• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 8. Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah (DA)

Hari, tanggal : Sabtu, 9 April 2016 Tempat : Ruang Kantor Guru Sumber : Kepala Sekolah (DA)

Peneliti : “Apakah sekolah menyediakan alat program-program khusus, seperti pengolah kata, gambar, atau komputer?”

Informan : “ada mbak kalau itu. Termasuk di kelas kelas kan ada gambar- gambar. Jadi kami menyediakan. Yang dimaksud pengolah kata itu seperti apa?”

Peneliti : “ya pengolah kata seperti pada komputer kan ada microsoft word nya. Oh ada mbak. Ada.”

Peneliti : “Apakah ibu mengetahui adanya program pembelajaran dalam kelompok kecil di setiap kelas? apakah guru memberdayakan pembelajaran dalam kooperatif learning?E kalau saya tahu itu. Karena setiap kali melakukan PKG selalu ada guru membuat kelompok- kelompok untuk pembelajaran kelompok atau diskusi.”

Peneliti : “Apakah sekolah memprogramkan pembuatan rangkuman materi untuk siswa yang membutuhkan?”

Informan : “Iya mbak karena itu termasuk dalam penilaian. Kadang-kadang anak-anak yang ABK itu oleh guru kan diberi soal sendiri kemudian ada SPPI sendiri.”

Peneliti : “kalau untuk pemrograman lembar soal atau lembar kerja khusus untuk siswa yang membutuhkan itu disediakan khusus atau bagaimana bu?”

Informan : “Kalau untuk yang ke-ABK-an nya tidak terlalu parah ya itu nanti hanya disamakan dengan yang lain. Tapi kalau sudah anak-anak itu sudah tidak mampu itu dibuatkan sendiri oleh guru kelasnya.”

Peneliti : “Ohgak dari dinas bu?”

Informan : “enggak, dibuatkan soal sendiri.”

Peneliti : “kalau untuk penyediaan alat dan bahan untuk mempermudah siswa dalam pengerjaan tugas itu apakah sekolah memprogramkan juga?” Informan : “iya mbak, terlebih kalau ada siswa yang mempunyai kelainan apa ya

yang hampir tuna netra itu low vision itu guru menyediakan sendiri soal yang diperbesar, ya semisalnya anak biasanya font nya itu 14 anak itu bisa sampai 16 bahkan sampai 24.”

Peneliti : “Oh besar sekali ya bu?”

Informan : “iya jadi seperti koran itu fontnya. Kemudian anak juga sudah di.. kalau tahun lalu kan ada beasiswa ya, beasiswanya itu ada yang dibelikan lup ada yang dibelikan alat pendengaran. Dari sekolah tapi dari biaya program inklusi.”

148

Informan : “ada tapi yang dua tahun kemarin, untuk tahun sekarang itu tidak ada. Tahun yang kemarin-kemarin itu ada biasiswa diberikan kepada anak-anak yang inklusi.”

Peneliti :“Kalau untuk perpanjangan waktu atau jeda istirahat saat pengerjaan apakah sekolah disediakan dalam setiap ulangan atau tes?”

Informan :“iya mbak. Kalau dalam ulangan itu disesuaikan. Biasanya anak- anak itu walaupun berkebutuhan khusus, anak-anak kan sudah bosan ya dengan perpanjangan, terlebih untuk pengerjaan soal-soal itu ada waktu perpanjangan. Tapi untuk siswa lamban belajar dianggap masih mampu untuk mengikuti waktu yang ada. Jadi tidak ada perpanjangan. Jeda istirahat tidak ada ya mbak.”

Peneliti :“Jadi kayak gitu tergantung masing-masing guru kelasnya ya bu?” Informan : “He.eh masing masing guru kelas. Tapi memang untuk anak yang

berkebutuhan khusus memang berhak untuk mendapatkan perpanjangan khusus.”

Peneliti : “kalau untuk pengulangan tes apakah pernah ada?”

Informan : “Kalau pengulangan gak ada ya, adanya hanya remidi. Kalau anak belum mencapai KKM bukan diulangi tapi diremidi dan pengayaan bagi yang lebih KKM. Kalau anak ABK kebanyakan kan dibawah KKM jadi ikut yang remidi.”

Peneliti : “kalau menurut yang ibu tahu apakah di setiap kelas itu terdapat rotasi tempat duduk?”

Informan : “ya, karena saya mendapat laporan dari wali agar ada keadilan. Tapi cuman untuk anak yang berkebutuhan khusus memang tidak di rotasi. Jadi misalnya untuk anak yang low vision meskipun anak-anak lain dirotasi dia tetap berada di depan. Termasuk anak-anak yang tidak dapat berkonsentrasi dia tidak diletakkan di depan karena nanti pasti tidak fokus.”

Peneliti : “Kalau untuk saat tes apakah siswa berkebutuhan khusus mendapat penempatan khusus atau sesuai aturan yang lain?”

Informan : “untuk tes saja itu disesuaikan sesuai kebutuhan mbak?” Peneliti :“kalau untuk slow learner?”

Informan : “kalau untuk slow learner itu gak terlalu nganu ya.. kalau untuk slow learner ya sesuai dengan aturan. Kalau untuk anak yang low vision selain slow learner itu nanti ada kebijakan khusus ta.”

Peneliti : “apakah di sekolah ini terdapat transparansi kalau anaknya termasuk siswa berkebutuhan khusus?”

Informan : “iya kalau orang tua nya itu kan dipanggil, dikasih tau kalau putranya itu seperti ini. Karena biasanya kan terlihat ketika yang kelas satu itu belum diasesmen hasilnya seperti ini. Kalau sudah diasesmen nanti kan ini putra ibu itu kondisinya seperti ini termasuk anak berkebutuhan khusus. Kalau ABK kan ada aturan tidak boleh tinggal kelas. Kalau anak tidak tinggal kelas kan taunya anak itu tidak berkebutuhan khusus lancar-lancar saja. Padahal kondisinya seperti itu. Seperti kondisi YK saat ini kelas ini. Orang tuanya dipanggil. Ini lho pak kondisi putra bapak seperti ini. Saya tetep anu kalau nanti

149

putra bapak kalau bisa mengikuti nanti saya ikutkan USDA. Kalau tidak dapat ya mohon maaf tidak lulus kan tidak bisa lanjutkan. Jadi saya kasihtau orang tuanya.”

Peneliti : “jadi kalau tidak ikut USDA tidak dapat lulus?”

Informan : “lulus, tapi nanti tidak punya SKHUN dan tetap melanjutkan tapi tanpa nilai SKHUN. Sekolah yang nanti mau melanjutkan itu harus sekolah penyelenggara inklusi.”

Peneliti : “belum tentu semua sekolah itu menerima ya bu?”

Informan : “iya tentu saja harus sekolah penyelenggara inklusi, ada SMP ada SMA kan ada inklusi.”

Peneliti : “kalau dari sekolah ini ada gak buk kegiatan khusus untuk anak berkebutuhan khusus?”

Informan : “kalau untuk khusus sekolah itu enggak ya, tapi untuk perlombaan dengan sekolah sekolah lain itu khusus untuk anak berkebutuhan khusus.”

150

Lampiran 9. Wawancara dengan Siswa Slow learner

Dokumen terkait