• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) c. Indosat (lanjutan)

30 JUNI 2008 DAN 2007 SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

43. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) c. Indosat (lanjutan)

ii. Perusahaan dan Indosat bertanggung jawab atas sarana telekomunikasi masing-masing. iii. Pembuatan kuitansi tagihan dan penagihan kepada pelanggan, kecuali untuk sirkit

langganan dan telepon umum yang berada di sentral gerbang internasional, dilakukan oleh Perusahaan.

iv. Perusahaan menerima kompensasi untuk jasa yang disebutkan dalam butir pertama di atas berdasarkan tarif interkoneksi yang ditetapkan oleh Menhub.

Perusahaan juga mengadakan perjanjian interkoneksi dengan Indosat antara jaringan telepon tidak bergerak (“Public Switched Telephone Network” atau “PSTN”) milik Perusahaan dan jaringan Sentra Telepon Bergerak Seluler (“STBS”) Indosat dalam rangka penyelenggaraan jasa Indosat Multimedia Mobile serta penyelesaian hak dan kewajiban interkoneksi terkait.

Perusahaan juga mengadakan perjanjian dengan Indosat untuk interkoneksi jaringan STBS milik Indosat dengan PSTN Perusahaan, yang memungkinkan pelanggan masing-masing perusahaan untuk melakukan panggilan domestik antara jaringan STBS Indosat dan jaringan tidak bergerak Perusahaan, serta memungkinkan pelanggan Indosat untuk mengakses jasa SLI Perusahaan dengan menekan “007”.

Perusahaan selama ini menangani pembuatan kuitansi tagihan dan melakukan penagihan kepada pelanggan untuk Indosat. Indosat secara bertahap akan mengambil alih kegiatan tersebut dan melakukan sendiri penerbitan kuitansi tagihan dan melakukan penagihan secara langsung. Perusahaan menerima kompensasi dari Indosat yang dihitung sebesar 1% dari jumlah yang ditagih oleh Perusahaan terhitung sejak tanggal 1 Januari 1995, ditambah dengan beban pemrosesan tagihan yang ditetapkan sebesar jumlah tertentu untuk setiap data (record). Pada tanggal 28 Desember 2006, Perusahaan dan Indosat menandatangani amandemen atas perjanjian kerja sama interkoneksi untuk jaringan tidak bergerak (lokal, SLJJ, dan internasional) dan jaringan bergerak dalam rangka implementasi kewajiban tarif berbasis biaya berdasarkan Peraturan Menkominfo No. 8 tahun 2006 (Catatan 47). Amandemen ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2007.

Telkomsel juga mengadakan perjanjian dengan Indosat untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional kepada pelanggan jaringan seluler bergerak GSM. Hal-hal pokok dalam perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:

i. Jaringan telekomunikasi bergerak seluler GSM milik Telkomsel dihubungkan dengan gerbang pertukaran internasional milik Indosat agar dapat melakukan atau menerima panggilan internasional.

ii. Jaringan telekomunikasi bergerak seluler GSM milik Telkomsel dan milik Indosat telah dihubungkan untuk memungkinkan komunikasi antar jaringan oleh pelanggan dari kedua belah pihak.

iii. Atas interkoneksi ini, Indosat berhak atas sebagian pendapatan Telkomsel sebagai kompensasi atas jasa interkoneksi.

iv. Peralatan interkoneksi yang dipasang oleh salah satu pihak di lokasi milik pihak lain tetap merupakan milik pihak pemasang peralatan tersebut. Beban yang timbul sehubungan dengan pengadaan peralatan, pemasangan dan pemeliharaan ditanggung oleh Telkomsel. Pendapatan (beban) interkoneksi bersih Perusahaan dan anak perusahaan dari Indosat untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp14.348 juta dan (Rp182.379 juta), yang mencerminkan masing-masing 0,05% dan (0,61%) dari jumlah pendapatan usaha pada masing-masing periode.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) (lanjutan)

30 JUNI 2008 DAN 2007 SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) c. Indosat (lanjutan)

Telkomsel juga mengadakan perjanjian atas penggunaan fasilitas telekomunikasi Indosat. Perjanjian yang dibuat tahun 1997 dan berlaku selama sebelas tahun tersebut, dapat diubah berdasarkan tinjauan tahunan dan kesepakatan bersama kedua belah pihak. Beban atas penggunaan fasilitas tersebut untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp11.481 juta dan Rp5.924 juta, yang mencerminkan 0,06% dan 0,04% dari jumlah beban usaha pada masing-masing periode.

Perjanjian lainnya antara Telkomsel dan Indosat adalah sebagai berikut:

i. Perjanjian Pembangunan dan Pemeliharaan Sistem Kabel Jakarta - Surabaya (“J-S Cable

System”)

Pada tanggal 10 Oktober 1996, Telkomsel, Lintasarta, Satelindo, dan Indosat (“Pihak-pihak”) mengadakan perjanjian pembangunan dan pemeliharaan Sistem Kabel J-S. Pihak-pihak telah membentuk komite manajemen yang terdiri atas seorang ketua dan seorang perwakilan dari setiap pihak yang terkait untuk mengarahkan pembangunan dan operasional sistem kabel. Pembangunan sistem kabel selesai pada tahun 1998. Berdasarkan perjanjian, Telkomsel menanggung 19,325% dari jumlah biaya pembangunan. Beban operasi dan pemeliharaan dibagi berdasarkan formula yang telah disetujui bersama.

