• Tidak ada hasil yang ditemukan

SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA

TRANSKIP WAWANCARA SISWA

Tema Pembelajaran Muhadatsah

Dengan Metode Mubasyaroh di Kelas

Informan A. Najwa

B. Lathifah Insani

Hari/Tanggal Sabtu, 9 Mei 2018

Tempat Teras depan Boarding School

SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

1. Bagaimana cara guru menjelaskan/mengajarkan muhadatsah dengan metode mubasyaroh di kelas?

A. Pada awalnya Bu Nisa itu mengucapkan kosa kata berulang-ulang kali sampai siswa hafal akan lafadz kosa kata tersebut. Biasanya bu Nisa ngasih kosa kata 5 hingga 10 kosa kata di setiap pertemuannya. Ketika pengucapan kosa kata bahasa Arab tersbut, Bu Nisa juga sambil memeragakan dengan alat peraga ataupun pergerakan badan beliau. Setelah selesai bu Nisa menuliskan kosa kata di papan tulis kemudian kita menuliskan di buku catatan kita masing-masing. Setelah selesai mencatat, Bu Nisa memberikan soal latihan untuk di kerjakan. Sambil mengerjakan soal, kita pun di minta Bu Nisa untuk menghafalkan kosa kata tadi yang telah diberikan. Tidak harus semuanya dihafalkan, yang penting kita semua maju untuk menghafalkan.

B. Pada awalnya Bu Nisa itu mengucapkan kosa kata berulang-ulang kali sampai siswa hafal akan lafadz kosa kata tersebut. Biasanya bu Nisa ngasih kosa kata 5 hingga 10

148

kosa kata di setiap pertemuan-nya. Ketika pengucapan kosa kata bahasa Arab tersbut, Bu Nisa juga sambil memeragakan dengan alat peraga ataupun pergerakan badan beliau. Setelah selesai bu Nisa menuliskan kosa kata di papan tulis kemudian kita menuliskan di buku catatan kita masing-masing. Setelah selesai mencatat, Bu Nisa memberikan soal latihan untuk di kerjakan. Sambil mengerjakan soal, kita pun di minta Bu Nisa untuk menghafalkan kosa kata tadi yang telah diberikan. Tidak harus semuanya dihafalkan, yang penting kita semua maju untuk menghafalkan. Terkadang kalau di akhir pelajaran beliau bercerita tentang berbagai pengalaman beliau saat masih menjadi santri. Kadang juga di kasih cerita-cerita yang mendidik agar kita tetap semangat belajar bahasa Arab. 2. Apakah Anda merasa

kesulitan untuk mengikuti pembelajaran muhadatsah dengan metode mubasyaroh?

A. Lumayan merasa kesulitan, karena saya masih bingung dengan tatanan bahasanya dan juga bahasanya, khususnya dalam percakapnnya dan memahami arti dalam bahasa Arab. Bu guru pun jika mengajar dikelas sering berbicara dengan bahasa Arab, jadi saya sulitnya disitu

B. Ya ada yang sulit. Kesulitan saya ketika menemui kosa kata yang hamper sama. Seperti contohnya "ةضيب" dan"ضيبأ" . saya sering salah

149

menerjemahkan jika menemui kosa kata tesebut.

3. Apakah anda menyukai pelajaran bahasa Arab? Apa alasan Anda?

A. Suka, karena selama 6 tahun di SD saya sudah belajar bahasa Arab, dan ternyata di SMP diulangi lagi materinya. Jadi saya pada mengingatkan materi-materi pelajaran yang terlupakan. Dan saya tidak bosan juga walaupun diulangi dari awal.

B. Saya menyukai pelajaran ini, karena saya ingin menjadi Guru Bahasa Arab seperti Bu Nisa. Dan saya ingin menyambut tamu dari Arab, keliahatanya sangat menarik dan menambah pengalaman ya. Dan tentunya juga membutuhkan usaha dan belajar dengan giat agar dapat mencapai apa yang saya inginkan.

4. Adakah yang memotivasi Anda karena Anda menyukai pelajaran bahasa Arab?

A. Ada, karena suka dengan pelajaran bahasa Arab, saya juga pengen lancar muhadatsahnya seperti bu guru, dan InsyaAllah setelah lulus dari SMP saya ingin masuk pondok Gontor, makanya saya antusias belajar bahasa Arab, khususnya muhadatsah.

B. Motivasi saya belajar bahasa Arab ini adalah, saya ingin lancar berbicara bahasa Arab dan memahami bahasa Arab lebih dalam.

