• Tidak ada hasil yang ditemukan

Toleransi Yang Mulia

Faktor-Faktor yang Menjadikan Peradaban Islam`Unik`

5. Toleransi Yang Mulia

Peradaban kita mempunyai toleransi keagamaan yang mengagumkan, yang tidak pernah dikenal oleh peradaban lain yang juga berpijak kepada agama. Orang yang tidak percaya kepada semua agama atau Tuhan tidak tampak aneh jika ia memandang semua agama berdasarkan pengertian yang sama serta memperlakukan pemeluk-pemeluknya dengan ukuran yang sejajar.

Tetapi pemeluk agama yang meyakini bahwa agamanya benar dan aqidahnya paling lurus dan syah, kemudian dia diberi kesempatan untuk memanggul senjata, dan meduduki kursi pengadilan dan kesempatan itu tidak membuatnya zalim atau menyimpang dari garis-garis keadilan, atau tidak menjadikan dia memaksa manusia untuk mengikuti agamanya, maka orang semacam ini sungguh sangat aneh ada dalam sejarah.

Apalagi jika dalam sejarah ada peradaban yang berpijak pada agama dan menegakkan fenomena-fenomenanya di atas prinsip-prinsip agama itu, lalu ia pun dikenal sejarah sebagai peradaban yang paling kuat toleransinya, keadilannya, kasih sayangnya dan kemanusiaannya. Inilah yang diperbuat oleh peradaban kita dan akan kita dapati puluhan contohnya dalam pembicaraan kita selanjutnya.

Cukuplah bagi kita untuk mengetahui bahwa peradaban kita menjadi unik dalam sejarah karena mendirikannya adalah satu agama tetapi keberadaannya untuk agama- agama lain seluruhnya.

Itulah beberapa karakteristik dan keistimewaan peradaban kita dalam sejarah perdabana. Semua karakteristik dan keistimewaan itu mejadikan peradaban kita sebagai objek kekaguman dunia menjadi pusat perhatian orang-orang merdeka dan cendekia dari setiap ras dan agama.

Ketika perdaban kita kuat, ia memerintah, mengarahkan, mendidik dan mengajarkan ilmu, tetapi tatkala ia runtuh dan peradaban lain sesudahnya berdiri maka muncullah berbagai pandangan menilai perdaban kita. Ada yang mencemoohkannya an ada pula yang mengaguminya. Ada yang membicarakan keutamaannya dan ada pula yang berlebihan dalam mencelanya. Begitu pula dengan berbagai pandangan peneliti-peneliti Barat mengenai peradaban kita. Mereka tidak melakukan hal itu seandainya mereka bukan orang-orang kuat. Mereka adalah pemegang ukurna- ukuran kekuasaan dan sumber rujukan pendapat-

pendapat, yang sekarang ini memegang kendali peradaban. Sedangkan orang-orang kuat untuk menjarah kekayaan mereka dan mejajah negeri mereka dengan tamak dan rakus. Barang kali itulah sikap si kuat terhadap si lemah. Dia mencemooh dan meremehkan kemampuan si lemah. Seperti itulah yang di perbuat oleh orang-orang kuat di setiap masa sejarah, kecuali kita. Ketika kuat, kita tetap berlaku adil kepada manusia, baik yang kuat maupun yang lemah. Peradaban kita menunjukkan keutamaan bagi yang berhak, baik bagi orang Timur maupun orang Barat. Apakah ada yang seperti kita dalam sejarah kedilan hukumnya dalam membersihkan niat dan kelurusan nurani?

Namun sayangnya, kita tidak pernah menyadari kefanatikan orang-orang kuat itu melawan kita. Kita tidak menyadari kezaliman mereka dalam menguasai peradaban kita. Banyak di antara mereka yang jika fanatik terhadap suatu agama, maka kefanatikan itu membuatkan matanya dari melihat kebenaran, atau jika fanatik terhadap suatu kebangsaan (nasionalisme) maka kebesaran nasionalisme itulah yang mendorongnya untuk tidak mengakui keutamaan umat lain. Kini kita patut bertanya, apa alasan kita sampai terpengaruh oleh pendapat-pendapat mereka mengenai peradaban kita sendiri? Mengapa sebagian putera umat kita ikut mencela peradabannya sendiri yang selama beberapa abad telah menundukkan dunia di hadapan kedua kakinya?