Bagian Telkomsel dalam beban operasi dan pemeliharaan adalah sebesar Rp187 juta dan Rp489 juta masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007. ii. Perjanjian Hak Penggunaan yang Tidak dapat dibatalkan (Indefeasible Right of Use

Agreement)

Pada tanggal 21 September 2000, Telkomsel mengadakan perjanjian dengan Indosat mengenai penggunaan SEA-ME-WE 3 dan tail link di Jakarta dan Medan. Berdasarkan perjanjian, Telkomsel diberikan hak yang tidak dapat dibatalkan untuk menggunakan kapasitas tertentu dari jaringan tersebut mulai tanggal 21 September 2000 hingga 20 September 2015 sebagai imbalan atas pembayaran dimuka sejumlah US$2,7 juta. Telkomsel juga dikenakan beban operasi dan pemeliharaan tahunan sebesar US$0,1 juta.

Pada tahun 1994, Perusahaan mengalihkan hak penggunaan sebidang tanah di Jakarta yang dimiliki Perusahaan kepada Satelindo, yang sebelumnya disewakan kepada Telekomindo. Berdasarkan perjanjian pengalihan, Satelindo diberi hak untuk menggunakan tanah tersebut selama 30 tahun dan dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh hak mendirikan bangunan di atasnya. Hak kepemilikan atas tanah tersebut tetap berada pada Perusahaan. Satelindo setuju untuk membayar sejumlah Rp43.023 juta kepada Perusahaan untuk hak penggunaan tanah tersebut selama 30 tahun. Satelindo telah membayar sejumlah Rp17.210 juta pada tahun 1994 sementara sisanya sebesar Rp25.813 juta belum dibayar karena Hak Pengelolaan Lahan (HPL) tidak dapat diperoleh sebagaimana disebutkan dalam perjanjian. Pada tahun 2000, Perusahaan dan Satelindo menyetujui alternatif penyelesaian dengan memperhitungkan pembayaran Satelindo di atas sebagai beban sewa sampai tahun 2006. Pada tahun 2001, Satelindo melakukan pembayaran tambahan sejumlah Rp59.860 juta sebagai beban sewa sampai tahun 2024. Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, pembayaran dimuka dari Satelindo ini disajikan di neraca konsolidasian sebagai “Uang muka pelanggan dan pemasok”.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) (lanjutan)

30 JUNI 2008 DAN 2007 SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) c. Indosat (lanjutan)

Perusahaan menyediakan layanan sirkit langganan kepada Indosat dan anak perusahaan, yaitu Indosat Mega Media dan Lintasarta. Saluran ini dapat digunakan perusahaan-perusahaan tersebut untuk hubungan telepon, telegraf, data, teleks, faksimili atau jasa telekomunikasi lainnya. Pendapatan yang diperoleh dari transaksi tersebut untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp82.997 juta dan Rp79.568 juta, yang mencerminkan 0,3% dari jumlah pendapatan usaha pada masing-masing periode.

Lintasarta menggunakan transponder satelit atau kanal frekuensi satelit telekomunikasi Perusahaan. Pendapatan yang diperoleh dari transaksi tersebut untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp9.929 juta dan Rp3.617 juta, yang mencerminkan kurang dari 0,1% dari jumlah pendapatan usaha pada masing-masing periode. Telkomsel mengadakan perjanjian dengan Lintasarta (berlaku sampai dengan 31 Oktober 2010) dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis (“Artajasa”) (berlaku sampai dengan bulan Mei 2008) (39,8% sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan Indosat) untuk pemakaian sistem jaringan komunikasi data. Beban pemakaian untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp17.476 juta dan Rp14.301 juta, yang mencerminkan 0,1% dari jumlah beban usaha pada masing-masing periode.

d. Lain-lain

Transaksi dengan seluruh BUMN diperlakukan sebagai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu:

(i) Perusahaan menyediakan jasa telekomunikasi kepada Instansi Pemerintah di Indonesia, yang diperlakukan sebagaimana layaknya transaksi dengan pihak ketiga.

(ii) Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Instansi Pemerintah dan perusahaan asosiasi yaitu CSM dan Patrakom untuk penggunaan transponder satelit atau kanal frekuensi satelit telekomunikasi Perusahaan. Pendapatan yang diperoleh dari transaksi tersebut untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp51.298 juta dan Rp55.810 juta, yang mencerminkan 0,2% dari jumlah pendapatan usaha pada masing-masing periode.

(iii) Perusahaan menyediakan layanan sirkit langganan kepada perusahaan asosiasi, yaitu CSM, Patrakom dan PSN. Sirkit langganan ini dapat digunakan perusahaan asosiasi tersebut untuk hubungan telepon, telegraf, data, teleks, faksimili, dan jasa telekomunikasi lainnya. Pendapatan yang diperoleh dari transaksi tersebut untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp30.292 juta dan Rp33.416 juta, yang mencerminkan 0,1% dari jumlah pendapatan usaha pada masing-masing periode.

(iv) Perusahaan membeli aktiva tetap termasuk jasa pembangunan dan pemasangan sarana dari sejumlah pihak yang mempunyai hubungan istimewa meliputi, diantaranya, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (“INTI”) dan Koperasi Pegawai Telkom (“Kopegtel”). Pembelian yang dilakukan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp208.585 juta dan Rp45.571 juta, yang mencerminkan 2,7% dan 0,5% dari jumlah pembelian aktiva tetap pada masing-masing periode.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) (lanjutan)

30 JUNI 2008 DAN 2007 SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)