5. Adakah efektifitas/ peningkatan dalam diri Anda setelah mendapatkan pembelajaran muhadatsah dengan metode mubasyaroh?

A. Ada, saya mendapatkan motivasi dan semangat dari teman saya yg dulu satu sekolah dengan saya, sebelumnya saya malas dan bosan sekali dengan pelajaran bahasa Arab. Karena

150

saya termotivasi nilai bahasa Arab saya, saya belajar dan menyukai pelajaran tersebut, dan Alhmadulillah nilai saya naik secara bertahap. Dan kita saling memberikan motivasi dan semangat.

B. Ada, Karena kelas Program Khusus sangat dituntut dalam hafalan Al-Qur’an. Saya merasakan sedikit demi sedikit kemudahan dalam memahami arti dari Al-Qur’an. Jadi ketika membaca Al-Qur’an tidak berani sembarang membaca, dan lebih memperhatikan tajwid, karena salah pengucapan juga salah dalam terjemahan. Selain itu juga saya sedikit demi sedikit saya dapat memahami apa yang Bu Nisa ucapkan saat Bu Nisa berbicara bahasa Arab dengan Miss Rima dan juga saat Bu Nisa mengajarkan Muhadatsah di kelas.

151 Catatan Lapangan 1

Metode Pengumpulan Data : Observasi dan Wawancara

Hari/tanggal : Jum’at, 9 Maret 2018

Waktu : 19.11-20.26

Lokasi : Boarding School SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta

Sumber Data : Guru, Boarding School, dan

Gambaran Pembelajaran bahasa Arab

Deskripsi Data :

Peneliti mendatangi Boarding School SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dan bertanya-tanya dengan Ibu Nisa Hanifa, S.Ud selaku guru bahasa Arab kelas Program Khusus SMP Muhammadiyah 5 Surakarta mengenai proses pembelajaran bahasa Arab di kelas dan juga problematika yang beliau hadapi ketika mengajarkan metode mubasyaroh pada muhadatsah. Selain itu peneliti juga mengobservasi lingkungan dan kegiatan apa saja yang ada di Boarding School SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Beliau selain menjadi guru bahasa Arab, juga merangkap sebagai Koordinator pembimbing Boarding School tersebut.

Hasil dari observasi dan wawancara malam itu adalah, peneliti mengetahui bagaimana gambaran proses pembelajaran bahasa Arab di kelas, yaitu saat beliau mengajar pada awalnya melafadzkan kosa kata dalam bahasa Arab kemudian diikuti oleh peserta didiknya. Beliau memberikan 10 kosa kata di setiap pertemuannya. Cara beliau mengajarkan kosa kata baru kepada peserta didiknya adalah dengan cara menunjuk pada benda atau objek yang sesuai dengan makna kosa kata yang dilafadzkan oleh guru pengajar bahasa Arab. Setelah selesai melafadzkan pada peserta didiknya, beliau menuliskan kosa kata yang tadi diajarkan di papan tulis dan meminta siswanya untuk menuliskannya di buku catatan masing-masing. Setelah itu, beliau memberikan soal yang biasanya dibuat sendiri oleh beliau ataupun dari buku. Sembari mengerjakan soal, beliau meminta peserta didiknya

152

untuk menghafalkan kosa kata yang tadi beliau berikan. Tidak harus semua kosa kata dihafalkan, namun semua peserta didiknya diwajibkan untuk maju menghafalkannya. Setelah selesai pembelajaran beliau memberikan motivasi dan semangat pada siswanya agar selalu semangat untuk belajar bahasa Arab. Jika jam pelajaran masih ada, biasanya peserta didiknya memeinta cerita atau inisiatif beliau sendiri untuk bercerita tentang pengalaman beliau semasa menjadi santri dan cerita-cerita edukatif lain. terkadang beliau juga memperlihatkan video dan juga film-film edukasi, agar peserta didiknya tidak bosan dan juga tetap menarik untuk belajar bahasa Arab. Ketika mengajarkan bahasa Arab dengan menerapkan metode mubasyaroh, beliau mengalami beberapa kendala, berikut kendalah-kendala atau problematika yang dihadapi oleh beliau.

Yang pertama, kurangnya minat belajar bahasa Arab pada siswa.

Kedua, siswa kurang serius dalam belajar bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah elajaran muatan lokal dan pelajaran tersebut tidak diujikan saat Ujian Nasional dan juga Ujian Sekolah. Maka dari itu peserta didiknya mengesampingkan pelajaran bahasa Arab. Ketiga, masih sulitnya menerapkan kosa kata bahsa Arab untuk dipraktekkan dalam percakapan sehari-hari. Keempat, lingkungan berbahasa yang kurang mendukung untuk menerapkan muhadatsah.

