• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformator Tiga Fasa

Dalam dokumen Generator dan Motor AC docx (Halaman 47-53)

Purwandari (2015: 24) tranformator atau trafo tiga fasa pada dasarnya adalah trafo satu fasa yang disusun menjadi 3 buah dan memilki 2 belitan (primer

dan sekunder). Secara umum terdapat dua metode dalam menggabungkan ketiga transformator satu fasa tersebut yakni dengan hubungan segitiga dan bintang untuk kumparan primer. Sedangkan pada kumparan sekunder dapat disusun secara zig zag, bintang, dan juga segitiga.

Idealnya pada penggunaan trafo 3 fasa P pembangkitan = P pemakaian. Bahkan tegangan juga akan seimbang. Pada tegangan yang seimbang perlu diketahui bahwa tegangan 1 fasa mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama, tetapi memiliki beda fase antar satu dengan yang lain sebesar 120o listrik. Jika dilihata secara fisik maka akan memilii jarak sebesar 60o listrik.

Gambar Sistem 3 Fasa

Gambar sebelumnya menjelaskan tentang fasor tegangan 3 fasa, sistem ini dibagkitkan oleh generator sinkron 3 fasa. Perlu diketahui jika perpeutarannya berlwanan arah jarum jam (arah positif), maka nilai maksimumnya akan berturt- turut dari V1, V2, V3. Nama lain dari sistem ini adalah urutan fasa a-b-c.

Rijono (1997: 58) menyebutkan bahwa terdapat empat macam sambungan pada rafo tiga fasa yakni.

 Sambungan bintang ke bintang

Pada sambungan ini hal yang harus diperhatikan adalah mencegah penyimpangan dari line ke netral. Cara pencegahan dapat dilakukan

dengan penghubugan netral untuk primernya. Biansanya dilakukan dengan cra ditanahkan. Bisa juga dengan cara yang lain yakni melilikan denga lilitan tertiary. Bagi kumparan primer maupun sekunder untuk sambungan jenis ini tidak akan memiliki beda fasa antara tegangan line transimisi masukan dan keluaran. (Purwandari 2015:26). Persamaan matematis yang terdapat pada sambungan ini adalah VL=

3. Vph dan IL=Iph

 Sambungan delta ke delta

Pada hubungan delta-delta tidak ada titik netral. Ketiganya merupakan line ke line yaitu L1, L2, L3. Tegangan pada sisi primer dan sekunder terdapat dalam satu fasa. Sehingga, jika beban imbang dan dihubungkan ke saluran 1,2,3 maka akan dihasilkan arus keluaran yang sama besar. Hal ini akan menghasilkan arus line yang imbang dalm saluran masukan A-B-C (Purwandari, 2015:25). Secara matematis persamaan yang berlaku adalah

IL=

3. Iph dan VL=Vph .

Diberikan contoh apabila pada fasa primer 210 Volt dan pada fase

sekunder 105 Volt, mak perbandingan transformasi tegangan trafo tersebut

adalah 3 105√¿ ¿ ¿ 210 ¿ .

 Sambungan delta ke bintang.

Tegangan yang melaui setiap lilitan primer sama dengan tegangan line masukan. Sedangkan untuk tegangan keluaran sama dengan 1,73 kali tegangan sekunder yang melaui setiap transformator. Hubungan delta ke bintang ini menghasilkan beda fasa 30o antara tegangan masukan dan saluran transmisi keluaran (Purwandari 2015:30).

Apabila membahasa keterkaitan daya dengan transformator tiga fasa ini, maka secara umum dibagia atas dua hal. Pertama adalah daya sistem tiga fasa ketika beban seimbang. Jumlah daya pada beban tiga fasa dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan daya di setiap fasa. Pada sistem ini daya total sama dengan tiga kali daya fase.

Hubungan Segitigan dan Bintang yang Seimbang

Jika diketahi bahawa antara arus dan tegangan memeiliki jarak sudut sebesar θ

, maka besar daya per fasa adalah Pfase = V fase. I fase cos θ . Sedangkan utuk daya total maka diperoleh dari PT = Pfase x 3. Namun perlu diketahui bahwa pada masing-masig sambungan juga memiliki persamaan tersendiri. Pada sambungan segitiga dikarenakan besar tegangan line sama dengan tegangan fasa, maka persamaan menjadi PT = 3 IL/1,73 Vl cos θ . Sedangkan pada sambungan bintang karena arus linear sma dengan arus fasa, maka bersamaan menjadi PT = 3 VL/1,73IL cos θ .