Sanggahan-Sanggahan Terhadap Orang yang Mencela Peradaban Kita.

Barangkali alasan pencela-pencela itu ialah bahwa peradaban kita tidak ada artinya jika dibandingkan dengan mutiara-mutiara peradaban modern serta penemuan dan penaklukannya dalam cakrawala ilmu pengetahuan modern. Kendati ini benar tapi tetap tidak layak mencela peradaban kita karena:

1. Setiap peradaban mengandung dua unsur yaitu unsur moral spiritual dan unsur material.

Mengenai unsur material, tdak di ragukan lagi. Setiap peradaban yang datang kemudian mengungguli peradaban sebelumnya. Itu adalah sunnatullah dalam perkembangan kehidupan dan sarana-sarananya. Sia-sia apabila kita menuntut peradaban terdahulu dengan kemajuan yang dicapai peradaban berikutnya. Andaikata ini boleh, maka tentu kita pun boleh pula mencemooh setiap peradaban yang mendahului peradaban kita lantaran kemajuan yang diciptakan oleh peradaban kita berupa sarana-sarana kehidupan dan fenomena-fenomena peradaban yang belum pernah dikenal sama sekali oleh peradaban-peradaban terdahulu. Maka, unsur material dalam peradaban- peradaban selamanya tidak bisa dijadikan dasar untuk saling mengakui kelebihan dan keutamaan peradabannya diantara yang satu dengan yang lain. Adapun unsur moral spiritual adalah unsur yang mengekalkan peradaban-peradaban dan menjadi sarana untuk menaikkan risalah membahagiakan manusia dan menjauhkannya dari penderitaan dan momok yang menakkutkan. Di bidang ini peradaban kita telah mengungguli setiap peradaban dan mencapai batas

yang tak ada bandingannya dalam masa sejarah manapun. Cukuplah peradaban kita kekal dengan hal ini.

Tujuan peradaban sebenarnya untuk mendekatkan manusia ke puncak kebahagiaan, dan peradaban kita telah berbuat untuk itu selama ini tidak pernah diperbuat oleh sebuah peradaban manapun baik di Timur maupun Barat.

2. Peradaban tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lainnya dari ukuran material atau dengan hitungan jumlah dan luas, atau dengan kemewahan material dalam penghidupan, makanan dan minuman, tetapi peradaban harus dibandingkan menurut pengaruh- pengaruh yang ditinggalkannya dalam sejarah kemanusiaan. Dalam hal ini kedudukan peradaban sama dengan kedudukan peperangan yang tidak bisa dibandingkan satu sama lain berdasarkan luasnya medan atau hitungan jumlah. Peperangan yang sangat menentukan dalam sejarah kuno dan pertengahan jika dibandingkan dengan perang Dunia II dari segi jumlah pasukan dan sarana-sarana perang tentu tak ada artinya. Namun, peperangan itu tetap dianggap mempunyai nilai lebih dalam sejarah karena mempunyai pengaruh- pengaruh yang jauh.

Dalam perang Kani, dimana panglima Carthagi yang tersohor, Hannibal berhasil menghancurkan pasukan Romawi, sampai sekarang masih merupakan salah satu pertempuran yang diajarkan di sekolah-sekolah militer di Eropa. Pertempuran Khalid bin Walid dalam penaklukan Irak dan Syria masih menjadi objek kajian

dan kekaguman militer-militer Barat, sedangkan bagi kita itu merupakan lembaran-lembaran emas dalam sejarah penaklukan-penaklukan dalam peradaban kita. Berlalunya perang Kani, perang Badar, perang

Qadisiah atau perang Hittin tidak mengubah

pandangan bahwa perang-perang itu adalah perang- perang yang menentukan dalam sejarah.

Pengaruh Abadi Peradaban Islam di