Ketika peneliti sedang mewawancarai Ibu Nisa Hanifa, S.Ud, tiba2 ada seorang siswi yang hendak keluar meminta izin pada beliau, namun ketika ditanyai dengan bahasa Arab dengan pertanyaan “ilā ayna yā ukhtī ?”. Siswipun terdiam sejenak karena kurang paham apa yang diucapkan oleh beliau. Kemudian beliau berusaha memahamakn dapa yang beliau ucapkan dengan cara menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Kemudian siswi tersebut sedikit-sedikit memahaminya. Namun beliau tetap meminta siswinya untuk menjawab dengan bahasa Arab. Setalh dpat menjawab dengan bahasa Arab dengan bantuan ibu Nisa Hanifa, siswi yang hendak izin tadi diizinkan keluar.

153

Interpretasi :

Dapat diambil hasil dari observasi dan wawancar yang dilakukan peneliti malam itu adalah, peneliti mengetahui gambaran bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab dengan metode mubasyaroh pada muhadatsah di kelas VIII Program Khusus. selain mengetahui gambaran proses pembelajarannya, peneliti juga mengetahui problematika yang dihadapi guru pengajar bahasa Arab kelas Program Khusus. dan peneliti melihat langsung kegiatan di Boarding School SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dan juga penerapan muhadatsah ketika siswi berada di Boarding School. Peneliti melihat bahwasannya siswi masih terlihat malu dan belum mampu merespon percakapan dalam bahasa Arab, namun bila diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, barulah siswinya sedikit demi sedikit dapat memahaminya.

154

Catatan Lapangan 2

Metode Pengumpulan Data : Wawancara dan Observasi

Hari/tanggal : Rabu, 3 April 2018

Waktu : 19.19-20.28

Lokasi : Boarding School SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta Sumber Data : Siswi Kelas VIII Program Khusus

Deskriptif Data :

Peneliti melakukan wawancara dengan dua orang siswi kelas VIII Program Khusus terkait dengan problematika penerapan metode langsung di kelas dan juga bagaimana penerapannya ketika dalam pembelajaran di kelas. Selain melakukan wawancara, peneliti mendokumentasikan kegiatan dan juga lingkungan sekitar sekolah.

Hasil dari wawancara yang didapatkan peneliti setelah mewawancarai dua siswi kelas VIII Program Khusus SMP Muhammadiyah 5 Surakarta adalah bahwasannya kedua sisiwi tersebut menceritakan saat Ibu Nisa Hanifa, S.Ud mengajar bahasa Arab dengan metode mubasyaroh pada muhadatsah di dalam kelas, yaitu pada awalnya bu guru memberikan kosa kata baru dengan cara melafalkan kosa kata tersebut, kemudian siswa yang lain menirukan. Saat pelafalan kosa kata, bu guru sambil menunjuk pada beda atau objeknya, jadi para siswa mengetahui arti atau makna dari kosa kata tersebut tanpa harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa Ibu. Setelah selesai meemberikan kosa kata, biasanya bu ibu Nisa Hanifa, S.Ud menuliskan kosa kata tersebut di papan tulis, kemudian para siswa mencatatnya di buku catatan, sekalian diberikan tugas oleh beliau. Sembari mencatat dan mengerjakan tugas dari Ibu Nisa Hanifa, beliau meminta agar siswanya maju menghadap beliau untuk menghafalkan kosa kata tersebut, beliau tidak mewajibkan semua kosa kata untuk dihafalkan, boleh beberapa saja yang penting siswa maju untuk mengahfalkan kosa kata tersebut. Kemudian jika jam pelajaran masih ada, terkadang

155 beliau diminta siswanya untuk bercerita ataupun bercerita tentang pengalamannya terdahulu saat masih menjadi santri, ataupun bercerita yang lain yang mengandung pendidikan. Jika tidak bercerita, beliau memperlihatkan video atau film yang bertemakan pendidikan. Agar para siswanya tetap semangat dan termotivasi untuk belajar, khususnya belajar bahasa Arab.

Kesulitan yang dihadapi oleh siswa adalah, sulitya membedakan kosa kata yang hampir mirip, seperti “Abyad” (putih) dan “Baidhoh” (telur), kemudian kesulitan yang lain adalah menghafalkan kosa kata, sering keluapaan jika sudah berhadapan dengan guru pengajar bahasa Arab. Kemudian merekapun masih malu-malu ketika berbicara dengan bahasa Arab, malu jikalau diejek teman-teman yang lain, takut salah juga saat berbicara dengan bahasa Arab.

Interpretasi :

Peneliti mengetahui cara guru menerapkan metode mubasyaroh saat pembelajaran di kelas, selain itu peneliti juga dapat menyimpulkan bahwasannya kesulitan yang dihadapi oleh siswa tidak lain adalah kesulitan untuk menghafalkan kosa kata bahasa Arab. Selain itu terdapat kesulitan lain yaitu sulit membedakan arti dari kosa kata bahasa Arab yang hampir mirip, padahal artinya pun jauh berbeda. Kemudian mereka juga masih malu ketika peneliti menanyai siswa dengan bahasa Arab, dan masih bingung juga menangkap arti dari apa yang diucapkan oleh peneliti.

