BAB 3. ANALISIS STRUKTURAL
3.3 Penokohan dan Perwatakan
3.3.1 Tokoh Utama
Tokoh utama dalam novel yang berjudul Butiran Debu ini adalah Iwan.Iwan merupakan anak sulung dari hasil pernikahan Pak Rustam dan Bu Rohana. Iwan merindukan sosok seorang bapak karena Pak Rustam telah meninggalkannya. Hal tersebut dapat dibuktikan pada data berikut.
Setiap senja, ia akan duduk di ambang pintu itu atau di atas kursi kayu tua berwarna coklat kusam sembari memandang ke arah jalan. Ia berharap akan segera melihat bapaknya berjalan dari kejauhan. Ketika terdengar adzan maghrib, Bu Rohana menyuruhnya masuk. Iwan hanya bisa menunduk. Sedih. Ia kecewa. Bapaknya tak pulang-pulang juga. (BD:20)
Iwan menunggu kedatangan Pak Rustam dengan setia, namun tidak kunjung datang. Hal tersebut membuat Iwan kecewa. Seorang anaktentu mengharapkan keutuhan keluarga. Iwan selalu bertanya tentang keberadaan Pak Rustam kepada Bu Rohana, namun Bu Rohana tidak menjawab. Setelah kepergian Pak Rustam, Bu Rohana memilih untuk bunuh diri karena tidak kuasa menanggung beban. Berikut data yang dapat membuktikan hal tersebut.
Sebuah kekuatan menyadarkan Iwan dari lamunannya. Malaikat kecil itu terbangun dari tidur dan dia dapati adiknya masih tak sadarkan diri. Rasa
sedih kehilangan sang ibu membuatnya menangis kembali. Namun, rasa sedih dan pilu bercampur kasih kepada sang adik membangkitkan kekuatannya untuk segera membopong sang adik meninggalkan jembatan ini. (BD:124)
Iwan mengingat peritiwa ketika Bu Rohana terjun dari atas jembatan. Iwan berjuang seorang diri dan menggantikan peran kedua orang tua untuk Siti. Iwan mencoba untuk bangkit dan menerima kenyataan bahwa Bu Rohana telah meninggal. Iwan dan Siti menjadi gelandangan. Iwan kehilangan Siti dan tidak bertemu kembali. Iwanhidup menggelandang seorang diri dengan kondisi kumal, sehingga orang-orang menuduhnya sebagai pencuri. Hal tersebut dapat dibuktikan pada data berikut.
Dicaci, dimaki, dikata-katai kasar dan kotor adalah hal yang biasa diterima. Ia pernah diusir dari masjid hanya gara-gara berdiri di tengah halaman masjid sembari memandangi ke dalam masjid. Satu dua orang mengira ia hendak mencuri sandal dari jamaah yang beribadah di masjid. Padahal, ia tengah teringat adiknya yang hendak melihat anak-anak mengaji al-Qur‟an hingga sang adik bisa mempraktekkan gerakan-gerakan sholat.
Pernah pula ia dipukuli hingga babak-belur dan beruntung tidak mati diamuk massa saat itu, hanya gara-gara dituduh mencopet HP yang dilempari seseorang ke arahnya. (BD:192)
Iwan mendapatkan perilaku yang buruk dari khalayak umum. Orang-orang mencaci, memaki dan menuduhnya mencuri karena melihat kondisi tubuhnya yang kumal.Iwan dituduh mencuri sandal dan mencopet HP sehingga orang-orang menghakiminya dengan cara memukuli sampai babak-belur. Iwan tidak pernah memperhatikan kondisi tubuhnya yang kumal. Oleh karena itu, Orang-orang tidak suka melihatnya.Hal tersebut dapat dibuktikan pada data berikut.
Ketika itu, kondisinya benar-benar memprihatinkan. Tubuhnya sangat kotor. Baunya sangat busuk. Bau dan celananya semakin compang-camping. Dari satu tempat ke tempat lain, ia selalu diusir bila berada dekat dengan kumpulan orang-orang. Rambutnya panjang tergerai untuk anak seusianya. Wajahnya menghitam sebab debu-debu jalanan, bercampur asap, menyatu dengan keringat. Orang-orang akan memandangnya jijik kepadanya.
Sebagian dari orang-orang yang biasa melihatnya bahkan mengatakan bahwa anak itu telah gila. (BD:194)
Masyarakat merupakan makhluk sosial, artinya sebagai manusia seharusnya saling tolong-menolong.Anak jalanan hidup tanpa perhatian, sedangkan anak sekolahan hidup dengan kasih sayang dan kenyamanan. Oleh karena itu, cara hidup dan berpakaian anak jalanan dengan anak sekolahan tentu berbeda. Seorang anak membutuhkan kasih sayang kedua orang tua, karena akan membantu perubahan pada anak. Hal tersebut telah dibuktikan ketika Iwan mengubah penampilannya setelah tinggal bersama dengan keluarga Rohman. Iwan mendapatkan kasih sayang dan hidup berkecukupan setelah tinggal bersama keluarga Rohman.
Iwan memiliki suara yang bagus, Ratih mengusulkannya untuk daftar audisi idola cilik.Langkah awal untuk mencapai sebuah kesuksesan, Iwan mengikuti audisi tersebut. Iwan berhasil membuktikan bahwa seorang anak jalanan memilikki kesempatan untuk mencapai kesuksesan. Iwan berhasil menjadi juara dan orang-orang yang mengenalnya mulai membicarakannya. Beberapa orang-orang mulai mencari tahu tentang kehidupan Iwan selama hidup sebagai seorang pengamen jalanan.
Ketika itu, Rohman dan Iwan telah bersiap-siap hendak mengamen. Ratih membawa selembar kertas itu ke hadapan Rohman .
“Ini apa?” Rohman bertanya. “Bacalah! Ratih menyuruhnya.
Rohman pun membacanya. Kertas yang dibaca Ratih itu adalah kertas iklan tentang pencarian bakat khususnya anak-anak. (BD:241)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa orang-orang yang mengenalnya merasa bangga, karena Iwan berhasil menjadi idola. Mereka menilai jika Iwan berbeda dengan anak jalanan yang lain. Iwan tidak pernah merokok, minum-minuman keras, dan lain-lain. Iwan telah belajar tentang memaknai sebuah kehidupan dan perjuangan untuk bertahan hidup.
Berdasarkan data dan analisis di atas dapat diketahui bahwa tokoh utama dalam novel Butiran Debu ini adalah Iwan. Iwan merupakan tokoh utama karena Iwan merupakan tokoh yang paling banyak berhubungan dengan permasalahan dalam cerita, yaitu tentang kesulitan dalam menjalani hidup, berpisah dengan orang-orang yang disayang, dan harus bertahan hidup seorang diri. Iwan merupakan seorang anak kecil yang berusaha untuk sabar dalam menghadapi setiap permasalahan yang dialaminya. Iwan merupakan tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh bawahan lainnya, yaitu Pak Rustam, Bu Rohana, Siti, Rohman dan Ratih. Oleh karena itu, tokoh Iwan memerlukan waktu penceritaan yang lebih dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lainnya. Tokoh utama Iwan berwatak datar (simple atau flat character). Iwantidak mengalami perubahan watak dari awal kemunculan sampai dengan akhir cerita.