• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wawancara dengan Ibu “RN” selaku Manager Cabang pada tanggal 27 Mei 2016 pukul 11.35 WIB.

A. Wawancara Terkait Tugas Manager sebagai Public Relations 1. Mengapa PR menjadi tanggungjawab Manager?

Jawab: ya karena saya chief-nya ya mbak, penanggungjawab makanya kan kalau misalnya public relations ya kan yang berhubungan, jadi tinggal komunikasi ke teman-teman artinya kalau di sini sama sih mbak, enggak harus manager yang ke sekolah. Jadi ada beberapa saya minta tolong ke tim-tim yang lain.

2. Bagaimana tupoksi Manager sebagai PR?

Jawab: komunikasi dengan sekolah, menjalin hubungan dengan stakeholders, sekolah, konsumen, dan orangtua. Menjalin komunikasi, yang jelas itu mbak. 3. Bagaimana peranan PR dalam lembaga?

Jawab: penting mbak, karena ya pemasaranlah mbak bahasanya. Public relationslah yang dikenal di luar.

4. Bagaimana hubungan PR dengan bidang lainnya?

Jawab: kerjasama mbak, karena public relations kan itu kita komunikasi ke luar, pada saat itu ada event, pada saat itu nanti ada kerjasama, tapi kan kita tetep ngerti, seperti hubungan dengan sekolah itu nanti dengan akademik, kemudian ada bagian keuangan dan sebagainya itu kan perlu.

5. Kegiatan apa yang sudah dilakukan berkaitan dengan tugas tersebut?

Jawab: itu kunjungan ke sekolah, ke rumah kepala sekolah gitu kan, silaturahmi. Terus ada event ngumpulin kepala sekolah perwakilan, gak harus kepala sekolah sih, tapi perwakilan tiap sekolah.

B. Wawancara terkait Manajemen Strategi Public Relations 1. Penyusunan Strategi Public Relations

a. Apakah ada rapat dalam rangka penyusunan strategi PR?

Jawab: iya. Karena kita minimal setahun dua kali mbak. Sekarang public relations kan cabang, itu kan gak cuma satu cabang yang ownernya sama

131

seperti di Cokro, bareng dengan cabang yang di Monjali. Jadi kemaren itu ada meeting di Jakarta. Kadang juga pindah, karena cabang kan gak cuma di Jogja, tapi di Bali, Palembang dan sebagainya juga ada. Kalau untuk tim sendiri itu ada koordinasi setiap hari.

b. Apa saja yang dibahas dalam rapat?

Jawab: agenda hari ini, kemudian akademiknya apa aja, pemasarannya apa aja, itu sih yang biasanya saya agendakan. Ada kegiatan jadwal siswa, jadwal hariannya apa.

c. Strategi apa saja yang direncanakan untuk meningkatkan jumlah peserta didik?

Jawab: memberi bukti hasil siswa yang sudah belajar di sini, kemudian informasi kayak demo SMART ke sekolah, kalau enggak seminar-seminar pendidikan. Demo SMART jadi kita biasanya disuruh kayak pendampingan persiapan UKK, jadi nanti kan ada tim. Satu angkatan kan ada kelas nanti kita masuk materi bimbingan, ada Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, ya gitu-gitu sih. Nah dari situ kan kemudian siswa-siswa kenal bimbel Cokro.

d. Program apa saja yang direncanakan?

Jawab: itu biasanya barengan sama yang pusat sih mbak, jadi kayak ada komando. Kayak misalkan ada event-event, atau demo SMART, kompetisi-kompetisi, ada lomba-lomba bidang studi.

e. Siapa publik yang dituju dalam pelaksanaan program?

Jawab: sekolah, kemudian ada orangtua siswa, dan siswa sendiri.

f. Bagaimana pemilihan media yang akan mendukung strategi Public Relations?

Jawab: kayak kemarin iklan di koran, Kantor Pusat ada iklan di TV, kemudian ada brosur.

g. Apa yang paling diutamakan: (Strategy of publicity) publikasi? (Stategy of persuation) Mempengaruhi masyarakat? (Strategy of argumentation) Mengantisipasi berita negatif? Atau (Strategy of image) membentuk citra positif?

132 Jawab: membentuk citra positif.

h. Adakah pengawasan dalam pelaksanaan strategi Public Relations?

Jawab: ada. Kan ada evaluasi yang minimal setahun dua kali itu evaluasi dari owner. Kemudian kita setiap bulan juga ada meeting untuk cabang yang ada di Jogja. Ada namanya Manager Area, jadi dia di atasnya Manager Cabang. Jadi koordinatorlah...

i. Siapa saja yang diharapkan datang ke bimbel Cokro? Jawab: siswa.

j. Fasilitas apa saja yang diperoleh oleh konsumen?