Kedua, daya sistem tiga fase dengan beban tidak seimbang. Dikatakan tidak seimbang karena jumlah fasor dari ketiga tegagan dan jumlah arus pada ketiga fase tidak sama dengan nol. Selain itu hal ini juga dapat terjadi karena hubungan singkat atau hubungan terbuka pada beban. Jika dintinjau dari jenisnya terdapat dua hal yakni ketidakseimbangan beban dan sumber listrik (Purwandari. 2015:30-31).

3. Simpulan

Generator AC adalah salah satu jenis generator yang menghasilkan arus bolak-balik. Disebut juga sebagai generator altenator atau sinkron. Dikarenakan Jumlah putaran rotor yang sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Konstruksi utama terdiri dari rotor dan stator. Bagian utama pendukung terdiri dari inti stator, belitan stator, alur stator, rumah stator, sikat, dll. Disamping itu juga memiliki dua jenis konstruksi berdasarkan jenis kutubnya yakni salient

pole dan non salient pole. Prinsip kerja dari generator sendiri adalah berdasarkan induksi elektromagnetik (dapa dikatakan pula didasari dari hukum Faraday).

Pada dasarnya dalam penentuan arus dan tegangan tidak terlepas dari grafik sinus. Selain itu juga masih memiliki pengaruh dari beberapa faktor seperti faktor bentuk dan juga faktor distribusi. Faktor bentuk merupakan perbandingan antara harga efektif dan harga rata-rata. Sedangkan faktor distribusi sendiri ada dikarenakan pada proses nyata generator AC belitan stator mengalami pembagian. Kemudian pada bagian jangkarnya terdapat rekatansi sinkron yang masih

memiliki pengaruh dari faktor daya pembebaanan.

Perlu diketahui juga bahwa generator AC juga memiliki klasifikasi berdasarkan ada tidaknya beban penguat. Selain itu dalam hal hubungan kumparan terdapat jenis hubungan segitiga dan hubungan bintang yang mana dalam penentuan arus dan tegangan juga memiliki perbedaan. Kedua hubungan tersebut juga menjadi dasar dalam penentuan tenaga listrik generator sinkron.

Motor Sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Konstruksi utamanya adalah rotor dan stator. Dalam prinsip kerja motor listrik juga berdasrakan atas proses induksi elektromagnetik. Di samping itu motor sinkron memiliki beberapa macam daya yang dibagi atas jenis fasa yaitu fasa tunggal dan tiga fasa. Kemudian juga terhadap bentuk hubungan yaitu hubungan bintang dan hubungan segitiga.

Motor induksi merupakan jenis motor asinkron. Diartikan sebagai suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan

menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Konstruksi secara umum juga terdiri dari rotor dan stator. Prinsip kerjanya berdasrkan pada induksi elektromagnetik berdasarkan hukum Faraday.

Transformator atau trafo adalah alat listrik yang mampu memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih dari sebuah rangkaian listrik satu ke yang lainnya, melalui gandengan magnet berdasar atas prinsip induksi

elektromagnetik. Konstruksi dasarnya teridir dari kumparan primer dan sekunder. Selain itu juga terdapat inti besin, kumparan tersier, minyak trafo, dan tangka serta konservator. Prinsip kerjanya diawali dari kumparan primer yang dialiri arus kemudian akan timbul fluks dan kemudian akan dihantarkan pada kumparan

sekunder. Peristiwa ini juga disebut sebagai induktansi timbal-balik.

Transformator juga diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya pengaruh daya pembebanan. Perlu diketahui juga transformator juga terdapat jenis berupa transformator tiga fasa. Pada dasarnya trafo tiga fasa adalah trafo satu fasa yang terdapat tiga buah kemudian memiliki dua belitan (primer dan seku nder). Dalam penyambungannya pun ada empat jenis yakni, bintang-bintang, delta-delta, bintang-delta, dan delta-bintang. Dalam penentuan daya pun masih terdapat keterkaitan denga adnya beban ataupun tidak.

Dalam dokumen Generator dan Motor AC docx (Halaman 47-53)

Dokumen terkait