0AC = 12A, dan seterusnya). Maka

A0B A0C = c b, B0C B0A = a c, dan C0A C0B = b a. Bukti. 42

A' C B

A

Gambar 5.

Dengan aturan sinus pada segitiga-segitiga AA0B dan AA0C, kita peroleh A0B

AB =

sin ∠A0AB sin ∠AA0B dan

A0C AC =

sin ∠A0AC sin ∠AA0C. Karena ∠A0AB = ∠A0AC dan sin ∠AA0B = 180−sin ∠AA0

C, maka sin ∠A0AB = sin ∠A0AC dan sin ∠AA0B = sin ∠AA0C. Akibatnya,

A0B AB = sin ∠A0AB sin ∠AA0B = sin ∠A0AC sin ∠AA0C = A0C AC, sehingga kita peroleh

A0B A0C = AB AC = c b.

Dua kesamaan sisanya dapat dibuktikan dengan cara yang sama.

Dengan menggunakan teorema di atas dan teorema Ceva atau langsung dengan menggunakan Trig Ceva, kita peroleh teorema berikut:

Teorema. Misalkan AA0, BB0, CC0 adalah tiga garis bagi sudut segitiga ABC. Maka ketiga garis tersebut konkuren.

Selain itu, karena perbandingan A0B/A0C dan A0B + A0C dapat dinyatakan dalam panjang sisi-sisi a, b, c, maka panjang A0B dan A0C juga dapat dinyatakan dalam a, b, c. Selanjutnya, dengan teorema Stewart, panjang garis bagi sudut AA0 juga dapat dihitung. Perhitungan ini diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.

1.3.3 Garis Tinggi (Altitude) dan Titik Tinggi (Orthocenter)

Garis tinggi sebuah segitiga adalah garis yang melalui titik sudut sebuah segitiga dan tegak lurus dengan sisi di depannya. Kita punya teorema berikut

Teorema. Misalkan AA0, BB0, CC0 garis-garis tinggi sebuah segitiga (dengan demikian, AA0 tegak lurus BC, dan seterusnya). Maka ketiga garis tersebut konkuren. Bukti. A' B' C' C B A Gambar 6.

Kasus dimana ABC segitiga siku-siku trivial (sangat jelas dan tidak ada yang perlu dibuktikan), karena ketiga garis tinggi akan berpotongan pada titik sudut siku-siku segitiga ABC). Jadi kita cukup meninjau dimana ABC bukan segitiga siku-siku.

Sekarang akan kita buktikan teorema tersebut untuk kasus dimana ABC se-gitiga lancip. Kita punya bahwa

AA0 BA0 = tan B dan AA 0 CA0 = tan C. Dengan demikian, BA0 CA0 = tan C tan B. Dengan cara yang sama, diperoleh

CB0 AB0 = tan A tan C dan AC0 BC0 = tan B tan A. Akibatnya, BA0 A0C CB0 B0A AC0 C0B = tan C tan B tan A tan C tan B tan A = 1, sehingga AA0, BB0, CC0 konkuren.

Kasus terakhir dimana segitiga ABC tumpul diserahkan kepada pembaca. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuktian kasus tersebut adalah bahwa titik perpotongan ketiga garis tinggi terletak di luar segitiga ABC.

Titik potong ketiga ketiga garis tinggi sebuah segitiga selanjutnya disebut se-bagai titik tinggi (orthocenter) segitiga. Kemudian, sama seperti pada garis bagi sudut, panjang BA0 dan CA0 dapat dinyatakan dalam panjang sisi-sisi a, b, c dan fungsi trigonometri sudut-sudut A, B, C. Dengan menyatakan fungsi trigonometri sudut dalam panjang sisi (misalnya dengan aturan cosinus), panjang BA0 dan CA0 dapat dinyatakan dalam panjang sisi-sisi a, b, c. Selanjutnya, teorema Stewart dapat digunakan untuk menghitung panjang garis tinggi AA0.

1.3.4 Garis Sumbu (Perpendicular Bisector)

Garis sumbu sebuah segitiga adalah garis yang melalui titik tengah sebuah sisi dan tegak lurus terhadap sisi tersebut. Kita punya teorema berikut:

Teorema. Misalkan lA, lB, lC adalah garis-garis sumbu segitiga ABC yang berturut-turut tegak lurus terhadap sisi-sisi BC, CA, AB (dengan demikian, lA melalui titik tengan BC, dan seterusnya). Maka lA, lB, lC konkuren.

Bukti. Kita tidak dapat menggunakan teorema Ceva untuk membuktikan teorema ini karena garis-garis sumbu sebuah segitiga bukan merupakan cevian. Untuk membuktikan teorema ini, kita cukup membuktikan bahwa titik potong dua buah garis terletak pada garis yang ketiga (Mengapa?).

lA lB O B' A' B A C Gambar 7.

Misalkan A0, B0, C0 berturut-turut adalah titik-titik tengah sisi-sisi BC, CA, AB. Misalkan juga O adalah perpotongan garis lA dan lB. Sekarang akan dibuk-tikan bahwa O terletak pada garis lC. Pertama, tinjau segitiga OA0B dan OA0C. Dengan teorema Pythagoras pada kedua segitiga tersebut dan karena A0 adalah titik tengah sisi BC, kita punya

OB =√

A0B2+ A0O2 =√

A0C2+ A0O2 = OC.