156

Catatan Lapangan 3 Metode Pengumpulan Data : Observasi Kelas

Hari/tanggal : Rabu, 2 Mei 2018

Waktu : 14.12-15.10

Lokasi : SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

Sumber Data : Guru dan Siswi kelas VIII Program Khusus

Deskripsi Data :

Peneliti melakukan obeservasi dan pengamatan proses pembelajaran bahasa Arab dengan metode mubasyaroh pada muhadatsah di kelas VIII Program Khusus SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Saat itu Ibu Nisa Hanifa, S.Ud selaku guru bahasa Arab di kelas tersebut sedang menyampaikan materi tentang “

ﺕﻱﺍﻭﻩﻝﺍ

”. Kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik, tidak terlalu aktif namun kondusif. Saat menjelaskan materi tersebut, beliau menggunakan slide power point, karena terbatasnya property yang ada, maka beliau menggunakan powe point untuk di tampilkan. Peserta didik memperhatikan beliau meberikan materi bab “

ﺕﻱﺍﻭﻩﻝﺍ

”. Materi yang diajarkan meliputi hobi : sepak bola, bulu tangkis, berenang, memancing, membaca buku, memasak, dan lain sebagainya. Ketika beliau sedang menyebutkan macam-macam hobi, para siswi sedikit sibukberbincang-bincang dengan teman sebangkunya. Sesekali Ibu Nisa Hanifa menegurnya, namun tetap kembali berbincang-bincang. Karena terlalu sering mengabaikan, beliau menghampiri dan menegur agar memperhatikan pelajarannya kembali. Setelah di hampiri dan ditegur, kedua siswi tersebut tidak lagi melakukannya lagi. Pembelajaran bahasa Arab di kelas tersebut berlangsung mulai pukul 13.45-15.15. Selesai memberikan kosa kata dan meminta peserta didiknya untuk mencatat dan mengerjakan soal, beliau meminta peserta didiknya untuk menghafalkan kosa kata ke depan kelas. Saat ini lah keadaan kelas menjadi aktif karena suara-suara yang bersaut-sautan hafalan kosa kata dari peserta didiknya. Namun masih terlihat kondusif.

157 Para peserta didik maju untuk menghafalkan. Saat sedang menghadap kepada Ibu Nisa Hanifa, S.Ud selaku guru bahasa Arab, siswi tidak hanya maju untuk menghafalkan, namun juga ada tanya-jawab dengan beberapa pertanyaan, hal ini dilakukan agar peserta didiknya tidak hanya paham artinya saja, namun juga untuk ujian lisan yang akan diadakan menjelang ujian tengah semester dan akhir semester.

Saat jam menunjukkan pukul 15.06 para peserta didik merengek untuk segera diakhiri pembelajaran siang itu. Para siswi pun yang sudah menghafalkan pun bersiap-siap untuk shalat Ashar di mushola sekolah. Saat jam menujukkan pukul 15.10 bel tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi, para siswa duduk dengan rapi. Dan Ibu Nisa Hanifa segera mengakhiri pelajaran dengan motivasi dan mendoakan peserta didiknya agar selalu sukses. Sebelum keluar dari kelas, beliau mengucap salam, kemudian para siswi berlarian menuju mushola.

Interpretasi :

Dari observasi di kelas, dapat diperoleh kesimpulannya. Bahwasannya keadaan saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas siang itu berjalan dengan baik, ramai, namun tidak begitu aktif dengan pertanyaan yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan namun dengan perbincangan yang dilakukan siswi dengan sebangkunya hingga guru pengajar bahasa Arab di kelas menghampiri dan menegurnya. Keadaanya dapat dibilang, sedikit ramai namun kondusif, karena di kelas tersebut adalah kelas perempuan. Dan jika perempuan ditegur, akan langsung diam dan tidak mengulanginya kembali. Dan dapat dilihat juga bahwa konsentrasi siswi siang itu berkurang dan mengantuk karena lelah dan kenyang karena jajan sebelum masuk ke kelas. Namun hal tersebut tidak menjadikan siswi untuk tidak menghafalkan kosa kata yang diberikan ibu Nisa Hanifa, mereka tetap menghafalkan. Setelah selesai menghafalkan, para siswi merengek untuk segera diakhiri saja pembelajaran. Tak lama kemudian bel berbunyi, guru pun mengakhiri pelajaran, dan para siswi berlarian ke mushola.

158

LAMPIRAN

Dokumen terkait