• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

C. Tomat

1. Klasifikasi umum

Dunia : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersicon

Spesies : Lycopersicon lycopersicum (L.) Karsten

(Cheppy, 2001).

2. Nama Umum dan Daerah

Nama umum atau nama dagang Lycopersicon lycopersicum (L.)

Karsten adalah tomat yang dapat digolongkan sebagai buah-buahan atau

sayur-sayuran. Tomat memiliki nama yang beragam, yaitu Sumatera: terong

kaluwat, reteng, cung asam; Jawa: kemir, leunca komir (Sunda), ranti bali,

ranti gendel, ranti kenong, rante raja, terong sabrang, dan tomat; Sulawesi:

kamantes, samatet, samante temantes, komantes, antes, tomato, tamati, dan

tomate. Selain di Indonesia, tomat juga memiliki nama lain di luar negeri,

yaitu China: fan gie, xi hon shi; Belanda: tomaat; Jerman: tomate; Perancis:

simplisianya adalah Lycopersici esculenti fructus (buah tomat) (Anonim,

1995).

3. Morfologi

Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua

tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Batang

berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat,

berbulu, berwama hijau. Daun berbentuk oval, bagian tepi bergerigi, berwama

hijau, dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm.

Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm, dan berwama kuning

cerah. Bentuk buah tomat bervariasi tergantung varietasnya, ada yang

berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran

buahnya juga bervariasi antara 8 – 180 gram (Cahyono, 1998).

4. Ekologi dan Penyebarannya

Kata tomat berasal dari bahasa Aztek yang merupakan salah satu suku

di Indian, yaitu xitomate dan xitotomate. Tanaman ini berasal dari Meksiko

(Amerika Selatan) yang ditanam pada ketinggian 1-1600 m dpl. Tanaman

tomat tidak tahan dengan adanya hujan, membutuhkan tanah yang gembur

untuk tumbuh, terhindar dari sinar matahari terik, serta mampu hidup di

dataran tinggi maupun rendah. Penyebarannya tersebar dengan cepat ke

berbagai daerah. Di Eropa dan Asia, tanaman tomat disebarkan oleh para

merupakan kota di Indonesia yang dikenal sebagai pusat penghasil tomat

(Anonim, 1995).

5. Kandungan Kimia

Kandungan senyawa dalam buah tomat di antaranya solanin (0,007 %),

saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen,

α dan ß-karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin (Canene-Adam dkk., 2004). Likopen merupakan salah satu kandungan kimia paling

banyak dalam tomat, dalam 100 gram tomat rata-rata mengandung likopen

sebanyak 3-5 mg (Giovannucci, 1999).

Lycopene atau yang sering disebut sebagai α-carotene adalah suatu

karotenoid pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan

dalam buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Karotenoid ini

telah dipelajari secara ekstensif dan ternyata merupakan sebuah antioksidan

yang sangat kuat dan memiliki kemampuan anti-kanker (Mascio dkk.,1989).

Likopen merupakan pigmen alami yang disintesis oleh tanaman dan

mikroorganisme, merupakan senyawa karotenoid, bentuk isomer asiklik dari

β-karoten dan tidak memiliki aktivitas sebagai vitamin A (Agarwal dan Rao, 1999). Likopen mempunyai rumus molekul C40H56 dengan berat molekul

536,85 Da dan titik cair 172°C – 175°C. Struktur kimia likopen merupakan

rantai tak jenuh dengan rantai lurus hidrokarbon terdiri dari tiga belas ikatan

rangkap, duabelas diantaranya ikatan rangkap terkonjugasi, sementara dua

Sifat kimia likopen lainnya adalah bentuk kristalnya yang seperti

jarum, panjang, dalam bentuk tepung berwarna kecoklatan. Likopen bersifat

hidrofobik kuat dan lebih mudah larut dalam kloroform, benzena, heksana,

dan pelarut organik lainnya. Degradasi likopen dapat melalui proses

isomerisasi dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik

pengeringan, proses pengelupasan, penyimpanan dan asam (Agarwal dan Rao,

2000).

Secara struktural, likopen terbentuk dari delapan unit isoprena.