Jawab: smart book, kemudian ada smart excercises, ada yang namanya smart test, kemudian ada smart consys untuk konsultasi, ya kebanyakan produknya produk benda ya. Kalau benda buku, kalau smart consys itu kan fasilitas untuk ke jenjang berikutnya, seperti untuk SMP mau maju SMA, nemnya berapa, targetnya berapa, terus kemudian ada free konsultasi privat setiap hari. Di sini kita juga sudah bekerjasama dengan bank BCA, jadi pembayaran biar bisa lewat transfer.

k. Bagaimana caranya dalam membentuk citra positif?

Jawab: dari kita sendiri sih sebenarnya sama siswa, pada saat siswa-siswa kita itu bagus minimal kita tidak perlu banyak omong, yang banyak omong bakal siswa itu sendiri.

l. Siapa sajakah publik yang terlibat untuk bekerjasama?

Jawab: ada owner, kemudian ada manager area, ya ada dari manajemen pusat kan kita franchise kan mbak. Ada kebijakan dari pusat kita dari cabang yang ngikutin.

m.Siapa yang berwenang dalam manajemen strategi?

Jawab: kalau di pusat udah ada draftnya, kalau di cabang itu tergantung dengan cabangnya sendiri. Namanya cabang itu tergantung dengan managernya.

2. Pelaksanaan Strategi Public Relations

a. Kapan pelaksanaan strategi tersebut dilaksanakan? Jawab: biasanya awal tahun ajaran.

133

b. Berapa lama program tersebut dilaksanakan?

Jawab: soalnya gini mbak, kalau Cokro tergantung dari waktu yang diberikan sekolah. Makanya kita biasanya awal tahun ajaran baru, misalkan kita schedule biasanya Juli kalau enggak Januari. Tapi kemudian sekolah minta “mbak, Desember bisa enggak?” dan sebagainya itu kan dari sekolah, tapi pengambil keputusan memang dari Cokro sih tapi partner paling penting kan sekolah.

c. Adakah rencana cadangan apabila rencana utama gagal? Jawab: jelas ada mbak.

3. Evaluasi Strategi Public Relations

a. Apakah diadakan rapat setelah dilakukan membentuk citra positif?

Jawab: ya, itu kan minimal kita tiap bulan kan evaluasi antar cabang, karena kadang di cabang ini berhasil tapi di cabang ini tidak. Artinya ya melihat juga kondisinya di sana bagaimana dan sebagainya.

b. Apakah strategi yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan?

Jawab: kalau saya bilang sesuai itu kan masih belum ya mbak, karena kita selalu mencari informasi yang paling bagus.

c. Apa yang menjadi penghambat dalam membentuk citra positif?

Jawab: nah itu, mungkin karena franchise ya mbak kita tidak bisa mengcover semua orang yang terlibat. Artinya jika cabang itu bagus tapi ada yang tidak bagus yang ada masalah, akhirnya terkena imbas semuanya. Yang kedua, berbicara tentang personal. Artinya gini, mungkin itu gak terus membicarakan Cokro, misalkan saya bermasalah ketakep polisi gara-gara tilang dan sebagainya itu kan kena juga akhirnya. Jadi karena ini franchise ya dampaknya akan terasa pada saat yang lain ada masalah akhirnya lainnya juga terkena.

d. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam membentuk citra positif? Jawab: kita udah punya brand image sih, tau kan mbak udah 34 tahun Cokro brand image sudah tertanam sekali. Sampai misalkan “les ning endi?” les ning Cokro, jadi sampai bimbingan yang lain pun namanya jadi

134

Cokro walaupun ada merek. Jadi misalkan beli pasta gigi, dulu orang-orang bilangnya odol padahal mereknya gonta-ganti. Motor, pasti bilangnya honda. Jadi imagenya bimbel itu masih Cokro, itu yang efek banget sih mbak.

e. Apa yang menjadi ancaman dan peluang selama proses strategi berlangsung?

Jawab: kita sendiri sih, kita enggak bisa memberikan yang sesuai dengan yang dijanjikan pada konsumen. Maksudnya gini, kadang kita memikirkan sesuatu ini, ini, ini, tapi kan ada kendala yang kembali ke kita sendiri. Namanya juga strategi pasti secara tim kan mbak, pada saat ada tim yang goyah atau apa itu sebenarnya menjadi ancaman kita sendiri bukan ancaman dari luar sih sebenarnya. Kalau ancaman dari luar ya banyak bimbel yang lain. kalau peluang ya yang namanya bisnis bimbel itu seperti bisnis rumah makan. Terserah kita mau makan apa, dimana dan dengan budget berapa. Apalagi sekarang banyak orangtua yang kayaknya banyak lepas tangan yang penting anak saya pintar dan sebagainya. Yang penting anak pulang sekolah ada kegiatan.

135

Dokumen terkait