Dengan cara yang sama, kita punya bahwa OC = OA. Jadi, kita punya OA = OB, sehingga OAB segitiga sama kaki. Oleh karena itu, garis tinggi segitiga OAB dari

titik O akan memotong titik tengah AB, atau dengan kata lain O terletak pada garis yang melalui titik tengah AB dan tegak lurus garis AB, yaitu garis lC. Hal ini melengkapkan pembuktikan.

1.4 Lingkaran Dalam (incircle) dan Lingkaran Luar

Segit-iga (circumcircle)

Lingkaran dalam segitiga adalah lingkaran yang menyinggung ketiga sisi segitiga dari dalam dan lingkaran luar segitiga adalah lingkaran yang melalui ketiga titik-titik sudut segitiga. Kita punya beberapa teorema berikut mengenai titik-titik pusat lingkaran dalam dan luar serta panjang jari-jarinya.

Teorema. Titik perpotongan ketiga garis bagi sudut segitiga ABC adalah titik pusat lingkaran dalam segitiga ABC dan panjang jari-jarinya sama dengan [ABC]/s. Bukti. P R Q I A' B' C' C B A Gambar 8.

Misalkan AA0, BB0 dan CC0 adalah ketiga garis bagi sudut segitiga ABC yang berpotongan di titik I. Misalkan juga P , Q, R berturut-turut adalah kaki tegak lurus titik I pada sisi-sisi BC, CA, AB, atau dengan kata lain, P , Q, R terletak pada sisi-sisi BC, CA, AB sedemikian hingga IP tegak lurus BC, IQ tegak lurus CA dan IR tegak lurus AB. Karena ∠QAI = ∠CAA0 = ∠BAA0 = ∠RAI dan ∠AQI = 90 = ∠ARI maka kedua segitiga siku-siku AQI dan ARI sebangun. Kemudian karena sisi miring kedua segitiga siku-siku tersebut berimpit (sehingga sama panjang), maka kedua segitiga tersebut sebangun. Oleh karenanya, kita punya bahwa IQ = IR. Dengan cara yang sama, diperoleh juga bahwa IP = IQ. Jadi kita peroleh IP = IQ = IR. Akibatnya, lingkaran dengan pusat I dan berjari-jari IP = IQ = IR menyinggung sisi-sisi BC, CA, AB. Lingkaran tersebut

kemudian disebut sebagai lingkaran dalam segitiga (incenter) ABC dan jari-jarinya (IP = IQ = IR) disebut sebagai jari-jari lingkaran dalam segitiga (inradius) ABC. Sekarang misalkan r menyatakan panjang jari-jari lingkaran dalam segitiga ABC. Karena segitiga AQI dan ARI kongruen maka AQ = AR dan

[AQIR] = 2 × [AQI] = 2 × 1

2 · AQ · IQ = 1

2(AQ + AR) · r. Dengan cara yang sama, diperoleh

[BRIP ] = 1

2(BR + BP ) · r dan [CP IQ] = 1

2(CP + CQ) · r. Akibatnya,

[ABC] = [AQIR] + [BRIP ] + [CP IQ] = 1 2(AQ + AR) · r + 1 2(BR + BP ) · r + 1 2(CP + CQ) · r = 1 2(AR + BR + BP + CP + CQ + AQ) · r = 1 2(AB + BC + CA) · r = sr,

atau setara dengan r = [ABC]/s.

Teorema. Titik perpotongan ketiga garis sumbu segitiga ABC adalah titik pusat lingkaran luar segitiga ABC dan panjang jari-jarinya sama dengan abc/4[ABC].

Bukti. lB lA C' O A' B' C A B 47

Gambar 9.

Misalkan lA, lB, lC adalah ketiga garis sumbu segitiga ABC dan O adalah per-potongan ketiga garis tersebut. Dengan cara yang sama seperti bukti teorema konkurensi garis sumbu, kita peroleh bahwa OA = OB = OC. Akibatnya, O adalah titik pusat lingkaran yang melalui ketiga titik sudut segitiga ABC (yaitu lingkaran yang berpusat di O dengan panjang jari-jari OA = OB = OC). Ling-karan tersebut selanjutnya dinamakan lingLing-karan luar segitiga (circumcircle) ABC dan titik pusatnya disebut titik pusat lingkaran luar segitiga (circumcenter) ABC.

Sekarang misalkan AL adalah sebuah garis tinggi segitiga ABC, sehingga AL

AB = sin B dan [ABC] = 1 2 × BC × AL. Jadi, [ABC] = 1 2× BC × AL = 1 2× BC × AB sin B = 1 2ac sin B. Selanjutnya dengan aturan sinus, kita punya bahwa

b sin B = 2R, sehingga [ABC] = 1 2ac sin B = 1 2ac × b 2R = abc 4R, atau setara dengan

R = abc 4[ABC].

2 Lingkaran dan Beberapa Sifatnya

2.1 Kuasa Titik Terhadap Lingkaran (Power of a Point

Dalam dokumen Materi-OSN-MatematikaSMA (Halaman 44-51)

Dokumen terkait