Banyaknya ikatan ganda pada likopen menyebabkan elektron untuk menuju ke

transisi yang lebih tinggi membutuhkan banyak energi sehingga likopen dapat

menyerap sinar yang memiliki panjang gelombang tinggi (sinar tampak) dan

mengakibatkan warnanya menjadi merah terang. Jika likopen dioksidasi,

ikatan ganda antarkarbon akan patah membentuk molekul yang lebih kecil

yang ujungnya berupa –C=O. Meskipun ikatan –C=O merupakan ikatan yang

bersifat kromophorik (menyerap cahaya), tetapi molekul ini tidak mampu

menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang tinggi sehingga likopen

yang teroksidasi akan menghasilkan zat yang berwarna pucat atau tidak

berwarna. Elektron dalam ikatan rangkap akan menyerap energi dalam jumlah

besar untuk menjadi ikatan jenuh, sehingga energi dari radikal bebas yang

merupakan sumber penyakit dan penuaan dini dapat dinetralisir oleh likopen

(Mascio dkk.,1989).

Likopen merupakan suatu antioksidan yang sangat kuat. Kemampuan

karoten dan sepuluh kali lebih baik daripada alfa-tokoferol (Sunarmani dan

Tanti, 2008). Serta 100 kali lebih efisien daripada vitamin E atau 12500 kali

dari pada glutation. Singlet oxygen merupakan prooksidan yang terbentuk

akibat radiasi sinar ultra violet dan dapat menyebabkan penuaan dan

kerusakan kulit. Selain sebagai anti skin aging, likopen juga memiliki manfaat

untuk mencegah penyakit kardiovaskular, kencing manis, osteoporosis,

infertility, dan kanker (kanker kolon, payudara, endometrial, paru-paru,

pankreas, dan terutama kanker prostat). Ini semua diakibatkan banyaknya

ikatan rangkap dalam molekulnya (Mascio dkk.,1989).

Tomat yang diproses menjadi jus, saus, dan pasta memiliki kandungan

likopen yang tinggi dibandingkan bentuk segar. Sebagai contoh, jumlah

likopen dalam jus tomat bisa mencapai lima kali lebih banyak daripada tomat

segar. Tomat yang dimasak atau dihancurkan dapat mengeluarkan likopen

lebih banyak, sehingga mudah diserap tubuh (Sunarmani dan Tanti, 2008).

Tabel I. Kandungan likopen dalam buah segar dan olahan tomat (Tsang, 2005)

Likopen secara alami dalam tumbuhan berada dalam bentuk

konfigurasi trans yang secara termodinamik adalah bentuk yang stabil

(Zechmeister dkk., 1949; Nguyen dan Schwartz, 1999). Dengan pengaruh

cahaya dan pemanasan bentuk all-trans dapat berubah menjadi isomer mono

atau poli cis (Sudardjat dan Gunawan, 2003). Secara umum isomer cis bersifat

lebih polar, mempunyai kecenderungan yang lebih rendah untuk menjadi

kristal, lebih larut dalam minyak dan pelarut hidrokarbon, lebih mudah

bergabung dengan lipoprotein maupun struktur lipid subseluler, sehingga lebih

mudah masuk ke dalam sel dan bersifat kurang stabil dibanding isomer trans

(Clinton dkk., 1996). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tomat yang

mengalami pengolahan dan pemanasan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi

akan meningkatkan bioavailabilitas likopen dalam tubuh (Sunarmani dan

Tanti, 2008).

6. Manfaat dan Kegunaan

Tomat dapat bermanfaat sebagai obat diare, serangan empedu,

gangguan pencernaan, dan memulihkan fungsi liver (Fuhramn dkk.,1997).

Beberapa studi menemukan bahwa likopen memiliki aktivitas antioksidan

yang poten. Levy, et al. (1995) menyebutkan bahwa likopen mampu

menghambat pertumbuhan kanker endometrial, kanker payudara dan kanker

paru-paru pada kultur sel dengan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan

dengan α dan β-karoten. Dengan penghambatan senyawa radikal bebas tersebut maka kemungkinan terjadinya kanker dapat diturunkan.

Dokumen terkait